Dua insan yang dimabuk kabut hasrat memulai perjalanan mereka. Saling berebut start mengatur nafas. Bryant mengangkat tubuh Ara untuk di gendong. Lalu membawanya ke ranjang yang berjarak tiga meter tanpa melepaskan pagutan.
Kebersamaan Bryant dan Ara dalam memadu kasih. Berbanding terbalik dengan perdebatan sengit dua lawan jenis di dalam sebuah rumah yang sederhana. Bantingan pintu depan, membuat lelehan air mata jatuh tanpa diminta.
"Seharusnya, Aku tidak menceraikannya."
Seorang pria bersandar ke dinding di belakangnya. Tatapan mata pria itu teralihkan pada satu bingkai terbalik di atas nakas sisi kanannya. Lalu, meraih bingkai hingga satu foto seorang wanita pemilik senyum manis terlihat menjadi pengisi bingkai foto ukuran 4R.
"Maafkan aku, Ara. Sungguh aku menyesal telah menceraikanmu. Apakah kamu masih mencintaiku?" Akbar mengusap wajah Ara dengan jari telunjuknya.
Setelah meninggalkan Ara di depan rumah podjok. Kehidupan rumah tangga di antara Akbar dan Anggun mulai tergoyahkan. Bukan karena keduanya tidak bisa bermain ranjang dan memuaskan satu sama lainnya. Akan tetapi, karena Anggun tidak terima jika biaya shopping dikurangi. Bahkan semua kartu kredit sudah mencapai batas limit. Sementara warisan milik Ara tidak bisa di ambil alih.
Rumah berlantai dua yang kini menjadi tempat tinggal kedua pasutri itu adalah harta terakhir Ara. Hanya saja si pemilik warisan tidak tahu,jika sebuah manipulasi data sudah di mainkan dua pengkhianat itu. Hingga Ara berpikir rumahnya pun ikut raib demi menyenangkan hati suaminya.
"Kamu ini bodoh! Pastinya Ara masih mencintaimu. Ayolah, Akbar. Siapa kamu? Cinta pertama Ara, dan itu artinya, kamu akan selalu menjadi juara di hati wanita polos itu. Cukup tunjukkan air mata, maka semua akan beres." Akbar berargumentasi dengan dirinya sendiri seraya menatap foto Ara.
Senyuman licik menghiasi bibir pria itu. Kini idenya akan dilancarkan tepat sasaran. Bayangan imaginasi memiliki Ara sudah mulai memenuhi isi otaknya. Bahkan keinginan untuk mengambil hak sebagai seorang suami pun tak lumut mengotori otak mesumnya yang tiba-tiba saja aktif.
"Hihihi. Ara tunggu aku! Uuft tidak sabar mencicipi tubuh putihmu. Kemana saja aku selama ini? Sibuk bermain ranjang dengan Anggun sampai lupa mengambil mahkota istri pertamaku." Akbar menyeringai dengan tatapan berkabut memulai imajinasi liarnya, membayangkan bercinta bersama Ara.
Tanpa Akbar ketahui. Jika di saat yang sama, kenyataan pergulatan panas tengah dialami Ara. Wanita itu menancapkan kukunya di punggung sang suami seraya menahan perih saat Bryant kembali menghujam gua keramat nya dalam sekali hentakan.
Ara memejamkan mata dengan lelehan air mata, bibirnya terpaksa di gigit agar tidak menjerit. Melihat hal itu, membuat Bryant menghentikan pergerakannya sesaat. Membiarkan tongkat ajaibnya beradaptasi pada gua keramat yang masih baru dan sangat sempit.
"Buka matamu!" titah Bryant lembut.
Ara membuka matanya dan disambut tatapan lembut Bryant. Perlahan tapi pasti pria itu mendekati wajahnya, lalu mengecup kening, mata, hidung, dan bibir. Hingga hembusan nafas Ara perlahan menjadi normal.
"Aku akan pelan. Jika terasa sakit, eratkan peganganmu pada punggungku. Cakar lah sesuka hatimu. Kamu paham, Ara?" ucap Bryant mendapatkan jawaban anggukan kecil Araa.
Persetujuan Ara, membuat Bryant mendekati bibir Ara. Pagutan pelan di mulai seraya pergerakan di bawah sana ikut mengimbangi. Penyatuan keduanya tak lagi terelakkan. Permainan baru saja dimulai. Cengkraman tangan Ara perlahan mengendur.
Penjelajahan dilakukan Bryant. Kabut asap kedua pasutri itu semakin menambah suhu panas ruangan menjadi meningkat drastis. Suara erotis mulai lepas kontrol dari bibir Ara, membuat Bryant tersenyum puas.
Akan ku berikan sentuhan terbaik demi menebus kesalahan ku yang lalu. Hari ini menjadi harimu Ara. Kita akan menyatu dalam rasa yang tidak akan pernah terlupakan. ~batin Bryant.
Ara berusaha menahan rasa sakitnya demi mendapatkan keturunan. Tidak dipungkiri. Jika pria yang kini menguasai raganya memberikan sentuhan penuh perasaan dan kelembutan.
Semoga ini yang terbaik. Ya Allah, restui hubungan kami untuk mendapatkan titipan seorang anak. Hamba hanya bisa berusaha, dan berdoa memohon perlindunganMu. ~batin Ara seraya menatap Bryant yang bergerak naik turun di atasnya.
Satu jam kemudian,
Cup!
"Tidurlah! Semoga mimpi indah. Aku tidak tahu esok akan seperti apa, tapi aku akan berusaha adil untuk kalian berdua." gumam Bryant merengkuh tubuh Ara ke dalam pelukannya.
Pergulatan panas berakhir sepuluh menit yang lalu, dan Ara terlelap ke alam mimpi. Tentunya setelah tenaganya terhisap habis dalam goyangan ranjang suaminya. Sedangkan Bryant terlihat segar bugar karena mendapatkan asupan gizi yang jauh di luar imajinasinya.
Tubuh polos yang kini terbelenggu kedua tangan kekarnya seperti candu. Jika dirinya tidak ingat Ara bukanlah Hazel, maka sudah pasti wanita itu di gempur tanpa henti. Kebersamaannya bersama sang istri siri, membuat pria itu lupa belum memberikan kabar pada Hazel, dan memilih menyusul ke alam mimpi. Siapa tahu bertemu Ara di alam mimpi. Boleh lah bermain ranjang sekali lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
penyesalan hanya ada di akhir ya bar
2023-01-04
1
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
semoga di restuin
2023-01-04
1
Ashry Huda Huda
kapooooookkkk kpan koen akbar ara wes seneng.mga bukan kbhgian semu untukmu araaa
2022-12-21
2