Bab 16.Kesedihan Erlangga

"Terimakasih," ucap Risty sembari tersenyum pada Bima.

Setelah beberapa hidangan utama telah mereka makan, Bima memberi isyarat pada seorang pelayan. Pelayan itu datang membawa kotak hitam dan buket bunga mawar merah pada Bima.

"Ris, mungkin kamu bosan sama ucapan maafku, tapi hidupku nggak bakal tenang kalo aku nggak bilang maaf sekali lagi ke kamu. Maafin aku istriku, maaf kalau selama ini aku belum jadi suami yang baik, aku berharap kedepannya hubungan kita semakin membaik lagi," ucap Bima dengan tulus.

Dia memberikan buket bunga dan kotak perhiasan itu kepada Risty.

"Makasih banyak Kak Bim, ini bagus banget!" ucap Risty berbinar bahagia.

Baru kali ini dia mendapatkan hadiah mewah dan romantis dari Bima. Dia sedikit yakin Bima memang berusaha berubah untuknya, tak ada salahnya jika Risty membuka kembali hatinya untuk Bima walaupun Risty belum bisa jatuh cinta kembali.

"Aku juga minta maaf kalau selama ini belum bisa menjadi istri yang baik buat kakak, jika memang takdir mengharuskan kita terus bersama, aku berharap kedepannya hubungan kita semakin membaik,"

"Amiinnn.. Terimakasih sayang," ucap Bima sembari memegang tangan Risty penuh cinta kemudian mencium tangannya dengan mesra.

Risty mengangguk tersenyum.

Setelah dinner mereka selesai akhirnya mereka kembali ke apartemen.

Bima begitu bahagia, dia seperti merasakan jatuh cinta kembali. Dia bahkan dengan mudah melupakan perasaannya pada Vania. Kebersamaannya dengan Risty selama ini membuatnya kagum, simpati dan berakhir jatuh cinta pada Risty, walau awalnya dia menyangkal tapi pada akhirnya dia mengakui jika dia sangat tertarik dengan sosok cantik yang mandiri, pekerja keras dan baik hati itu.

"Ris!" panggil Bima.

"Iya!"

"Apa tidak sebaiknya kita tidur sekamar mulai malam ini?" tanyanya ragu-ragu.

Risty mengulum senyumnya, dia benar-benar jengkel sekaligus lucu melihat tingkah suaminya.

"Dasar mesum! Baru juga baikan udah minta tidur bareng!" kesalnya dalam hati.

"Maaf kali ini aku nolak Kak Bima! Sebelum Kak Bima benar-benar putus dan ninggalin pacar Kak Bima, aku harap Kak Bima nggak minta hal yang macam-macam dulu! Kakak tahu kan aku belum sepenuhnya percaya sama kakak!" ucap Risty selembut mungkin agar Bima tidak tersinggung.

"Baiklah Ris, aku lakukan sesuai kesepakatan kita! Dan aku bakal secepatnya putusin Vania biar nggak ada lagi penghalang hubungan kita!" ucap Bima sembari memegang pipi Risty.

Risty menggangguk tersenyum mendapat perlakuan manis Bima, kemudian mereka kembali ke kamarnya masing-masing.

Di kamar Risty memikirkan perubahan Bima yang tiba-tiba, dia berfikir sejak kapan suaminya yang menyebalkan itu mulai jatuh cinta padanya. Apa dia tulus mencintai atau hanya obsesi? Beberapa pertanyaan berputar-putar terus diotaknya.

Sedangkan Bima berada di kamarnya, Dia memang merasakan jatuh hati pada istrinya, dia cemburu melihat Risty dan kakaknya begitu akrab tapi dia sendiri masih sangat berat memutuskan Vania. Dia benar-benar egois, kalau seandainya dia bisa, ingin sekali dia memiliki mereka berdua. Tapi dia harus memilih salah satu dari mereka untuk memikirkan masa depannya kelak.

Jika bersama Risty pasti masa depannya kelak akan lebih baik, Risty adalah gadis yang realistis, pekerja keras dan gemar melakukan pekerjaan rumah dengan tangannya sendiri. Dia berfikir jika suatu hari dia tak lagi sukses seperti sekarang, pasti Risty adalah orang yang tepat mendampinginya disaat jatuh bangunnya.

Berbeda jauh dengan Vania yang sudah terlahir dari keluarga berada, dia tidak pernah melakukan pekerjaannya sendiri. Hidupnya setiap hari hanya traveling, shopping, ke salon dan party. Orangtuanya begitu memanjakannya karena Vania adalah anak tunggal.

Semakin lama dia memang merasa Vania tidak akan cocok berdampingan dengannya untuk kehidupan yang sebenarnya, Bima memang menyebalkan dan playboy, tapi dia sedari kecil dididik keras oleh ayahnya agar bisa melanjutkan perusahaan ayahnya.

Bima butuh pendamping hidup yang selalu ada untuknya, tempat dia berbagi suka maupun duka. Sedang dalam hal kecil saja Vania jarang peduli dengan keadaan Bima, yang Vania mau apapun keadaannya, Bima harus selalu sempurna dimatanya. Dulu semua sifat mantan-mantannya tak jauh beda dengan Vania, tapi sejak dia mengenal Risty, Risty sangat berbeda. Dia terpesona pada istrinya itu.

"Ddrrtttt.. ddrrtttt!"

Dering ponselnya membuyarkan lamunannya.

📞 "Honey.. Aku kangen banget! Seharian kemana aja sih dihubungi malah nggak diangkat daritadi! Emangnya habis ngapain?!" ucap Vania dari seberang telpon.

📞 "Aku ada beberapa kerjaan penting di kantor jadi tadi lembur dan baru pulang barusan, maaf nggak sempet hubungin kamu," ucap Bima berbohong.

📞 "Nggak papa honey, kan kamu kerja buat masa depan kita! Aku bisa maklum kok! Sabtu depan anterin aku ke pesta temenku ya sayang, udah lama aku nggak pernah ke pesta. Sekali-kali lah kita keluar nggak cuma di apartemen aja, aku kangen ke pesta sayang," ucap Vania dengan nada manja.

Entah seperti terhipnotis dengan suara manja Vania, Bima mengurungkan niatnya untuk membicarakan kelanjutan hubungannya dengan Vania.

📞 "Iya sayang, nanti hari sabtu aku anter!"

Kemudian mereka melanjutkan perbincangan mesra mereka seperti biasa.

Tengah malam, Risty merasakan tenggorokannya terasa kering. Dia membuka kamarnya dan mengambil air dingin di lemari es. Tak sengaja dia dengar samar-samar Bima bertelepon mesra dengan kekasihnya.

"Aku kira udah berubah, ternyata tetep sama! Gimana mungkin aku percaya dan jatuh cinta sama laki-laki yang plin-plan kayak gitu! Tadi siang sampe malem kata-katanya manis terus ke aku, eh sekarang ke pacarnya juga sama! Dasar buaya buntung!" Risty bergumam lirih dengan perasaan kesal.

***

Di kediaman keluarga Prabu Aryarajasa, Pak Prabu, Bu Helena dan Erlangga tengah sarapan bersama.

"Dad, Mom.. Besok pagi Aku mau balik ke Australia dan mungkin aku akan menetap dalam jangka waktu yang lama disana. Aku tidak bisa mempercayakan perusahaan yang sudah aku bangun dari nol kepada orang lain, apalagi Perusahaan kita disana berkembang sangat pesat saat ini Dad," ucap Erlangga setelah menyelesaikan sarapannya.

"Kenapa tiba-tiba kamu membuat keputusan mendadak Lang? Apa ada masalah? Daddy kira kamu akan menetap disini lama, padahal mommymu udah senang sekali," tanya Pak Prabu.

"Iya sayang, mommy bakal kesepian lagi nggak ada kamu!" timpal Bu Helena dengan cemberut.

"Maafkan Erlangga Mom.. Dad, tapi ini semua demi masa depan dan kelangsungan perusahaan kita. Aku berusaha maksimal agar perusahaan kita nanti semakin maju dan berkembang, aku ingin membuat bangga mommy dan daddy! Mommy dan daddy jangan khawatir, aku akan pulang kalau ada waktu," ucap Erlangga meyakinkan kedua orangtuanya.

"Kami udah bangga dengan pencapaianmu saat ini Lang, daddy dan mommy hanya ingin kamu bahagia dan fokus untuk mempersiapkan pernikahanmu sebentar lagi, bukan terus memikirkan perusahaan aja!"

"Iya sayang, mommy udah nggak sabar melihat anak mommy ini tersenyum bahagia di pelaminan," Bu Helena tersenyum lembut pada putranya.

"Bentar, mommy mau nelpon Kanaya dulu, mommy udah lama nggak nelpon calon istrimu itu,"

Bu Helena mulai membuka layar ponselnya, tapi dengan gerakan cepat Erlangga menghentikan gerakan tangan mommy-nya yang akan men-dial nomor ponsel calon menantunya.

"Mom, jangan menghubungi Naya!" ucap Erlangga sedikit gelagapan.

"Kenapa sayang?" Bu Helena heran dan Pak Prabu pun penasaran.

Tidak biasa bagi mereka Erlangga melarang kedua orangtuanya menghubungi calon menantunya.

"Tidak apa-apa mom, tadi Naya bilang dia ada kuliah pagi, dia masih sibuk jadi dia tidak mungkin bisa mengangkat telpon dari mommy," ucap Erlangga sedikit ragu-ragu.

Bu Helena sangat mengenal putranya, instingnya sebagai ibu bisa merasakan bahwa sesuatu telah terjadi, dia bisa merasakan di hari pertama Erlangga pulang dari Australia beberapa Minggu lalu.

"Apa benar Naya sesibuk itu? Mommymu akan mencoba menghubungi dulu, kalau emang nggak diangkat kita bisa hubungi lagi nanti," pancing Pak Prabu.

"Tapi Dad, emang benar dia saat ini belum bisa diganggu, tadi dia mengatakan itu padaku,"

"Erlangga mari ikut mommy dan daddy ke ruang kerja, kita akan bicara serius!" ucap Bu Helena, kemudian bangkit dari tempat duduknya dan diikuti kedua laki-laki itu dibelakangnya.

Setelah sampai di ruang kerja Pak Prabu, Bu Helena mendesak putranya agar mengakui semua yang terjadi. Awalnya Dia tidak ingin menceritakan kesedihannya, tapi Pak Prabu dan Bu Helena terus mendesak putranya. Dan pada akhirnya Erlangga menceritakan semua masalah yang menimpanya sebelum dia pulang ke rumah beberapa minggu lalu.

Sesaat setelah mendengar kenyataan yang terjadi, Bu Helena tidak dapat menahan airmatanya, hatinya begitu perih dan kecewa. Dia tak bisa berbuat apa-apa untuk putranya, dia dan suaminya hanya bisa mendoakan agar kelak putranya akan mendapatkan bahagianya lagi.

"Mom, jangan menangis lagi!" Bima menghapus air mata mommy-nya, "Aku baik-baik aja mom, mommy lihat aku bahagia! Aku bahagia masih bersama daddy dan mommy yang masih sangat menyayangiku, lalu apa lagi yang kalian khawatir kan? Aku sudah berdamai dengan keadaan mom, aku bisa menghadapi semuanya," Erlangga meyakinkan.

"Maafkan mommy, tidak ada disaat kamu berada dititik terendahmu sayang, mommy menyesal tidak mengetahuinya dari awal," Bu Helena menangis lagi.

"Nggak mom, yang terpenting saat ini semua sudah lewat dan aku bisa menerima dengan lapang dada! Mommy jangan khawatir!" Erlangga menenangkan mommy-nya.

"Baiklah kalau kamu ingin kembali ke Australia, daddy dan mommy mengijinkanmu tapi kamu jangan sampai tak pulang kerumah," ucap Pak Prabu memperingati.

"Siap Pak Boss, aku akan pulang setiap ada waktu,"

Erlangga tersenyum hangat kepada kedua orangtuanya lalu memeluk keduanya.

***

Di Apartemen milik Bima sepasang suami istri itu telah menyelesaikan sarapan mereka.

"Ris, aku ingin nganterin kamu ke kantor dan nanti pulang kerja aku jemput ya? aku ingin kita semakin dekat dengan melakukan hal-hal kecil bersama," ujar Bima.

"Terserah kakak aja, yang penting aku nggak ngerepotin, karena perkerjaan kakak juga banyak kan di kantor?" tanya Risty.

"Iya sih, tapi nggak masalah semua pekerjaan bisa aku atasi, yang terpenting kita selalu berdua," Bima tersenyum manis pada Risty.

Risty pun membalas dengan berpura-pura tersenyum manis juga.

"Dasar buaya sok romantis! Kita liat aja, apa ucapannya bisa dia buktikan!" ucap Risty dalam hati.

Episodes
1 Bab 1.Perjodohan
2 Bab 2.Bertepuk Sebelah Tangan
3 Bab 3.Wanita Penggoda versi Halal
4 Bab 4.Pulang Kampung
5 Bab 5.Gagal Move On?
6 Bab 6.Bertemu
7 Bab 7.Membuat Masalah
8 Bab 8.Mengobati
9 Bab 9.Missing Someone
10 Bab 10.Kembali
11 Bab 11.Masa Lalu
12 Bab 12.Perbincangan
13 Bab 13.Quality Time
14 Bab 14.Pertengkaran
15 Bab 15.Kesempatan
16 Bab 16.Kesedihan Erlangga
17 Bab 17.Hamil?
18 Bab 18.Menyadari
19 Bab 19.Berbohong Lagi
20 Bab 20.Bertanggungjawab
21 Bab 21.Pasrah
22 Bab 22.Tanpa Ijin
23 Bab 23.Suara Aneh
24 Bab 24.Gugatan
25 Bab 25.Ular Berbisa
26 Bab 26.Rumah Sakit
27 Bab 27.Bertemu Kembali
28 Bab 28.Janda Muda
29 Bab 29.Balada Cinta Asisten Tomboy (part 1)
30 Bab 30.Boss Terbaik
31 Bab 31.Menemani Mantan
32 Bab 32.Kemarahan Daddy
33 Bab 33.Tak Dianggap Lagi
34 Bab 34.Membandingkan
35 Bab 35.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 2)
36 Bab 36.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 3)
37 Bab 37.CLARA
38 Bab 38.Masa Lalu Papa
39 Bab 39.Gadis Menyebalkan
40 Bab 40.Sunset Dan Pria Itu
41 Bab 41.Suami Idaman
42 Bab 42.Penolakan
43 Bab 43.Terpuruk
44 Bab 44.Kakak Terbaik
45 Bab 45.Kehilangan
46 Bab 46.Sebuah Pelukan
47 Bab 47.Ungkapan Cinta
48 Bab 48.Panggilan Sayang
49 Bab 49.Mencurigakan
50 Bab 50.Bima Vs Vania
51 Bab 51.Rencana
52 Bab 52.Rindu itu Berat
53 Bab 53.Caroline Vs Carlos
54 Bab 54.Terkejut
55 Bab 55.Bersyukur
56 Bab 56.Restu
57 Bab 57.Sidang Perdana
58 Bab 58.Sedih Dan Terpuruk
59 Bab 59.Permintaan Maaf Vania
60 Bab 60.Akhir Kisah Bima dan Vania
61 Bab 61.Saling Rindu
62 Bab 62.Akhir Cerita Clara
63 Bab 63.Keinginan Erlangga
64 Bab 64.Janji Suci
65 Bab 65.Yang Pertama
66 Bab 66.Nasehat Suami Tercinta
67 Bab 67.Si Jutek dan Si Playboy
68 Bab 68.Happy Ending
69 PENGUMUMAN
70 Season 2 : Mengejar Cinta Riana (Chapter 1)
71 MCR : Chapter 2. Konflik
72 MCR : Chapter 3.Party
73 MCR : Chapter 4. Nasib Yang Sama
74 MCR : Chapter 5. Kemarahan Kakak
75 MCR : Chapter 6. Perbincangan Ayah Dan Anak
76 MCR : Chapter 7. Melamar
77 MCR : Chapter 8. Sakit
78 MCR : Chapter 9. Firasat
79 MCR : Chapter 10. Ditolak Lagi
80 MCR : Chapter 11. Calon Suami
81 MCR : Chapter 12. Persiapan
82 MCR : Chapter 13. Pengantin Baru
83 MCR : Chapter 14. Sisi Lain
84 MCR : Chapter 15. Demam
85 MCR : Chapter 16. Cemburu
86 MCR : Chapter 17. Skak Mat
87 MCR : Chapter 18. Kunjungan
88 MCR : Chapter 19. Dinner
89 MCR : Chapter 20. Pelukan Hangat
90 MCR : Chapter 21. Mengakui
91 MCR : Chapter 22. Hak Dan Kewajiban
92 MCR : Chapter 23. Mengungkapkan
93 MCR : Chapter 24. Sangat Mirip
94 MCR : Chapter 25. Jabatan Baru
95 MCR : Chapter 26. CEO Cantik
96 MCR : Chapter 27. Wanita Kejam
97 MCR : Chapter 28. Kabur
98 MCR : Chapter 29. Terbongkar
99 MCR : Chapter 30. Usulan
100 MCR : Chapter 31. Pindah Kembali
101 MCR : Chapter 32. Panik
102 MCR : Chapter 33. Kesempatan
103 MCR : Chapter 34. END STORY
104 PENGUMUMAN
105 Bonus Chapter : Hasan-Alfi part 1
106 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 2
107 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 3
108 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 4
109 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 5
110 Bonus Chapter: Hasan-Alfi Part 6
111 Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 7
112 Bonus Chapter End
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1.Perjodohan
2
Bab 2.Bertepuk Sebelah Tangan
3
Bab 3.Wanita Penggoda versi Halal
4
Bab 4.Pulang Kampung
5
Bab 5.Gagal Move On?
6
Bab 6.Bertemu
7
Bab 7.Membuat Masalah
8
Bab 8.Mengobati
9
Bab 9.Missing Someone
10
Bab 10.Kembali
11
Bab 11.Masa Lalu
12
Bab 12.Perbincangan
13
Bab 13.Quality Time
14
Bab 14.Pertengkaran
15
Bab 15.Kesempatan
16
Bab 16.Kesedihan Erlangga
17
Bab 17.Hamil?
18
Bab 18.Menyadari
19
Bab 19.Berbohong Lagi
20
Bab 20.Bertanggungjawab
21
Bab 21.Pasrah
22
Bab 22.Tanpa Ijin
23
Bab 23.Suara Aneh
24
Bab 24.Gugatan
25
Bab 25.Ular Berbisa
26
Bab 26.Rumah Sakit
27
Bab 27.Bertemu Kembali
28
Bab 28.Janda Muda
29
Bab 29.Balada Cinta Asisten Tomboy (part 1)
30
Bab 30.Boss Terbaik
31
Bab 31.Menemani Mantan
32
Bab 32.Kemarahan Daddy
33
Bab 33.Tak Dianggap Lagi
34
Bab 34.Membandingkan
35
Bab 35.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 2)
36
Bab 36.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 3)
37
Bab 37.CLARA
38
Bab 38.Masa Lalu Papa
39
Bab 39.Gadis Menyebalkan
40
Bab 40.Sunset Dan Pria Itu
41
Bab 41.Suami Idaman
42
Bab 42.Penolakan
43
Bab 43.Terpuruk
44
Bab 44.Kakak Terbaik
45
Bab 45.Kehilangan
46
Bab 46.Sebuah Pelukan
47
Bab 47.Ungkapan Cinta
48
Bab 48.Panggilan Sayang
49
Bab 49.Mencurigakan
50
Bab 50.Bima Vs Vania
51
Bab 51.Rencana
52
Bab 52.Rindu itu Berat
53
Bab 53.Caroline Vs Carlos
54
Bab 54.Terkejut
55
Bab 55.Bersyukur
56
Bab 56.Restu
57
Bab 57.Sidang Perdana
58
Bab 58.Sedih Dan Terpuruk
59
Bab 59.Permintaan Maaf Vania
60
Bab 60.Akhir Kisah Bima dan Vania
61
Bab 61.Saling Rindu
62
Bab 62.Akhir Cerita Clara
63
Bab 63.Keinginan Erlangga
64
Bab 64.Janji Suci
65
Bab 65.Yang Pertama
66
Bab 66.Nasehat Suami Tercinta
67
Bab 67.Si Jutek dan Si Playboy
68
Bab 68.Happy Ending
69
PENGUMUMAN
70
Season 2 : Mengejar Cinta Riana (Chapter 1)
71
MCR : Chapter 2. Konflik
72
MCR : Chapter 3.Party
73
MCR : Chapter 4. Nasib Yang Sama
74
MCR : Chapter 5. Kemarahan Kakak
75
MCR : Chapter 6. Perbincangan Ayah Dan Anak
76
MCR : Chapter 7. Melamar
77
MCR : Chapter 8. Sakit
78
MCR : Chapter 9. Firasat
79
MCR : Chapter 10. Ditolak Lagi
80
MCR : Chapter 11. Calon Suami
81
MCR : Chapter 12. Persiapan
82
MCR : Chapter 13. Pengantin Baru
83
MCR : Chapter 14. Sisi Lain
84
MCR : Chapter 15. Demam
85
MCR : Chapter 16. Cemburu
86
MCR : Chapter 17. Skak Mat
87
MCR : Chapter 18. Kunjungan
88
MCR : Chapter 19. Dinner
89
MCR : Chapter 20. Pelukan Hangat
90
MCR : Chapter 21. Mengakui
91
MCR : Chapter 22. Hak Dan Kewajiban
92
MCR : Chapter 23. Mengungkapkan
93
MCR : Chapter 24. Sangat Mirip
94
MCR : Chapter 25. Jabatan Baru
95
MCR : Chapter 26. CEO Cantik
96
MCR : Chapter 27. Wanita Kejam
97
MCR : Chapter 28. Kabur
98
MCR : Chapter 29. Terbongkar
99
MCR : Chapter 30. Usulan
100
MCR : Chapter 31. Pindah Kembali
101
MCR : Chapter 32. Panik
102
MCR : Chapter 33. Kesempatan
103
MCR : Chapter 34. END STORY
104
PENGUMUMAN
105
Bonus Chapter : Hasan-Alfi part 1
106
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 2
107
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 3
108
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 4
109
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 5
110
Bonus Chapter: Hasan-Alfi Part 6
111
Bonus Chapter : Hasan-Alfi Part 7
112
Bonus Chapter End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!