Pacar 99% Bab 13
Oleh Sept September
'Jadi dia inget aku, kan? Tapi pura-pura gak kenal? Astaga, licikk sekali cowok ini!' gerutu Tata dengan tatapan dingin. Ia sebal karena kemarin Dimas bahkan berlagak tidak kenal dan sekarang malah menyapanya.
Bukannya menyambut uluran tangan pemuda tersebut, Tata memilih bangun sendiri. Ia acuh pada uluran tangan tersebut, dan hal itu membuat Dimas tersenyum kecut. Tidak marah, tidak kecewa juga. Dia masih ingat bagaimana Tata dulu, tidak jauh beda dengan dulu.
'Ternyata kamu sama, bahkan waktu tidak bisa mengubah rasa itu.'
Tata memilih berjalan terlebih dahulu, seolah tidak peduli pada Dimas yang mulai mengikuti dari belakang, persis seperti beberapa tahun silam.
"Ta ... tunggu!"
"Masih ingat aku? Kirain sudah lupa, aku pikir dah amnesia!" ketus Tata. Padahal, jauh di lubuk hatinya, ia sedikit puas dan senang karena Dimas ternyata masih menginginnya.
Tata yang jual mahal, kembali mempercepat langkah kakinya. Berjalan menyusuri jalan setapak, dengan pohon yang ada di sekitarnya. Udara juga masih terasa sejuk, benar-benar suasana yang menyenangkan. Sayang, karena kehadiran Dimas, suasana hatinya sedikit terusik.
"Bagaimana kabarmu!" tanya Dimas sembari menyamakan langkah dengan Tata yang berjalan sangat cepat di depannya.
"Baik!" jawab Tata singkat dan padat.
"Jangan cepat-cepat, Ta. Sini ... aku bawain ranselmu."
"Gak usah, terima kasih."
Dimas tersenyum tipis, kemudian langsung menarik bagian belakang ransel Tata. Hinga langkah gadis remaja itu langsung terhenti seketika.
"Dimasass!" sentak Tata yang kesal.
Keduanya ribut terus, disaksikan teman dan juga senior mereka yang berjalan di belakang.
"Aku bawain!"
"Aku bilang gak usah!"
Dimas lantas menatap dalam, membuat Tata menyerahkan saja ranselnya tersebut. Mereka berdua akhirnya tidak berdebat lagi, dan Tata mulai bertanya dengan nada normal, mungkin juga karena penasaran.
"Tinggal di mana sekarang?"
"Malang."
"Oh."
"Kenapa?"
"Gak kenapa-kenapa!" jawab Tata gengsi.
"Tapi aku sering ke Jakarta kok. Awal bulan kemarin ke Jakarta, ada acara keluarga."
'Gak Tanya!' jawab Tata dalam hati.
"Oh!"
"Kamu sekarang tinggal di mana? Masih tinggal di tempat yang sama atau ...?" Dimas ganti bertanya, sebab ia sebenarnya juga kepo banget sama kehidupan Tata.
"Aku kos!" sela Tata.
"Kapan-kapan boleh main?" pancing Dimas.
"Gak nerima tamu cowok!" celetuk Tata tegas.
"Oke, kapan-kapan aku samperin kamu di Jakarta. Kalau pas kuliah libur."
"Eh." Tata langsung bengong.
"Kenapa? Jangan bilang kamu sudah ada pacar. Kita belum putus."
Tata yang tadinya mulai jalan santai, seketika berhenti mendadak.
"Kita masih pacaran, meskipun break beberapa tahun," ucap Dimas enteng. Membuat Tata tidak bisa berkata-kata.
"Kamu kok berasumsi sendiri, dan kata siapa kita masih pacaran? Kita udah selesai, dan aku sudah punya cowok sekarang,' ujar Tata bohong.
"Benar, kamu memang sudah punya cowok sekarang ... itu aku," kata Dimas dengan senyum manis. Membuat Tata ingin marah, tapi Dimas yang sekarang memang jauh lebih tampan.
"Ngawur! Sini, balikin ransel aku!" Tata merebut ranselnya dengan paksa, membuat ia sedikit oleng. Beruntung tangan Dimas langsung meraih lengannya. Mencengkram kuat agar Tata tidak jatuh.
"Hati-hati, Ta!"
Dari belakang, beberapa anak malah bersorak.
"Huuuu ....!"
Tata langsung menepis tangan Dimas, gadis itu lantas berjalan cepat, karena baru sadar sejak tadi mereka berdua jadi pusat perhatian.
Tap tap tap
"Jangan deket-deket, Dim! Di sana juga ada tempat!"
Tata menjaga jarak agar keduanya tidak terlalu dekat.
Dimas yang sudah kangen sikap bawel dan dinginnya Tata, hanya tersenyum dan mengikuti Tata dari belakang, sampai mereka pada pos kedua.
Cuaca kurang bersahabat, tiba-tiba turun hujan deras. Mereka pun berdesak-desakan di pos yang terhitung kecil tersebut.
"Nanti kamu basah, agak ke sini!" titah Dimas sambil menarik tangan Tata. Dimas kemudian meletakkan ransel dan melepaskan jaket yang ia kenakan.
"Pakai ini!" bisik Dimas.
Mata Tata bisa melihat, bagaimana orang-orang di sana melihat ke arahnya.
"Suit ... suit!"
"Ehem ... ehem!"
Kembali terulang, masa abu-abu di mana Tata jadi bahan ledekan teman-temannya akibat sikap manis Dimas di depan semua orang. Membuat ia merasa amat malu.
"Gak usah! Pakai sendiri saja!" Tata menolak meskipun angin kencang membuatnya merasa kedinginan.
Akan tetapi, Dimas yang menang pantang menyerah sejak jama abu-abu tersebut, dengan sabar mengenakan jaket itu di punggung Tata.
"Nanti kamu sakit!" ucapnya.
Tata pun menerima jaket itu, lagian anginnya juga cukup kencang. Tanpa sadar ingatan Tata lari ke beberapa tahun lalu. Hingga hujan reda, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan.
***
Medan yang basah, becek karena kena air hujan sesaat yang lalu, membuat mereka semua harus hati-hati agar tidak jatuh. Tanah yang basah, sudah pasti membuat mereka kesulitan untuk jalan. Beberapa Kali Tata dan yang lain terlihat seperti akan terpeleset.
"Pakai ini, Ta!" Dimas mematahkan tongkat kayu. Ia berikan pada Tata.
"Gak usah," tolak Tata tanpa menatap uluran tongkat kayu tersebut.
Alhasil, baru beberapa jengkal, Tata malah berhasil terpeleset sempurna. Gadis itu jatuh dengan posisi duduk, membuat tulang ekornya sakit.
"ASTAGA, Ta!"
Buru-buru Dimas membuang tongkat tersebut dan langsung jongkook di depan Tata.
"Kamu gak papa?"
Malu, Tata malah menundukkan wajah. Kemudian mencoba bangun, eh malah kepelset kembali.
"Aku bilang hati-hati," ucap Dimas kemudian melepaskan ranselnya. Pria itu kemudian berbalik dan jongkook di depan sang gadis.
"Naik!"
BERSAMBUNG
Follow yukkk
Fb Sept September
IG Sept_September2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Zamie Assyakur
sweet..sweet.... Dimas 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-05-26
1
Khasanah Mar Atun
jual mahal melulu ta...tar nyesel loh
2023-01-24
0
Ney Maniez
geregetan ma c tata🤦♀
2022-12-08
1