"Maaf tuan, Nyonya Hazel masih belum kembali." lapor bibi dengan gugup.
Ucapan bibi, membuat wajah Bryant merah menahan geram. Dirinya seperti orang tidak waras kembali kerumah dan istrinya ntah saat ini ada dimana. Suara langkah kaki memasuki rumah, terdengar cukup jelas. "Darimana saja kamu? Apa..."
Bryant menghentikan ucapannya. Setelah berbalik dan melihat siapa yang datang.
"Apa ini cara kamu, menyambut orang tua?" sindir papa Angkasa.
Bryant berjalan menghampiri pria paruh baya dengan pakaian olahraga yang berdiri di depan pintu, dan menyambutnya dengan mengambil tangan kanan pria itu. Satu kecupan ditelapak tangan sang papa. "Mana mama?"
Papa Angkasa merangkul putranya dan berjalan menuju ruang tamu. "Duduk! Ada yang ingin, papa sampaikan."
Bryant duduk di sebelah papanya. Wajah serius sang papa, membuatnya paham. Kemana arah pembicaraan kali ini. "Apa, mama menyuruh papa untuk hal sama. Lagi?"
Papa Angkasa menatap Bryant dengan serius. "Apa permintaan mamamu salah? Tidak. Sudah berapa tahun, kalian menikah. Bee, kamu bukan hanya seorang suami. Tapi, seorang putra juga. Kamu tahu, kenapa mamamu menolak pernikahan kalian...."
Bryant memijat pangkap hidungnya. Suara langkah kaki memasuki rumah. Seorang wanita dengan gaun sexy masuk tanpa mengucapkan salam. Langkah kakinya berhenti di samping ruang tamu, menatap tamu yang datang.
"Sayang, aku masuk dulu." Hazel berlalu pergi tanpa menyambut, apalagi menyapa papa mertuanya.
"Zel?" panggil Bryant menatap nanar kepergian istrinya yang tidak memiliki sikap hormat sama sekali.
Papa Angkasa berdiri dan menatap ke arah tangga. Dimana Hazel berjalan dengan tubuh tak seimbang. "Ajari istrimu sopan santun! Bagaimana bisa, pulang dalam keadaan mabuk. Papa pulang dulu. Pikirkan permintaan mamamu."
Puk...
Satu tepukan dipundak, membuat Bryant mengangguk pasrah. "Ayo, biar ku antar papa ke depan."
Bryant mengantarkan papanya sampai di depan pintu utama. Begitu mobil sang papa keluar dari gerbang. Langkah kakinya kembali masuk ke dalam rumah dan berlari kecil menuju kamar atas. Setelah sampai di depan pintu kamar, knop pintu diputar. Pintu di buka perlahan, kamar terlihat rapi dan tidak ada siapapun di setiap sudut ruangan.
"Zel, kamu dimana?" tanya Bryant berdiri di tengah kamar luasnya.
Dua tangan melingkar dan memeluk nya dari belakang. Tangan dengan cat kuku merah muda saling bertautan menguasai perutnya. "Darimana?"
Suara Bryant tidak lembut, tapi terkesan dingin dan menuntun. Hazel memberikan kecupan demi kecupan di pundak sang suami. "Ayolah, jangan marah. Aku hanya bertemu kawan lama, dan merayakan kontrak baru ku. Harusnya, kamu senang dengan pencapaian ku di tahun ini...."
Bryant melepaskan tangan Hazel, dan berbalik menatap wajah cantik istrinya. Tangannya terangkat dan mengangkat dagu sang istri. "Coba katakan sekali lagi!"
"Aku mendapatkan kontrak ekslusif dengan agensi brand terbaru. Kontrak selama dua tahun ke depan..."
Tangan Bryant terlepas dari dagu Hazel
Matanya tak bisa berbohong. Untuk kesekian kalinya, rasa kecewa menghantam hati dan jiwa sebagai seorang suami. Andaikan, Hazel mau melepaskan karier selama dua tahun saja. Tapi, lihatlah. Hazel sekali lagi memilih karier, dibandingkan memperbaiki hubungan rumah tangga mereka.
"Pergilah! Aku tidak akan memaksamu lagi. Jangan salahkan aku, jika aku memiliki anak dari wanita lain." Bryant membalikkan tubuh dan berjalan menuju kamar mandi.
Braak!
Pintu kamar mandi dibanting dari dalam, Hazel tercengang. Untuk pertama kalinya, selama pernikahan dengan Bryant. Sikap kasar dan mata kecewa pria itu, ditunjukkan secara terang-terangan. Sementara Bryant menyalakan shower dan membasahi tubuhnya. Kepala yang terasa panas dibiarkan dingin dengan guyuran air.
Perasaan campur aduk Bryant, juga dirasakan Ara. Ntah berapa lama tubuh penuh stempel itu berdiam diri di bawah pancuran air. Kenangan pergulatan panas semalam masih terekam jelas. Setiap sesapan dan pemaksaan Bryant, semakin menusuk hatinya.
Tuhan, kenapa hidupku seperti ini? Apa salahku? Sedikit saja, biarkan aku bernafas tenang. Aku hanya meminta sedikit senyuman.~batin Ara.
Tangisannya pun menyatu dengan guyuran air shower. Rasa sakit di perutnya, tak lagi dapat dirasakan. Tubuhnya terasa dingin dan pandangan mata perlahan buram.
Bruuug.....
Ara jatuh pingsan di bawah guyuran air shower. Bukan lagi pucat wajah Ara, tapi mulai membiru.
Seseorang masuk ke dalam apartemen dan menaruh semua belanjaan di atas meja makan. Melihat berapa sepinya apartemen, membuat orang itu berkeliling memeriksa keadaan. Pintu kamar yang terbuka menarik perhatiannya.
"Hey, kamu dimana?" panggil orang itu dan membuka tirai kaca jendela.
Kamar masih berantakan dan matanya tak sengaja melihat noda merah diatas sprei. Suara guyuran air terdengar, membuat sosok itu berlari ke kamar mandi. Pintu yang terbuka setengah langsung di dorong.
"Astaga, apa yang kamu lakukan?!" seru orang itu, dan mematikan shower.
Susah payah orang itu mengangkat tubuh Ara dan memapah nya hingga ke kamar. Pakaiannya ikut basah, dan merebahkan Ara di salah satu sofa terdekat. "Tunggu disini, aku akan mengambil pakaian ganti untukmu."
Orang itu membuka lemari dan mengambil sebuah gaun malam. Meskipun ada keraguan untuk menggantikan pakaian Ara. Tetap saja tangannya tergerak melakukan kewajibannya.
"Maaf ya, aku tidak bermaksud melihat tubuh polosmu."
Beberapa menit berlalu. Kini Ara sudah berpindah tempat. Tangan yang memeriksa dahi dan juga leher Ara terkejut. "Astaga, panas sekali. Sebaiknya aku telfon tuan."
Orang itu mengambil ponsel di saku celananya dan mendial nomor terfavorit. "Tuan....."
Tuutt...
Tuutt...
"Ish, pasti ini kerjaan perempuan itu. Aku harus apa, ah iya aku telpon dia saja." gumam orang itu.
Tangannya sibuk mencari nomor pengganti dan mendial nya. Nada sambungan terdengar, bersama suara sapaan dari seberang. "Tolong kabari tuan, istrinya panas diluar batas. Aku harus bawa kerumah sakit atau......"
[Jangan pergi kemanapun! Akan ku kirimkan dokter ke apartemen, sekarang juga.]~ jawab dari seberang.
"Baik, aku tunggu." jawab sosok itu dan menutup teleponnya.
Setelah panggilan berakhir, sosok itu mengambil selimut tambahan dan menutupi tubuh Ara. Sementara di tempat lain. Langkah kaki seorang pria paruh baya berjalan terburu-buru memasuki pintu utama rumah mewah.
"Bi, dimana tuan?" tanya pria itu dengan sopan.
Belum sempat bibi menjawab, suara sepatu terdengar menuruni tangga. Nyonya rumah terlihat berdiri di tengah tangga dan menatap pria di bawah dengan tatapan tak suka. "Ngapain, kamu kesini?"
Pria itu tidak menggubris dan memilih mengambil ponsel dari dalam saku kemeja. Beberapa kali melakukan panggilan, tetap saja tidak ada yang mengangkat. Kesibukannya, membuat pria paruh baya itu tidak menyadari keberadaan nyonya rumah yang berdiri dihadapannya. Sentuhan lembut di lengan. Mengalihkan perhatiannya. "Apa yang kamu lakukan?"
Tangan nyonya rumah ditepis dari lengannya. Langkah kakinya mundur, menjauh dari aura tak menenangkan itu. Tatapan mata yang saling berperang, membuat udara di sekitar menipis.
"Paman, ada apa?"
Suara itu mengubah ekspresi wajah wanita di depan Alkan. "Sayang, ini paman sudah menunggu untuk ke kantor bersama."
"Kantor? Tapi, hari ini...."
"Nak, ada rapat dadakan dan ini EMERGENCY." Paman Alkan menekankan kata terakhir sebagai kode.
"Okay, ayo berangkat," jawab Bryant dan berlari kecil menuruni tangga.
Penampilan Bryant hanya berkaos polo dan juga celana jeans tiga perempat. Penampilan rumahan sang suami, membuat Hazel berpikir sejenak. "Sayang, pakaianmu tidak pantas untuk rapat."
"Santai saja, Aku sudah menyiapkan pakaian yang lebih pantas untuk keponakan ku." jawab paman Alkan.
Bryant mengecup kening Hazel dan berpamitan dengan lambaian tangan. Sementara paman Alkan hanya menatap jengah kemesraan yang dilakukan di depannya. Bukan karena iri, tapi karena mata genit Hazel tak tahu malu.
Aku tidak ingin keponakan ku menjadi laki-laki lemah karena cinta palsumu. Lihat saja nanti. Bagaimana nasib gadis murahan sepertimu. ~batin paman Alkan dan mengikuti langkah Bryant.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
maksudnya siapa ini ya
2023-01-04
1
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
colok aja matanya itu, biar ndak jelilitan
2023-01-04
1
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
masih bisa sadar kah kamu Bryan
2023-01-04
1