Pacar Idiot Bab 6
Oleh Sept September
"Astaga! Ngapain dimsum ke rumah?" gerutu Tata kemudian bergegas keluar dari kamarnya.
Ayahnya sedang keluar, ada rapat RT. Ibunya nonton TV, lihat sinetron sepertinya kalau terdengar dari luar. Akhirnya, Tata mengendap-endap keluar rumah. Begitu membuka pintu rumahnya, Tata dibuat was-was. Buru-buru ia lari menghampiri Dimas.
"Ngapain di sini? Sana pulang! Awas jangan macam-macam, nanti ayah marah!" ujar Tata setengah panik setengah marah.
"Kamu kok gitu sih? Kita pacaran kan?"
Tata menggeleng keras.
"Kemarin aku khilaf," ucap Tata sambil mendongak, karena memang posture Dimas yang jauh lebih tinggi darinya.
"Kenapa? Aku suka kamu."
"Aku nggak."
"Terus kenapa kamu terima kemarin?"
"Aku bilang kemarin aku khilaf, pokoknya jangan deket-deket aku."
"Sorry! Aku gak bisa penuhi permintaanmu itu. Dan ini ... buat kamu!" Dimas menyerahkan paper bag kecil kemudian menyalakan motor. Ia meninggalkan Tata yang berdiri sambil tertegun.
"Eh ... lah dia pergi! Apa ini?"
Tata melihat sekeliling, kemudian bergegas masuk. Takut ketahuan orang rumah. Saat masuk ke dalam, ia kembali mengendap-endap lagi. Gadis tersebut kemudian masuk kamar, kemudian mengunci pintu kamarnya agar tidak ada yang masuk tanpa ijin darinya.
"Apa sih ini?" Tata mulai membuka isi paper bag yang diberikan Dimas barusan. Sebuah coklat ukuran besar dan boneka kecil untuk gantungan kunci, ada tulisan I LOVE You di boneka tersebut.
"Aduh!"
Tata mulai bermonolog lagi. Antara suka tapi ragu. Jujur, Dimas ini cowok pertama yang bilang cinta dan ngejar-ngejar Tata, jadi hatinya sedikit tersentuh.
"Masa apa yang dikatakan temen-temen beneran? Dia kelihatan normal kok ... aduhhh bingung!"
Dengan wajah galau, Tata membuka coklat pemberian Dimas.
"Kenapa dia manis banget? Masa aku tolak terus? Bingung!" Ia cemberut kemudian memegangi gantungan kunci boneka bertuliskan I love you.
***
Pagi harinya, suasana rumah sangat ramai. Ini karena ayah Tata mau berangkat kerja ke luar pulau. Alhasil, mulai sekarang, Tata harus berangkat dan pulang naik motor sendiri. Karena takut di jalan raya, sang ibu pesan, lebih baik ditaruh di penitipan sepeda.
"Jangan dibawa ke jalan besar, Ta."
"Iya, Bu."
Ayah Tata kemudian mendekati Tata, pamit akan berangkat. Takut kena macet malah ketinggalan pesawat, akhirnya pagi itu sebelum Tata berangkat sekolah, terjadilah drama seperti di India. Penuh bawang karena melepaskan kepergian ayah Tata yang mungkin akan pulang beberapa bulan sekali.
"Jangan bandel, Ta," pesan ayahnya.
"Iya, Yah."
"Belajar yang pinter, biar jadi orang sukses nantinya. Dan jangan pacaran!"
JLEB
Tata langsung kesulitan menelan ludah. Sepertinya yang terakhir ia sudah melangar.
"Ayah serius."
"Iya," jawab Tata gugup.
"Sudah, Mas. Cepat berangkat. Nanti tiketnya hangus," sela ibu yang takut suaminya terlambat jadwal pesawat.
Setelah ayahnya berangkat, Tata pun pamit ibunya.
"Bu, Tata berangkat."
"Hati-hati."
"Iya, Bu."
"Eh ... itu helm siapa?" tanya ibu.
GLEK
"Helm temen," jawab Tata cepat. Buru-buru ia menyalakan mesin motor dan berangkat sekolah.
Seperti kata sang ibu dan ayahnya, Tata menitipkan sepeda motornya ke penitipan. Kemudian jalan kaki sebentar ke halte yang ada di dekat sana. Ia akan naik bus atau angkutan umum lain seperti biasanya.
Tin ... Tin ...
Seorang cowok memakai seragam batik bawahan putih sama seperti yang Tata pakai, berhenti di depan halte. Kemudian membuka kaca helmnya.
'Dimsum lagi dimsum lagi!' gerutu Tata. Ia tidak mengenali Dimas karena motornya beda dengan yang kemarin sebelumnya. Apalagi cowok itu pakai helm.
"Ayo."
"Gak, naik bis aja!" Tata melengos jual mahal.
"Ayo!" kata Dimas lagi.
"Suit ... Suit ...!"
Teman sekolah yang kebetulan duduk di halte, menyoraki Tata.
"Udah, naik sono!" celetuk yang lain.
Tata makin kesal saat semua cekikikan meledek dirinya. Alhasil, ia akhirnya naik juga karena Dimas masih menunggu di depan halte.
Mbremmm ...
Wushh ...
Motor melaju kencang.
"Jangan kencen-kenceng!" sentak Tata.
"Pegangan, Ta."
Dimas memang sengaja, agar Tata tidak duduk jauh di belakang.
***
Belum sampai gerbang sekolah, Tata sudah menepuk pundak Dimas kencang.
"Berhenti! Aku turun di sini!"
"Di parkiran sekalian."
"Jangan gitu, aku malu!"
"Kamu nggak mencuri, kenapa malu?"
"Ish!"
Tata semakin jengkel, karena pada akhirnya ia harus turun di parkiran. Betapa malunya Tata saat semua orang yang masih di parkiran meledek dirinya.
"Eh pasangan baru!"
"CIE ... Mesra!"
"Suit ... Suit!"
Malu, pipinya sampai merona karena semua orang terus meledek, akhirnya Tata lari sendirian ke kelas. Sedangkan Dimas, cowok itu tersenyum lebar pada teman-teman sekolahnya.
Sepanjang pelajaran berlangsung, Tata tidak bisa konsentrasi. Gara-gara Dimas yang mondar-mandir lewat depan kelasnya, terlihat sekali kalau cowok itu sedang caper padanya. Membuat Tata semakin galau.
"Yan," panggil Tata. Padahal mereka sedang ada pelajaran Biologi.
"Apa?" tanya Dian sambil bisik-bisik.
"Kamu yakin Dimas begitu?" Wajah Tata memelas.
"Begitu bagaimana?" tanya Dian lagi.
"Ya ... 100 kurang 1."
"Menurumu?" tanya Dian balik.
"Kelihatan normal kok."
"Iya, dari luar normal. Tapi, kata anak-anak dia itu SMP, pernah kaga naik kelas."
Tata langsung menghela napas panjang, masa sih pacar pertamanya begitu? Aduh. Tata berada di titik paling galau.
BERSAMBUNG
IG Sept_September2020
Fb Sept September
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Ama
jadi ingat pas sekolah punya pacar tapi akunya gk cinta, asal terima aja, pas di samperin ke kelas aku langsung ngusir dia wkwk
2023-11-02
0
Zamie Assyakur
jadi ingat masa sekolah 🤣🤣🤣🤣🤣
2023-05-25
1
handa_seokjin95🥀
dimsum g tuh panggilan syng y😂💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋
2023-01-04
0