Hinaan

Norin mengunjungi gudang bahan untuk mengecek keadaan di sana seperti biasanya yang sering ia lakukan, gudang yang cukup luas itu di penuhi oleh berbagai macam bahan bahan berkualitas tinggi. tidak jauh darinya ia melihat tiga orang karyawan yang sedang sibuk menaikan puluhan Rol bahan ke atas rak yang biasa di gunakan sebagai penyimpanan bahan. Norin menatap mereka dengan heran " kenapa bahan sebanyak ini hanya dikerjakan oleh tiga orang saja kemana yang lainnya ? gumamnya. lalu, ia mendekati mereka " kemana yang lainnya pak ? barang sebanyak ini hanya di kerjaan oleh tiga orang ? " kurang tau mba " jawab salah satu dari mereka.

Norin terus saja mengecek satu persatu setiap rak bahan. lalu, tanpa sengaja ia mendengar seperti ada sekumpulan orang yang sedang mengobrol di balik salah satu rak yang di penuhi oleh tumpukan bahan, Norin pun penasaran dengan siapa yang sedang mengobrol santai itu, dan tanpa mereka sadari Norin mengintip dari celah celah bahan lalu menajamkan pendengarannya, ia melihat ada tiga orang pria, dua pria muda dan satu paruh baya. " atasan kita itu cantik sih tapi sayang dia kayak ngga suka sama laki laki " kata salah satu dari mereka. " maksud lu dia cewek belok gitu " tanya yang lainnya. " iya kayak semacam lesbi,lu fikir aja sendiri kalau dia normal pasti udah nikah buktinya sekarang aja masih betah jadi perawan tua". " yakin masih perawan ? gue mah kagak yakin hahaha " jangan ngeledek lu ntar lu naksir lagi sama dia" sorry ya gue punya level kali selera gue itu gadis muda bukan gadis tua kayak dia tapi gue yakin sih kalau dia udah ngga gadis alias udah di pake hahaha" mereka tertawa terbahak bahak.

Norin sudah tidak tahan lagi mendengarnya, dadanya naik turun menahan amarah "astaghfirullah hal adzim" Norin terus saja beristigfar menetralkan rasa sakit di dadanya.

" fisik mereka laki laki tapi kenapa mulutnya seperti perempuan" ucapnya dalam hati. kemudian Norin mendekati mereka dan seketika mereka semua terdiam dan menunduk, Norin menatap tajam mereka satu persatu " apa kalian tidak ada kerjaan sehingga kalian bisa dengan santainya mengobrol dan bergosip seperti ibu ibu disini ? ini tempat kerja lho tempat kalian mencari nafkah bukan tempat untuk nongkrong sambil gosipi orang ! apa kalian udah ngga butuh kerjaan lagi ? kalau udah ngga butuh lebih baik kalian keluar aja dari pabrik ini dan asal kalian tahu di luar sana masih banyak orang yang butuh kerjaan seperti kalian, saya dan pabrik ini ngga bakal rugi kalau kalian keluar, teman kalian lagi sibuk gotongin bahan di sana sementara kalian enak enakan ngobrol di sini. kemarahan Norin terdengar oleh Hendy yang posisi jaraknya tidak terlalu jauh darinya lalu, ia pun mendekatinya " ada apa mba Norin ?" tanya Hendy dengan cemas. lalu, Norin menoleh pada Hendy " urus anak buahmu ini " lalu ia beranjak pergi dengan membawa kemarahan di dadanya. Hendy menatap mereka satu persatu " apa yang kalian lakukan sehingga mba Norin marah seperti itu ?" tanya Hendy. mereka diam dan menunduk saja. " kalian ngapain disini teman teman kalian sibuk di sana kenapa kalian tidak membantu mereka ? kalian udah males kerja ? apa kalian mau di keluarkan dari pabrik ini hah ?" mereka menggeleng dengan cepat. sekali lagi kalian buat mba Norin marah seperti tadi aku ngga segan segan bakal ngeluarin kalian dari pabrik ini ngerti ?" kata Hendy dengan tegas.

Norin melangkah dengan cepat, ia keluar dari gudang menuju mushola yang di sediakan oleh perusahaan, karena waktu sudah memasuki sholat ashar dan sebelumnya juga ia sudah berniat akan sholat ashar setelah mengunjungi gudang bahan.

Norin Sampai di sebuah mushola, mushola dengan ukuran tidak terlalu besar itu letaknya tidak jauh dari gudang. " semoga setelah wudhu dan sholat hatiku kembali tenang " fikirnya. belum ada orang masih sepi, Norin mulai berwudhu di tempat wudhu wanita, namun ketika ia keluar dari tempat wudhu itu ia berpapasan dengan Doni yang akan menuju tempat wudhu pria. " Norin " sapa Doni. Norin mendongakkan wajahnya sedetik kemudian menunduk lagi lalu segera beranjak memasuki tempat sholat. sementara Doni menatap kepergian Norin dengan perasaan heran " ada apa dengan Norin ? kenapa matanya merah seperti habis nangis " gumamnya. Norin sedang memakai salah satu mukena yang tersedia di mushola namun tiba tiba di sampingnya berdiri sosok pria manis itu " mau sholat berjama'ah ?" tanya Doni pada gadis di sampingnya. Norin diam sejenak lalu kemudian mengangguk, sholat berjamaah pahalanya lebih besar daripada sholat sendirian, fikir norin. Doni tersenyum ia merasa senang ajakannya tidak di tolak oleh gadis pujaannya itu. mereka pun melaksanakan sholat ashar berjama' ah dengan khusuk.

Setelah selesai sholat Norin buru buru membenahi mukenanya kembali " terima kasih ya " kata Doni tiba tiba. Norin mengerutkan dahinya tidak mengerti kenapa pria ini berterima kasih padanya. " terima kasih untuk apa ?" tanya Norin. " terima kasih udah mau jadi ma'mumku..... saat ini " jawab Doni sambil memamerkan gigi ratanya. Norin hanya tersenyum saja lalu ia segera beranjak dari mushola itu namun doni mengikutinya dari belakang " Norin " panggil Doni. Norin pun berhenti lalu menoleh ke belakang " ada apa a ?" tanya Norin. " kamu ada masalah ? tanya Doni. Norin hanya menggelengkan kepalanya. " itu matamu merah seperti abis nangis ". Norin menunduk " saya banyak kerjaan a, permisi dulu ya " Norin berbalik kemudian melangkah dengan tergesa gesa. Sementara Doni menatapnya hingga sampai di ke jauhan " kenapa Rin kenapa sikapmu selalu seperti ini padaku ".

Hendy jalan tergesa gesa memasuki ruangannya " mba Norin dimana ?" tanya Hendy pada orang orang yang ada di dalam ruangan itu, sementara semua orang yang ada di sana menatapnya aneh. " hei kenapa kalian cuma liatin aku doang, mba Rina kemana ?" tanyanya lagi dengan perasaan cemas.

" mana kita tau dimana dia emangnya kita bodyguardnya" celetuk Rina dengan ketus. Hendy menatap Rina dengan tatapan kesal tapi sebelum ia membalas kata kata Rina tiba tiba pintu terbuka dan munculah dibalik pintu sosok yang Hendy cari cari dari tadi. Norin jalan menunduk ke arah dimana meja kerjanya itu berada, semua orang menatapnya dengan fikirannya masing masing begitu pula dengan Hendy, ia memberanikan diri untuk mendekatinya " mba apa kita pecat aja mereka ?" tanya Hendy serius. Norin menoleh sekilas pada Hendy kemudian memalingkan wajahnya lagi ke layar laptop ia menggelengkan kepalanya " tidak usah kamu awasi aja mereka " kata Norin dengan ekspresi datar. Hendy yakin penyebab utama kemarahan Norin bukan karena mereka bermales malesan kerja akan tetapi pasti ada sesuatu yang Hendy tidak ketahui.

jam menunjukan waktunya pulang kerja, " mba kami pulang dulu ya " kata Dewi dan intan. Norin yang masih fokus pada layar laptopnya kemudian menoleh pada mereka lalu melirik jam yang menempel di dinding " oh ya silahkan hati hati " Jawab Norin dengan nada pelan.

Sementara Rina dan pak Arief sudah pulang duluan sebelum dewi dan intan pulang. dan saat ini tinggalah Hendy dan norin, Hendy menatap Norin yang masih fokus saja pada layar laptopnya entah apa yang sedang di kerjakannya fikirnya.

Hendy memberanikan diri mendekati Norin " mba ngga pulang ?" tanya Hendy dengan sedikit ragu. " pulang duluan saja Hen saya masih banyak kerjaan " jawab Norin dengan tatapannya tetap pada layar laptop. " tapi sekarang udah waktunya pulang mba masih ada hari esok kan ?" Norin menoleh pada Hendy yang berdiri disampingnya lalu tersenyum " ngga usah khawatir kamu pulang duluan aja ". Hendy manggut manggut " kalau boleh tau apa yang mereka lakukan ke mba ?" tanya Hendy serius. " tidak ada " jawab Norin singkat. Hendy manggut manggut lagi " yaudah kalau begitu saya pulang duluan ya mba " pamit Hendy pada Norin dan ia hanya manggut saja.

waktu menunjukan pukul enam menjelang Maghrib " astaghfirullah sudah mau magrib " gumamnya. karena laptopnya sempat rusak membuat kerjaan Norin sedikit menumpuk ia ingin menyelesaikannya hari ini juga karena besok pasti ada kerjaan yang baru lagi fikirnya, dan karena terlalu fokus membuatnya lupa waktu.

Ia bergegas meninggalkan ruangannya menuju mushola karena ia fikir lebih baik sholat dulu sebelum pulang ke rumah. dan tanpa sengaja ia bertemu dengan Doni lagi tapi dalam suasana tidak seperti tadi, mushola mulai ramai oleh para karyawan yang mau melaksanakan ibadah sholat.

Norin akan mengendarai motornya namun Doni menghampirinya " apa tidak sebaiknya kita pulang bareng Beriringan aja Rin ?" Norin menyipitkan sebelah matanya " kita beda arah a " jawab Norin . dan tanpa ia sadari ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka dari balik kaca mobilnya.

Terpopuler

Comments

ciru

ciru

cakep

2023-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 ( Prolog )
2 Manager baru
3 Shin Dong Hoon
4 Terlambat
5 Masalah di produksi
6 Hari libur
7 Pemandian air panas
8 Main ke mall
9 Gara gara ponsel
10 Danau
11 Gara gara kunci
12 Hukuman
13 Norin VS Siska
14 Terluka
15 Menjalani hukuman 1
16 menjalani hukuman 2
17 Sarapan bersama
18 Doni
19 Hinaan
20 Iner beauty
21 Mulut tetangga
22 Acara lamaran Elis
23 Bersepeda
24 Maaf
25 Masalah besar 1
26 Masalah besar 2
27 Kemarahan Shin
28 Rencana ke bandung
29 Cantik
30 Perhatian kecil Shin
31 Perkara baju
32 Perkara baju 2
33 Berbagi kamar
34 Salah paham
35 Norin jatuh sakit
36 Pingsan
37 Kepribadian ganda
38 Mulut dua comberan
39 Gara gara kaldu
40 jendela pecah
41 Di apeli kurir
42 Sandwich special
43 Menyandra tas
44 Pesona Shin
45 Buyer dari Eropa
46 Cemburu
47 Tuan Hoon
48 Tertimpa motor
49 Atheisme
50 Norin merajuk
51 para pencari perhatian
52 Menjenguk Norin
53 fakta tentang Norin
54 ada apa denganmu ?
55 Kedatangan Shin
56 Cha Eun Woo
57 Saya kekasih Norin !
58 Bertemu Anisa
59 Siska berulah
60 Sepasang kekasih !
61 Sisi baik seorang Shin
62 Berbelanja
63 Pemaksa
64 Shin berulah lagi
65 Balada hati Shin
66 Bertemu klien
67 Ponsel Norin rusak
68 Tuan pemaksa
69 Apa itu Alqur'an ?
70 Setitik rasa
71 Saya mencintaimu, Norin !
72 Demi wanitaku
73 Bubur ayam
74 Kejutan dari Shin
75 Bingung
76 Kembali kerja
77 Kepergok tuan Lee
78 Norin pingsan 1
79 Norin pingsa 2
80 Kepergok shin
81 Memborong baju
82 Istana Shin
83 Lapangan golf
84 Hoon adalah Shin
85 Kekecewaan
86 Norin kabur
87 Wanita penggoda
88 Kantin
89 Norin di skorsing
90 Shin murka
91 Pulang kampung
92 Kampung halaman
93 Kepala sekolah
94 Ibu bijaksana
95 Cibiran seorang kakak
96 Di traktir Rio
97 Rio bertamu
98 Ke rumah Susi
99 Si buntelan
100 Norin dan Rio
101 Rencana Lamaran
102 Shin Dilema
103 Batal lamaran
104 Alasan Rio
105 Rumah sakit
106 Permintaan Alesa
107 Kejutan untuk Norin
108 Bertemu keluarga Norin
109 Gara gara sambal
110 Satu Ranjang
111 Kelakuan Shin
112 Para tetangga
113 Dinner keluarga
114 Shin nekat
115 Harapan Rio
116 Pulang ke kota
117 Shin vs Youn
118 Rumah tangga Anisa
119 Pengkhianatan Rendi
120 Hukuman berlebihan
121 Bertemu Anisa
122 Mengambil sikap
123 Sikap dingin Shin
124 lapangan golf 1
125 Lapangan golf 2
126 Putus
127 Rumah sakit
128 Pertengkaran
129 Salah sasaran
130 pulang ke rumah
131 Anisa vs Rendi
132 kembali kerja
133 Penyesalan Rendi
134 Di salip Doni
135 Elis hamil 1
136 Elis hamil 2
137 Motor Norin kembali
138 Kedatangan Hendric
139 Wanita murahan
140 Al sakit
141 Menjaga Al
142 Hendi melamar Rina
143 Youn & Anisa
144 kedatangan Youn
145 Kedatangan Rio
146 Menginap 1
147 Menginap 2
148 Di lamar Rio
149 Di perkosa
150 Kemarahan Norin
151 Bertemu teman lama 1
152 Bertemu teman lama 2
153 Mengundurkan Diri
154 Kepergian Norin
155 Setelah kepergian Norin
156 Pencarian Norin
157 Reni selingkuh
158 Doni & Dewi
159 Youn mualaf
160 Cari tahu tentang Islam
161 Shin mualaf
162 Cerita Doni&Dewi
163 Shin di pesantren
164 Shin di pesantren 2
165 Aku menemukanmu
166 Traktir Pecel Ayam
167 Shin meminang Norin
168 Rencana ternak ikan
169 Pinangan diterima
170 Rencana Pernikahan
171 Kedatangan keluarga Norin
172 Sah
173 Hari pernikahan
174 Sikap dingin norin
175 End
Episodes

Updated 175 Episodes

1
( Prolog )
2
Manager baru
3
Shin Dong Hoon
4
Terlambat
5
Masalah di produksi
6
Hari libur
7
Pemandian air panas
8
Main ke mall
9
Gara gara ponsel
10
Danau
11
Gara gara kunci
12
Hukuman
13
Norin VS Siska
14
Terluka
15
Menjalani hukuman 1
16
menjalani hukuman 2
17
Sarapan bersama
18
Doni
19
Hinaan
20
Iner beauty
21
Mulut tetangga
22
Acara lamaran Elis
23
Bersepeda
24
Maaf
25
Masalah besar 1
26
Masalah besar 2
27
Kemarahan Shin
28
Rencana ke bandung
29
Cantik
30
Perhatian kecil Shin
31
Perkara baju
32
Perkara baju 2
33
Berbagi kamar
34
Salah paham
35
Norin jatuh sakit
36
Pingsan
37
Kepribadian ganda
38
Mulut dua comberan
39
Gara gara kaldu
40
jendela pecah
41
Di apeli kurir
42
Sandwich special
43
Menyandra tas
44
Pesona Shin
45
Buyer dari Eropa
46
Cemburu
47
Tuan Hoon
48
Tertimpa motor
49
Atheisme
50
Norin merajuk
51
para pencari perhatian
52
Menjenguk Norin
53
fakta tentang Norin
54
ada apa denganmu ?
55
Kedatangan Shin
56
Cha Eun Woo
57
Saya kekasih Norin !
58
Bertemu Anisa
59
Siska berulah
60
Sepasang kekasih !
61
Sisi baik seorang Shin
62
Berbelanja
63
Pemaksa
64
Shin berulah lagi
65
Balada hati Shin
66
Bertemu klien
67
Ponsel Norin rusak
68
Tuan pemaksa
69
Apa itu Alqur'an ?
70
Setitik rasa
71
Saya mencintaimu, Norin !
72
Demi wanitaku
73
Bubur ayam
74
Kejutan dari Shin
75
Bingung
76
Kembali kerja
77
Kepergok tuan Lee
78
Norin pingsan 1
79
Norin pingsa 2
80
Kepergok shin
81
Memborong baju
82
Istana Shin
83
Lapangan golf
84
Hoon adalah Shin
85
Kekecewaan
86
Norin kabur
87
Wanita penggoda
88
Kantin
89
Norin di skorsing
90
Shin murka
91
Pulang kampung
92
Kampung halaman
93
Kepala sekolah
94
Ibu bijaksana
95
Cibiran seorang kakak
96
Di traktir Rio
97
Rio bertamu
98
Ke rumah Susi
99
Si buntelan
100
Norin dan Rio
101
Rencana Lamaran
102
Shin Dilema
103
Batal lamaran
104
Alasan Rio
105
Rumah sakit
106
Permintaan Alesa
107
Kejutan untuk Norin
108
Bertemu keluarga Norin
109
Gara gara sambal
110
Satu Ranjang
111
Kelakuan Shin
112
Para tetangga
113
Dinner keluarga
114
Shin nekat
115
Harapan Rio
116
Pulang ke kota
117
Shin vs Youn
118
Rumah tangga Anisa
119
Pengkhianatan Rendi
120
Hukuman berlebihan
121
Bertemu Anisa
122
Mengambil sikap
123
Sikap dingin Shin
124
lapangan golf 1
125
Lapangan golf 2
126
Putus
127
Rumah sakit
128
Pertengkaran
129
Salah sasaran
130
pulang ke rumah
131
Anisa vs Rendi
132
kembali kerja
133
Penyesalan Rendi
134
Di salip Doni
135
Elis hamil 1
136
Elis hamil 2
137
Motor Norin kembali
138
Kedatangan Hendric
139
Wanita murahan
140
Al sakit
141
Menjaga Al
142
Hendi melamar Rina
143
Youn & Anisa
144
kedatangan Youn
145
Kedatangan Rio
146
Menginap 1
147
Menginap 2
148
Di lamar Rio
149
Di perkosa
150
Kemarahan Norin
151
Bertemu teman lama 1
152
Bertemu teman lama 2
153
Mengundurkan Diri
154
Kepergian Norin
155
Setelah kepergian Norin
156
Pencarian Norin
157
Reni selingkuh
158
Doni & Dewi
159
Youn mualaf
160
Cari tahu tentang Islam
161
Shin mualaf
162
Cerita Doni&Dewi
163
Shin di pesantren
164
Shin di pesantren 2
165
Aku menemukanmu
166
Traktir Pecel Ayam
167
Shin meminang Norin
168
Rencana ternak ikan
169
Pinangan diterima
170
Rencana Pernikahan
171
Kedatangan keluarga Norin
172
Sah
173
Hari pernikahan
174
Sikap dingin norin
175
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!