Norin terbangun dari tidurnya, ia merasa terusik oleh suara berisik ibu ibu yang sedang ngerumpi di jalan depan rumahnya sambil tertawa cekikikan.
Norin tinggal di perumahan sederhana tipe 36 meter persegi. Sebuah komplek kecil yang penghuninya rata rata bekerja di pabrik berbeda beda namun, ada juga yang bekerja di bank atau di mall.
Awalnya Norin tinggal di kontrakan rumah penduduk biasa dengan bayar sewa lima ratus ribu per bulan namun, setelah naik jabatan dan gajinya naik dua kali lipat dari gaji sebelumnya ia memutuskan untuk mengambil perumahan dengan sistem kredit. selain untuk ditempati, rumah itu juga sebagai investasi jangka panjang.
Norin menjulurkan tangannya mengambil jam weker yang ada di atas nakas sebelah kanan tempat tidurnya dengan rasa malas. seketika matanya membulat.
" astagaaa," teriak Norin.
kemudian Norin bergegas turun dari atas kasurnya lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
" kenapa harus bangun kesiangan lagi ?" gumamnya dengan kesal.
Dua puluh menit kemudian Norin sudah rapi dengan pakaian kerjanya. lalu ia pergi ke dapur untuk memasak nasi goreng kesukaannya sebagai menu sarapan pagi ini.
Norin menoleh pada jam yang menempel di dinding rumahnya sudah menunjukan pukul delapan pagi lalu ia mengurungkan niatnya itu
" udah terlalu siang mana sempat masak nasi goreng."
kemudian Norin menoleh ke arah meja makan siapa tahu masih ada sisa roti di sana fikirnya, namun tidak ada sepotong roti pun di sana.
" ya udahlah pagi ini ngga usah sarapan," ucap Norin dengan lesu.
Norin mengeluarkan motornya dari dalam rumahnya. lalu seorang wanita berusia empat puluh lima tahun menyapanya.
" mba Norin tumben jam segini baru berangkat kerja ?" tanya Bu Yayuk, tetangga depan rumahnya yang tengah menjemur baju.
" iya Bu kesiangan hehe," jawab Norin sambil tersenyum lebar.
"oalaa kok bisa mba, abis begadang yaa semalam " goda wanita yang berpostur tubuh semok itu.
" semalam saya lembur kerja Bu," jawab Norin.
" oh, ngono to,"
" iya Bu, saya berangkat kerja dulu ya," ucap Norin lalu melajukan motornya dengan pelan.
Bu Yayuk adalah ibu rumah tangga biasa yang sudah memiliki dua orang anak laki laki. Ia sama seperti Norin, sama sama perantauan tapi Bu yayuk berasal dari Jawa timur. dan suaminya bekerja di sebuah pabrik minuman.
Norin melajukan motornya dengan kecepatan tinggi berburu dengan waktu. di tengah perjalanan motornya melambat karena banyak angkot yang menaik dan menurunkan penumpang di jalanan.
Sebenarnya hanya setengah jam jarak dari rumahnya ke pabrik dan jam masuk kerja di pabrik yaitu pukul delapan. karena Norin berangkat jam delapan dari rumah maka sampai di pabrik jam setengah sembilan, ia terlambat setengah jam.
Pintu gerbang pabrik sudah ditutup dari setengah jam yang lalu.
" waduh udah di tutup."
kemudian Norin membunyikan klakson motornya dan memanggil satpam jaga dengan suara di tinggikan supaya terdengar oleh satpam tersebut.
" tolong bukain gerbangnya pak, saya mau masuk."
Kemudian munculah seorang satpam perempuan berpenampilan seperti seorang pria. Nendi, adalah satpam wanita satu satunya di pabrik itu. Satpam yang di takuti karena keangkuhan dan ke galakan nya pada karyawan, apalagi pada karyawan bagian produksi. Sudah banyak karyawan yang di buat ketakutan atau menangis olehnya meskipun hanya melakukan kesalahan kecil.
" Eh kamu udah datang telat teriak teriak lagi, " ucap satpam tersebut sambil berkacak pinggang.
Sementara Norin masih diam saja.
" kamu tau udah jam berapa ini hah, " teriak satpam tersebut dengan sorot mata tajam.
Kemudian Norin tersenyum, " maaf Bu, saya datang terlambat," ucap Norin santai.
" kamu itu kan atasan seharusnya memberikan contoh yang baik untuk anak buah mu, bukannya datang seenak udel mu. emangnya ini pabrik punya nenek moyangmu apa ?" bentaknya dengan suara lantang sampai terlihat uratnya menonjol.
Sementara Norin diam saja tidak menanggapinya, terserah mau ngomong apa ini makhluk astral fikirnya.
" saya kasih SP ( surat peringatan ) kamu ya, untung kamu punya jabatan disini kalau tidak udah saya laporin ke direktur kamu."
" yasudah SP aja Bu, ngga apa apa."
Setelah itu, akhirnya Nendi mau membuka pintu gerbangnya.
" terima kasih ibu Nendi yang cantik dan baik hati." ucapnya lalu melajukan motornya masuk ke dalam area pabrik.
Setelah memarkirkan motornya, Norin jalan tergesa gesa menuju ruangannya. Namun baru beberapa langkah terdengar suara bariton bicara padanya di belakang punggungnya.
" Apa harus setiap hari datang terlibat nona ?"
Norin menghentikan langkahnya kemudian berbalik, seketika matanya membulat terkejut melihat siapa yang ada di hadapannya itu.
" s selamat pagi tuan " sapa Norin dengan gugup."
bukan itu jawaban yang saya mau," kata Shin sambil menumpukan kedua tangannya di atas dada bidangnya.
" maaf saya datang terlambat tapi, tidak setiap hari kok tuan, " jawab Norin dengan santai seperti tidak punya salah.
" oh ya, ck bagaimana dengan kemarin nona ?" tanya pria itu dengan nada menyindir.
Norin jadi gelagapan, ia baru ingat kemarin datang terlambat juga tapi beruntungnya tidak di marahi oleh satpam karena satpam jaga kemarin adalah satpam laki laki bukan Nendi. Norin juga ingat ia bertemu dengan manager barunya itu di parkiran bersama seorang sopir.
Norin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
" iya tuan, baru dua kali hehe," jawab Norin sambil tersenyum lebar.
" Mulai besok saya tidak mau melihat anda datang terlambat lagi. ingat sekarang anda memiliki seorang bos dan anda tidak bisa mengatur diri anda sendiri dan yang bisa mengatur diri anda adalah hanya saya," ucap Shin dengan tegas.
" baik tuan," jawab Norin lalu menundukkan wajahnya.
Norin tidak mau melakukan pembelaan rasanya percuma, ia cukup menjadi pendengar saja ketika bos nya itu bicara panjang lebar.
" apa sudah selesai bicaranya tuan ? boleh saya masuk ke ruangan saya sekarang ?"
pria tampan itu menatap tajam, " ingat apa yang saya katakan."
Norin mengangguk, kemudian berbalik hendak melanjutkan lagi langkahnya namun.
" Nona " panggil pria itu membuat Norin terdiam.
" thanks for the data," ucap Shin.
Norin mengangguk tanpa menoleh kebelakang kemudian beranjak pergi meninggalkan pria Korea itu seorang diri.
Tiba di depan pintu masuk ruang kerja, Norin terdiam lalu mengatur nafasnya terlebih dahulu kemudian membuka pintu.
Setelah sampai di dalam ruangan semua staf menatapnya dengan ekspresi heran seolah olah ada yang salah dengan dirinya.
" mba Norin baik baik aja kan ?" tanya Dewi
Norin mengerutkan dahinya, " lho kenapa wi ? apa karena saya datang telat lagi ?" Norin balik tanya pada stafnya itu.
" bukan mba, tapi ada yang bilang kalau mba Norin kecelakaan. Kami jadi khawatir apalagi semalam mba lembur sendiri terus pagi ini mba di hubungi ngga aktif hpnya."
Norin merogoh tasnya lalu mengeluarkan ponselnya yang ada di dalam tas nya.
" ponsel saya mati mati wi, semalam lupa di charger."
"Oh pantesan."
" lagi pula kata siapa itu saya kecelakaan? tega sekali amat," tanya Norin penasaran.
" kata si Rina tuh, " jawab Hendy sambil menunjuk ke arah wanita yang sedang duduk dengan mulutnya.
Sementara yang di tunjuk pura pura tidak mendengar dan pura pura sibuk .
Norin menoleh pada gadis yang duduk menunduk seolah olah sedang sibuk menulis lalu memanggilnya.
Rina menoleh ke arah Norin, " ada apa sih aku lagi banyak kerjaan nih," jawab Rina dengan ketus.
"Sebentar aja, " kata Norin.
Rina beranjak dari duduknya dengan terpaksa lalu mendekati Norin dengan wajah menekuk.
"Ada apa sih ganggu aja ? " kata Rina dengan ketus.
"Apa benar yang di katakan mereka kalau kamu bilang saya kecelakaan ?" tanya Norin dengan wajah serius.
" Halah yang gitu aja di permasalahkan, aku juga dengar dari orang kok.
"Denger dari siapa ?" tanya Norin penasaran.
"Ngga tau orang aku ngga kenal sama mereka. Aku tadi dengernya waktu mau masuk pintu gerbang, dan mereka bilang atasan gudang kecelakaan, ya aku fikir siapa lagi atasan gudang kalau bukan mba Norin." jawab Rina beralasan. padahal sebenarnya memang akal akalan dirinya sendiri.
Norin terdiam, ia tidak abis fikir informasi kurang jelas gitu di makannya mentah mentah. menduga duga orang lain kecelakaan tanpa mencari tau kebenarannya terlebih dahulu sama halnya seperti mendoakan orang tersebut mendapat keburukan.
" ya udahlah semuanya kembali kerja."
Norin merebahkan tubuhnya di kursi kerjanya lalu menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi.
Norin merasa hari ini adalah hari apesnya. Sudah datang terlambat, di marahi satpam, di di tegur bosnya dan di sangka kecelakaan pula oleh para stafnya.
Suara telepon berdering di atas meja kerjanya, menyadarkannya dari lamunan lalu lalu Norin pun mengangkatnya.
" halo ".... ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
ciru
cakeep
2023-06-27
0