Norin melihat jam dindingnya sudah menunjukan pukul setengah dua. Norin hampir saja lupa bahwa ia memiliki janji dengan temannya untuk pergi ke wahana pemandian air panas.
Norin buru buru ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat Dzuhur terlebih dahulu.
Setelah itu, ia sudah siap untuk berangkat namun pada saat tengah menyalakan roda duanya Bu Yayuk, tetangga Norin memanggilnya.
" Mba Norin mau kemana ?"
" mau ke rumah teman Bu."
Kemudian muncul Erik dari balik pintu rumah Bu Yayuk, ia tersenyum pada Norin dan Norin pun membalas senyumnya.
" apa jauh rumahnya mba ?"
" satu jam kurang lebih."
" padahal tadinya mau ngajak liwetan mumpung ada Erik yang mau beli lauk pauknya," ucap Bu yayuk sambil melirik Erik yang tengah berdiri di ambang pintu.
" aduh gimana ya Bu, saya udah terlanjur janji sama teman saya itu lain kali aja ya Bu."
" yaudah kalau gitu hati hati ya."
" iya Bu, makasih, saya permisi dulu mari."
Norin melajukan motornya dengan kecepatan sedang terkadang melambat karena jalanan sedikit macet oleh kendaraan yang hilir mudik.
Satu jam kemudian Norin sudah sampai di rumah Anisa, rumah sederhana bercat biru itu memiliki halaman yang cukup luas serta di tanami bermacam macam bunga.
Rumah Anisa bukan di kawasan komplek seperti Norin tetapi di perkampungan rumah penduduk yang letak rumah rumahnya itu tidak beraturan.
Anisa sebenarnya masih tinggal di rumah orang tuanya sebagai anak tunggal. Ia tinggal bersama ibu, suami serta seorang balita yang masih berusia dua tahun.
Sementara ayah Anisa sudah pergi meninggalkan dirinya serta ibunya saat ia baru berusia 5 tahun dan sampai saat ini tidak tidak di ketahui bagaimana kabarnya.
Norin memarkirkan motornya di halaman rumah Anisa.
" anti Noriiinn," teriak seorang wanita manis tengah menggendong balitanya.
Norin tersenyum lebar melihat sahabatnya itu sudah berada di teras menunggu ke datangannya. Kemudian mereka berpelukan dan cium pipi kiri dan kanan merupakan hal yang sudah biasa mereka lakukan.
Kemudian Norin menggendong balita yang tengah di gendong oleh Anisa, baby Al, dan menciuminya dengan gemas.
" hei kamu udah besar ganteng banget sih !" ucap Norin lalu mencubit pipi gembul balita tersebut dengan gemas .
" iya dong anti, siapa dulu papa dan mamanya yang ganteng dan cantik juga."
Lalu mereka pun tertawa bersama.
" ayok masuk dulu, duduk dan minum dulu pasti kamu capek."
Kemudian mereka masuk ke dalam rumah. Norin duduk di sofa sambil memangku Al, sementara Anisa beranjak pergi ke dapur untuk mengambilkan air minum.
Setelah itu, munculah ibu dan suami Anisa dari arah dapur lalu mereka tersenyum pada Norin.
" eehh ada si Eneng geulis," sapa wanita paruh baya, ibu Nia.
Norin tersenyum lalu berdiri sambil menggendong baby Al.
" mamah sehat " tanya Norin sambil menjabat tangan ibu Nia lalu menciumnya dengan ta'jim.
" alhamdulilah sehat neng, kemana aja atuh udah lama ngga pernah main kesini lagi ?mamah kangen tau," ucap Bu Nia sambil merangkul pundak Norin.
" iya mah sibuk hehe."
" iya mah Norin sibuk nyari cuan buat beli pesawat jet, " timpal Anisa dari belakang
kemudian mereka tertawa bersama.
" oya mau berangkat jam berapa nih keburu sore ? tanya Rendi, suami Anisa.
" sebentar lagi A biar Norin minum dulu," jawab Anisa.
" yaudah yuk sekarang aja," ajak Norin.
" yah, baru juga datang neng, mamah masih kangen lho," ucap Bu Nia.
" nanti juga Norin main ke sini lagi mah."
" beneran ya mamah tunggu."
Norin mengangguk, " inshaallah mah."
Bu Nia adalah seorang ibu yang welcome pada siapapun apalagi pada Norin. Ia sudah menganggap Norin seperti putrinya sendiri begitu pula dengan Norin menganggap Bu Nia seperti ibunya sendiri. oleh karena itu Norin memanggilnya sama seperti Anisa yaitu "mamah."
kemudian mereka mulai mengendarai motornya masing masing menyusuri jalanan secara beriringan motornya beriringan.
setengah jam kemudian mereka sudah tiba di tempat tujuan yaitu pemandian air panas. Tempatnya ramai oleh pengunjung karena hari ini merupakan hari libur.
Di wahana itu menyediakan tiga kolam air panas yang cukup besar untuk umum. satu kolam untuk wanita dewasa, satu kolam untuk pria dewasa, dan satu kolam lagi untuk anak anak. selain kolam air panas di sana juga ada kolam renang air biasa yang cukup besar.
Setelah membeli tiket masuk mereka pergi ke kamar mandi untuk mengganti baju terlebih dahulu. Sementara Rendi, suami Anisa sudah lebih dulu turun ke kolam air panas khusus pria, sedangkan Anisa masih sibuk dengan anaknya.
Norin keluar lagi dari toilet dalam ke adaan baju belum ganti lalu Anisa menatapnya heran.
" lho kok belum ganti baju Rin ?"
" aku lupa bawa baju ganti Nis," jawab Norin sambil menggaruk belakang kepalanya.
" astaga kok bisa ?"
" tadi aku buru buru jadi lupa deh."
" hm kalau gitu kamu mandinya di pemandian yang VIP aja di sana kamu sendirian jadi bisa ngga pake baju."
Norin terdiam, ia bingung mau apa tidak.
" hei mau ngga mandi di kamar VIP ?" tanya Anisa lagi mengagetkan Norin yang tengah bengong.
" tapi di jamin ngga bakal ada yang ngintipkan ?"
" ya engga lah ada ada aja kamu ini. tapi bayarnya mahal lho tiga ratus ribu selama dua jam."
Norin membulatkan pupil matanya.
" tiga ratus ribu itu uang jajan aku selama seminggu."
Anisa tertawa terbahak bahak sampai di perhatikan oleh orang orang di sekitarnya.
" yaudah ngga usah berendam aja kalau gitu."
" sekali kali ngga apa apa kali ya ngabisin duit tiga ratus ribu dalam dua jam ? besok kan kuli lagi."
" sip deh," ucap Anisa sambil mengacungkan jempolnya.
Norin pergi ke tempat pembelian tiket, ia memesan tiket VIP. Setelah itu, ia di antar oleh salah satu karyawan di sana ke tempat tujuan.
Norin membuka kamar tersebut dengan pelan pelan lalu memasukinya, ia sedikit kagum.
" ini kah kamar VIP seharga uang jajanku selama seminggu ? not bad."
Kamar mandi berukuran 5 x 5 m itu cukup mewah di mata Norin, kolam air panas berukuran cukup untuk tiga orang dewasa. ada bath tub, shower air hangat dan dingin, ada sikat gigi dan pastanya yang masih baru. luluran, shampo, sabun mandi yang masih tersegel, serta ada handuk yang masih baru.
Norin mulai melucuti pakaiannya dan hanya menanggalkan pakaian dalamnya saja, ia mulai turun ke kolam lalu berendam.
" nikmat sekali," gumam Norin sambil memainkan air.
Setelah dua jam berada di tempat wahana tersebut kemudian mereka memutuskan kembali pulang ke rumah mereka masing masing.
Norin baru saja tiba di depan rumahnya dan mematikan motornya. kemudian ia di kejutkan oleh teriakan bu Yayuk yang berdiri di teras rumahnya.
" mba Norin baru pulang."
" astagfirullah Bu yayuk ngagetin aja ! iya Bu saya baru pulang.'
" kok sampe malem pulangnya mba ?"
" iya Bu main ada acara dulu sama teman."
kemudian Erik datang dengan motor besarnya, ia menenteng dua kresek di tangannya.
" mba Norin baru pulang," sapa Erik.
" iya mas."
Lalu Erik turun dari Mogenya lalu menghampiri Norin sambil membawa dua kantong kresek di tangannya.
" ini untuk mba," ucap ril sambil memberikan satu kantong kresek itu ke Norin.
Norin mengerutkan dahinya
" apa ini mas ?"
" cuma martabak manis mba hehe," jawab erik sambil tersenyum menunjukan lesung pipinya.
" repot repot amat mas makasih lho," ucap Norin lalu mengambil kantong kresek tersebut.
Sementara Bu Yayuk hanya melongo saja di seberang sana memperhatikan dua orang yang tengah berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
aroma aroma pdkt niih eric
2024-09-18
0
ciru
cakeep
2023-06-27
0
Nawangsih
lanjutkan.....
2023-01-21
0