Akhirnya mereka memutuskan untuk makan di restoran Jepang saja setelah perdebatan antara ibu dan dua anaknya.
Kemudian mereka pun turun menggunakan eskalator menuju ke lantai dua, namun baru saja Norin menginjakkan kakinya ke lantai dua sekilas ia merasa seperti melihat orang yang ia kenal lagi.
Norin menghentikan langkahnya lalu menajamkan penglihatannya dan mengitari ke sekeliling.
" ngga ada, apa cuma perasaan aku doang ya?" gumam Norin dalam hati.
Tanpa Norin sadari ia menjadi perhatian tiga orang dewasa yang tengah bersamanya termasuk Bu Yayuk.
" mba Norin nyari siapa to ?"
Norin menoleh pada wanita yang bertanya itu, " oh ngga ada Bu, yuk kita jalan lagi saya udah laper banget," jawab Norin mengalihkan pertanyaan Bu Yayuk.
" sama saya juga," ucap Bu Yayuk tertawa lebar.
Kemudian mereka melanjutkan langkahnya lagi dan tibalah di tempat yang mereka tuju yaitu sebuah restoran Jepang.
Karena hari masih terbilang pagi maka restouran tersebut belum terlihat terlalu ramai, meja meja masih banyak yang kosong.
Kemudian mereka menghampiri salah satu meja yang kosong itu.
" lha bangkunya cuma empat mana muat untuk kita berenam," celetuk bu Yayuk sambil tangannya menghitung kursi dengan telunjuknya.
" ngga apa apa Bu Yayuk sekeluarga duduk disini aja biar saya duduk di sana." ucap Norin sambil menunjuk ke meja yang kosong yang terletak pojokan.
" iya mba, mba yuk, mas yanto dan anak anak disini aja biar kami di sana." ucap Erik lalu tersenyum lebar.
Hal ini merupakan kesempatannya untuk Erik bisa berdekatan dengan Norin fikirnya.
kemudian Norin dan Erik duduk berhadapan di mejanya. Sebenarnya Norin merasa risih duduk berdua seperti ini namun jika menolak ia merasa tidak enak hati pada pria manis tersebut.
Tidak lama kemudian, datanglah seorang pelayan wanita.
" mba mau makan apa ?" tanya Erik sambil tangannya memegang buku menu yang diberikan oleh pelayan tersebut.
Norin yang tengah memainkan ponselnya terperangah lalu menoleh pada pria yang bertanya itu.
" oh, mas Erik duluan aja yang pesan ya saya mau ke toilet dulu sebentar," jawab Norin.
Erik mengangguk, " iya mba."
kemudian Norin jalan menuju toilet yang ada di restauran itu tapi sesampainya di sana ia melihat beberapa orang yang tengah mengantri lalu Norin memutuskan untuk mencari toilet umum saja yang ada di luar restouran tersebut.
Norin terus melangkahkan kakinya mencari toilet umum dan akhirnya ia melihat petunjuk arah masuk toilet pria dan wanita yang menggantung di atas kepalanya.
kemudian Norin masuk melewati lorong yang tidak terlalu panjang dan terus melangkah sambil menundukkan kepalanya lalu tiba tiba " bruugh braakk."
Norin menabrak dada bidang seseorang dan membuatnya terjungkal ke belakang lalu ter jatuh ke lantai.
" aduuh sakiit sekali."
Norin meringis sambil memegangi pinggang dan lututnya yang membentur lantai.
sementara orang yang ia tabrak.
" oh sial, apa anda jalan tidak pakai mata ? lihat ponsel saya rusak," ucap seorang pria tinggi sambil menyodorkan ponsel yang baru saja ia ambil tergeletak di atas lantai.
Ponselnya terjatuh saat Norin menabraknya tapi lebih tepatnya bertabrakan karena ia sendiri pun sibuk dengan ponselnya tanpa melihat ke arah depan, dan mirisnya ia malah menyalahkan Norin. Norin masih saja meringis dan terduduk di lantai.
" maaf pak," ucap Norin lalu mendongakkan wajahnya ke atas seketika pupil matanya melebar melihat siapa orang yang berdiri di hadapannya itu.
" t tuan Shin."
Begitu pula dengan pria tinggi tegap itu menatap kaget pada wanita yang tengah duduk di lantai.
" kamu."
kemudian Norin berdiri dengan pelan karena lututnya terasa sakit.
" maaf tuan saya tidak sengaja." ucap Norin lalu menundukkan wajahnya.
" apa dengan cara meminta maaf bisa mengembalikan ponsel saya ke semula nona Norin," jawab Shin dengan ketus sambil memperlihatkan ponselnya yang retak dan mati.
" apa saya harus menggantinya tuan ?" tanya Norin dengan perasaan was was, ia takut bosnya benar benar memintanya untuk mengganti yang baru sedangkan Norin tidak memiliki banyak uang apalagi itu ponsel mahal.
" ck apa anda punya banyak uang ? saya rasa gaji enam bulan anda saja belum tentu cukup untuk membelinya nona," jawab Shin dengan sombong.
Norin mendongakkan wajahnya menatap pria di depannya namun ia kembali menunduk.
" s saya memang tidak memiliki banyak uang tuan."
Shin menatap pada wajah wanita yang tengah menunduk itu.
" begini saja saya akan memotong gaji anda 50% setiap bulan selama dua tahun bagaimana ?"
Norin mendongak lagi, " apa, maksud saya apa tidak ada cara lain tuan ?"
Norin tidak bisa membayangkan bagaimana jika gajinya benar benar di potong tiap bulan lalu bagaimana ia bisa membayar cicilan rumahnya serta biaya kuliah adiknya di kampung.
Norin menggelengkan kepalanya membayangkan jika hal itu terjadi.
" ngga itu ngga boleh terjadi," gumam Norin dalam hati.
" baik kalau anda tidak setuju, bagaimana kalau anda melayani saya ?" ucap pria tersebut dengan senyum menyeringai.
" apa, tidak saya tidak mau apa tuan fikir saya itu perempuan apa ?"
" hei be calm please, kenapa anda berfikir seperti itu ? apa anda fikir saya tertarik dengan tubuh kecil anda nona Norin ? asal anda tau saja you are not my type, okey."
Norin yang tadinya memasang ekspresi marah kemudian menundukkan wajahnya ke bawah sambil ******* jari jarinya.
" apa aku sejelek itu ya di mata laki laki ini ?" gumam Norin dalam hati. Seketika ia merasa sedih dan rendah diri mendengar ucapan pria di hadapannya.
Kemudian Norin mendongakkan wajahnya lagi. " lantas apa yang harus saya lakukan tuan Shin ?"
" besok saya akan memberi tahu anda okey nona."
kemudian pria asing itu beranjak pergi meninggalkan Norin yang tengah berdiri mematung.
Norin melanjutkan langkahnya menuju toilet dengan jalan sedikit tertatih karena lututnya mengalami sedikit lecet.
Tiba di toilet ia membasuh wajahnya dengan air lalu menatap lama pada cermin di hadapannya.
" apa aku ini jelek banget ya sampai pria sombong itu berbicara seperti itu."
Jujur saja, ucapan managernya tadi sedikit menyentil hatinya jadi ia merasa tidak percaya diri, namun pikiran itu segera ia tepis.
" ngapain di pikirin, lagian siapa juga yang mau sama pria sombong itu."
Setelah selesai membasuh wajah dan membenarkan jilbabnya Norin kembali ke restoran. perutnya mulai keroncongan karena jam sudah menunjukan pukul satu siang.
Tapi pada saat mau kembali ke meja asalnya Norin melihat Erik bersama dua wanita cantik dan modis. Erik menoleh ke arah Norin lalu memanggilnya.
" sini mba Norin."
Awalnya Norin enggan ikut gabung dengan mereka tapi rasa tidak enak hati pada Erik mau tidak mau ia bergabung dengan mereka.
" kenalkan mba ini teman teman saya dari Bandung, mereka lagi liburan juga di sini."
Norin tersenyum lalu mengulurkan tangannya memperkenalkan diri pada mereka satu persatu.
" oh ini toh yang bikin mas Erik lupa pulang ke Bandung." ucap wanita cantik berambut panjang.
Erik tertawa mendengar ucapan temannya itu.
"ada ada aja kamu Wit , besok juga saya pulang ke Bandung kok."
Erik menoleh pada wanita yang masih berdiri saja.
" silahkan duduk dulu mba."
" saya duduk di meja lain aja ya takut ganggu mas Erik serta teman temanya," ucap Norin dengan sopan.
" sama sekali ngga ganggu kok mba, disini aja bareng kita biar lebih asik."
" iya mba, disini aja bareng kita, kita bisa ngobrol kan siapa tau bisa jadi teman," ucap wanita berambut Bob.
Norin tersenyum lalu menurunkan tubuhnya ke atas kursi yang kosong.
Norin mulai memesan makanan dan tak lama makanan yang ia pesan sudah tersaji di hadapannya. Kemudian mereka mulai makan dan diselingi dengan obrolan.
" mba Norin asli orang sini ya ?" tanya wanita berambut Bob.
" bukan, saya cuma pendatang yang sedang nguli di kota ini," jawab Norin dengan santai lalu memasukan lagi makanan ke dalam mulutnya.
" oh, emang mba kerja dimana ? maksudnya perusahaan apa dan bagian apa ?"
" di pabrik garmen, cuma karyawan biasa aja mba."
" ohh buruh pabrik garmen toh," celetuk wanita berambut panjang yang di ketahui bernama Wita.
Norin mengangguk santai sambil memasukan makanan ke mulutnya lagi. Perut lapar membuatnya malas menanggapi mending makan saja biar cepat habis kemudian pulang fikirnya.
" udah lama mba kerja disini ?" tanya wanita berambut Bob.
" sepuluh tahun mba,"
" wah udah lama sekali ya ?"
" emang umur mba berapa tahun sih ?" tanya wanita berambut pirang.
" tiga puluh tahun mba," jawab Norin santai.
kedua wanita itu saling berpandangan seolah olah tidak percaya wanita yang tengah makan santai itu sudah berusia kepala tiga dan Erik sendiri pun tidak percaya jika wanita yang menarik perhatiannya dalam dua hari ini berusia tiga puluh tahun sementara dirinya masih berusia dua puluh enam tahun.
" tau ngga Ris kalau di tempatku usia tiga puluh tahun dan belum menikah itu di panggil perawan tua lho " celetuk wanita berambut panjang pada wanita berambut Bob seolah olah seperti tengah menyindir Norin.
kemudian wanita berambut Bob menyikut nya agar temannya itu diam.
Norin hanya menanggapinya dengan senyum manisnya saja. sindiran seperti itu udah biasa baginya jadi santai saja fikirnya. Sementara Erik yang mendengarkan saja dari tadi jadi merasa tidak enak hati pada Norin lalu ia pun mengalihkan pembicaraan.
" eh by the way kalau kalian kapan balik ke Bandung nya ?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
ciru
cakep
2023-06-27
0