Lupa status

Indhi sampai di rumah ibunya saat petang menjelang, sebelum masuk ke dalam rumah ia berlatih tersenyum agar ibunya tak mencurigai apapun sebab sejak beberapa hari lalu Indhi terlihat murung.

Setelah menarik nafas panjang, dokter muda itu membuka pintu utama dengan hati-hati, ia khawatir akan mengganggu waktu istirahat ibunya. Sepi, rumah besar itu selalu saja sepi, sama dengan beberapa tahun silam ketika ia selalu di tinggal di rumah sendirian saat ibu dan Ega bekerja. Indhi melangkahkan kakinya semakin dalam, setibanya di dapur di raihnya botol air mineral dari dalam kulkas, ia menenggak air putih itu sampai setengah habis hingga mengobati dahaganya.

Masih dengan langkah pelan, Indhi menaiki satu persatu anak tangga menuju kamarnya, ia berhenti tepat di depan pintu kamar, ia melirik pintu lain yang masih tertutup, pintu kamar Ega yang tepat berada di sebelah kamarnya, namun tiba-tiba ia mengingat momen saat Ega menciumnya dengan lembut. Indhi memegangi bibirnya, detik berikutnya wajahnya terasa hangat cenderung panas, ia mengipasi wajahnya dengan kedua tangan berharap panas di wajahnya akan segera hilang.

"Apa yang kau fikirkan Indhi?" Gumamnya seraya membuka pintu kamar.

Indhi melemparkan tas serta blezernya di atas kasur, ia lantas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihan tubuhnya yang lengket. Sepuluh menit kemudian ia keluar, rambut panjangnya yang basah menetes membasahi bathrobe berwarna putih, sesekali ia mengusap rambutnya dengan handuk kecil yang melingkar di lehernya.

Indhi berjalan menuju lemarinya, ia memilih pakain yang cukup rapi dan tertutup, malam ini ia dan Ega berencana untuk memberi tahu ibu perihal rencana pernikahan mereka. Saat Indhi duduk di depan meja rias, terdengar suara pintu terbuka dari sebelah kamarnya menandakan Ega sudah tiba di rumah. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang, ia mulai gugup bahkan sebelum bertemu dengan ibu.

Setengah jam kemudian Indhi turun dari kamarnya, ia mendapati sang ibu telah menunggunya di meja makan, ibu menoleh saat mendengar langkah kaki Indhi dan di susul Ega di belakangnya.

Indhi dan Ega duduk berdampingan, hal itu tentu tak membuat ibu mereka merasa heran, kedua anaknya memang selalu duduk bersebelahan saat mereka sedang makan.

"Kemarin kalian tidak pulang?" Tanya ibu Tika seraya menyendok nasi ke atas piringnya.

"Indhi pulang ke rumah kakak bu."

Ibu Tika hanya mengangguk lalu menikmati makan malamnya, begitupun dengan kedua orang yang tengah cemas dengan niat mereka.

Makan malam selesai, ketiganya masih diam dan mencerna makanan masing-masing. Ibu Tika melipat tangannya di atas meja makan dan menatap putrinya seraya tersenyum.

"Bagaimana dengan persiapan pernikahanmu, apa kamu dan Dokter Ilham sudah fiting baju pengantin?

Indhi menghabiskan air minumnya, tenggorokannya tiba-tiba kering mendengar pertanyaan ibunya. "Belum,"jawabnya singkat.

"Tinggal seminggu lagi menuju pernikahan kalian, sempatkan waktu untuk memilih gaun pengantin!" Ucap bu Tika mengingatkan putrinya.

"Emm, bu. Ada yang ingin Indhi sampaikan," tutur Indhi setengah ragu, namun ia tetap harus membicarakn rencananya dan Ega kepada sang ibu.

"Kenapa? Apa ada masalah?" Wajah bu Tika mendadak cemas.

"Aku dan Dokter Ilham tidak jadi menikah," jujur Indhi seraya memejamkan matanya.

"Apa maksudmu Ndi? Jangan bercanda? Pernikahan kalian tinggal menghitung hari, undangan sudah tersebar!" Bu Tika nampak panik.

"Maafin Indhi bu, tapi Indhi serius bu. Indhi sadar jika Indhi tidak mencintai Dokter Ilham. Tapi ibu tak perlu khawatir pernikahan itu akan tetap terjadi, Indhi akan menikah hanya saja bukan dengan Dokter Ilham."

Bu Tika beralih menatap Ega. "Apa yang terjadi dengan adikmu, apa maksudnya tetap menikah tapi bukan dengan Dokter Ilham?" Cecar bu Tika menunggu jawaban Ega.

Ega menelan salivanya dengan kasar, dengan segenap kekuatan yang ia miliki ia memberanikan diri untuk meminta izin kepada sang ibu. "Sebelumnya maafin Ega dan Indhi bu, Indhi batal menikah dengan Dokter Ilham karena Indhi akan menikah dengan Ega."

Bu Tika tak bisa menahan tawanya, ia sampai terbahak mendengar ucapan putranya, tangan tuanya menyentuh ujung mata yang mengeluarkan air akibat terlalu banyak tertawa.

"Kalian ini kompak sekali ngerjain ibu."

Indhi dan Ega bersitatap, Ega meraih tangan Indhi, membawanya ke atas meja makan dan menggenggamnya dengan erat. "Kami serius bu, kami saling mencintai dan ingin menikah," tutur Ega.

Bu Tika menatap kedua anaknya secara bergantian, ia tak melihat kebohongan di dalam mata keduanya.

"Kalian lupa apa status kalian? Mana boleh kakak dan adik menikah!" Seru bu Tika sambil menunjuk keduanya.

"Tapi kami bukan saudara kandung bu," sahut Ega seraya menahan air matanya, sangat berat mengucapkan kalimat yang pasti menggoreskan luka di dalam hati ibunya.

"Kau sudah tak menganggap ibu lagi?" bu Tika menatap nanar kedua anaknya.

"Kami sungguh saling mencintai bu, izinkan kami untuk menikah," sela Indhi dengan tangan bergetar.

Bu Tika bangun dari duduknya dengan mata memerah. "Tidak boleh, kalian sudah gila," ujarnya lalu meninggalkan Ega dan Indhi.

Namun tiba-tiba langkah bu Tika terhenti, ia memegangi kepalanya yang terasa pusing, dadanya juga terasa sakit dan sesak nafas, penglihatannya mulai buram membuat bu Tika hampir terjatuh, untung saja Ega yang sedari tadi memperhatikan ibunya segera berlari dan menahan tubuh sang ibu sebelum terjatuh.

"Darah tinggi ibu pasti kambuh," ucap Ega kepada Indhi yang sudah berada di sebelahnya.

Ega lalu memapah ibunya untuk duduk di sofa yang berada di ruang keluarga. "Atur nafasnya bu," Perintah Ega dan hanya di angguki oleh bu Tika. Setelah itu Ega berlari menuju dapur, setelah beberapa waktu ia kembali ke ruang keluarga dengan membawa jus tomat.

"Minum jusnya bu,"

Bu Tika meraih gelas dari tangan Ega dan meminum jus tomat yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darahnya. Bu Tika memang sudah lama mengidap tekanan darah tinggi, namun selama ini tak pernah kambuh karena ia selalu rutin berolahraga, menjalani pola makan sehat dan membatasi penggunaan garam, namun hari ini, karena stress yang berlebihan membuat tekanan darahnya kambuh.

Setengah jam berlalu, ketiganya hanya diam, Ega dan Indhi merasa bersalah karena membuat ibunya sakit.

Setelah merasa lebih baik bu Tika masuk ke dalam kamar meninggalkan kedua anaknya, ia menangis seraya memeluk foto mereka bertiga. Sebenarnya ia tau akan perasaan Ega kepada putrinya, namun bu Tika tak menyangka jika mereka akan meminta izin untuk menikah. Bagaimana mungkin kakak dan adik menikah? 

"Ada sesuatu yang mereka sembunyikan!" Gumam bu Tika, ia lalu meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

Satu jam kemudian bu Tika keluar dari rumah tanpa di ketahui oleh Indhi dan Ega. Ia pergi ke sebuah caffe yang tak terlalu jauh dari rumahnya untuk menemui seseorang. Meskipun kepalanya masih sedikit pusing, namun ia nekat untuk bertemu dengan orang tersebut.

Bu Tika masuk ke dalam caffe itu, seorang gadis duduk di sudut ruangan tangah menunggunya. Bu Tika melangkahkan kakinya mendekati gadis itu.

"Tante."

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Yusi Lestari

Yusi Lestari

siapa ya yg ditemui bu tika apakah itu dita🤔🤔

2023-02-26

0

Hanum Anindya

Hanum Anindya

parah aku kak. kadang baca novel orang nggak diinget judul maupun author nya jadi pas nyari di pustaka lieur. cuma tokoh yang selalu diinget.

2022-10-29

0

Hanum Anindya

Hanum Anindya

semangat ya ibu Tika, kau hebat deh

2022-10-29

0

lihat semua
Episodes
1 Marry me, Brother
2 Kevin Ega Irvantara
3 Apa kau mencintaiku?
4 Sanksi
5 8 years ago
6 Lupa status
7 Menikahlah
8 Restu
9 Sedikit Gila
10 Dua perjaka tua
11 Aku mencintaimu
12 Pembatalan Adopsi
13 Anakku adalah menantuku
14 Wedding day
15 Beautifull in white
16 Are you ready?
17 Kepompong
18 Mammary Glands
19 Baju Haram
20 Sariawan
21 Pijat Urut
22 Dampak MPASI dini
23 Demam
24 Nukleus Amigdaloid
25 Gara-gara es teh manis
26 Aku siap
27 Saraf Simpatik
28 Kejutan
29 Musim hujan yang menyakitkan
30 Cemburu
31 Jalan Jalan
32 Gaya makan ice cream
33 Ingin bayi
34 Because I Love You
35 Morning kiss
36 Pembunuh
37 Hakikat sebuah pernikahan
38 Gara Gara Alkohol
39 Broken heart
40 Aku milikmu
41 Terlalu takut menyakitimu
42 Masak untuk suami
43 Selaput Dara
44 Twilight
45 Cintai aku sewajarnya
46 Kencan
47 Make a baby
48 Sindrom patah hati
49 Penyesalan
50 Akibat Rindu
51 Cara baru
52 Perawat Abal Abal
53 Stay Healthy
54 Permintaan maaf Dion
55 Berbagai macam gaya
56 Cemburu
57 Hukuman
58 Negatif
59 Agresif
60 Kamu gendutan
61 Hamil
62 Aku membutuhkanmu
63 Terinfeksi
64 Kepanikaan Ega
65 Bertahanlah
66 Dokter Ilham cemas
67 Gadis Penguntit
68 Bersikap Egois
69 Gadis berbisa
70 Kisah Filsuf Plato dan Socrates
71 Like a dady
72 Empat belas hari
73 Terungkapnya sebuah rahasia
74 Rencana jahat Bella
75 Foto rekayasa
76 Manipulasi Bella
77 Belas kasih
78 Rindu
79 I LOVE YOU
80 Aku bukan perebut
81 Pendarahan
82 Menggila
83 Keguguran
84 Rencana Tuhan
85 Lily dan maknanya
86 Tidak ada kesedihan yang abadi
87 Menebus sebuah kesalahan
88 Pamit
89 Rumit dan susah di pahami
90 Dua orang dari masa lalu
91 Memori masa lalu
92 Tumpangan satu malam
93 One night stand
94 Memaksa menikah
95 Di usir
96 Pengumuman
97 Setuju
98 Pagi yang cerah
99 Latte dan cake cokelat
100 Sweet dream wife
101 Rencana Indhi
102 Baju mahal
103 Kapan menikah?
104 Awal
105 Touch me
106 Garam, gula dan micin
107 Lamaran
108 Dileman
109 Permintaan maaf
110 Baikan
111 Promise
112 Tidak bisa memaafkan
113 Radang usus buntu
114 Fiting baju
115 Hari Pernikahan
116 Malam Pengantin
117 Best Actor
118 Luka masa lalu
119 Memaafkan atau tetap membenci
120 Bagai obat dan Nikotin
121 Kesepakatan
122 Melupakan masa lalu
123 Pernikahan tanpa tujuan
124 Sensitif
125 Rencana honeymoon
126 Wanita itu rumit
127 Pingsan
128 Drama pengantin baru
129 Dua titik hitam
130 Keras kepala
131 Tidak ingin apapun
132 Putusan Pengadilan
133 Gertakan
134 Bahaya Pergaulan Bebas
135 Rahasia
136 Operasi
137 Kebenaran apa?
138 Takut Kehilangan
139 Identitas sebenarnya
140 Seperti anak bayi
141 Keputusan sulit
142 Kalimat Perpisahan
143 Gagal menyingkirkan
144 Latihan
145 Tidak ada penolakan
146 Kamu cemburu?
147 Ingin hamil
148 Orang suruhan
149 Tak bisa pulih
150 Meminta maaf
151 PROMOSI NOVEL BARU
152 Sebuah kesalahan
153 Ega kembali
154 Pemimpin baru
155 Samuel
156 Sumpah seorang dokter
157 Melahirkan
158 Dita melahirkan
159 Happy Ending
160 Extra part
161 Extra Part
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Marry me, Brother
2
Kevin Ega Irvantara
3
Apa kau mencintaiku?
4
Sanksi
5
8 years ago
6
Lupa status
7
Menikahlah
8
Restu
9
Sedikit Gila
10
Dua perjaka tua
11
Aku mencintaimu
12
Pembatalan Adopsi
13
Anakku adalah menantuku
14
Wedding day
15
Beautifull in white
16
Are you ready?
17
Kepompong
18
Mammary Glands
19
Baju Haram
20
Sariawan
21
Pijat Urut
22
Dampak MPASI dini
23
Demam
24
Nukleus Amigdaloid
25
Gara-gara es teh manis
26
Aku siap
27
Saraf Simpatik
28
Kejutan
29
Musim hujan yang menyakitkan
30
Cemburu
31
Jalan Jalan
32
Gaya makan ice cream
33
Ingin bayi
34
Because I Love You
35
Morning kiss
36
Pembunuh
37
Hakikat sebuah pernikahan
38
Gara Gara Alkohol
39
Broken heart
40
Aku milikmu
41
Terlalu takut menyakitimu
42
Masak untuk suami
43
Selaput Dara
44
Twilight
45
Cintai aku sewajarnya
46
Kencan
47
Make a baby
48
Sindrom patah hati
49
Penyesalan
50
Akibat Rindu
51
Cara baru
52
Perawat Abal Abal
53
Stay Healthy
54
Permintaan maaf Dion
55
Berbagai macam gaya
56
Cemburu
57
Hukuman
58
Negatif
59
Agresif
60
Kamu gendutan
61
Hamil
62
Aku membutuhkanmu
63
Terinfeksi
64
Kepanikaan Ega
65
Bertahanlah
66
Dokter Ilham cemas
67
Gadis Penguntit
68
Bersikap Egois
69
Gadis berbisa
70
Kisah Filsuf Plato dan Socrates
71
Like a dady
72
Empat belas hari
73
Terungkapnya sebuah rahasia
74
Rencana jahat Bella
75
Foto rekayasa
76
Manipulasi Bella
77
Belas kasih
78
Rindu
79
I LOVE YOU
80
Aku bukan perebut
81
Pendarahan
82
Menggila
83
Keguguran
84
Rencana Tuhan
85
Lily dan maknanya
86
Tidak ada kesedihan yang abadi
87
Menebus sebuah kesalahan
88
Pamit
89
Rumit dan susah di pahami
90
Dua orang dari masa lalu
91
Memori masa lalu
92
Tumpangan satu malam
93
One night stand
94
Memaksa menikah
95
Di usir
96
Pengumuman
97
Setuju
98
Pagi yang cerah
99
Latte dan cake cokelat
100
Sweet dream wife
101
Rencana Indhi
102
Baju mahal
103
Kapan menikah?
104
Awal
105
Touch me
106
Garam, gula dan micin
107
Lamaran
108
Dileman
109
Permintaan maaf
110
Baikan
111
Promise
112
Tidak bisa memaafkan
113
Radang usus buntu
114
Fiting baju
115
Hari Pernikahan
116
Malam Pengantin
117
Best Actor
118
Luka masa lalu
119
Memaafkan atau tetap membenci
120
Bagai obat dan Nikotin
121
Kesepakatan
122
Melupakan masa lalu
123
Pernikahan tanpa tujuan
124
Sensitif
125
Rencana honeymoon
126
Wanita itu rumit
127
Pingsan
128
Drama pengantin baru
129
Dua titik hitam
130
Keras kepala
131
Tidak ingin apapun
132
Putusan Pengadilan
133
Gertakan
134
Bahaya Pergaulan Bebas
135
Rahasia
136
Operasi
137
Kebenaran apa?
138
Takut Kehilangan
139
Identitas sebenarnya
140
Seperti anak bayi
141
Keputusan sulit
142
Kalimat Perpisahan
143
Gagal menyingkirkan
144
Latihan
145
Tidak ada penolakan
146
Kamu cemburu?
147
Ingin hamil
148
Orang suruhan
149
Tak bisa pulih
150
Meminta maaf
151
PROMOSI NOVEL BARU
152
Sebuah kesalahan
153
Ega kembali
154
Pemimpin baru
155
Samuel
156
Sumpah seorang dokter
157
Melahirkan
158
Dita melahirkan
159
Happy Ending
160
Extra part
161
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!