Gara gara kunci

Pagi ini Norin datang lebih awal, ia tidak mau di tegur lagi oleh security apalagi di tegur sama bos sombongnya itu, tapi alasan sebenarnya adalah ia tidak mau memberikan contoh yang buruk pada bawahannya.

Norin masuk ke area pabrik setelah seorang security membukakan pintu gerbang pabrik.

" selamat pagi ibu Nendi cantik," sapa Norin pada security paling galak itu.

" hem."

Nendi berdiri sambil menumpukan kedua tangannya di atas dada.

Norin terus saja melajukan motornya sampai pada area parkiran, nampak belum terisi oleh satupun kendaraan di sana hanya baru dirinya saja. Ia menoleh ke arah gedung produksi lalu juga gedung office belum ada satupun orang yang datang.

" apa hari ini hari libur ya ?"

Kemudian melihat jam tangannya masih menunjukan pukul setengah tujuh.

"ck, pantas aja masih sepi akunya yang kepagian ternyata," gumam Norin lalu tersenyum lebar.

Norin memasuki area gudang lalu ia meraba raba tombol lampu yang menempel di atas dinding. Setelah terang kemudian ia terus melangkah kan kakinya ke arah ruangannya yang ada di pojokan. sebuah ruangan yang dikhususkan untuk para staf gudang termasuk dirinya.

Norin merogoh kunci yang ia simpan di dalam tas namun tiba tiba ia berteriak.

" ya Allah kuncinya ketinggalan, gimana ini apa aku harus balik lagi ke rumah."

Tanpa berfikir panjang lagi ia berlari ke arah pintu ke luar gudang lalu ke parkiran mengambil motornya. namun sampai pada pintu gerbang Nendi mencegatnya.

" heh kamu mau kemana lagi," tanya Nendi dengan dengan sorot mata tajam.

" Bu Nendi saya mau ijin keluar dulu ya sebentar kunci ruangan saya ketinggalan di rumah," ucap Norin sambil memasang wajah memelas.

Saat ini Nendi lagi baik ia mengijinkan Norin keluar " ya sudah "

Norin terus saja melajukan motornya tapi tidak bisa membawanya dengan cepat karena jalanan mulai ramai oleh kendaraan yang hilir mudik.

setengah jam kemudian akhirnya Norin sampai di rumahnya lalu ia bergegas masuk ke dalam rumahnya itu.

" dimana ya ku simpan kuncinya kenapa ngga ada padahal ini tas ngga aku udul udul isinya kemaren. apa kemaren pulang lembur anak anak yang ngunci pintunya ya? ishh Norin kok jadi pelupa gini ya."

Norin merogoh ponselnya lalu menelepon satu persatu para stafnya mulai dari Hendy, Dewi, Intan dan pak Arif tapi satu pun diantara mereka tidak ada yang membawa kuncinya. terakhir ia menelepon Rina berulang kali tetapi tidak diangkat juga oleh Rina.

pada akhirnya Norin menyerah dan memutuskan untuk kembali ke pabrik saja.

Norin terus saja melajukan motornya namun di tengah perjalanan ada sebuah kecelakaan truk besar yang menyebabkan jalanan macet total.

Norin melihat jam tangannya sudah menunjukan pukul delapan kurang lima menit,

" Aduuh gimana ini aku bisa telat lagi ini."

Truk besar yang terguling menghalangi jalan membuat kendaraan susah untuk melewatinya sehingga terjadilah penumpukan kendaraan di sepanjang jalan kiri dan kanan.

Norin mengabari Dewi bahwa dirinya ke mungkinan akan datang terlambat karena masalah yang terjadi. Norin meminta Dewi untuk menghubungi pihak teknisi agar membuatkan duplikat kunci ruangan saja.

" ck kenapa baru keingetan sekarang untuk minta duplikat kunci ke teknisi aja ya, ngga perlu aku capek capek begini dan terjebak macet pula."

Tanpa Norin sadari ada sepasang mata yang memperhatikannya di dalam mobil.

Pukul sembilan pagi Norin baru sampai di depan gerbang pabrik. Ia tau kalau telat satu jam dan itu tidak membuatnya merasa takut pada Nendi karena ia sudah minta ijin terlebih dahulu padanya. " Bu Nendi tolong bukain pintunya saya mau masuk " teriak Norin di luar gerbanng. " sementara Nendi yang ada di dalam pos security hanya diam saja dan menatapnya datar. tidak lama kemudian datang sebuah mobil mewah berwarna hitam " tin tin tin " Nendi jalan tergesa gesa membukakan pintu gerbang dan ini kesempatan baginya untuk masuk fikir Norin, lalu ia pun melajukan motornya masuk ke dalam, namun sebelum sampai ke parkiran mobil mewah itu menyalipnya dan berhenti di depannya, Norin berhenti mendadak ia merasa heran kenapa mobil mewah itu menghalangi jalannya, kemudian pintu mobil pun terbuka dan keluarlah sosok pria tinggi dan berkaca mata hitam yang tak lain adalah bosnya sendiri.

Norin menganga, tapi bukan karena terpesona pada ketampanan pria itu melainkan terkejut karena ke pergok datang telat lagi oleh bosnya.

" siapa yang menyuruh anda masuk ?" tanyanya datar sambil menumpukan ke dua tangannya di atas dada. " apa anda fikir perusahaan ini punya orang tua anda sehingga anda tidak perlu mematuhi peraturan perusahaan ?" katanya lagi.

Norin hanya diam saja sambil menundukan kepalanya, sesaat lalu ia menengadahkan wajahnya ke arah Shin. " maaf tuan, tapi saya tidak datang terlambat karena sebelumnya saya udah masuk kesini jam setengah tujuh tadi, tapi saya kembali pulang lagi untuk mengambil kunci ruangan saya yang tertinggal dan sebelumnya saya juga sudah meminta ijin pada security Nendi," jawab Norin menjelaskan.

" benarkah ? apa kata katamu dapat di percaya ? tanya Shin ragu.

" silahkan tuan tanyakan saja pada security Nendi."

Shin menoleh ke arah Nendi yang jaraknya lumayan jauh.

" apa orang itu yang anda maksud ?" tunjuk Shin pada Nendi yang sedang berdiri di samping pos security dan Norin pun mengangguk.

" hei kamu kemari " Shin memanggil Nendi dengan suara baritonnya. Nendi pun mendekati mereka dengan ekspresi datar.

" iya tuan " jawabnya.

" apa benar wanita ini tadi sudah masuk sebelumnya dan meminta ijin keluar lagi pada anda ? " tanya Shin

Nendi menoleh sekilas pada Norin. " tidak tuan dia tidak minta ijin pada saya," kata Nendi bohong.

Nendi tidak mau ambil resiko kalau dia bicara jujur lebih baik bohong saja fikirnya.

sementara Norin menoleh ke Nendi yang ada di sampingnya dengan ekspresi tidak percaya.

" kenapa Bu Nendi ngga mau bilang jujur, saya kan tadi ijin dulu sama ibu dan ibu pun mengijinkannya, " kata Norin dengan kesal.

" kapan kamu ijin sama saya bertemu aja tidak ?"

Norin hanya menggelengkan kepalanya saja merasa tidak percaya kok ada orang yang tega berbohong demi reputasinya.

" sudah, sana anda kembali pada pekerjaan anda," kata Shin menunjuk Nendi.

" dan anda ikut dengan saya, " kata Shin pada Norin.

Shin melangkahkan kakinya menuju office namun baru beberapa langkah ia berbalik ke belakang " hei kenapa anda diam saja " kata Shin.

Norin yang sedang bingung tersentak oleh suara baritonnya lalu ia pun mengikuti Shin dari belakang.

Sampai di dalam office, beberapa pasang mata menatap mereka dengan fikirannya masing masing.

Mereka terus melangkah sampai menaiki tangga lantai dua, di lantai dua pun mereka masih jadi pusat perhatian para staf yang ada di sana. Shin dengan penampilannya yang cool dan Norin dengan penampilannya yang tidak jauh beda dengan Upik abu, bagaimana tidak ia bolak balik naik motor membuat penampilannya acak acakan bahkan Norin tidak sempat membenarkan letak jilbabnya.

sepanjang jalan Norin terus menunduk tanpa menoleh kiri dan kanannya bahkan ia tidak tau siapa orang orang yang memperhatikannya.

sampai pada tangga berikutnya yaitu tangga menuju lantai tiga Norin berhenti melangkah " tuan anda mau membawa saya kemana ?"

Terpopuler

Comments

ciru

ciru

cakeep. knapa MC sial terus 😞

2023-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 ( Prolog )
2 Manager baru
3 Shin Dong Hoon
4 Terlambat
5 Masalah di produksi
6 Hari libur
7 Pemandian air panas
8 Main ke mall
9 Gara gara ponsel
10 Danau
11 Gara gara kunci
12 Hukuman
13 Norin VS Siska
14 Terluka
15 Menjalani hukuman 1
16 menjalani hukuman 2
17 Sarapan bersama
18 Doni
19 Hinaan
20 Iner beauty
21 Mulut tetangga
22 Acara lamaran Elis
23 Bersepeda
24 Maaf
25 Masalah besar 1
26 Masalah besar 2
27 Kemarahan Shin
28 Rencana ke bandung
29 Cantik
30 Perhatian kecil Shin
31 Perkara baju
32 Perkara baju 2
33 Berbagi kamar
34 Salah paham
35 Norin jatuh sakit
36 Pingsan
37 Kepribadian ganda
38 Mulut dua comberan
39 Gara gara kaldu
40 jendela pecah
41 Di apeli kurir
42 Sandwich special
43 Menyandra tas
44 Pesona Shin
45 Buyer dari Eropa
46 Cemburu
47 Tuan Hoon
48 Tertimpa motor
49 Atheisme
50 Norin merajuk
51 para pencari perhatian
52 Menjenguk Norin
53 fakta tentang Norin
54 ada apa denganmu ?
55 Kedatangan Shin
56 Cha Eun Woo
57 Saya kekasih Norin !
58 Bertemu Anisa
59 Siska berulah
60 Sepasang kekasih !
61 Sisi baik seorang Shin
62 Berbelanja
63 Pemaksa
64 Shin berulah lagi
65 Balada hati Shin
66 Bertemu klien
67 Ponsel Norin rusak
68 Tuan pemaksa
69 Apa itu Alqur'an ?
70 Setitik rasa
71 Saya mencintaimu, Norin !
72 Demi wanitaku
73 Bubur ayam
74 Kejutan dari Shin
75 Bingung
76 Kembali kerja
77 Kepergok tuan Lee
78 Norin pingsan 1
79 Norin pingsa 2
80 Kepergok shin
81 Memborong baju
82 Istana Shin
83 Lapangan golf
84 Hoon adalah Shin
85 Kekecewaan
86 Norin kabur
87 Wanita penggoda
88 Kantin
89 Norin di skorsing
90 Shin murka
91 Pulang kampung
92 Kampung halaman
93 Kepala sekolah
94 Ibu bijaksana
95 Cibiran seorang kakak
96 Di traktir Rio
97 Rio bertamu
98 Ke rumah Susi
99 Si buntelan
100 Norin dan Rio
101 Rencana Lamaran
102 Shin Dilema
103 Batal lamaran
104 Alasan Rio
105 Rumah sakit
106 Permintaan Alesa
107 Kejutan untuk Norin
108 Bertemu keluarga Norin
109 Gara gara sambal
110 Satu Ranjang
111 Kelakuan Shin
112 Para tetangga
113 Dinner keluarga
114 Shin nekat
115 Harapan Rio
116 Pulang ke kota
117 Shin vs Youn
118 Rumah tangga Anisa
119 Pengkhianatan Rendi
120 Hukuman berlebihan
121 Bertemu Anisa
122 Mengambil sikap
123 Sikap dingin Shin
124 lapangan golf 1
125 Lapangan golf 2
126 Putus
127 Rumah sakit
128 Pertengkaran
129 Salah sasaran
130 pulang ke rumah
131 Anisa vs Rendi
132 kembali kerja
133 Penyesalan Rendi
134 Di salip Doni
135 Elis hamil 1
136 Elis hamil 2
137 Motor Norin kembali
138 Kedatangan Hendric
139 Wanita murahan
140 Al sakit
141 Menjaga Al
142 Hendi melamar Rina
143 Youn & Anisa
144 kedatangan Youn
145 Kedatangan Rio
146 Menginap 1
147 Menginap 2
148 Di lamar Rio
149 Di perkosa
150 Kemarahan Norin
151 Bertemu teman lama 1
152 Bertemu teman lama 2
153 Mengundurkan Diri
154 Kepergian Norin
155 Setelah kepergian Norin
156 Pencarian Norin
157 Reni selingkuh
158 Doni & Dewi
159 Youn mualaf
160 Cari tahu tentang Islam
161 Shin mualaf
162 Cerita Doni&Dewi
163 Shin di pesantren
164 Shin di pesantren 2
165 Aku menemukanmu
166 Traktir Pecel Ayam
167 Shin meminang Norin
168 Rencana ternak ikan
169 Pinangan diterima
170 Rencana Pernikahan
171 Kedatangan keluarga Norin
172 Sah
173 Hari pernikahan
174 Sikap dingin norin
175 End
Episodes

Updated 175 Episodes

1
( Prolog )
2
Manager baru
3
Shin Dong Hoon
4
Terlambat
5
Masalah di produksi
6
Hari libur
7
Pemandian air panas
8
Main ke mall
9
Gara gara ponsel
10
Danau
11
Gara gara kunci
12
Hukuman
13
Norin VS Siska
14
Terluka
15
Menjalani hukuman 1
16
menjalani hukuman 2
17
Sarapan bersama
18
Doni
19
Hinaan
20
Iner beauty
21
Mulut tetangga
22
Acara lamaran Elis
23
Bersepeda
24
Maaf
25
Masalah besar 1
26
Masalah besar 2
27
Kemarahan Shin
28
Rencana ke bandung
29
Cantik
30
Perhatian kecil Shin
31
Perkara baju
32
Perkara baju 2
33
Berbagi kamar
34
Salah paham
35
Norin jatuh sakit
36
Pingsan
37
Kepribadian ganda
38
Mulut dua comberan
39
Gara gara kaldu
40
jendela pecah
41
Di apeli kurir
42
Sandwich special
43
Menyandra tas
44
Pesona Shin
45
Buyer dari Eropa
46
Cemburu
47
Tuan Hoon
48
Tertimpa motor
49
Atheisme
50
Norin merajuk
51
para pencari perhatian
52
Menjenguk Norin
53
fakta tentang Norin
54
ada apa denganmu ?
55
Kedatangan Shin
56
Cha Eun Woo
57
Saya kekasih Norin !
58
Bertemu Anisa
59
Siska berulah
60
Sepasang kekasih !
61
Sisi baik seorang Shin
62
Berbelanja
63
Pemaksa
64
Shin berulah lagi
65
Balada hati Shin
66
Bertemu klien
67
Ponsel Norin rusak
68
Tuan pemaksa
69
Apa itu Alqur'an ?
70
Setitik rasa
71
Saya mencintaimu, Norin !
72
Demi wanitaku
73
Bubur ayam
74
Kejutan dari Shin
75
Bingung
76
Kembali kerja
77
Kepergok tuan Lee
78
Norin pingsan 1
79
Norin pingsa 2
80
Kepergok shin
81
Memborong baju
82
Istana Shin
83
Lapangan golf
84
Hoon adalah Shin
85
Kekecewaan
86
Norin kabur
87
Wanita penggoda
88
Kantin
89
Norin di skorsing
90
Shin murka
91
Pulang kampung
92
Kampung halaman
93
Kepala sekolah
94
Ibu bijaksana
95
Cibiran seorang kakak
96
Di traktir Rio
97
Rio bertamu
98
Ke rumah Susi
99
Si buntelan
100
Norin dan Rio
101
Rencana Lamaran
102
Shin Dilema
103
Batal lamaran
104
Alasan Rio
105
Rumah sakit
106
Permintaan Alesa
107
Kejutan untuk Norin
108
Bertemu keluarga Norin
109
Gara gara sambal
110
Satu Ranjang
111
Kelakuan Shin
112
Para tetangga
113
Dinner keluarga
114
Shin nekat
115
Harapan Rio
116
Pulang ke kota
117
Shin vs Youn
118
Rumah tangga Anisa
119
Pengkhianatan Rendi
120
Hukuman berlebihan
121
Bertemu Anisa
122
Mengambil sikap
123
Sikap dingin Shin
124
lapangan golf 1
125
Lapangan golf 2
126
Putus
127
Rumah sakit
128
Pertengkaran
129
Salah sasaran
130
pulang ke rumah
131
Anisa vs Rendi
132
kembali kerja
133
Penyesalan Rendi
134
Di salip Doni
135
Elis hamil 1
136
Elis hamil 2
137
Motor Norin kembali
138
Kedatangan Hendric
139
Wanita murahan
140
Al sakit
141
Menjaga Al
142
Hendi melamar Rina
143
Youn & Anisa
144
kedatangan Youn
145
Kedatangan Rio
146
Menginap 1
147
Menginap 2
148
Di lamar Rio
149
Di perkosa
150
Kemarahan Norin
151
Bertemu teman lama 1
152
Bertemu teman lama 2
153
Mengundurkan Diri
154
Kepergian Norin
155
Setelah kepergian Norin
156
Pencarian Norin
157
Reni selingkuh
158
Doni & Dewi
159
Youn mualaf
160
Cari tahu tentang Islam
161
Shin mualaf
162
Cerita Doni&Dewi
163
Shin di pesantren
164
Shin di pesantren 2
165
Aku menemukanmu
166
Traktir Pecel Ayam
167
Shin meminang Norin
168
Rencana ternak ikan
169
Pinangan diterima
170
Rencana Pernikahan
171
Kedatangan keluarga Norin
172
Sah
173
Hari pernikahan
174
Sikap dingin norin
175
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!