Bab 20.Bertanggungjawab

Risty mengernyitkan dahinya, dia tidak ingin salah bertanya. Dia memikirkan pertanyaan random yang bisa menjawab keraguannya.

💌 "Mommy kok belum tidur?" tanyanya.

"Iya sayang, mommy sedang chat dengan daddy-mu yang sedang diluar kota! Duhh ternyata menyenangkan ya, chat berlama-lama di usia kami yang udah tua begini, berasa pacaran ala anak ABG, hehehehe."

"Hehehehe, nggak papa mom! Biar makin romantis ya kan? Tapi bukannya capek ya mom kalo harus mengetik chat terlalu lama, bikin tangan jadi keriting! Hihi.. kalo telponan kan lebih enak mom, nggak harus capek ngetik dan langsung denger suaranya, jadi ilang deh kangennya,"

"Tadi sih udah telponan berjam-jam sambil nemenin daddy lemburin kerjaan, daddy nyuruh mommy tidur karena mommy nguap mulu,"

"Apa telponan berjam-jam? Oh sh** si br****sek bohong lagi! Ya ampun tuh orang mulutnya manis tapi busuk banget kelakuannya dibelakangku, Fix ya Bim! LO GUE END!" teriak Risty mengumpat dengan kemarahan yang luar biasa didalam kamarnya

"Eh pas udah ditutup mommy malah nggak ngantuk jadi kita lanjut chat deh, biar matanya sama-sama cepet ngantuk."

Bu Helena melanjutkan chatnya.

"Aarrrrrgggghhh!! Dasar laki-laki br*****sek! Penjahat k******! Mau dia apa sih deketin terus! Mau buat gue juga bunting! Mimpi sana Lo Bim! Lo nggak pantes gue cintai, dasar Buaya darat!" Risty terus mengumpati suaminya sembari memukul bantalnya dengan keras.

Dia benar-benar kesal dan marah luar biasa, bisa-bisa dia tadi sempat terlena dengan sentuhan suami br*****seknya. Dan akhirnya tangisnya pun pecah, tapi dia masih berbalas chat dengan mama mertuanya tanpa menunjukkan rasa sedih yang saat ini dia rasakan.

"Duhh nggak enak nih, jadi ganggu pacaran mommy sama daddy, hehehe," balas Risty.

"Nggak ganggu sayang! Mommy malah seneng kamu chat mommy, gimana kabarmu sayang? Mommy kangen! Kalo ada waktu luang datang ke mansion mommy ya sayang! Sejak kakak iparmu kembali ke Australia, mommy jadi kesepian disini," ungkap Bu Helena dengan sedih.

"Alhamdulillah aku baik mom, aku minta maaf ya mom kalo beberapa minggu ini belum mengunjungi mommy, tapi aku janji dalam waktu dekat aku bakal dateng buat temenin mommy."

"Iya sayang nggak papa kok, mommy ngerti dengan kesibukan kamu. Memimpin perusahaan memang sangat berat, menguras tenaga, pikiran dan waktu. Mommy cuma berdoa semoga anak dan menantu mommy selalu sehat dan bahagia. Itu yang terpenting buat mommy, kebahagiaan kalian sayang!"

"Amiiiinnn Ya Robbala'laminn.. Terimakasih banyak atas doa mommy, aku juga doakan semoga mommy dan daddy sehat selalu dan bahagia. Mommy jaga kesehatan ya, Risty pamit tidur duluan, Good Night Mom!"

💌 "Amiinn, Terimakasih juga doanya sayang! Mommy selalu jaga kesehatan demi kalian! Selamat tidur menantu kesayangan mommy, Good Night dear!"

Akhirnya Risty mengakhiri chat manis mereka.

Risty sudah lelah untuk marah dan menangis lagi, dia benar-benar kecewa dengan kata-kata manis Bima. Tak bisa dipungkiri dia sedikit berharap agar hubungan rumah tangga mereka baik-baik saja, dia melupakan bahwa suaminya sudah bermain terlalu jauh dengan kekasihnya. Seharusnya dia tidak menaruh harapan sedikitpun agar hatinya tidak terluka lagi.

Dia tertidur dengan airmata yang telah mengering di pipinya, berharap esok dia lebih tegar dan kuat dari sebelumnya.

***

Keesokan paginya Vania sudah terlihat segar dan ceria, mencium bau tubuh Bima membuat mualnya sedikit berkurang dan dia makan sedikit banyak dari biasanya pagi itu, sehingga tubuhnya kembali sehat. Bima menyuruh Ceu Wati pulang kerumahnya dan memberikan libur kerja padanya.

"Sayang, aku nggak bisa tinggal tanpa kamu di apartemen. Apa kamu ingin aku seperti kemarin lagi? Aku ingin kita nikah biar aku bisa tinggal di apartemen milikmu, aku tidak masalah jika satu atap dengan istri tuamu," ucap Vania saat Bima menyuapinya.

Sedangkan Bima hanya terdiam mendengarkan, dia berfikir untuk membuat keputusan besar dalam hidupnya. Cepat atau lambat Risty akan tahu dan keluarganya pun juga akan tahu.

"Baiklah, hari ini kita akan menemui orangtuamu. Kamu jangan khawatir aku akan menjagamu dan calon bayi kita," ujar Bima sembari mengelus pucuk kepala Vania.

"Terimakasih sayang,"

Bima mengangguk tersenyum dan Vania memeluk dan mencium pipinya bertubi-tubi.

Pada sore hari Vania telah diijinkan dokter untuk pulang kerumahnya karena dia sudah sehat kembali. Vania dan Bima menuju Mansion utama milik keluarga Vania.

Bu Sherly, Mama dari Vania begitu bahagia putrinya kembali ke Mansion. Sosialita cantik itu memeluk putrinya dengan penuh kerinduan.

"Sayang, mama kangen banget sama kamu! Sesibuk apa kamu diluar sana sayang, sampai 2 Minggu nggak pulang kerumah?" ucap Bu Sherly memandang wajah putrinya penuh kerinduan.

"Biasalah ma, mama nih kayak nggak hafal aku aja!" ucap Vania dengan bibir mengerucut.

"Iya sayang iya! Yang penting kamu masih inget pulang kerumah!" sindir Bu Sherly.

"Ma, ini ada Bima!"

Bima muncul dari belakang Vania.

"Selamat sore Tante, apa kabar?" sapa Bima pada Bu Sherly.

Bu Sherly begitu terkejut melihat kedatangan Bima, dia mengenal Bima yang merupakan kekasih putrinya. Dia kira Bima sudah putus dengan putrinya, karena Bima sudah lama tidak pernah mengunjungi mansion mereka.

"Sore juga Bim, Alhamdulillah... Tante sehat Bim. Ayo sini masuk dulu!"

Lalu Bu Sherly mempersilahkan Bima duduk.

"Tante, saya ingin bicara serius mengenai hubungan saya dengan Vania. Apa Om Anton ada dirumah?" tanya Bima pada Nyonya Sherly. Pak Anton adalah ayah Vania.

"Papa Vania ada di ruang kerjanya, ayo kita bicara disana aja,"

Bu Sherly beranjak dari duduknya dan membawa mereka menemui suaminya.

Saat sudah berada di dalam ruang kerja Pak Anton, Bima berbasa-basi menyapa Papa dari kekasihnya.

"Selamat sore om, bagaimana kabarnya?" sapa Bima.

"Sore juga! Alhamdulillah saya baik, sudah lama sekali ya kamu nggak pernah main kesini?" ucap Pak Anton.

"Iya om, saya sedikit sibuk mengatur perusahaan papa," ucap Bima sesantai mungkin, padahal dia sangat gugup dan takut.

Takut karena sudah menghamili anak orang, dia takut menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

"Bagus sekali anak muda! Kamu memang pekerja keras sama seperti papamu, aku yakin perusahaan papamu akan lebih berkembang ditangan anak muda sepertimu," puji Pak Anton.

"Om bisa saja, saya hanya menjalankan semestinya saja om," Bima tersenyum malu mendengar pujian Pak Anton.

"Ada perlu apa datang kesini sampai mencariku?" tanya Pak Anton tanpa basa-basi lagi.

Sedangkan Bima menjadi begitu tegang, keringat didahi dan badannya mengalir begitu saja.

"Om, saya minta maaf sebelumnya, saya mau meminta ijin untuk menikahi Vania," ucap Bima dengan gugup.

"Wah itu kabar yang sangat bagus, aku sangat senang mendengarnya. Kapan kalian akan mengadakan pernikahan kalian?" ucap Pak Anton berbinar bahagia, begitu pula Bu Sherly yang tak kalah bahagianya.

"Besok pagi Om, kami akan menikah besok pagi,"

"Apa? Secepat itu?" Pak Anton terkejut sedangkan Bima dan Vania hanya mengangguk.

Vania juga merasakan ketegangan dan ketakutan yang sama seperti Bima. Dia takut papanya tidak merestui mereka saat tahu Bima telah beristri.

"Kenapa menikah secepat itu? Kita kan bisa siapkan semuanya lebih dulu. Vania adalah putriku satu-satunya, aku ingin buatkan acara pernikahan yang megah dan mewah untuknya."

"Maaf om, sepertinya saat ini kami belum bisa mengabulkan keinginan om. Vania sudah mengandung anak saya om, jadi sementara kami akan menikah secara agama dulu,"

"Brrraaakkkk!!"

"Apa! Vania hamil?"

Pak Anton melotot sembari mengebrak meja diruangan kerjanya, sedangkan Bima dan Vania hanya tertunduk malu.

"Iya Om, maafkan saya! Saya akan tanggungjawab om!" ucap Bima masih tertunduk.

"Dasar laki-laki kurang aj..!"

Pak Anton akan melayangkan tamparan pada Bima tapi Bu Sherly mencegah tindakan suaminya.

"Sayang, sudah kendalikan emosimu! Percuma juga kita marah atau menyakiti Bima, semua sudah terjadi! Ini semua terjadi bukan hanya kesalahan Bima saja, tapi juga putri kita! Yang penting Bima sudah bertanggungjawab dan mengakui kesalahannya!" ucap Bu Sherly menasehati suaminya.

Pak Anton terdiam meredam kemarahannya, dia ingin sekali menampar kedua anak muda didepannya itu.

"Baiklah aku akan merestui kalian menikah, tapi bawa keluargamu kesini dan aku ingin pernikahan kalian sah di mata agama dan negara!" ucap Pak Anton dengan tegas.

Mendengar permintaan Pak Anton sontak membuat Bima dan Vania semakin gugup dan tegang. Bima belum bisa menyanggupi permintaan calon mertuanya itu.

"Maafkan saya om!"

Bima tiba-tiba berlutut didepan Pak Anton, sontak membuat Pak Anton dan Bu Sherly terkejut.

"Maafkan saya om, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya! Saya sudah memiliki istri Om, untuk saat ini saya belum bisa membawa keluarga saya kesini,"

Bima masih berlutut dengan perasaan yang bercampur aduk.

Dengan kemarahan yang luar biasa Pak Anton memegang kerah baju milik Bima dan menghujami Bima dengan beberapa pukulan diwajah tampannya.

"Dasar laki-laki br****sek! Ba*****gan!"

"Bughhhh!"

"PAPA!!!" teriak Vania dan Bu Sherly bersama.

"Bughhhh!!"

Terlihat Bima hanya terdiam tidak membalas. Dia merasa dia memang pantas mendapatnya, wajah tampannya penuh luka memar dan sudut bibirnya mengeluarkan d*rah.

"HENTIKAN PA!"

Vania menangis sembari memeluk Bima untuk melindunginya, sedangkan Bu Sherly memeluk suaminya dari belakang untuk menenangkannya.

"VANIA!! Papa nggak pernah ngajarin kamu jadi wanita mur***han! Bagaimana bisa kamu tidur dengan pria beristri! Dimana ot*kmu itu!" teriak Pak Anton.

"Maafkan Vania pa!"

Vania terus menangis menatap papanya dengan pandangan mengiba, sedangkan Bima yang sudah babak belur masih berada dibelakangnya.

"Jadi keinginanmu untuk hidup sendiri di apartemen agar kamu bisa bebas t*dur dengan laki-laki br*****sek ini! Disebut wanita macam apa kau itu Van! Papa sungguh kecewa memiliki putri sepertimu Vania!!" Pak Anton terus meneriaki putrinya dan semakin deras pula airmata Vania.

Beberapa detik kemudian wajah Vania kembali pucat, tubuhnya melemah kembali dan mendadak dia jatuh pingsan.

"Vania!"

Semua berteriak melihat Vania yang tiba-tiba terjatuh dilantai dan dengan sigap Bima menggendong tubuh lemah sang kekasih.

"Tante.."

"Ayo sini Bim! Bawa Vania ke kamarnya!" ucap Bu Sherly yang berjalan keluar dan diikuti oleh Bima.

Bu Sherly menelpon dokter pribadi keluarga mereka, dia menunggu Vania dengan cemas di kamarnya dan Bima pun tak kalah cemas.

Sedangkan Pak Anton memilih berada di ruang kerjanya, dia benar-benar merasa sangat kecewa dan marah tapi hatinya begitu iba melihat keadaan putri kesayangannya lemah seperti itu.

Episodes
1 Bab 1.Perjodohan
2 Bab 2.Bertepuk Sebelah Tangan
3 Bab 3.Wanita Penggoda versi Halal
4 Bab 4.Pulang Kampung
5 Bab 5.Gagal Move On?
6 Bab 6.Bertemu
7 Bab 7.Membuat Masalah
8 Bab 8.Mengobati
9 Bab 9.Missing Someone
10 Bab 10.Kembali
11 Bab 11.Masa Lalu
12 Bab 12.Perbincangan
13 Bab 13.Quality Time
14 Bab 14.Pertengkaran
15 Bab 15.Kesempatan
16 Bab 16.Kesedihan Erlangga
17 Bab 17.Hamil?
18 Bab 18.Menyadari
19 Bab 19.Berbohong Lagi
20 Bab 20.Bertanggungjawab
21 Bab 21.Pasrah
22 Bab 22.Tanpa Ijin
23 Bab 23.Suara Aneh
24 Bab 24.Gugatan
25 Bab 25.Ular Berbisa
26 Bab 26.Rumah Sakit
27 Bab 27.Bertemu Kembali
28 Bab 28.Janda Muda
29 Bab 29.Balada Cinta Asisten Tomboy (part 1)
30 Bab 30.Boss Terbaik
31 Bab 31.Menemani Mantan
32 Bab 32.Kemarahan Daddy
33 Bab 33.Tak Dianggap Lagi
34 Bab 34.Membandingkan
35 Bab 35.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 2)
36 Bab 36.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 3)
37 Bab 37.CLARA
38 Bab 38.Masa Lalu Papa
39 Bab 39.Gadis Menyebalkan
40 Bab 40.Sunset Dan Pria Itu
41 Bab 41.Suami Idaman
42 Bab 42.Penolakan
43 Bab 43.Terpuruk
44 Bab 44.Kakak Terbaik
45 Bab 45.Kehilangan
46 Bab 46.Sebuah Pelukan
47 Bab 47.Ungkapan Cinta
48 Bab 48.Panggilan Sayang
49 Bab 49.Mencurigakan
50 Bab 50.Bima Vs Vania
51 Bab 51.Rencana
52 Bab 52.Rindu itu Berat
53 Bab 53.Caroline Vs Carlos
54 Bab 54.Terkejut
55 Bab 55.Bersyukur
56 Bab 56.Restu
57 Bab 57.Sidang Perdana
58 Bab 58.Sedih Dan Terpuruk
59 Bab 59.Permintaan Maaf Vania
60 Bab 60.Akhir Kisah Bima dan Vania
61 Bab 61.Saling Rindu
62 Bab 62.Akhir Cerita Clara
63 Bab 63.Keinginan Erlangga
64 Bab 64.Janji Suci
65 Bab 65.Yang Pertama
66 Bab 66.Nasehat Suami Tercinta
67 Bab 67.Si Jutek dan Si Playboy
68 Bab 68.Happy Ending
69 PENGUMUMAN
70 Season 2 : Mengejar Cinta Riana (Chapter 1)
71 MCR : Chapter 2. Konflik
72 MCR : Chapter 3.Party
73 MCR : Chapter 4. Nasib Yang Sama
74 MCR : Chapter 5. Kemarahan Kakak
75 MCR : Chapter 6. Perbincangan Ayah Dan Anak
76 MCR : Chapter 7. Melamar
77 MCR : Chapter 8. Sakit
78 MCR : Chapter 9. Firasat
79 MCR : Chapter 10. Ditolak Lagi
80 MCR : Chapter 11. Calon Suami
81 MCR : Chapter 12. Persiapan
82 MCR : Chapter 13. Pengantin Baru
83 MCR : Chapter 14. Sisi Lain
84 MCR : Chapter 15. Demam
85 MCR : Chapter 16. Cemburu
86 MCR : Chapter 17. Skak Mat
87 MCR : Chapter 18. Kunjungan
88 MCR : Chapter 19. Dinner
89 MCR : Chapter 20. Pelukan Hangat
90 MCR : Chapter 21. Mengakui
91 MCR : Chapter 22. Hak Dan Kewajiban
92 MCR : Chapter 23. Mengungkapkan
93 MCR : Chapter 24. Sangat Mirip
94 MCR : Chapter 25. Jabatan Baru
95 MCR : Chapter 26. CEO Cantik
96 MCR : Chapter 27. Wanita Kejam
97 MCR : Chapter 28. Kabur
98 MCR : Chapter 29. Terbongkar
99 MCR : Chapter 30. Usulan
100 MCR : Chapter 31. Pindah Kembali
101 MCR : Chapter 32. Panik
102 MCR : Chapter 33. Kesempatan
103 MCR : Chapter 34. END STORY
104 PENGUMUMAN
105 Bonus Chapter : Hasan-Alfi part 1
106 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 2
107 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 3
108 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 4
109 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 5
110 Bonus Chapter: Hasan-Alfi Part 6
111 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 7
112 Bonus Chapter End
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1.Perjodohan
2
Bab 2.Bertepuk Sebelah Tangan
3
Bab 3.Wanita Penggoda versi Halal
4
Bab 4.Pulang Kampung
5
Bab 5.Gagal Move On?
6
Bab 6.Bertemu
7
Bab 7.Membuat Masalah
8
Bab 8.Mengobati
9
Bab 9.Missing Someone
10
Bab 10.Kembali
11
Bab 11.Masa Lalu
12
Bab 12.Perbincangan
13
Bab 13.Quality Time
14
Bab 14.Pertengkaran
15
Bab 15.Kesempatan
16
Bab 16.Kesedihan Erlangga
17
Bab 17.Hamil?
18
Bab 18.Menyadari
19
Bab 19.Berbohong Lagi
20
Bab 20.Bertanggungjawab
21
Bab 21.Pasrah
22
Bab 22.Tanpa Ijin
23
Bab 23.Suara Aneh
24
Bab 24.Gugatan
25
Bab 25.Ular Berbisa
26
Bab 26.Rumah Sakit
27
Bab 27.Bertemu Kembali
28
Bab 28.Janda Muda
29
Bab 29.Balada Cinta Asisten Tomboy (part 1)
30
Bab 30.Boss Terbaik
31
Bab 31.Menemani Mantan
32
Bab 32.Kemarahan Daddy
33
Bab 33.Tak Dianggap Lagi
34
Bab 34.Membandingkan
35
Bab 35.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 2)
36
Bab 36.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 3)
37
Bab 37.CLARA
38
Bab 38.Masa Lalu Papa
39
Bab 39.Gadis Menyebalkan
40
Bab 40.Sunset Dan Pria Itu
41
Bab 41.Suami Idaman
42
Bab 42.Penolakan
43
Bab 43.Terpuruk
44
Bab 44.Kakak Terbaik
45
Bab 45.Kehilangan
46
Bab 46.Sebuah Pelukan
47
Bab 47.Ungkapan Cinta
48
Bab 48.Panggilan Sayang
49
Bab 49.Mencurigakan
50
Bab 50.Bima Vs Vania
51
Bab 51.Rencana
52
Bab 52.Rindu itu Berat
53
Bab 53.Caroline Vs Carlos
54
Bab 54.Terkejut
55
Bab 55.Bersyukur
56
Bab 56.Restu
57
Bab 57.Sidang Perdana
58
Bab 58.Sedih Dan Terpuruk
59
Bab 59.Permintaan Maaf Vania
60
Bab 60.Akhir Kisah Bima dan Vania
61
Bab 61.Saling Rindu
62
Bab 62.Akhir Cerita Clara
63
Bab 63.Keinginan Erlangga
64
Bab 64.Janji Suci
65
Bab 65.Yang Pertama
66
Bab 66.Nasehat Suami Tercinta
67
Bab 67.Si Jutek dan Si Playboy
68
Bab 68.Happy Ending
69
PENGUMUMAN
70
Season 2 : Mengejar Cinta Riana (Chapter 1)
71
MCR : Chapter 2. Konflik
72
MCR : Chapter 3.Party
73
MCR : Chapter 4. Nasib Yang Sama
74
MCR : Chapter 5. Kemarahan Kakak
75
MCR : Chapter 6. Perbincangan Ayah Dan Anak
76
MCR : Chapter 7. Melamar
77
MCR : Chapter 8. Sakit
78
MCR : Chapter 9. Firasat
79
MCR : Chapter 10. Ditolak Lagi
80
MCR : Chapter 11. Calon Suami
81
MCR : Chapter 12. Persiapan
82
MCR : Chapter 13. Pengantin Baru
83
MCR : Chapter 14. Sisi Lain
84
MCR : Chapter 15. Demam
85
MCR : Chapter 16. Cemburu
86
MCR : Chapter 17. Skak Mat
87
MCR : Chapter 18. Kunjungan
88
MCR : Chapter 19. Dinner
89
MCR : Chapter 20. Pelukan Hangat
90
MCR : Chapter 21. Mengakui
91
MCR : Chapter 22. Hak Dan Kewajiban
92
MCR : Chapter 23. Mengungkapkan
93
MCR : Chapter 24. Sangat Mirip
94
MCR : Chapter 25. Jabatan Baru
95
MCR : Chapter 26. CEO Cantik
96
MCR : Chapter 27. Wanita Kejam
97
MCR : Chapter 28. Kabur
98
MCR : Chapter 29. Terbongkar
99
MCR : Chapter 30. Usulan
100
MCR : Chapter 31. Pindah Kembali
101
MCR : Chapter 32. Panik
102
MCR : Chapter 33. Kesempatan
103
MCR : Chapter 34. END STORY
104
PENGUMUMAN
105
Bonus Chapter : Hasan-Alfi part 1
106
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 2
107
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 3
108
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 4
109
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 5
110
Bonus Chapter: Hasan-Alfi Part 6
111
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 7
112
Bonus Chapter End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!