Hukuman

" tuan anda mau membawa saya kemana ?" tanya Norin dengan perasaan cemas.

" jangan banyak tanya ikuti saja," jawab Shin.

Lalu Norin menurut saja, ia mengikuti Shin sampai di lantai tiga.

" ya Allah apa yang akan orang ini lalukan padaku lindungi lah aku ya Allah," gumam Norin dalam hati.

Norin merasa takut kalau managernya ini akan berbuat yang macam macam padanya mengingat ucapannya beberapa hari yang lalu.

kemudian sampailah mereka pada sebuah pintu masuk lalu Shin memegang handle pintu akan membukanya.

" tunggu tuan anda mau bawa saya kemana ?" tanya Norin dengan cemas.

Shin menoleh kebelakang dimana Norin berdiri dengan ekspresi wajah cemas.

" kenapa anda cerewet sekali nona ?"

Lalu Shin meneruskan tangannya untuk membuka pintu ruang kerjanya.

" cepat masuk."

Norin dengan ragu mengikuti permintaan pria asing itu untuk masuk ke dalam sebuah ruangan. Setelah masuk ke ruang tersebut Norin menganga melihat ruangan yang menurutnya lebih besar dari rumahnya. Interiornya modern dan keren, sofa panjang yang bagus dan empuk, TV berukuran besar menempel di dinding, ada dapur minimalis yang cantik, ada kulkas dua pintu yang berukuran besar, ada meja makan dengan dua kursi, dan di pojokan ada sebuah pintu entah ruangan apa di dalamnya fikir Norin.

" sudah selesai menatapnya nona ?"

Norin terperangah mendengar suara bariton, ia pun menoleh ke arah yang tengah duduk di kursi kerjanya.

" kemari."

kemudian Norin mendekati meja kerjanya.

" duduk."

Lalu Norin duduk di kursi yang berhadapan dengan Shin sambil menundukkan wajahnya.

" anda masih ingatkan kesalahan kesalahan anda nona Norin ?" tanya Shin dengan ekspresi datar.

Sementara Norin diam dan menunduk saja.

" kesalahan pertama anda adalah anda datang terlambat selama tiga kali berturut turut. dan anda tau kan peraturan di perusahaan ini ? mestinya anda diberi hukuman skorsing tidak boleh masuk kerja selama seminggu tapi saya kasian dengan anda kalau anda tidak bekerja selama seminggu gaji anda akan berkurang. Dan kesalahan anda yang ke dua adalah anda sudah merusak ponsel saya."

Norin yang dari tadi diam dan menunduk saja mendongakkan wajahnya lalu mulut nya hendak bergerak.

" kenapa ? apa anda mau menyangkal bahwa itu bukan kesalahan anda ?"

Norin menelan ludahnya kemudian menggelengkan kepalanya lalu menunduk lagi. Ia sudah pasrah biarkan saja Korea sombong ini mau bicara apa dan menghukumnya seperti apa, percuma menyangkal dan menjelaskan sampai mulut berbusa pun pria sombong itu tidak akan mau percaya fikir Norin.

" terserah tuan mau menghukum saya seperti apa ! mau mengeluarkan saya dari sini juga akan saya terima," ucap Norin sambil menundukkan wajahnya.

" apa anda fikir saya bodoh ? saya tau kalau anda sudah menjadi karyawan tetap disini so kalau saya mengeluarkan anda berarti saya harus membayar anda bukankah begitu peraturan di negara ini ? tidak, saya tidak mau mengeluarkan anda dari sini saya tidak mau rugi membayar orang yang tidak kompeten dan tidak memiliki rasa tanggung jawab."

" rugi apanya yang rugi, yang bayar aku kan uang perusahaan bukan uang dia aneh banget ini orang," gumam Norin dalam hati.

Norin mendongak menatap berani pada managernya itu.

" lantas apa yang harus saya lakukan tuan yang terhormat ?"

" seperti yang saya bilang pada anda sebelumnya layani saya selama dua tahun," ucap Shin lalu tersenyum menyeringai.

" apa, apa maksud tuan saya harus melayani tuan menjadi pemuas nafsu tuan begitu ? tidak saya tidak mau, apa tuan fikir saya perempuan murahan seperti itu."

" heh, apa anda lupa kalau saya pernah bilang bahwa saya tidak tertarik dengan tubuh kecil dan dekil anda itu, kalau saya menginginkan itu banyak wanita di luar sana yang wajah dan tubuhnya jauh lebih menarik dari anda," ejek Shin pada wanita yang terlihat ketakutan itu.

Kemudian Norin menekuk kan wajahnya, ia merasa kesal pada pria di depannya karena lagi dan lagi pria sombong itu mengejeknya. ingin rasanya Norin mencekik leher Korea sombong ini.

" sabar Norin sabar, " gumamnya dalam hati.

" lantas apa maksudnya tuan Shin ?"

" anda harus menjadi pembantu saya selama dua tahun," ucap Shin dengan ekspresi datarnya.

Norin membulatkan mata bulatnya." apa pembantu ?"

" iya pembantu, kerjakan apapun yang saya suruh dan apa yang saya. dan satu lagi yang harus kamu tahu bahwa saya tidak suka di bantah.

Norin menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia kesal sekali tapi Norin tidak mau berdebat terlalu lama lagi dengan Korea sombong ini.

" lantas apa yang harus saya lakukan tuan Shin ?" tanya Norin dengan kesal.

" anda tau saya alergi dengan debu, jadi setiap pagi sebelum bekerja di ruangan anda, anda harus membersihkan ruangan ini terlebih dahulu dan anda juga harus membuatkan makanan untuk sarapan dan makan siang saya."

Norin membulatkan matanya dan hendak membuka mulut.

" apa ? anda mau membantah ?"

" tidak, baik tuan akan saya lakukan."

" dan satu lagi anda harus sudah sampai di sini jam setengah tujuh pagi."

" apa, jam setengah tujuh ? tuan saya harus berangkat jam berapa dari rumah ? saya tidak bisa," jawab Norin.

" ck bukannya anda tadi bilang kalau anda tadi pagi datang jam setengah tujuh berarti anda bisa kan ?" ucap Shin lalu menumpukan kedua tangannya di atas dada.

" berarti tuan percaya kalau saya tidak berbohong ?" tanya Norin serius.

" belum saya belum percaya sebelum anda menyetujuinya."

" apa harus harus seperti itu dulu ? baiklah kalau begitu."

Norin tidak punya pilihan lain lagi, demi nama baiknya yang tidak mau di cap sebagai pembohong Norin menyetujui ke inginan managernya itu.

" apa saya boleh kembali ke ruangan saya tuan ? mungkin staf saya di sana sedang menunggu."

" ya silahkan, tapi sebelumnya tolong bukakan gorden itu dulu," ucap Shin sambil menunjuk ke arah jendela besar tapi matanya tetap fokus pada layar laptopnya.

Norin menoleh ke arah yang di tunjuk oleh managernya itu.

" baik tuan."

Kemudian Norin beranjak dari duduknya lalu menghampiri jendela yang tertutup oleh gorden besar dan panjang.

Setelah itu, Norin membuka gorden itu dengan pelan, seketika matanya membulat dan mulutnya menganga, merasa takjub dengan apa yang ia lihat di hadapannya.

" subhanaallah indah sekali," gumamnya sambil menatap pemandangan yang ada di depannya.

Norin tidak menyangka di balik jendela kaca yang sangat besar itu menyuguhkan pemandangan perbukitan yang indah.

" seumur umur aku kerja disini baru tau kalau ada pemandangan seindah ini disini," gumam Norin dalam hati.

Jangankan melihat pemandangan indah seperti ini, menginjakkan kakinya ke lantai tiga saja baru sekarang, fikir Norin.

" mau sampai kapan berdiri disitu ?" tanya Shin.

suara baritonnya menyadarkan Norin dari lamunannya.

" ah ya maaf, kalau begitu saya permisi dulu tuan, permisi."

Kemudian Norin beranjak pergi dari ruang kerja yang besar dan modern itu.

Saat Norin menginjakan kakinya di lantai dua ia bertemu dengan beberapa staf office yang ada di sana termasuk temannya Anisa.

" anti Norin tumben ke office biasanya ogah ogahan !" canda Anisa diseberang meja kerjanya.

Anisa tidak tahu jika sahabatnya itu telah dari ruangan managernya karena saat Norin melewati lantai dua Anisa sedang ke toilet.

Sapaan Anisa yang suaranya sedikit tinggi itu mengalihkan perhatian beberapa orang di sana termasuk Rabindra, manager Anisa.

" hai Norin apa kabar ?" sapa pria berwajah india itu lalu tersenyum lebar.

Norin tidak menjawab sapaan pria itu melainkan hanya tersenyum kecil saja kemudian Norin pamit untuk kembali ke ruangannya.

Norin menginjakkan kakinya di lantai dasar kemudian ia berpapasan dengan Doni, pria tampan berjambang tipis. Seorang manager IT dan Norin mengenalnya sudah sangat lama.

" Norin dari mana ?" tanya pria tampan tersebut.

" dari atas a, saya duluan ya ?" sambil tersenyum.

" oh gitu, yaudah saya juga mau ke atas dulu." kata Doni.

Sementara di pojokan sana tepatnya di meja resepsionis yang tidak jauh dari pintu masuk ada empat pasang mata yang memperhatikan interaksi antara kedua orang tersebut dengan wajah memerah.

Norin melanjutkan langkahnya namun saat mendekati meja resepsionis ia mendengar sindiran dari dua orang yang ada di sana.

" awas lho sis gebetan lu di salip, saingan lu cakep lagi " kata tari, seorang resepsionis yang baru 6 bulan bekerja.

" apa ! saingan sama perawan tua ! bukan level gue lah tar, lagian itu perawan tua nemplok sana nemplok sini murahan banget," sindir Siska lalu tertawa lebar.

Siska adalah seorang staf HRD yang bekerja sudah cukup lama. Norin tau dari dulu Siska menyukai Doni tapi sampai saat ini mereka belum pernah jadian dan Siska pun membenci Norin karena baginya Norin itu penghalang antara dirinya dan Doni.

Norin mengabaikan sindiran dari dua orang yang tengah menyindirnya, lalu ia memilih untuk melanjutkan lagi langkahnya.

Terpopuler

Comments

ciru

ciru

cakeep.

2023-06-27

0

Nawangsih

Nawangsih

kejam bener mulutny

2023-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 ( Prolog )
2 Manager baru
3 Shin Dong Hoon
4 Terlambat
5 Masalah di produksi
6 Hari libur
7 Pemandian air panas
8 Main ke mall
9 Gara gara ponsel
10 Danau
11 Gara gara kunci
12 Hukuman
13 Norin VS Siska
14 Terluka
15 Menjalani hukuman 1
16 menjalani hukuman 2
17 Sarapan bersama
18 Doni
19 Hinaan
20 Iner beauty
21 Mulut tetangga
22 Acara lamaran Elis
23 Bersepeda
24 Maaf
25 Masalah besar 1
26 Masalah besar 2
27 Kemarahan Shin
28 Rencana ke bandung
29 Cantik
30 Perhatian kecil Shin
31 Perkara baju
32 Perkara baju 2
33 Berbagi kamar
34 Salah paham
35 Norin jatuh sakit
36 Pingsan
37 Kepribadian ganda
38 Mulut dua comberan
39 Gara gara kaldu
40 jendela pecah
41 Di apeli kurir
42 Sandwich special
43 Menyandra tas
44 Pesona Shin
45 Buyer dari Eropa
46 Cemburu
47 Tuan Hoon
48 Tertimpa motor
49 Atheisme
50 Norin merajuk
51 para pencari perhatian
52 Menjenguk Norin
53 fakta tentang Norin
54 ada apa denganmu ?
55 Kedatangan Shin
56 Cha Eun Woo
57 Saya kekasih Norin !
58 Bertemu Anisa
59 Siska berulah
60 Sepasang kekasih !
61 Sisi baik seorang Shin
62 Berbelanja
63 Pemaksa
64 Shin berulah lagi
65 Balada hati Shin
66 Bertemu klien
67 Ponsel Norin rusak
68 Tuan pemaksa
69 Apa itu Alqur'an ?
70 Setitik rasa
71 Saya mencintaimu, Norin !
72 Demi wanitaku
73 Bubur ayam
74 Kejutan dari Shin
75 Bingung
76 Kembali kerja
77 Kepergok tuan Lee
78 Norin pingsan 1
79 Norin pingsa 2
80 Kepergok shin
81 Memborong baju
82 Istana Shin
83 Lapangan golf
84 Hoon adalah Shin
85 Kekecewaan
86 Norin kabur
87 Wanita penggoda
88 Kantin
89 Norin di skorsing
90 Shin murka
91 Pulang kampung
92 Kampung halaman
93 Kepala sekolah
94 Ibu bijaksana
95 Cibiran seorang kakak
96 Di traktir Rio
97 Rio bertamu
98 Ke rumah Susi
99 Si buntelan
100 Norin dan Rio
101 Rencana Lamaran
102 Shin Dilema
103 Batal lamaran
104 Alasan Rio
105 Rumah sakit
106 Permintaan Alesa
107 Kejutan untuk Norin
108 Bertemu keluarga Norin
109 Gara gara sambal
110 Satu Ranjang
111 Kelakuan Shin
112 Para tetangga
113 Dinner keluarga
114 Shin nekat
115 Harapan Rio
116 Pulang ke kota
117 Shin vs Youn
118 Rumah tangga Anisa
119 Pengkhianatan Rendi
120 Hukuman berlebihan
121 Bertemu Anisa
122 Mengambil sikap
123 Sikap dingin Shin
124 lapangan golf 1
125 Lapangan golf 2
126 Putus
127 Rumah sakit
128 Pertengkaran
129 Salah sasaran
130 pulang ke rumah
131 Anisa vs Rendi
132 kembali kerja
133 Penyesalan Rendi
134 Di salip Doni
135 Elis hamil 1
136 Elis hamil 2
137 Motor Norin kembali
138 Kedatangan Hendric
139 Wanita murahan
140 Al sakit
141 Menjaga Al
142 Hendi melamar Rina
143 Youn & Anisa
144 kedatangan Youn
145 Kedatangan Rio
146 Menginap 1
147 Menginap 2
148 Di lamar Rio
149 Di perkosa
150 Kemarahan Norin
151 Bertemu teman lama 1
152 Bertemu teman lama 2
153 Mengundurkan Diri
154 Kepergian Norin
155 Setelah kepergian Norin
156 Pencarian Norin
157 Reni selingkuh
158 Doni & Dewi
159 Youn mualaf
160 Cari tahu tentang Islam
161 Shin mualaf
162 Cerita Doni&Dewi
163 Shin di pesantren
164 Shin di pesantren 2
165 Aku menemukanmu
166 Traktir Pecel Ayam
167 Shin meminang Norin
168 Rencana ternak ikan
169 Pinangan diterima
170 Rencana Pernikahan
171 Kedatangan keluarga Norin
172 Sah
173 Hari pernikahan
174 Sikap dingin norin
175 End
Episodes

Updated 175 Episodes

1
( Prolog )
2
Manager baru
3
Shin Dong Hoon
4
Terlambat
5
Masalah di produksi
6
Hari libur
7
Pemandian air panas
8
Main ke mall
9
Gara gara ponsel
10
Danau
11
Gara gara kunci
12
Hukuman
13
Norin VS Siska
14
Terluka
15
Menjalani hukuman 1
16
menjalani hukuman 2
17
Sarapan bersama
18
Doni
19
Hinaan
20
Iner beauty
21
Mulut tetangga
22
Acara lamaran Elis
23
Bersepeda
24
Maaf
25
Masalah besar 1
26
Masalah besar 2
27
Kemarahan Shin
28
Rencana ke bandung
29
Cantik
30
Perhatian kecil Shin
31
Perkara baju
32
Perkara baju 2
33
Berbagi kamar
34
Salah paham
35
Norin jatuh sakit
36
Pingsan
37
Kepribadian ganda
38
Mulut dua comberan
39
Gara gara kaldu
40
jendela pecah
41
Di apeli kurir
42
Sandwich special
43
Menyandra tas
44
Pesona Shin
45
Buyer dari Eropa
46
Cemburu
47
Tuan Hoon
48
Tertimpa motor
49
Atheisme
50
Norin merajuk
51
para pencari perhatian
52
Menjenguk Norin
53
fakta tentang Norin
54
ada apa denganmu ?
55
Kedatangan Shin
56
Cha Eun Woo
57
Saya kekasih Norin !
58
Bertemu Anisa
59
Siska berulah
60
Sepasang kekasih !
61
Sisi baik seorang Shin
62
Berbelanja
63
Pemaksa
64
Shin berulah lagi
65
Balada hati Shin
66
Bertemu klien
67
Ponsel Norin rusak
68
Tuan pemaksa
69
Apa itu Alqur'an ?
70
Setitik rasa
71
Saya mencintaimu, Norin !
72
Demi wanitaku
73
Bubur ayam
74
Kejutan dari Shin
75
Bingung
76
Kembali kerja
77
Kepergok tuan Lee
78
Norin pingsan 1
79
Norin pingsa 2
80
Kepergok shin
81
Memborong baju
82
Istana Shin
83
Lapangan golf
84
Hoon adalah Shin
85
Kekecewaan
86
Norin kabur
87
Wanita penggoda
88
Kantin
89
Norin di skorsing
90
Shin murka
91
Pulang kampung
92
Kampung halaman
93
Kepala sekolah
94
Ibu bijaksana
95
Cibiran seorang kakak
96
Di traktir Rio
97
Rio bertamu
98
Ke rumah Susi
99
Si buntelan
100
Norin dan Rio
101
Rencana Lamaran
102
Shin Dilema
103
Batal lamaran
104
Alasan Rio
105
Rumah sakit
106
Permintaan Alesa
107
Kejutan untuk Norin
108
Bertemu keluarga Norin
109
Gara gara sambal
110
Satu Ranjang
111
Kelakuan Shin
112
Para tetangga
113
Dinner keluarga
114
Shin nekat
115
Harapan Rio
116
Pulang ke kota
117
Shin vs Youn
118
Rumah tangga Anisa
119
Pengkhianatan Rendi
120
Hukuman berlebihan
121
Bertemu Anisa
122
Mengambil sikap
123
Sikap dingin Shin
124
lapangan golf 1
125
Lapangan golf 2
126
Putus
127
Rumah sakit
128
Pertengkaran
129
Salah sasaran
130
pulang ke rumah
131
Anisa vs Rendi
132
kembali kerja
133
Penyesalan Rendi
134
Di salip Doni
135
Elis hamil 1
136
Elis hamil 2
137
Motor Norin kembali
138
Kedatangan Hendric
139
Wanita murahan
140
Al sakit
141
Menjaga Al
142
Hendi melamar Rina
143
Youn & Anisa
144
kedatangan Youn
145
Kedatangan Rio
146
Menginap 1
147
Menginap 2
148
Di lamar Rio
149
Di perkosa
150
Kemarahan Norin
151
Bertemu teman lama 1
152
Bertemu teman lama 2
153
Mengundurkan Diri
154
Kepergian Norin
155
Setelah kepergian Norin
156
Pencarian Norin
157
Reni selingkuh
158
Doni & Dewi
159
Youn mualaf
160
Cari tahu tentang Islam
161
Shin mualaf
162
Cerita Doni&Dewi
163
Shin di pesantren
164
Shin di pesantren 2
165
Aku menemukanmu
166
Traktir Pecel Ayam
167
Shin meminang Norin
168
Rencana ternak ikan
169
Pinangan diterima
170
Rencana Pernikahan
171
Kedatangan keluarga Norin
172
Sah
173
Hari pernikahan
174
Sikap dingin norin
175
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!