Bab 4.Pulang Kampung

Risty, Bima, Bu Aminah dan kedua adik kembar Risty kembali ke desa dengan diantarkan Bima. Setelah melalui 5 jam perjalanan Akhirnya mereka sampai di Kediaman Bu Aminah. Rumah yang dulunya sangat sederhana sekarang begitu mewah dan terlihat mencolok dari yang lain.

Sejak Risty menjadi CEO di perusahaan ayah angkatnya, dia membangun rumah sederhananya menjadi rumah mewah agar para tetangganya tidak lagi mencibir Ibu dan adik-adiknya. Semua tetangga yang dulu suka mencibir dan merendahkan keluarganya sekarang malah terlihat mencari muka dan menyambut kedatangan Risty dan keluarganya.

Bu Aminah yang baru turun dari mobil disambut langsung dengan ibu-ibu tukang gosip sebelah rumahnya.

"Selamat datang Jeng Minah, apakah acara pernikahan Risty lancar?" Ucap Jeng Rina.

"Alhamdulillah semuanya lancar Jeng Rina," ucap Bu Aminah tersenyum.

Para ibu-ibu terpesona melihat laki-laki berparas bule keluar dari kursi kemudi bersamaan dengan Risty yang juga keluar dari kursi penumpangnya. Mereka berbisik memuji ketampanan Bima dan memuji Risty yang semakin cantik dan bersinar.

Ada rasa bangga melihat orang-orang yang dulu mencemoohnya dan keluarganya sekarang malah memuji-muji mereka.

"Hei Risty.. Apa kabar?" sapa perempuan bernama Sari, salah satu putri tetangganya.

Sari adalah teman masa kecilnya yang dulu suka membully Risty dan berusaha menjatuhkannya.

"Alhamdulillah aku luar biasa baik dan bahagia," ucap Risty pura-pura tersenyum.

Dia muak sekali dengan tingkah Sari yang cari perhatian dan sedikit genit.

"Wahh aku nggak nyangka lho kamu bisa dapet suami bule, ya ampun ganteng banget, boleh gak dikenalin sama suami kamu?" ucap Sari terang-terangan.

"Iya nih Risty, punya suami cakep kenalin kek sama kita-kita! Biar akrab gitu ma tetangga," Ibu-ibu yang lain pun ikut menyahuti.

Raut muka Bima langsung berubah antara muak dan kesal, dia berjalan masuk kedalam rumah mengikuti kedua adik iparnya tanpa tersenyum atau menanggapi sapaan tetangga istrinya.

Reifan dan Riana hanya tersenyum melihat tingkah kesal kakak iparnya itu.

"Maklumin aja kak, orang kampung tuh nggak bisa liat yang bening dikit! Langsung deh pada heboh semua," ucap Reifan tersenyum lucu.

"Berasa ketemu artis Korea kali yak!" Riana menimpali dan mereka bertiga pun terkekeh.

"Maaf ya Sar dan ibu-ibu, lain kali aja ya kenalannya, suamiku lelah dan ingin segera istirahat didalam, aku masuk dulu ya!" ucap Risty lalu meninggalkan para tetangga tukang gosip itu.

Sesampai didalam Bu Aminah menyuruh Risty dan Bima beristirahat dan mereka naik ke lantai atas di kamar besar milik Risty.

Setelah memasuki kamar besar istrinya Bima langsung merebahkan badannya di atas kasur tanpa cuci tangan maupun kaki. Baru kali ini dia mengendarai mobil sendiri begitu lama, biasanya dia mengandalkan supirnya saat bepergian jauh. Dia hanya tidak ingin dikatakan manja ataupun lemah oleh istri bar-barnya.

"Kak Bim! Cuci tangan ma kaki dulu sana! Jorok dihh!" seru Risty.

Risty adalah tipe wanita yang sangat mengutamakan kebersihan. Dia ingin siapapun yang menyentuh barang-barang pribadinya harus dalam keadaan bersih.

"Nggak mau! Aku capek! Aku mau langsung tidur aja!" ucap Bima dengan cuek.

"Apaan sih Kak Bim! Emangnya nggak risih gitu! Tidur belum ganti baju belum bebersih pula," sungut Risty.

"Bodo amat!" Bima malah memejamkan matanya.

Dan tak disangka-sangka Risty malah memegang tangan Bima dan menariknya sampai badan besar Bima sedikit tertarik.

"Astaga Babi guling ini, berat banget sih," ucapnya sembari menarik Bima yang memejamkan mata.

Sontak membuat Bima tersentak kaget bukan kepalang.

"Hei gadis bar-bar apa yang kau lakukan!" Bima masih mempertahankan posisinya yang setengah duduk dan Risty pun tak mau kalah menarik tangan Bima dengan paksa.

Mendadak tangan Bima kram dan tarikannya melemah, sontak membuat dia jatuh menimpa Risty.

"Bruuuukkkk!!"

"Arrgghhhhhhhhh.." sepasang pengantin baru itu berteriak bersamaan.

Pandangan mata mereka bertemu dan debaran dada mereka berdetak kencang. Sesaat kemudian Bima tersadar dari lamunannya.

"Hei wanita penggoda! Kenapa kau terus-terusan cari kesempatan! Pergilah dari hadapanku!" ucap Bima menutupi kegugupannya dan Risty malah melotot tak percaya.

"Siapa yang cari kesempatan! Enak aja! Kakak tuh yang cari kesempatan! Apa kakak nggak sadar kedua tangan kakak diatas d*d*ku!" ucapan Frontal Risty seolah menampar kesadaran Bima, dia kembali terkejut saat menyadari tangannya memegang benda kenyal nan lembut itu.

"Eh?!" Bima bergegas berdiri dan akan menjauh dari Risty.

"Hei tunggu! Bantu aku berdiri!"

"Nggak!"

"Dasar menyebalkan! Sudah men*dai d*d*ku malah nggak tanggungjawab!"

"Hah?! Dasar tidak tahu malu!" ucap Bima salah tingkah lalu beranjak ke kamar mandi.

Bima terus mengumpat dan menggerutu tidak jelas, sungguh kejadian tadi membuatnya menjadi salah tingkah dan terlihat bodoh. Bayangan dan rasa kenyal dari dada Risty membuatnya berfikir hal-hal yang tidak semestinya.

"S**l! Kenapa terus terbayang, ada apa denganmu Bima! Arrghhh..! Kenapa bayangan itu nggak bisa ilang sih! Megang bentar aja udah bikin gerah! S**l!" umpatnya dalam hati.

Setelah membersihkan dirinya dari kamar mandi Bima merebahkan kembali tubuhnya di samping Risty yang sudah tidur pulas. Dan lagi-lagi dia harus menelan ludahnya melihat tubuh sintal istrinya dengan balutan gaun tidur berwarna kuning lemon, begitu segar dipandang dan sangat menggoda.

"Apa aku bisa tahan kalau setiap hari disuguhi yang seperti ini didepan mata?! Wanita ini benar-benar berbakat menggoda pria! Aku harus memikirkan cara agar aku dengannya jarang bertemu, aku tidak ingin sampai tergoda wanita penggoda seperti itu!" gumamnya dalam hati.

Berkali-kali Bima membolak-balikan tubuhnya, dia sedikit susah tidur karena masih terbayang kejadian tadi. Lalu dia memutuskan untuk mengirimkan pesan pada Vania kekasihnya.

💌"Sayang, kamu sedang apa?"

💌"Akhirnya kamu menghubungiku Bima sayang 😘 aku merindukanmu sayang, kenapa kamu mengabaikan telpon dan pesan dariku? Apa kamu tahu aku sangat merindukanmu? Atau jangan-jangan kamu sibuk bermesraan dengan istri barumu?" Vania memberondong pertanyaan pada Bima.

Bima menghela nafasnya panjang, yang saat ini dia butuhkan adalah pengalihan agar tidak berfikir hal-hal kotor tentang istrinya bukan malah berdebat lagi.

💌"Sudahlah jangan bahas macam-macam! Maafkan aku baru menghubungimu, aku juga sangat merindukanmu Van, saat ini aku sedang berada di luar kota mengantarkan ibu mertuaku pulang ke kampung halamannya," ujar Bima.

💌"Kenapa nggak mau dibahas? Kenapa nggak mau jawab semua pertanyaanku? Atau memang benar dugaanku kalian malah bermesraan di belakangku! Aku nggak suka kamu dekat-dekat sama dia Bim!" Vania masih penasaran dan Bima mulai kesal dengan tingkah kekanak-kanakan Vania.

💌"Sudahlah aku mau tidur aja! Sampai kapan kamu tidak bisa memahamiku! Aku !" ucap Bima mengakhiri chatnya.

Tanpa menunggu balasan dari Vania, Bima mematikan ponselnya dan memaksakan tidur kembali.

***

Malam pun menjelang kini mereka berada di meja makan untuk makan bersama.

"Risty.. Nak Bima, kapan kalian berangkat ke Vila? Mumpung sudah disini, Vila Pak Haris kan juga tidak jauh dari ini, pergi dan bersenang-senanglah kalian berdua!" ucap Bu Aminah dengan tersenyum.

"Ahh iya ke Vila ya Bu, lain kali aja Bu, aku cuma ingin menghabiskan waktu disini aja, udah lama kan aku nggak pulang Bu," ucap Risty tersenyum kecut.

Dia berfikir buat apa dia harus menghabiskan waktu berduaan dengan suaminya di Vila, sedangkan suaminya tidak menginginkannya sama sekali.

"Masa iya suamimu kamu suruh berdiam diri di rumah aja sih nduk, kan kasian kalau dia bosen,"

"Tidak masalah Bu, aku senang kok disini, aku juga ingin jalan-jalan berkeliling kampung sini saja," sahut Bima.

"Baiklah Nak Bima, terserah kalian saja, yang penting kalian nggak bosen aja cuma di rumah ibu,"

Setelah ritual makan malam mereka selesai, Reifan dan Riana mengajak kakaknya untuk melihat pasar malam di desa tetangga.

"Kak liat pasar malam yuk!" tawar Reifan.

"Asik tuh kayaknya kalau kita naik bianglala rame-rame! Jadi inget masa kecil sama bapak," ucap Riana yang tiba-tiba sendu.

"Udah jangan cengeng! Kita ini mau senang-senanglah dek! Kita doain aja semoga bapak juga bahagia disana dan kita harus bahagia juga disini!" ucap Reifan sembari mengacak kembarannya.

Reflek Risty memeluk kedua adiknya dengan sayang, berbeda dengan Bima yang seketika tersentuh melihat pemandangan didepannya. Karena dia dan kakaknya Erlangga tidak begitu akrab seperti itu, kakaknya begitu pendiam dan dingin. Walaupun dia tahu kakaknya sangat menyayanginya tapi Erlangga adalah tipe laki-laki yang sulit untuk mengekspresikan perasaannya.

"Hei adek tengil! Memangnya masih ada ya itu pasar malam? Kakak kira udah Nggak ada, secara sekarang kan banyak wahana permainan anak-anak yang lebih modern,"

"Diiihh kakak! Kita ini di kampung kak bukan di kota! Emangnya kakak kira disini ada Time Zone!" Riana memutar malas bola matanya.

"Hehehe.. iya juga ya, gas lah ke pasar malam!" seru Risty bersemangat.

"Kak Bima mau ikut nggak?" tawar Reifan.

"Terdengar seru sih, bolehlah ikut juga!" Bima tak kalah antusias.

Bu Aminah hanya tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepalanya melihat mereka berempat, dia lebih memilih melihat sinetron kesayangannya daripada harus ke pasar malam.

Mereka berempat memutuskan berangkat naik motor matic milik Reifan dan Riana. Bima berboncengan dengan Risty dan Reifan dengan Riana. Disepanjang jalan mereka tertawa karena jalanan kampung yang tidak rata. Saat melewati jalanan yang gelap, Bima tak sengaja melewati jalan berlubang dan seketika d*d* besar Risty menabrak punggung Bima dengan kencang.

Episodes
1 Bab 1.Perjodohan
2 Bab 2.Bertepuk Sebelah Tangan
3 Bab 3.Wanita Penggoda versi Halal
4 Bab 4.Pulang Kampung
5 Bab 5.Gagal Move On?
6 Bab 6.Bertemu
7 Bab 7.Membuat Masalah
8 Bab 8.Mengobati
9 Bab 9.Missing Someone
10 Bab 10.Kembali
11 Bab 11.Masa Lalu
12 Bab 12.Perbincangan
13 Bab 13.Quality Time
14 Bab 14.Pertengkaran
15 Bab 15.Kesempatan
16 Bab 16.Kesedihan Erlangga
17 Bab 17.Hamil?
18 Bab 18.Menyadari
19 Bab 19.Berbohong Lagi
20 Bab 20.Bertanggungjawab
21 Bab 21.Pasrah
22 Bab 22.Tanpa Ijin
23 Bab 23.Suara Aneh
24 Bab 24.Gugatan
25 Bab 25.Ular Berbisa
26 Bab 26.Rumah Sakit
27 Bab 27.Bertemu Kembali
28 Bab 28.Janda Muda
29 Bab 29.Balada Cinta Asisten Tomboy (part 1)
30 Bab 30.Boss Terbaik
31 Bab 31.Menemani Mantan
32 Bab 32.Kemarahan Daddy
33 Bab 33.Tak Dianggap Lagi
34 Bab 34.Membandingkan
35 Bab 35.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 2)
36 Bab 36.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 3)
37 Bab 37.CLARA
38 Bab 38.Masa Lalu Papa
39 Bab 39.Gadis Menyebalkan
40 Bab 40.Sunset Dan Pria Itu
41 Bab 41.Suami Idaman
42 Bab 42.Penolakan
43 Bab 43.Terpuruk
44 Bab 44.Kakak Terbaik
45 Bab 45.Kehilangan
46 Bab 46.Sebuah Pelukan
47 Bab 47.Ungkapan Cinta
48 Bab 48.Panggilan Sayang
49 Bab 49.Mencurigakan
50 Bab 50.Bima Vs Vania
51 Bab 51.Rencana
52 Bab 52.Rindu itu Berat
53 Bab 53.Caroline Vs Carlos
54 Bab 54.Terkejut
55 Bab 55.Bersyukur
56 Bab 56.Restu
57 Bab 57.Sidang Perdana
58 Bab 58.Sedih Dan Terpuruk
59 Bab 59.Permintaan Maaf Vania
60 Bab 60.Akhir Kisah Bima dan Vania
61 Bab 61.Saling Rindu
62 Bab 62.Akhir Cerita Clara
63 Bab 63.Keinginan Erlangga
64 Bab 64.Janji Suci
65 Bab 65.Yang Pertama
66 Bab 66.Nasehat Suami Tercinta
67 Bab 67.Si Jutek dan Si Playboy
68 Bab 68.Happy Ending
69 PENGUMUMAN
70 Season 2 : Mengejar Cinta Riana (Chapter 1)
71 MCR : Chapter 2. Konflik
72 MCR : Chapter 3.Party
73 MCR : Chapter 4. Nasib Yang Sama
74 MCR : Chapter 5. Kemarahan Kakak
75 MCR : Chapter 6. Perbincangan Ayah Dan Anak
76 MCR : Chapter 7. Melamar
77 MCR : Chapter 8. Sakit
78 MCR : Chapter 9. Firasat
79 MCR : Chapter 10. Ditolak Lagi
80 MCR : Chapter 11. Calon Suami
81 MCR : Chapter 12. Persiapan
82 MCR : Chapter 13. Pengantin Baru
83 MCR : Chapter 14. Sisi Lain
84 MCR : Chapter 15. Demam
85 MCR : Chapter 16. Cemburu
86 MCR : Chapter 17. Skak Mat
87 MCR : Chapter 18. Kunjungan
88 MCR : Chapter 19. Dinner
89 MCR : Chapter 20. Pelukan Hangat
90 MCR : Chapter 21. Mengakui
91 MCR : Chapter 22. Hak Dan Kewajiban
92 MCR : Chapter 23. Mengungkapkan
93 MCR : Chapter 24. Sangat Mirip
94 MCR : Chapter 25. Jabatan Baru
95 MCR : Chapter 26. CEO Cantik
96 MCR : Chapter 27. Wanita Kejam
97 MCR : Chapter 28. Kabur
98 MCR : Chapter 29. Terbongkar
99 MCR : Chapter 30. Usulan
100 MCR : Chapter 31. Pindah Kembali
101 MCR : Chapter 32. Panik
102 MCR : Chapter 33. Kesempatan
103 MCR : Chapter 34. END STORY
104 PENGUMUMAN
105 Bonus Chapter : Hasan-Alfi part 1
106 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 2
107 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 3
108 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 4
109 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 5
110 Bonus Chapter: Hasan-Alfi Part 6
111 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 7
112 Bonus Chapter End
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1.Perjodohan
2
Bab 2.Bertepuk Sebelah Tangan
3
Bab 3.Wanita Penggoda versi Halal
4
Bab 4.Pulang Kampung
5
Bab 5.Gagal Move On?
6
Bab 6.Bertemu
7
Bab 7.Membuat Masalah
8
Bab 8.Mengobati
9
Bab 9.Missing Someone
10
Bab 10.Kembali
11
Bab 11.Masa Lalu
12
Bab 12.Perbincangan
13
Bab 13.Quality Time
14
Bab 14.Pertengkaran
15
Bab 15.Kesempatan
16
Bab 16.Kesedihan Erlangga
17
Bab 17.Hamil?
18
Bab 18.Menyadari
19
Bab 19.Berbohong Lagi
20
Bab 20.Bertanggungjawab
21
Bab 21.Pasrah
22
Bab 22.Tanpa Ijin
23
Bab 23.Suara Aneh
24
Bab 24.Gugatan
25
Bab 25.Ular Berbisa
26
Bab 26.Rumah Sakit
27
Bab 27.Bertemu Kembali
28
Bab 28.Janda Muda
29
Bab 29.Balada Cinta Asisten Tomboy (part 1)
30
Bab 30.Boss Terbaik
31
Bab 31.Menemani Mantan
32
Bab 32.Kemarahan Daddy
33
Bab 33.Tak Dianggap Lagi
34
Bab 34.Membandingkan
35
Bab 35.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 2)
36
Bab 36.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 3)
37
Bab 37.CLARA
38
Bab 38.Masa Lalu Papa
39
Bab 39.Gadis Menyebalkan
40
Bab 40.Sunset Dan Pria Itu
41
Bab 41.Suami Idaman
42
Bab 42.Penolakan
43
Bab 43.Terpuruk
44
Bab 44.Kakak Terbaik
45
Bab 45.Kehilangan
46
Bab 46.Sebuah Pelukan
47
Bab 47.Ungkapan Cinta
48
Bab 48.Panggilan Sayang
49
Bab 49.Mencurigakan
50
Bab 50.Bima Vs Vania
51
Bab 51.Rencana
52
Bab 52.Rindu itu Berat
53
Bab 53.Caroline Vs Carlos
54
Bab 54.Terkejut
55
Bab 55.Bersyukur
56
Bab 56.Restu
57
Bab 57.Sidang Perdana
58
Bab 58.Sedih Dan Terpuruk
59
Bab 59.Permintaan Maaf Vania
60
Bab 60.Akhir Kisah Bima dan Vania
61
Bab 61.Saling Rindu
62
Bab 62.Akhir Cerita Clara
63
Bab 63.Keinginan Erlangga
64
Bab 64.Janji Suci
65
Bab 65.Yang Pertama
66
Bab 66.Nasehat Suami Tercinta
67
Bab 67.Si Jutek dan Si Playboy
68
Bab 68.Happy Ending
69
PENGUMUMAN
70
Season 2 : Mengejar Cinta Riana (Chapter 1)
71
MCR : Chapter 2. Konflik
72
MCR : Chapter 3.Party
73
MCR : Chapter 4. Nasib Yang Sama
74
MCR : Chapter 5. Kemarahan Kakak
75
MCR : Chapter 6. Perbincangan Ayah Dan Anak
76
MCR : Chapter 7. Melamar
77
MCR : Chapter 8. Sakit
78
MCR : Chapter 9. Firasat
79
MCR : Chapter 10. Ditolak Lagi
80
MCR : Chapter 11. Calon Suami
81
MCR : Chapter 12. Persiapan
82
MCR : Chapter 13. Pengantin Baru
83
MCR : Chapter 14. Sisi Lain
84
MCR : Chapter 15. Demam
85
MCR : Chapter 16. Cemburu
86
MCR : Chapter 17. Skak Mat
87
MCR : Chapter 18. Kunjungan
88
MCR : Chapter 19. Dinner
89
MCR : Chapter 20. Pelukan Hangat
90
MCR : Chapter 21. Mengakui
91
MCR : Chapter 22. Hak Dan Kewajiban
92
MCR : Chapter 23. Mengungkapkan
93
MCR : Chapter 24. Sangat Mirip
94
MCR : Chapter 25. Jabatan Baru
95
MCR : Chapter 26. CEO Cantik
96
MCR : Chapter 27. Wanita Kejam
97
MCR : Chapter 28. Kabur
98
MCR : Chapter 29. Terbongkar
99
MCR : Chapter 30. Usulan
100
MCR : Chapter 31. Pindah Kembali
101
MCR : Chapter 32. Panik
102
MCR : Chapter 33. Kesempatan
103
MCR : Chapter 34. END STORY
104
PENGUMUMAN
105
Bonus Chapter : Hasan-Alfi part 1
106
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 2
107
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 3
108
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 4
109
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 5
110
Bonus Chapter: Hasan-Alfi Part 6
111
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 7
112
Bonus Chapter End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!