Norin merebahkan tubuhnya di kursi kerjanya, ia menyenderkan punggungnya ke senderan kursi yang ada dibelakangnya. lalu, ia meregangkan kedua kakinya.
"pegel banget,"gumamnya.
Bolak balik antara gudang dan kantor dengan jarak yang lumayan jauh serta harus menaiki dan menuruni anak tangga membuat kakinya terasa kram.
Norin mulai membuka laptopnya, kemudian membuka email siapa tahu ada info dari suplier fikirnya. Namun, beberapa detik kemudian ada sebuah email masuk dari manager sombongnya itu.
"Thank you for this morning and don't forget for tomorrow."
Norin mengabaikan email dari manager barunya itu lalu membuka email lainnya.
Ketika Norin fokus pada layar laptopnya, tiba tiba saja laptopnya mati. Norin shock, bagaimana tidak ia tengah membahas masalah penting dengan salah satu suplier nya tiba tiba mati dan pembahasan itu belum selesai.
"kenapa cepat sekali rusaknya padahal baru ganti enam bulan yang lalu," gumam Norin dengan kesal.
Sementara di seberang meja kerjanya. Dewi memperhatikan kebingungan atasannya itu.
"ada masalah apa mba?" tanya Dewi.
Norin yang tengah bengong pun menoleh ke arah sumber suara itu.
"laptop saya mati lagi wi!" jawab Norin dengan lesu.
"lah kok bisa bukannya baru ganti enam bulan yang lalu ya?"
Norin tidak menjawab pertanyaan Dewi melainkan ia hanya menggelengkan kepalanya sebagai isyarat ia pun tidak tau.
Norin duduk termenung di meja kerjanya lalu tiba tiba suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, kemudian munculah di balik pintu sosok pria tinggi tegap tersenyum manis padanya. Lalu, ia mendekati wanita yang tengah bengong.
"kenapa dengan laptopnya?" tanya Doni pada Norin yang masih menatapnya dengan perasaan heran.
"kenapa ia bisa tau kalau laptopku rusak?" Norin bermonolog.
"kok bengong!" Doni mengibaskan telapak tangannya ke wajah wanita itu, Norin yang masih bengong pun terperangah.
"Oh, ya a!" ucap Norin lalu tersenyum padanya.
"mikirin apa sih masih pagi lho?" goda Doni.
"ga ada a, cuma kok a Doni tau kalau laptop saya rusak tau dari siapa?" tanya Norin penasaran.
"panggilan alam mungkin !" jawabnya lalu tersenyum lebar.
Norin mengerutkan dahinya merasa aneh dengan jawaban pria itu. Panggilan alam apa maksudnya? Namun, ia memilih untuk tidak bertanya.
"laptopnya baru ganti 6 bulan yang lalu kenapa cepet banget rusaknya," gumam Norin dengan lirih.
Doni yang mendengar gumaman wanita cantik itu menimpalinya dengan nada menggoda.
"kangen mungkin, 6 bulan waktu yang cukup lama."
Norin mendongakkan wajahnya menoleh pada pria tampan itu berdiri di samping kanannya dan seketika tatapannya bertemu. Namun, tak lama kemudian Norin memalingkan wajah manisnya kembali. Norin mencoba mencerna kalimat aneh yang keluar dari bibir pria itu tapi tetap saja tidak bisa di pahami.
Untuk pertama kalinya Doni memperbaiki laptop Norin lagi setelah 6 bulan lamanya tidak pernah ia sentuh. Dan selama itu pula ia jarang sekali bertemu dengannya.
"coba saya check dulu laptopnya ya !" ucap Doni dengan sopan.
Norin yang dari tadi masih duduk di kursinya berdiri, karena Doni akan mengecek laptopnya dan tentu saja kursinya akan diduduki olehnya. Namun, ketika Norin akan berpindah tempat kakinya tersandung kabel yang menjulur di bawah meja kerjanya dan beruntung dengan sigap Doni menahan pinggangnya agar ia tidak terjatuh.
"maaf," Doni meminta maaf pada norin karena ia merasa tidak enak hati telah menyentuh pinggangnya tanpa permisi. Sementara Norin masih menahan degub jantungnya ia merasa terkejut sekali. Setelah itu, ia tersenyum pada pria yang telah menolongnya itu.
"makasih a !" ucapnya dengan lirih. Kemudian ia bergegas pindah posisi menjauh dari meja kerjanya.
Sebenarnya Norin merasa enggan di pegang seperti itu terlebih oleh seorang pria. Namun ia fikir pria itu hanya berniat menolongnya agar ia tidak terjatuh ke lantai. oleh sebab itu Norin tidak marah padanya.
Doni melirik Norin yang tengah duduk manis di sebuah kursi yang berjarak empat meter darinya. Wajah cantik dan manis itu seperti tak pernah berubah walau usianya sudah tak muda lagi.
Untuk mengusir suasana canggung antara dirinya dan gadis cantik itu ia mencoba untuk terus mengajak bicara walaupun Norin kurang meresponnya.
"jangan jauh jauh duduknya sini deketan dikit, temani saya mengobrol," ucap Doni.
Norin yang tengah memainkan kuku jarinya menoleh pada pria yang berbicara dengannya itu.
"lah kan a Doni sedang benerin laptop saya. kalau sambil mengobrol nanti lama selesainya. Terus kalau lama selesainya nanti pekerjaan saya semakin menumpuk dan kalau pekerjaan saya menumpuk nanti saya harus ngelembur lagi a," jawab Norin. Lalu, ia Menunduk dan memainkan kuku jarinya lagi.
Celotehan Norin itu membuatnya tersenyum lebar. Ini pertama kalinya Doni mendengar Norin berbicara dengan kalimat panjang seperti itu. karena biasanya hanya sepatah dua patah kata saja dan itu membuat Doni merasa senang. Lalu, ia mencoba menggodanya lagi.
" iya, biar semangat aja gitu ngerjainnya kalau di temani gadis manis dan cantik seperti kamu."
Norin menoleh lagi pada pria tampan itu. Lalu, ia menyunggingkan senyum tipis di bibirnya membuat dada Doni berdesir menatap senyum manis pujaan hatinya itu.
" maaf cuma becanda aja Rin, biar ngga kaku kayak kanebo," celoteh Doni tapi dengan tatapan tetap fokus pada laptop di depannya.
Suasana sepi membuat Doni lebih leluasa bicara dengan gadis cantik itu, walaupun Ia kurang meresponnya. Meskipun Doni tau bahwa Norin itu pelit bicara dengannya apalagi kalau membicarakan hal hal yang kurang penting menurutnya tetapi Doni tetap saja mengajaknya bicara.
"Rin boleh saya tanya sesuatu ?" tanya Doni dengan wajah serius.
Norin yang masih duduk di tempatnya menoleh pada pria itu dengan wajah datar.
"mau tanya apa a?"
Doni mengatur nafasnya mengusir keraguan bahwa apa yang akan di tanyakan nya nanti tidak akan menyinggung perasaannya.
"saya merasa kamu seperti menjaga jarak dari saya, kenapa?"
Norin mengerutkan dahinya."perasaan a Doni aja kali," jawabnya dengan santai.
Doni menyunggingkan senyum kecut, ia tau bahwa jawabannya akan seperti sebelum dan sebelumnya dan selalu begitu.
" bahkan nomer ponselmu aja saya ngga tau Rin, apa saya ngga boleh tau nomer ponselmu yang baru Rin?" tanya Doni dengan wajah serius.
"saya bukan Revan Rin, saya berbeda dengan Revan meskipun kami sahabatan dulu tolong jangan samakan saya dengannya. Jangan karena kamu membencinya kamu membenci saya juga," ucap Doni lagi.
Ucapan pria itu membuatnya terperangah. Ia menatap Doni dengan mata berkaca kaca. Lalu, ia menengadahkan wajahnya menahan agar butiran bening itu tidak terjatuh. Setelah itu, ia memejamkan matanya menetralisir rasa sesak di dadanya.
Doni yang melihat raut wajah muram Norin merasa bersalah.
"maaf bukan maksud saya mengingatmu pada ....,"
"tidak ada hubungannya dengan masa lalu a, saya juga tidak pernah menyamakan a Doni dengan orang itu. Saya juga udah lupa dengan orang itu dan saya tidak pernah membenci a Doni." Norin menyelanya ucapan Doni dengan ekspresi datar. Sementara Doni menelan ludahnya, mulutnya terasa seperti terkunci susah untuk mengucapkan kata kata lagi.
"berapa lama lagi selesainya?" pertanyaan Norin memecahkan kebisuan di ruangan itu.
" sebentar lagi " jawab Doni.
Tak lama kemudian Dewi muncul dari balik pintu. Ia menoleh ke arah Norin yang tengah duduk di kursinya Intan lalu kemudian menoleh ke arah meja kerjanya Norin.
"eh ada a Doni !" sapanya malu malu.
Doni melirik gadis manis itu sekilas.
" A Doni mah gitu, giliran ngebenerin laptopnya mba Norin aja gercep tapi kalau sama Dewi malah nyuruh IT lain yang ngebenerin," celoteh Dewi dengan muka cemberut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
ciru
cakeep.
2023-06-27
0