Danau

Setelah selesai makan Norin ijin pulang duluan pada Bu Yayuk dengan alasan mau belanja ke pasar terlebih dahulu.

Norin melajukan roda duanya dengan kecepatan sedang karena jalanan sedikit macet dan tanpa ia sadari ada sebuah mobil yang mengikutinya dari belakang.

Awalnya Norin akan ke rumah Anisa setelah pulang dari mall akan tetapi, sahabatnya itu mengabarinya bahwa mereka tengah berada di rumah mertuanya di kota S.

Norin terus saja melajukan motornya dengan pikiran berkecamuk. Peristiwa yang terjadi di mall tadi terus saja terngiang di benaknya lalu tiba tiba ia teringat sebuah danau. Danau yang menurutnya mampu menenangkan hati dan fikirannya.

Norin berhenti di sebuah toko sembako kecil. ia membeli satu botol air mineral dan beberapa snack sebagai cemilannya nanti di danau tersebut.

Dan di sinilah Norin berada, di tepi sebuah danau buatan yang cukup luas. Norin duduk di atas kursi panjang menatap lurus ke depan. semilir angin menerpa dedaunan di atas pohon menambah suasana menjadi terasa sejuk sekali.

" udah lama sekali aku baru kesini lagi," gumam Norin.

Dulu sebelum sahabatnya Anisa, menikah mereka sering sekali mengunjungi danau buatan itu hanya sekedar untuk bercerita sambil memakan cemilan.

Mereka bisa menghabiskan waktu seharian bahkan sampai tertidur hingga sore hari.

Tetapi setelah sahabatnya itu menikah, Norin dan Anisa tidak pernah lagi mengunjungi danau tersebut karena sudah memiliki kesibukan masing masing.

Kemudian Norin mengeluarkan cemilannya dalam kantong kresek yang ia beli di pinggir jalan tadi lalu membukanya. Setelah itu, ia memakannya satu persatu.

Bola matanya menatap pada hamparan air danau di hadapannya namun fikirannya menerawang kemana mana.

" apa aku harus menikah agar aku tidak merasa kesepian seperti ini ? tapi dengan siapa? aku tak memiliki rasa cinta pada siapapun kecuali pada ibuku."

Seketika matanya mulai berkaca kaca lalu butiran bening berjatuhan dari kedua kelopak matanya.

Norin menangis sesenggukan entah apa yang dia tangisi, olokan orang lain tentang statusnya ? masa lalunya ? jalan hidupnya ? entahlah intinya saat ini Norin hanya ingin menangis.

" apa anda menangisi hukuman yang akan saya berikan nanti nona ?"

Terdengar suara bariton di belakang punggungnya, Norin terperangah lalu segera mengelap air matanya.

Lalu kemudian ia berbalik, " t tuan Shin, kenapa anda bisa ada disini ? jangan jangan anda mengikuti saya ya ?" tanya Norin dengan percaya diri.

" what ? percaya diri sekali anda, ini tempat umum siapapun boleh berkunjung. lagi pula ini wilayah tempat tinggal saya dan seharusnya saya yang bertanya sedang apa anda berada disini ?

" wilayah tempat tinggal, maksud tuan apa saya tidak mengerti."

" selain cengeng anda juga bebal ya nona Norin ! anda lihat di atas sana," ucap shin sambil menunjuk ke suatu tempat yang jauh di hadapannya.

Mata Norin mengikuti arah telunjuk pria itu lalu ia melihat ada semacam bangunan berwarna putih di seberang danau tepatnya di atas bukit. karena jaraknya yang cukup jauh maka bangunan itu terlihat kecil.

Norin mengerutkan dahinya menatap heran pada bangunan itu.

" dari tadi duduk di sini kok aku baru liat ada bangunan di atas sana," gumam Norin dalam hati.

Dan yang hanya Norin ketahui selama ini bahwa di atas bukit sana itu ada sebuah lapangan golf karena dulu ia dan Anisa sering mengunjungi lapangan golf tersebut hanya sekedar untuk berfoto foto saja.

" iya tuan saya melihatnya," jawab Norin.

" saya tinggal di mansion sana dan anda tahu danau ini adalah view utama kamar saya, so.."

" saya harus pergi dari danau ini karena hanya akan merusak view kamar tuan, apakah begitu ? asal tuan tau saja saya sudah sangat sering kesini sejak dari sepuluh tahun yang lalu bahkan saya sering mengunjungi lapangan golf di atas bukit sana jadi tuan ngga bisa seenaknya mengusir saya. dan seperti yang tuan katakan tadi bahwa ini tempat umum siapapun boleh berkunjung kemari."

" sudah bicaranya ? dasar wanita aneh dan tunggu apa tadi anda sering mengunjungi lapangan golf di sana ? mau apa ? main golf ?" tanya Shin dengan rasa penasaran.

Sementara Norin menekuk kan wajahnya ia kesal pada ucapan pria itu.

" apanya yang aneh dari diriku ? yang ada pria sombong ini yang aneh dimana mana ada dia seperti hantu saja," gumam Norin dalam hati.

" hei kenapa diam saja , apa anda tidak punya telinga ?"

Norin semakin kesal ia ******* ***** jarinya lalu menoleh ke arah Shin sekilas.

" emang kenapa kalau saya bermain golf di sana apa masalah juga buat anda tuan ?"

" tentu saja bermasalah karena lapangan golf itu private tidak boleh orang luar memasukinya."

Norin mengerutkan dahinya mendengar ucapan pria di hadapannya itu.

" dasar orang aneh, ngelarang orang lain kayak pemiliknya aja. ck, mana mungkin cuma seorang manager gudang punya mansion dan lapangan golf," gumam Norin dalam hati.

Norin tidak mau berdebat terlalu lama lagi dengan pria asing sombong itu lalu ia mengambil tas dan kantong kresek yang ia letakan di atas bangku dimana ia duduk tadi.

" permisi," ucap Norin lalu melangkahkan kakinya hendak meninggalkan tepi danau tersebut tanpa menoleh ke arah pria yang tengah menatapnya.

" hei, saya belum selesai bicara kenapa anda langsung pergi, tidak sopan sekali."

Norin menghentikan langkahnya lalu berbalik.

" apa lagi yang harus dibicarakan tuan, bukan kah saya harus segera pergi dari sini karena tempat ini wilayah kekuasaan tuan ?"

" siapa yang menyuruhmu pergi ? anda yang memotong pembicaraan sebelum saya selesai berbicara kenapa anda langsung menyimpulkan demikian ?"

" okey, lalu tuan mau bicara apa lagi ?" tanya Norin dengan kesal.

" tentang ponsel saya."

Norin mengerutkan dahinya." bukannya tadi siang tuan bilang akan membahasnya besok ? ini sudah sore saya ingin cepat pulang."

Shin melihat jam ditangannya. " it's oke, besok."

" permisi."

kemudian Norin melanjutkan langkahnya menuju dimana ia memarkirkan roda duanya.

Pria tampan itu menyunggingkan senyum di bibirnya.

" gadis yang unik."

Norin merasa hari ini adalah hari kesialannya setelah bertemu dengan managernya itu.

" tadinya pengen nenangin hati dan fikiran eh malah sebaliknya makin runyam," gumam Norin dalam hati.

Norin menghentikan roda duanya di pasar tradisional yang bukanya hingga dua puluh empat jam. Ia membeli bahan bahan makanan terlebih dahulu dan setelah itu, Norin melajukan motornya lagi menuju pulang ke rumahnya.

Norin memasuki rumahnya dengan menenteng beberapa kantong kresek belanjaannya lalu meletakkan kantong kresek itu di atas meja makan yang terletak di dapur kemudian ia bergegas untuk mandi.

jam menunjukan pukul delapan malam. Norin merebahkan tubuh lelahnya di atas kasur dan hendak memejamkan matanya namun tiba tiba suara pintu di ketuk.

Norin bergegas turun dari ranjang kemudian menghampiri pintu yang di ketuk itu lalu membuka pintu tersebut.

" assalamualaikum mba " sapa seorang pria manis di hadapannya.

" wa'alaikum salam, mas Erik ada perlu apa malam malam kesini ?"

" apa udah terlalu malam ya mba ?" ucap Erik lalu tersenyum lebar memamerkan lesung pipinya.

Norin tersenyum, " maaf bukan seperti itu maksudnya tumben mas Erik ke rumah saya."

" sebenarnya saya ke sini mau minta maaf atas nama diri saya serta kedua teman saya mba."

Norin mengerutkan dahinya. " minta maaf untuk apa mas ?"

" atas ucapan teman teman saya yang mungkin membuat mba Norin sakit hati."

Norin tertawa kecil lalu menatap pada pria manis di hadapannya.

" mereka ngga salah kenapa harus minta maaf mas, lagi pula apa yang mereka katakan begitu adanya kok. jadi ngga usah merasa bersalah gitu mas."

" tapi mba ngga marah kan sama saya ?"

" ya ngga lah mas Erik ni ada ada aja."

" kalau begitu makasih ya mba, terus saya sekalian mau ijin pulang ke Bandung takut besok ngga sempat ketemu sama mba."

" oh jadi besok mau pulang ?"

" iya mba."

" ya sudah hati hati aja kalau gitu."

" iya mba terima kasih."

Kemudian Erik kembali pulang ke rumah Bu Yayuk.

Terpopuler

Comments

ciru

ciru

cakeep

2023-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 ( Prolog )
2 Manager baru
3 Shin Dong Hoon
4 Terlambat
5 Masalah di produksi
6 Hari libur
7 Pemandian air panas
8 Main ke mall
9 Gara gara ponsel
10 Danau
11 Gara gara kunci
12 Hukuman
13 Norin VS Siska
14 Terluka
15 Menjalani hukuman 1
16 menjalani hukuman 2
17 Sarapan bersama
18 Doni
19 Hinaan
20 Iner beauty
21 Mulut tetangga
22 Acara lamaran Elis
23 Bersepeda
24 Maaf
25 Masalah besar 1
26 Masalah besar 2
27 Kemarahan Shin
28 Rencana ke bandung
29 Cantik
30 Perhatian kecil Shin
31 Perkara baju
32 Perkara baju 2
33 Berbagi kamar
34 Salah paham
35 Norin jatuh sakit
36 Pingsan
37 Kepribadian ganda
38 Mulut dua comberan
39 Gara gara kaldu
40 jendela pecah
41 Di apeli kurir
42 Sandwich special
43 Menyandra tas
44 Pesona Shin
45 Buyer dari Eropa
46 Cemburu
47 Tuan Hoon
48 Tertimpa motor
49 Atheisme
50 Norin merajuk
51 para pencari perhatian
52 Menjenguk Norin
53 fakta tentang Norin
54 ada apa denganmu ?
55 Kedatangan Shin
56 Cha Eun Woo
57 Saya kekasih Norin !
58 Bertemu Anisa
59 Siska berulah
60 Sepasang kekasih !
61 Sisi baik seorang Shin
62 Berbelanja
63 Pemaksa
64 Shin berulah lagi
65 Balada hati Shin
66 Bertemu klien
67 Ponsel Norin rusak
68 Tuan pemaksa
69 Apa itu Alqur'an ?
70 Setitik rasa
71 Saya mencintaimu, Norin !
72 Demi wanitaku
73 Bubur ayam
74 Kejutan dari Shin
75 Bingung
76 Kembali kerja
77 Kepergok tuan Lee
78 Norin pingsan 1
79 Norin pingsa 2
80 Kepergok shin
81 Memborong baju
82 Istana Shin
83 Lapangan golf
84 Hoon adalah Shin
85 Kekecewaan
86 Norin kabur
87 Wanita penggoda
88 Kantin
89 Norin di skorsing
90 Shin murka
91 Pulang kampung
92 Kampung halaman
93 Kepala sekolah
94 Ibu bijaksana
95 Cibiran seorang kakak
96 Di traktir Rio
97 Rio bertamu
98 Ke rumah Susi
99 Si buntelan
100 Norin dan Rio
101 Rencana Lamaran
102 Shin Dilema
103 Batal lamaran
104 Alasan Rio
105 Rumah sakit
106 Permintaan Alesa
107 Kejutan untuk Norin
108 Bertemu keluarga Norin
109 Gara gara sambal
110 Satu Ranjang
111 Kelakuan Shin
112 Para tetangga
113 Dinner keluarga
114 Shin nekat
115 Harapan Rio
116 Pulang ke kota
117 Shin vs Youn
118 Rumah tangga Anisa
119 Pengkhianatan Rendi
120 Hukuman berlebihan
121 Bertemu Anisa
122 Mengambil sikap
123 Sikap dingin Shin
124 lapangan golf 1
125 Lapangan golf 2
126 Putus
127 Rumah sakit
128 Pertengkaran
129 Salah sasaran
130 pulang ke rumah
131 Anisa vs Rendi
132 kembali kerja
133 Penyesalan Rendi
134 Di salip Doni
135 Elis hamil 1
136 Elis hamil 2
137 Motor Norin kembali
138 Kedatangan Hendric
139 Wanita murahan
140 Al sakit
141 Menjaga Al
142 Hendi melamar Rina
143 Youn & Anisa
144 kedatangan Youn
145 Kedatangan Rio
146 Menginap 1
147 Menginap 2
148 Di lamar Rio
149 Di perkosa
150 Kemarahan Norin
151 Bertemu teman lama 1
152 Bertemu teman lama 2
153 Mengundurkan Diri
154 Kepergian Norin
155 Setelah kepergian Norin
156 Pencarian Norin
157 Reni selingkuh
158 Doni & Dewi
159 Youn mualaf
160 Cari tahu tentang Islam
161 Shin mualaf
162 Cerita Doni&Dewi
163 Shin di pesantren
164 Shin di pesantren 2
165 Aku menemukanmu
166 Traktir Pecel Ayam
167 Shin meminang Norin
168 Rencana ternak ikan
169 Pinangan diterima
170 Rencana Pernikahan
171 Kedatangan keluarga Norin
172 Sah
173 Hari pernikahan
174 Sikap dingin norin
175 End
Episodes

Updated 175 Episodes

1
( Prolog )
2
Manager baru
3
Shin Dong Hoon
4
Terlambat
5
Masalah di produksi
6
Hari libur
7
Pemandian air panas
8
Main ke mall
9
Gara gara ponsel
10
Danau
11
Gara gara kunci
12
Hukuman
13
Norin VS Siska
14
Terluka
15
Menjalani hukuman 1
16
menjalani hukuman 2
17
Sarapan bersama
18
Doni
19
Hinaan
20
Iner beauty
21
Mulut tetangga
22
Acara lamaran Elis
23
Bersepeda
24
Maaf
25
Masalah besar 1
26
Masalah besar 2
27
Kemarahan Shin
28
Rencana ke bandung
29
Cantik
30
Perhatian kecil Shin
31
Perkara baju
32
Perkara baju 2
33
Berbagi kamar
34
Salah paham
35
Norin jatuh sakit
36
Pingsan
37
Kepribadian ganda
38
Mulut dua comberan
39
Gara gara kaldu
40
jendela pecah
41
Di apeli kurir
42
Sandwich special
43
Menyandra tas
44
Pesona Shin
45
Buyer dari Eropa
46
Cemburu
47
Tuan Hoon
48
Tertimpa motor
49
Atheisme
50
Norin merajuk
51
para pencari perhatian
52
Menjenguk Norin
53
fakta tentang Norin
54
ada apa denganmu ?
55
Kedatangan Shin
56
Cha Eun Woo
57
Saya kekasih Norin !
58
Bertemu Anisa
59
Siska berulah
60
Sepasang kekasih !
61
Sisi baik seorang Shin
62
Berbelanja
63
Pemaksa
64
Shin berulah lagi
65
Balada hati Shin
66
Bertemu klien
67
Ponsel Norin rusak
68
Tuan pemaksa
69
Apa itu Alqur'an ?
70
Setitik rasa
71
Saya mencintaimu, Norin !
72
Demi wanitaku
73
Bubur ayam
74
Kejutan dari Shin
75
Bingung
76
Kembali kerja
77
Kepergok tuan Lee
78
Norin pingsan 1
79
Norin pingsa 2
80
Kepergok shin
81
Memborong baju
82
Istana Shin
83
Lapangan golf
84
Hoon adalah Shin
85
Kekecewaan
86
Norin kabur
87
Wanita penggoda
88
Kantin
89
Norin di skorsing
90
Shin murka
91
Pulang kampung
92
Kampung halaman
93
Kepala sekolah
94
Ibu bijaksana
95
Cibiran seorang kakak
96
Di traktir Rio
97
Rio bertamu
98
Ke rumah Susi
99
Si buntelan
100
Norin dan Rio
101
Rencana Lamaran
102
Shin Dilema
103
Batal lamaran
104
Alasan Rio
105
Rumah sakit
106
Permintaan Alesa
107
Kejutan untuk Norin
108
Bertemu keluarga Norin
109
Gara gara sambal
110
Satu Ranjang
111
Kelakuan Shin
112
Para tetangga
113
Dinner keluarga
114
Shin nekat
115
Harapan Rio
116
Pulang ke kota
117
Shin vs Youn
118
Rumah tangga Anisa
119
Pengkhianatan Rendi
120
Hukuman berlebihan
121
Bertemu Anisa
122
Mengambil sikap
123
Sikap dingin Shin
124
lapangan golf 1
125
Lapangan golf 2
126
Putus
127
Rumah sakit
128
Pertengkaran
129
Salah sasaran
130
pulang ke rumah
131
Anisa vs Rendi
132
kembali kerja
133
Penyesalan Rendi
134
Di salip Doni
135
Elis hamil 1
136
Elis hamil 2
137
Motor Norin kembali
138
Kedatangan Hendric
139
Wanita murahan
140
Al sakit
141
Menjaga Al
142
Hendi melamar Rina
143
Youn & Anisa
144
kedatangan Youn
145
Kedatangan Rio
146
Menginap 1
147
Menginap 2
148
Di lamar Rio
149
Di perkosa
150
Kemarahan Norin
151
Bertemu teman lama 1
152
Bertemu teman lama 2
153
Mengundurkan Diri
154
Kepergian Norin
155
Setelah kepergian Norin
156
Pencarian Norin
157
Reni selingkuh
158
Doni & Dewi
159
Youn mualaf
160
Cari tahu tentang Islam
161
Shin mualaf
162
Cerita Doni&Dewi
163
Shin di pesantren
164
Shin di pesantren 2
165
Aku menemukanmu
166
Traktir Pecel Ayam
167
Shin meminang Norin
168
Rencana ternak ikan
169
Pinangan diterima
170
Rencana Pernikahan
171
Kedatangan keluarga Norin
172
Sah
173
Hari pernikahan
174
Sikap dingin norin
175
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!