Pacar Idiot Bab 7
Oleh Sept September
Seharian ini mood Tata langsung anjlok, bahkan saat mengerjakan ulangan harian MTK di jam terakhir, ia tidak yakin akan dapat nilai sempurna seperti biasanya. Kepalanya dipenuhi pikiran tentang cowok dimsum yang membuat hari-hari menjadi berantakan.
KRING .... KRING ...
Bell pulang sekolah berbunyi, Tata membereskan mejanya dengan muka yang ditekuk.
"Udah! Ngapain kamu galau begitu?"
Tata menatap teman satu bangkunya itu. Dian tersenyum tipis seolah meledek. Karena bintang kelas malah pacaran sama cowok bodohh. Ya, Dimas kelihatan normal. Pria itu ganteng, putih, bersih, tinggi, kelihatan sempurna. Akan tetapi, cowok itu tidak begitu pandai dalam pelajaran di sekolah.
Dimas pernah tidak naik kelas, bukan karena dia bandel. Tetapi cowok itu tidak bisa menuntaskan nilai minimal yang disyaratkan untuk naik kelas. Ayah ibunya adalah seorang pendidik, tapi Dimas jauh berbeda dengan orang tuanya. Ia memiliki kelemahan dalam banyak mata pelajaran.
***
"Yan, Gimana dong? Masa aku pacaran sama cowok telmi?" celetuk Tata.
Dian hanya tersenyum sambil jalan, keduanya berjalan bersama meninggalkan kelas.
"Tuh, panjang umur. Orangnya sudah nonggol!" ledek Dian.
"Yah, Yah. Jangan kabur ... ikut!" Tata menarik ujung lengan Dian agar tidak kabur saat Dimas mendekat.
Dian yang jahil, ia malah menepis tangan Tata dan memilih kabur.
"Aku gak ikut-ikut!"
Gadis itu terkekeh dan meninggalkan Tata yang sudah dihampiri oleh pacar pertamanya.
"Pulang bareng."
"Aku naik bus!" jawab Tata ketus.
"Kamu kenapa sih, Ta?"
"Gak usah ikutin aku lagi. Titik!" Tata langsung lari.
Karena masih banyak orang di depan sana, alhasil Dimas tidak mengejar lagi. Padahal ada yang harus Dimas sampaikan hari itu pada Tata. Karena Tata terus menghindar, akhirnya Dimas pun tudak bisa mengatakan apa maksudnya.
***
Seminggu kemudian.
Tata terlihat serius belajar di kelasnya, ia merasa senang sekarang. Sudah seminggu ia tidak melihat Dimas. Hidupnya sekarang santai, karena tidak ada yang mengejar-ngejar dia lagi. Tidak ada lagi cowok yang tiba-tiba berdiri di belakangnya. Tidak ada lagi cowok dimsum yang memaksa naik ke atas motornya, tidak ada cowok yang mendadak duduk di sebelah bangkunya saat jam istirahat. Tata benar-benar menikmati kebebasan.
Suatu pagi, Tata tersenyum cerah saat naik motor. Dia akan berangkat ke sekolah. Sekarang ia mulai berani turun ke jalan raya besar. Hati-hati ia mengendarai motor maticnya, hingga sampai ke sekolah. Tiba di sekolah, di tempat parkir, wajah ceria Tata langsung berubah seketika.
"Hai."
Tata langsung masam. Buru-buru ia melepaskan helm dan memarkir motornya.
"Kamu gak kangen aku, Ta?"
Mata Tata langsung melotot, ia mencebik. Kemudian buru-buru jalan duluan.
"Ta ...!" panggil Dimas yang sudah seminggu tidak muncul di sekolah itu.
"Apa sih, udah sana. Jangan deket-deket!"
Ssttt ...
Tata kaget, karena Dimas meraih lengannya.
"Eh, Dimas!" sentak Tata panik. Karena beberapa orang sedang menyaksikan mereka.
"Apa-apaan kamu? Lepasin nggak?"
"Aku lepasin, tapi kita bicara dulu." Dimas menarik lengan Tata, keduanya masuk pintu menuju lapangan badminton. Masih sepi, karena masih pagi.
"Kamu gak tanya aku ke mana seminggu ini?"
"Gak penting!" jawab Tata jutek.
Dimas menghela napas panjang.
"Bentar lagi aku pindah!"
Untuk sesaat, Tata yang semula cuek, mulai mendengarkan.
"Baguslah!"
"Aku bakalan pindah kota."
'Bagus malahan,' batin Tata.
"Dan lusa mungkin aku terakhir sekolah di sini."
"Hemm. Ya, sudah. Sekarang aku masuk, aku piket!" ucap Tata yang ingin menghindar.
"Ta!" panggil Dimas.
"Apa?"
"Sebelum aku pindah, bisa nggak kita kencan?"
Tata yang semula cuek, tidak mau basa-basi, begitu mendengar ajakan Dimas untuk kencan, dia langsung mendongak.
"Aku ada Les!" jawabnya cepat kemudian.
"Plis, pulang sekolah nanti. Aku tunggu di lapangan ini."
"Eh, gak bisa gitu. Aku ada Les tambahan bahasa English!" sela Tata yang panik.
"Aku tunggu, anggap ini kencan pertama dan ... kencan terakhir." Dimas menatap penuh harap.
Tata menghela napas dalam-dalam, "Lihat nanti!"
Tap tap tap
Buru-buru ia pergi ke kelasnya. Selama pelajaran berlangsung, Tata yang kini sudah main pacar-pacaran, mulai tidak konsen. Sampai ia harus ditarik Dian karena terus saja melamun saat guru memberikan pelajaran.
"Ta! Jangan melamun!"
"Eh ... iya."
"Kamu kenapa sih? Mikirin Dimas lagi?"
"Ish!"
Tata langsung mencubit Dian, dan membuat gadis itu sedikit berteriak karena kaget.
"Dian! Jangan berisik! Sekali lagi kamu bikin gaduh, silahkan keluar!" ujar bu guru marah. Seketika kelas langsung tenang.
Hingga sampai akhirnya jam pulang sekolah, saat semuanya senang, Tata yang terlihat gelisah. Saat baru keluar kelas, ia sudah melirik ke mana-mana. Tidak ada Dimas, tapi begitu ia melihat lapangan badminton, di sana Dimas sedang duduk dengan salah seorang temani.
'Aduh!'
Sementara itu, Dimas yang melihat kemunculan Tata, cowok itu langsung bergegas berdiri keluar lapangan badminton.
"Ta!"
"Hanya sampai jam 4!" cetus Tata.
"Oke!" Dimas mengangguk pelan. Keduanya pun jalan bersama, beberapa anak menyoraki mereka berdua.
"Pakai motorku, motor kamu tinggal di sini. Nanti aku anter ke sini."
Tata ragu, tapi Dimas langsung memakaikan helm di kepalanya. Membuatnya jengkel, tapi tetap menurut.
"Kita ke mana?"
"Nanti kamu bakal tahu!"
Keduanya pun naik motor bersama, pergi ke sebuah tempat yang jauh dari keramaian.
"Dim! Di mana ini?"
Motor mereka berhenti di sebuah tempat, seperti dam air. Terlihat sepi, tapi ada beberapa pasang anak-anak SMA yang juga pacaran di sana. Terlihat dari seragam mereka yang putih abu-abu.
"Gilaa kamu, Dim! Ngapain kamu ajak aku ke sini?"
Tata makin geli, ketika melihat anak-anak yang lain pada mojok dan saling bersandar mesra.
"Udah, aku mau pulang!" kata Tata marah.
Tata langsung naik motor lagi, gak mau turun. Alhasil, Dimas yang memang terlihat kalem tapi menghanyutkan akhirnya mengalah. Mereka pun naik motor lagi, tapi malah berhenti di tempat paling sepi.
"Dimas! Jangan macem-macem!" sentak Tata panik saat motor kembali berhenti dan parkir di bawah pohon rindang yang sangat sepi. Tata panik, karena di sana tidak orang sama sekali. Masih mending tempat sebelumnya. lama-lama gadis itu jadi paranoid, takut Dimas berani macam-macam padanya.
"Dim! Jalan! Atau kamu bakalan nyesel!" ancam Tata yang mulai gelisah.
Tata semakin gelisah saat Dimas hanya menatapnya dengan dalam.
'Mati aku!'
BERSAMBUNG
Cek IG Sept
IG Sept_September2020
Fb Sept September
Ada 25 judul novel tamat, ada di beberapa platform. Yuk... Kepoin dong. hehhehe
BTW, jangan lupa Komen, biar semangat nulisnya hehhehe. VOTE juga yaaa. SEMOGA yang rajin vote, rejekinya tambah mengalir deras. aamiin. mode ngerayu. hihihi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Zamie Assyakur
waduh...ngapain tuh si dimsum 🤣🤣🤣🤣
2023-05-25
1
Ney Maniez
🤔🤔🤭
2022-12-08
0
Lusiana_Oct13
Berbuih juga komen jarang up km nya dek 😂😂😂😂
2022-10-17
1