"Saya baik-baik saja, terimakasih dok,'' ucap Dita gugup.
"Syukurlah," ujar Dokter Aditya, setelah memastikan jika Dita baik-baik saja ia lalu meninggalkan gadis itu dan bergegas menemui sahabatnya di pelaminan.
"Akhirnya laku juga," canda Dokter Aditya seraya menyalami Ega.
"Kamu kapan, jangan nunggu lapuk?"
Jleepp..
Bagai tertusuk belati panjang yang menghunus jantungnya, Dokter Aditya menatap Ega kesal karena pertanyaan sang sahabat. "Mentang-mentang sudah laku dan sekarang kau mencelaku," protesnya tak terima meski hanya sekedar candaan belaka.
"Yang tadi juga single kak, sama dia aja," sela Indhi seraya menaik turunkan kedua alisnya.
"Yang mana?" Tanya Dokter Aditya penasaran.
"Yang tadi tabrakan,"
"Perawat itu, siapa namanya ya? Dita ya? Emm boleh juga?" ujar Dokter Aditya sambil mengetuk dagunya dengan jari telunjuk.
Ega dan Indhi hanya menggeleng menyaksikan kekonyolan rekan mereka, setelah memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai, Dokter Aditya turun dari panggung meninggalkan kedua pasangan pengantin baru tersebut.
Waktu terus berputar, pesta pernikahan semakin meriah, setelah perjamuan makan malam kini di lanjutkan dengan acara pesta dansa. Satu persatu tamu beserta pasangannya mulai menari di tengah ballrom hotel tersebut. Indhi mengulas senyum menyaksikan gerakan-gerakan indah nan romantis yang di sajikan oleh tamunya, sesaat terlintas di benak Indhi untuk mengajak Ega berdansa, namun saat ia menoleh ia tak menemukan suaminya yang sedari tadi duduk di sebelahnya.
Saat Indhi hendak mencari keberadaan sang suami, tiba-tiba lampu ballroom padam membuat kepanikan semua orang yang berada di dalam ballroom tersebut, namun kepanikan segera berahir, setelah seperkian detik sebuah lampu spotlight menyala dan menyorot seorang pria yang duduk di depan sebuah piano besar.
Jemari lentik milik pria tersebut mulai menari di atas papan piano, tuts demi tuts ia tekan sehingga menghasilkan sebuah instrumen musik yang terdengar romantis.
Detik selanjutnya, suara tepuk tangan mengiringi lantunan lagu yang di nyanyikan oleh Ega, ya pria itu adalah Ega, mempelai pria yang siap memberikan kejutan untuk sang istri.
Not sure if you know this🎼🎼
(Aku tak yakin kau tahu ini)
But when we first met🎼🎼
(Namun sejak pertama kita bertemu)
I got so nervous I couldn't speak🎼🎼
(Aku merasa begitu gugup, aku tak bisa berucap)
In that very moment🎼🎼
(Pada saat itu juga)
I found the one and🎼🎼
(Aku menemukan seseorang dan)
My life had found its missing piece🎼🎼
(Hidupku menjadi lengkap)
So as long as I live I love you🎼🎼
(Jadi selama aku hidup, aku mencintaimu)
Will have and hold you🎼🎼
(Aku akan memiliki dan memelukmu)
You look so beautifull in white🎼🎼
(Kau terlihat begitu cantik dengan gaun putih)
And from now 'til my very last breath🎼🎼
(Dan mulai sekarang sampai nafas terakhirku)
This day I'll cherish🎼🎼
(Hari ini akan selalu kuingat)
You look so beautifull in white🎼🎼
(Kau terlihat begitu cantik dengan gaun putih)
Tonight🎼🎼
(Malam ini)
🎼Shane Filan-Beautifull in white
Indhi membekap mulutnya sendiri, ia tak menyangka Ega menyiapkan sebuah kejutan untuknya, namun rupanya kejutan Ega belum berakhir, setelah menyelesaikan lagunya, kini ia berjalan menghampiri dengan lampu spotlight mengikutinya. Ega berhenti tepat di hadapan Indhi, wajah tampannya nampak begitu bahagia.
"Selamat malam semuanya," sapa Ega dengan ramah.
"Sebelumnya, saya ucapkan terimaksih kepada semua tamu yang berkenan hadir di acara pernikahan kami. Yang kedua, saya ingin meluruskan berita-berita yang saya rasa tidak sesuai dengan alurnya."
"Pernikahan kami tentu saja membuat sebagian orang berfikir, mengapa seorang kakak menikahi adiknya?"
"Jawabannya, kami memang bersaudara namun tanpa tali darah di dalamnya."
Tamu undangan mulai berbisik satu sama lain mendengar ucapan mempelai pria.
"Terimakasih sebesar-besarnya kepada ibu saya yang telah sudi merawat saya sedari saya kecil hingga saya sebesar ini, meskipun saya bukan darah daging beliau namun beliau tak pernah membedakan kasih sayang antara saya dan juga adik yang kini menjadi istri saya."
"Saya juga ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada ibu, beberapa hari terakhir saya membuat hati ibu hancur atas rencana pernikahan kami. Setelah ini, Ega berjanji tidak akan pernah menyakiti hati ibu lagi. Meski secara hukum Ega buka lagi anak ibu, namun selama-lamanya Ega akan tetap menjadi Ega, putra ibu yang sangat menyayangi ibu."
Setelah mengucapkan pidato panjang, Ega kembali menatap sang istri, di raihnya tangan Indhi dan menggenggamnya dengan erat.
"Dan untukmu wahai istriku, terimakasih karena telah menerima pria tua ini untuk menjadi suamimu, tak ada satupun hal yang bisa aku janjikan, namun satu hal yang harus kau tau, aku tetaplah aku, seorang pria yang tak lelah untuk mencintaimu. Mulai beberapa tahun yang lalu, detik ini hingga seterusnya, perasaan ini akan tetap sama. Aku mencintaimu, sangat-sangat mencintaimu," jujur Ega seraya mencium punggung tangan istrinya.
Indhi masih tak bisa berkata-kata, matanya mulai berair setelah mendengar ungkapan cinta dari sang suami, seandainya ia mencintai Ega, mungkin saja malam ini akan menjadi malam paling membahagiakan untuk hidupnya.
Acara kembali di lanjutkan dengan pesta dansa yang sempat tertunda, kini dua mempelaipun ikut memeriahkan acara tersebut. Ega memeluk pinggang kecil Indhi dengan mesra, sementara kedua tangan Indhi berada di bahu Ega, keduanya menggerakkan kaki serta tubuh mereka sesuai irama musik.
"Kamu sangat cantik," bisik Ega dengan tatapan tertuju pada wajah sang istri.
"Aku memang cantik sejak lahir," kelakar Indhi, ia sengaja melucu guna menutupi rasa gugupnya di hadapan sang suami.
Di tengah pesta pernikahan itu, dua orang gadis duduk bersebelahan, mereka tengah menikmati satu cup ice cream seraya menatap kedua pengantin yang tengah berdansa,
"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Arum, ia menatap sahabatnya dengan lekat, sesekali ia menyuapkan ice cream ke dalam mulutnya.
"I'm okay," jawab Dita tanpa mengalihkan atensinya dari kedua mempelai.
"Really? Jadi mulai sekarang kita bisa berburu pria tampan bersama-sama?"
Dita menoleh dan melotot menatap sahabatnya. "Kenapa di otakmu hanya ada pria tampan si, kau ini pengacara atau kolektor pria tampan sebenarnya?" Omel Dita.
"Selama kak Dion tak menganggapku seorang gadis, selama itu pula aku akan menjadi pengacara sekaligus kolektor pria tampan," jawab Arum, kini tatapannya beralih pada pria berusia 34 tahun yang tengah berbincang dengan Fajar.
"Kau sangat menyukainya?" tanya Dita seraya mengikuti arah mata sahabatnya.
"Sangat, ibaratnya kalau bukan kak Dion maka aku tak akan menikah,"
Dita hanya menggeleng seraya menikmati ice creamnya yang hampir meleleh, ia lalu kembali menatap Ega dan Indhi yang masih berada di lantai dansa.
"Semoga kalian bahagia, aku rela melepaskan kak Ega karena gadis pilihannya adalah engkau, aku akan belajar menghapus rasa ini," gumamnya dalam hati.
Sementara itu di sisi lain ballroom tersebut, Dokter Ilham menatap Indhi dengan mata berkaca-kaca. "Seharusnya aku yang sedang berdansa denganmu," ucapnya dengan terus mengamati kedua pengantin tersebut.
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Kusii Yaati
aq tdk tahu di sini siapa yg hrs di salahkan indhi atau Ilham...dan kenapa hrs Ega yg jadi korbanya!!!😞
2023-12-31
0
👑Gre_rr
kasiman Dita dan Ilham thor😯
2022-11-14
0
VLav
harusnya aq yg di sana...
dengan dirimu dan bukan dia
harusnya aku yg kau cinta dan bukan dia.. woooo
2022-10-05
0