Bab 18.Menyadari

Waktu telah menunjukkan sore hari, Risty berada di dalam kamar lamanya di Mansion milik Pak Haris. Dia termenung di balkon kamarnya sembari menyalakan sebatang rokoknya. Dia memikirkan hubungannya dengan Bima, hubungan seperti apa yang saat ini dia jalani. Terasa hampa dan sangat membosankan, terlebih saat Risty mendengar kekasih Bima sedang mengandung, ingin sekali saat itu juga dia menghantam kepala Bima dengan keras.

Bisa-bisanya laki-laki yang berasal dari keluarga terpandang seperti Bima mencoreng nama baik keluarganya, mengacuhkan istrinya dan bercumbu dengan kekasih lamanya hingga wanita itu hamil. Sungguh terlalu br****sek pikirnya.

Dia membayangkan sekelebat kebebasannya, mungkin akan terasa lebih lega jika pada akhirnya mereka berpisah.

Beberapa saat kemudian ponselnya berdering. Dia mengernyitkan dahinya, sebuah kontak nomor yang sudah lama tidak menghubunginya, tiba-tiba muncul dilayar ponselnya.

"Hallo! Iya, Kak Gibran kan ini?" tanya Risty ragu-ragu.

"Iyalah Ris siapa lagi! Udah lama ya kita nggak telponan lagi, mau kangen tapi kok ada yang punya! Dosa gue ntar!" ucap Gibran dengan candaan garing.

"Hehehe, bisa aja Kak Gibran nih!" jawab Risty asal.

"Kak Gibran tumben telpon? Emangnya ada perlu apa?"

"Ris, aku mau ngomong masalah yang benar-benar penting sama kamu!" ucap Gibran dengan nada serius lalu menghela nafasnya sejenak.

"Hmm?" Risty menduga sepertinya berhubungan dengan Bima dan kekasihnya.

"Tolong kamu jangan marah ya Ris kalo aku bilang hal penting ini, kamu cari dulu kebenarannya! Aku cuma kasian sama kamu terus dibohongin Bima,"

"Iya? Memangnya Kak Bima kenapa kak?" Risty berpura-pura tidak tahu.

"Sebenarnya Vania pacar Bima sedang hamil saat ini,"

"Haaaa? Benarkah?" Risty berpura-pura terkejut.

Dia hanya ingin tau apa motif sahabat suaminya hingga mengatakan rahasia besar seperti ini.

"Iya Ris, tadi pagi Vania nelpon aku dan cerita kalo dia sedang hamil anak Bima. Tadi siang Bima juga nemuin kami bertiga, dia kelihatan frustasi Ris. Dia curhat sama kami kalo dia udah jatuh cinta sama kamu, dia nggak pengen kehilangan kalian berdua!" ucap Kak Gibran panjang lebar.

"Cihh! Drama apalagi ini! Bisa-bisanya disaat seperti ini si Br*****sek itu masih bersikap egois!" ucap Risty dalam hati.

"Makasih ya kak! Informasi penting dari kakak berguna banget buat aku, aku nggak nyangka Kak Bima segitu br******seknya, aku kecewa sama dia kak," ucap Risty berpura-pura sedih.

"Kamu yang kuat ya Ris, semoga bisa ngelewatin semuanya. Kalo kamu butuh bantuan dariku, tolong jangan pernah sungkan untuk menghubungiku!"

"Baik Kak, makasih banyak! Kakak baik banget sama aku,"

"Ya udah, aku tutup dulu ya Ris! Inget kalo ada apa-apa segera hubungi aku!" ucapnya mengingatkan.

"Iya kak, tenang aja,"

"Assalamualaikum.." ucap Kak Gibran mengakhiri.

"Wa'alaikumsalam.. Warahmatullahi.. Wabarakatuh.."

Ternyata benar pikirnya, Bima benar-benar sudah berbuat diluar batas. Risty ingin menunggu sampai Bima sendiri yang mengatakannya.

Baru dia memikirkan suaminya, ternyata Bima menelponnya.

"Assalamualaikum.. Ris, kamu masih dirumah papa?"

"Wa'alaikumsalam.. Iya kak aku masih dirumah papa, kakak lagi dimana?"

"Aku lagi nggak enak badan Ris, kayaknya aku nginep dirumah mommy dulu deh, paling sekitar tiga harian. Kamu nggak apa-apa kan kalo di Apartemen sendiri?"

"Biasanya juga sendirian kalo situ lagi pacaran! Sok-sokan peduli lagi, basi banget si buaya nih!" ucap Risty dalam hati.

"Ahh iya Kak aku nggak apa-apa, kakak jangan mikirin aku! Yang penting kakak sembuh dulu, biar bisa balik lagi ke Ibukota. Atau perlu aku juga ambil cuti urusin kakak disana? Aku khawatir sama kakak!" ucapnya berpura-pura manis.

"Nggak usah sayang, kamu di apartemen aja! Lagipula pekerjaanmu dikantor kan juga banyak, aku nggak pengen ganggu pekerjaan kamu. Cuma perlu beberapa hari aja, aku pasti cepet sembuh, kamu jangan kuatir! Aku minta maaf ya nggak bisa nemenin kamu di Apartemen,"

"Iya kak, nggak masalah. Maaf aku jadi nggak bisa ngerawat kakak sakit, semoga kakak lekas sembuh ya!"

Dia sangat tahu Bima saat ini tidak sakit, jika dia sakit tidak mungkin dia mengajak teman-temannya nongkrong dan curhat bareng dengannya. Risty bisa menduga jika kehamilan Vania membuat Bima tidak tega meninggalkannya saat ini.

"Amin, makasih doanya sayang! Aku nggak apa-apa sayang, kamu nggak perlu minta maaf,"

Setelah obrolan yang tidak penting selesai, Bima mengakhiri pembicaraannya dengan istrinya.

***

Bima menemani Vania di Apartemennya, dia tidak tega melihat keadaan Vania yang hamil muda seperti itu. Vania pun terus menempel kemanapun Bima pergi.

"Sayang, kapan kamu ngomong sama papa mamaku? Aku nggak mungkin pulang dengan keadaan hamil tanpa suami kayak gini, bisa-bisa aku disuruh gugurin kandunganku karena udah bikin malu keluarga," ucap Vania dengan nada sedih.

"Iya sayang, kamu sabar dulu ya! Secepatnya kita akan temui mama dan papa kamu, kamu tahu keluargaku seperti apa? Daddy-ku nggak akan biarin aku nyakitin Risty, aku rasa daddy juga nggak bakal setuju aku pisah sama Risty. saat ini aku masih binggung harus berbuat apa!" Bima mengacak rambutnya penuh frustasi.

"Sayang, kalo emang harus jadi istri kedua aku mau! Asal kamu nggak akan pernah menyentuh wanita itu! Kamu pernah bilang kan kamu nggak suka sama dia!"

Vania menatap Bima penuh selidik, Bima diam tak bisa menjawab. Dia menjadi tegang dengan ucapan Vania, karena nyatanya dia juga jatuh cinta pada Risty saat ini. Tidak mungkin baginya suatu saat nanti tidak menyentuh wanita yang begitu menggoda dimatanya, bahkan selama ini dirinya mati-mati menahan hasratnya saat berada didekat wanita bertubuh sintal itu.

"Atau jangan-jangan kamu udah jatuh cinta kan sama wanita kampung itu!" Vania menatapnya tajam.

"Jangan berkata buruk tentang istriku! Walaupun wanita itu berasal dari kampung tapi dia wanita yang baik dan pekerja keras!"

Entah apa yang ada dipikiran Bima, dia tersulut emosi dengan ucapan Vania.

"Tuh benar kan! Kamu udah jatuh cinta sama gadis itu! Lalu buat apa aku ada diantara kalian! Percuma aja aku hamil anakmu kalo nyatanya aku nggak berarti apa-apa! Lebih baik aku mati!" Vania menangis meraung-raung sembari memukul perutnya.

"Van hentikan! Stop! Jangan menyakiti dirimu dan bayi kita, aku menyayangimu dan bayi kita! Aku nggak mau kehilangan kalian berdua. Maaf kalo kata-kataku menyakitimu, aku minta maaf sayang!" seru Bima sembari memeluk Vania dari belakang.

"Jujur aku emang udah jatuh cinta sama Risty tapi aku juga cinta sama kamu, tolong mengertilah! Kami laki-laki jika setiap hari diberikan perhatian dan kasih sayang lama-lama juga akan luluh. Jangan memaksaku untuk memilih untuk saat ini!"

Vania terdiam dengan ucapan Bima, jika dia tidak bisa menahan emosinya, bisa-bisa Bima yang malah meninggalkannya.

"Iya sayang, maafkan aku! Aku hanya takut kamu meninggalkanku dengan keadaanku yang seperti ini," ucap Vania bersedih.

Dia takut jika Bima mencampakkan dirinya, dia mengalah dan diam-diam menyusun rencana untuk membuat Risty mundur dari pernikahan mereka.

"Aku tidak akan meninggalkanmu dan bayi kita sayang! Kamu jangan sedih lagi, ayo kita makan malam! Jangan sampai bayi kita kelaparan dan kekurangan gizi didalam perutmu," ucap Bima penuh perhatian dan Vania pun mengangguk tersenyum.

Tiga hari pun telah berlalu, kini Bima pulang ke apartemennya. Dia memilih pulang di malam hari untuk menghindari perbincangan bersama istrinya. Pikirannya masih begitu kacau, dia binggung bagaimana dia harus mengatakan sejujurnya pada istrinya.

Dalam hatinya yang terdalam dia begitu merindukan istrinya, dia ingin memeluk dan menumpahkan segala kesedihannya pada wanita yang berstatus istrinya itu. Tapi dia terlalu malu untuk mengatakan segalanya, dia benar-benar laki-laki br*****sek pikirnya, setelah memberi harapan-harapan manis pada istrinya lalu sebentar lagi akan memberi kenyataan yang pahit untuknya.

***

Pagi telah menjelang, Risty sedang memasak sarapannya di dapur. Dia dikejutkan seseorang laki-laki yang tiba-tiba menyentuh bahunya dari belakang.

"Ris!"

"Eh!" pekiknya dengan terkejut.

"Ahh maaf kalo aku menggagetkanmu!" Bima tertawa lucu melihat ekspresi Risty.

"Ya Allah Kak Bima! Suka banget sih bikin orang jantungan! Sejak kapan kakak datang? Kok aku nggak tau!" tanyanya dengan heran.

"Tadi malem baru sampai, kamu pasti udah tidur makanya nggak denger,"

"Kakak udah sehat? Apa kata dokter? Apa ada sesuatu yang serius?" tanya Risty berpura-pura khawatir.

"Aku udah sehat Ris dan nggak ada yang serius, cuma kecapekan aja terus telat makan juga jadi penyakit typus-ku kambuh," ucap Bima berbohong.

"Syukurlah kalo begitu, kakak mau aku bikinin sarapan apa?" tawar Risty.

"Se-iklasnya kamu aja sayang!"

"Cupp!" Bima mengecup pipi Risty sekilas lalu duduk di meja makan.

Risty sedikit kaget dengan perlakuan Bima yang tiba-tiba, spontan dia memegangi pipinya. Dia tidak tersipu dan tidak merasa bahagia, dia hanya terkejut. Sedangkan Bima tersenyum karena mengira Risty menyukai ciuman darinya.

"Baiklah, aku buatkan nasi goreng seafood buat kakak ya!"

"Boleh sayang," ucap Bima tersenyum manis dan Risty hanya tersenyum kaku.

Risty melanjutkan pekerjaan, dia ingin segera menyelesaikan urusannya di dapur dan pergi ke kantor. Dulu dia bahagia saat Bima mau makan bersamanya, sekarang dia bahkan tidak ingin melihat suaminya walaupun hanya sekedar untuk makan bersama.

Setelah 15 menit berada didepan kompor, akhirnya Risty telah selesai membuatkan sarapan untuk dirinya dan sang suami.

Bima makan dengan lahap masakan Risty, dia selalu menyukai semua masakan istrinya. Sungguh beruntung dirinya mendapatkan istri yang cantik, pekerjaan keras dan pandai mengurusnya.

Dia benar-benar menyesal telah menyia-nyiakan wanita yang begitu istimewa didepannya, dulu hanya Vania saja yang menarik dihatinya. Vania sangat cantik dan seksi tapi saat ini dia menyadari Vania tidak ada apa-apanya dibandingkan Risty.

"Ris, bagaimana kabar papa sama Mama? Maaf aku nggak bisa nemenin kamu berkunjung kesana," tanya Bima yang telah menyelesaikan sarapannya.

"Alhamdulillah semua baik kak, nggak masalah kak, papa dan mama bisa mengerti kesibukan kakak,"

"Alhamdulillah kalo semua baik-baik saja, oia hari ini aku anter kerja ya sayang?" ucap Bima tersenyum lembut pada Risty dan Risty pun mengangguk.

Episodes
1 Bab 1.Perjodohan
2 Bab 2.Bertepuk Sebelah Tangan
3 Bab 3.Wanita Penggoda versi Halal
4 Bab 4.Pulang Kampung
5 Bab 5.Gagal Move On?
6 Bab 6.Bertemu
7 Bab 7.Membuat Masalah
8 Bab 8.Mengobati
9 Bab 9.Missing Someone
10 Bab 10.Kembali
11 Bab 11.Masa Lalu
12 Bab 12.Perbincangan
13 Bab 13.Quality Time
14 Bab 14.Pertengkaran
15 Bab 15.Kesempatan
16 Bab 16.Kesedihan Erlangga
17 Bab 17.Hamil?
18 Bab 18.Menyadari
19 Bab 19.Berbohong Lagi
20 Bab 20.Bertanggungjawab
21 Bab 21.Pasrah
22 Bab 22.Tanpa Ijin
23 Bab 23.Suara Aneh
24 Bab 24.Gugatan
25 Bab 25.Ular Berbisa
26 Bab 26.Rumah Sakit
27 Bab 27.Bertemu Kembali
28 Bab 28.Janda Muda
29 Bab 29.Balada Cinta Asisten Tomboy (part 1)
30 Bab 30.Boss Terbaik
31 Bab 31.Menemani Mantan
32 Bab 32.Kemarahan Daddy
33 Bab 33.Tak Dianggap Lagi
34 Bab 34.Membandingkan
35 Bab 35.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 2)
36 Bab 36.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 3)
37 Bab 37.CLARA
38 Bab 38.Masa Lalu Papa
39 Bab 39.Gadis Menyebalkan
40 Bab 40.Sunset Dan Pria Itu
41 Bab 41.Suami Idaman
42 Bab 42.Penolakan
43 Bab 43.Terpuruk
44 Bab 44.Kakak Terbaik
45 Bab 45.Kehilangan
46 Bab 46.Sebuah Pelukan
47 Bab 47.Ungkapan Cinta
48 Bab 48.Panggilan Sayang
49 Bab 49.Mencurigakan
50 Bab 50.Bima Vs Vania
51 Bab 51.Rencana
52 Bab 52.Rindu itu Berat
53 Bab 53.Caroline Vs Carlos
54 Bab 54.Terkejut
55 Bab 55.Bersyukur
56 Bab 56.Restu
57 Bab 57.Sidang Perdana
58 Bab 58.Sedih Dan Terpuruk
59 Bab 59.Permintaan Maaf Vania
60 Bab 60.Akhir Kisah Bima dan Vania
61 Bab 61.Saling Rindu
62 Bab 62.Akhir Cerita Clara
63 Bab 63.Keinginan Erlangga
64 Bab 64.Janji Suci
65 Bab 65.Yang Pertama
66 Bab 66.Nasehat Suami Tercinta
67 Bab 67.Si Jutek dan Si Playboy
68 Bab 68.Happy Ending
69 PENGUMUMAN
70 Season 2 : Mengejar Cinta Riana (Chapter 1)
71 MCR : Chapter 2. Konflik
72 MCR : Chapter 3.Party
73 MCR : Chapter 4. Nasib Yang Sama
74 MCR : Chapter 5. Kemarahan Kakak
75 MCR : Chapter 6. Perbincangan Ayah Dan Anak
76 MCR : Chapter 7. Melamar
77 MCR : Chapter 8. Sakit
78 MCR : Chapter 9. Firasat
79 MCR : Chapter 10. Ditolak Lagi
80 MCR : Chapter 11. Calon Suami
81 MCR : Chapter 12. Persiapan
82 MCR : Chapter 13. Pengantin Baru
83 MCR : Chapter 14. Sisi Lain
84 MCR : Chapter 15. Demam
85 MCR : Chapter 16. Cemburu
86 MCR : Chapter 17. Skak Mat
87 MCR : Chapter 18. Kunjungan
88 MCR : Chapter 19. Dinner
89 MCR : Chapter 20. Pelukan Hangat
90 MCR : Chapter 21. Mengakui
91 MCR : Chapter 22. Hak Dan Kewajiban
92 MCR : Chapter 23. Mengungkapkan
93 MCR : Chapter 24. Sangat Mirip
94 MCR : Chapter 25. Jabatan Baru
95 MCR : Chapter 26. CEO Cantik
96 MCR : Chapter 27. Wanita Kejam
97 MCR : Chapter 28. Kabur
98 MCR : Chapter 29. Terbongkar
99 MCR : Chapter 30. Usulan
100 MCR : Chapter 31. Pindah Kembali
101 MCR : Chapter 32. Panik
102 MCR : Chapter 33. Kesempatan
103 MCR : Chapter 34. END STORY
104 PENGUMUMAN
105 Bonus Chapter : Hasan-Alfi part 1
106 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 2
107 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 3
108 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 4
109 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 5
110 Bonus Chapter: Hasan-Alfi Part 6
111 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 7
112 Bonus Chapter End
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1.Perjodohan
2
Bab 2.Bertepuk Sebelah Tangan
3
Bab 3.Wanita Penggoda versi Halal
4
Bab 4.Pulang Kampung
5
Bab 5.Gagal Move On?
6
Bab 6.Bertemu
7
Bab 7.Membuat Masalah
8
Bab 8.Mengobati
9
Bab 9.Missing Someone
10
Bab 10.Kembali
11
Bab 11.Masa Lalu
12
Bab 12.Perbincangan
13
Bab 13.Quality Time
14
Bab 14.Pertengkaran
15
Bab 15.Kesempatan
16
Bab 16.Kesedihan Erlangga
17
Bab 17.Hamil?
18
Bab 18.Menyadari
19
Bab 19.Berbohong Lagi
20
Bab 20.Bertanggungjawab
21
Bab 21.Pasrah
22
Bab 22.Tanpa Ijin
23
Bab 23.Suara Aneh
24
Bab 24.Gugatan
25
Bab 25.Ular Berbisa
26
Bab 26.Rumah Sakit
27
Bab 27.Bertemu Kembali
28
Bab 28.Janda Muda
29
Bab 29.Balada Cinta Asisten Tomboy (part 1)
30
Bab 30.Boss Terbaik
31
Bab 31.Menemani Mantan
32
Bab 32.Kemarahan Daddy
33
Bab 33.Tak Dianggap Lagi
34
Bab 34.Membandingkan
35
Bab 35.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 2)
36
Bab 36.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 3)
37
Bab 37.CLARA
38
Bab 38.Masa Lalu Papa
39
Bab 39.Gadis Menyebalkan
40
Bab 40.Sunset Dan Pria Itu
41
Bab 41.Suami Idaman
42
Bab 42.Penolakan
43
Bab 43.Terpuruk
44
Bab 44.Kakak Terbaik
45
Bab 45.Kehilangan
46
Bab 46.Sebuah Pelukan
47
Bab 47.Ungkapan Cinta
48
Bab 48.Panggilan Sayang
49
Bab 49.Mencurigakan
50
Bab 50.Bima Vs Vania
51
Bab 51.Rencana
52
Bab 52.Rindu itu Berat
53
Bab 53.Caroline Vs Carlos
54
Bab 54.Terkejut
55
Bab 55.Bersyukur
56
Bab 56.Restu
57
Bab 57.Sidang Perdana
58
Bab 58.Sedih Dan Terpuruk
59
Bab 59.Permintaan Maaf Vania
60
Bab 60.Akhir Kisah Bima dan Vania
61
Bab 61.Saling Rindu
62
Bab 62.Akhir Cerita Clara
63
Bab 63.Keinginan Erlangga
64
Bab 64.Janji Suci
65
Bab 65.Yang Pertama
66
Bab 66.Nasehat Suami Tercinta
67
Bab 67.Si Jutek dan Si Playboy
68
Bab 68.Happy Ending
69
PENGUMUMAN
70
Season 2 : Mengejar Cinta Riana (Chapter 1)
71
MCR : Chapter 2. Konflik
72
MCR : Chapter 3.Party
73
MCR : Chapter 4. Nasib Yang Sama
74
MCR : Chapter 5. Kemarahan Kakak
75
MCR : Chapter 6. Perbincangan Ayah Dan Anak
76
MCR : Chapter 7. Melamar
77
MCR : Chapter 8. Sakit
78
MCR : Chapter 9. Firasat
79
MCR : Chapter 10. Ditolak Lagi
80
MCR : Chapter 11. Calon Suami
81
MCR : Chapter 12. Persiapan
82
MCR : Chapter 13. Pengantin Baru
83
MCR : Chapter 14. Sisi Lain
84
MCR : Chapter 15. Demam
85
MCR : Chapter 16. Cemburu
86
MCR : Chapter 17. Skak Mat
87
MCR : Chapter 18. Kunjungan
88
MCR : Chapter 19. Dinner
89
MCR : Chapter 20. Pelukan Hangat
90
MCR : Chapter 21. Mengakui
91
MCR : Chapter 22. Hak Dan Kewajiban
92
MCR : Chapter 23. Mengungkapkan
93
MCR : Chapter 24. Sangat Mirip
94
MCR : Chapter 25. Jabatan Baru
95
MCR : Chapter 26. CEO Cantik
96
MCR : Chapter 27. Wanita Kejam
97
MCR : Chapter 28. Kabur
98
MCR : Chapter 29. Terbongkar
99
MCR : Chapter 30. Usulan
100
MCR : Chapter 31. Pindah Kembali
101
MCR : Chapter 32. Panik
102
MCR : Chapter 33. Kesempatan
103
MCR : Chapter 34. END STORY
104
PENGUMUMAN
105
Bonus Chapter : Hasan-Alfi part 1
106
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 2
107
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 3
108
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 4
109
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 5
110
Bonus Chapter: Hasan-Alfi Part 6
111
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 7
112
Bonus Chapter End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!