Kegalauan Bryant terlihat dari caranya memainkan gelas wine di tangannya, bahkan mencoba menghubungi istrinya berulang kali. Tapi satu panggilan darinya tak terjawab meskipun hanya lima detik. Hampir tiga jam Bryant hanya duduk dan melakukan satu hal, yaitu mencoba berbicara dengan Hazel. Kesabaran Bryant telah habis. "Bro, wine!"
Botol berserakan dan satu gelas mini di tangan Bryant selalu terisi lagi dan lagi. Hingga seorang manager club datang. "Antar tuan ini ke apartemen Anggrek. Ini sudah kelewat batas."
"Baik pak." sahut bartender dan merebut gelas wine di tangan Bryant.
Bryant menolak, tapi bartender tidak menyerah dan memapah tubuh kekar dan berat Bryant dengan susah payah keluar dari club dan menuju lift. Dengan banyaknya minuman yang masuk ke tubuh Bryant, kesadarannya mulai hilang kendali. Sehandal apapun dirinya, kali ini batasan terlewati. Tidak seharusnya Bryant meneguk lima botol wine dalam waktu beberapa jam.
Tingtong!
Tingtong!
"Tuan sepertinya anda tinggal sendiri. Mari saya bantu menegakkan tubuh anda dan silahkan pindai password apartemen anda." tutur bartender dengan sabar.
"Hmm. Jangan menikah lagi ya, semua itu berat dan menyakitkan." curhat Bryant tanpa sadar, membuat bartender menahan senyuman.
Bryant berusaha membuka mata untuk membuka pintu apartemennya, pintu terbuka. Bryant melepaskan diri dari papahan bartender. "Aku bisa sendiri. Thank's."
Bartender mengangguk dan meninggalkan Bryant yang masuk ke dalam apartemennya. Suasana temaram dengan lampu malam. Bryant berjalan terseok-seok, menyambar sebuah vas bunga.
Praaang…..
Suara itu mengejutkan Ara yang baru saja terlelap akibat lelah menangis. Dengan buru-buru Ara keluar dari kamar dan menyalakan saklar lampu. Seorang pria dengan pakaian acak-acakan bersandar di salah satu bufet dengan pejaman mata. Wajah tampan dengan pahatan sempurna terlihat jelas, dengan bimbang Ara mendekati pria yang kini menjadi suaminya.
"Sayaaang." panggil Bryant yang melihat samar wanita di depannya.
Ara mematung, suara Bryant terdengar merdu dan membuat bulu meremang. Tidak seperti ultimatum beberapa jam lalu yang terkesan mau menang sendiri. Bryant menghampiri Ara dan menarik pinggang Ara dengan posesif. "Hey kenapa diam? Lihat aku sudah menikah. Ayo ucapkan selamat."
"Maaf tuuan. Sayaa…empt."
Pagutan bibir Bryant membungkam bibir Ara, sentuhan Bryant sangat agresif dan menuntun. Ara memukul dada Bryant agar dilepaskan, usahanya berhasil. Bryant melepaskan pagutan, namun bibir sexy Bryant menurunkan tujuan perjalanannya. Leher jenjang Ara menjadi sasaran keduanya. Ara berusaha menolak dan memberontak, tapi kekuatannya tak sebanding.
Seharian dirinya tak memakan satu asupan pun dan kini Bryant menguasai tubuhnya dengan posesif. Ara hanya bisa pasrah, Bryant menggiring Ara memasuki kamar dengan pakaian berceceran dimana-mana. Tanpa menutup pintu kamar, Bryant melanjutkan aksinya. "Sayaang you mine. Just mine."
Cup….
Lembut dan memaksa, seperti sengatan listrik yang menyetrum tubuh Ara. Untuk pertama kali, tubuhnya dijam@h dengan tatapan mendamba seorang pria. Tatapan penuh cinta dan hasrat. Semakin luas penjelajahan Bryant, Ara semakin tenggelam dalam permainan suami barunya.
Bibir dan tangan Bryant seakan berlomba-lomba mendapatkan penghargaan, menjelajahi perbukitan dengan jalanan mulus bebas hambatan. Setiap lekukan mendapatkan absen dengan bukti stempel merah. Warna putih menjadi belang tak beraturan. Hingga Ara kembali dalam kesadaran, saat sesuatu mencoba memasuki gua miliknya.
"Kenapa susah? Sayang kenapa sempit sekali?" tanya Bryant frustasi.
Ara hanya bisa menahan setiap usaha Bryant memasukkan tongkat bisbol itu ke dalam guanya. Hingga tangan Bryant ikut memposisikan tongkat bisbolnya secara manual, seakan gua itu menolak miliknya. "Akhirnya."
Dengan menarik tangan Ara ke punggung, Bryant kembali mendekatkan tubuhnya dan membungkam bibir Ara dengan rakus. Menyesap dan memangutnya tanpa henti. "Love you sayaang…"
"Aaarrrgghh….." seru Ara menahan rasa perih dan sakit akibat Bryant menghujam guanya dengan kekuatan penuh.
Sesuatu mengalir dari dalam guanya. Sudah tidak ada lagi yang tersisa. Kehormatannya sudah direnggut suami barunya, pria yang hanya mengharapkan seorang anak dan akan membuangnya setelah melahirkan.
Aku ikhlas memberikan kehormatanku. Semua demi hutang ku pada mu, kini aku hanyalah istri siri penebus hutang. ~batin Ara dengan lelehan air mata.
Bryant tak menyadari kegilaannya menjamah tubuh Ara, telah menghancurkan sisa kepercayaan di hati Ara. Ara hanya pasrah dengan pergulatan panas satu sisi. Hingga tubuh Bryant ambruk di sisi Ara dengan nafas ngos-ngosan. "Terima kasih Hazel cintaku."
Cup…..
Tangan Bryant membenamkan tubuh Ara dalam pelukannya. Ara hanya bisa menangis dalam diam. Nama yang terucap dari bibir Bryant, menjadi sembilu tajam. Tubuhnya terjamah atas nama wanita lain.
Keesokan harinya,,
Tubuh Bryant terasa kaku dan pegal. Merasakan ada yang salah, dengan membuka mata. Bryant menatap tak percaya dengan posisinya saat ini, tubuhnya polos dan memeluk wanita yang kemarin sah menjadi istri dirinya. Bahkan dengan eratnya kedua lengan kekarnya memeluk Ara posesif. Ara masih terlelap dengan sisa kelopak mata yang basah.
Dengan perlahan Bryant melepaskan tubuh Ara, kesadaran perlahan pulih dan mengingat semua kegilaan dirinya menerkam Ara. Bahkan pergulatan semalam jauh lebih beringas, dibandingkan saat bersama Hazel istrinya. Tapi ada yang mengusik hati Bryant. Dan tangan Bryant menyibak selimut, tubuh polos keduanya tak mengalihkan fokus pencarian Bryant.
Noda darah di sprei putih terlihat jelas, darah keluar saat dirinya susah payah meloloskan serangan dan itu artinya istri sirinya masih perawan. Kenyataan ini, membuat Bryant bergegas turun dari ranjang. Tidak peduli dengan rasa pusing di kepalanya.
Perasaannya tidak karuan, bukan hanya hati yang bergemuruh dan merutuki kebodohannya. Kini tanpa sengaja, dirinya menjadi alasan seorang wanita kehilangan kehormatannya tanpa izin sang pemilik tahta. Bryant memunguti semua pakaian dan memakainya kembali. Tanpa berbalik untuk melihat kondisi Ara setelah melewati malam panas tanpa kekuatan.
Kepergian Bryant, membuat Ara membuka matanya. Ara memilih berpura-pura tidur, agar Bryant tidak merasa bersalah. Meskipun, hati terdalamnya tak lagi bernyawa.
Ketika waktu tak lagi menjadi milikku. Apalah arti hidupku? Aku hanya raga tanpa jiwa. Menjadi boneka dalam permainan takdir, terhempas dari gunung berapi dan masuk ke dalam lembah kegelapan. Cahaya pun enggan memberikan secercah harapan padaku. Andai aku tak beriman, goresan darah pastilah menodai jejak perjalanan hidupku. Kesendirian dan kehampaan ku menjadi bumi dan langit ku. Aku hanyalah Istri siri penebus hutang.
Meninggalkan luka di mata Ara, Bryant melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Pria itu bergegas kembali ke rumah mewahnya dan berniat meminta maaf pada Hazel atas pengkhianatan yang dilakukannya.
"Hazel?" seru Bryant dari depan rumah setelah keluar dari mobil, bibi segera menghampiri tuan Bryant dengan celemek basah.
"Maaf tuan, Nyonya Hazel masih belum kembali." lapor bibi dengan gugup.
Ucapan bibi membuat wajah Bryant merah menahan geram. Dirinya seperti orang tidak waras kembali kerumah dan istrinya ntah saat ini ada dimana. Suara langkah kaki memasuki rumah, terdengar cukup jelas. "Darimana saja kamu? Apa..."
Bryant menghentikan ucapannya, setelah berbalik dan melihat siapa yang datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
@Ani Nur Meilan
Menang banyak ya kamu Bryan dapat Perawab lagi.. 🤣🤣🤣
2022-12-29
1
Deniayu ajah⚞⚟🧕🤑💦
semoga kamu bisa sabar ara
2022-12-29
1
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
teganya dirimu melukai hatiku, kamu bersamaku tapi jiwamu melayang,
2022-12-29
2