Saat jam sekolah berakhir, Raka sudah menunggu di depan kelas Embun.
Embun yang melihat Raka pun bertanya "Ngapain kamu disini?" Sambil berjalan ke luar kelas.
" Mau pulang bareng gak?" Tanya Raka mengikuti Embun dari belakang.
Embun menghentikan langkahnya, dan berkata "Hari ini aku mau pergi ma Dewi ke mall, kamu pulang sendiri saja ya." Embun menolak ajakan Raka.
Tapi Raka masih saja meminta Embun untuk pulang bersamanya.
"Kamu yakin gak mau pulang bareng aku, apa ke mallnya gak bisa ditunda besok saja?" kata Raka yang masih membujuk Embun untuk membatalkan rencananya.
" Ya gak bisa Ka, soalnya besok mamanya Dewi ulang tahun. Ini dia minta aku anterin beli hadiah. Lagian kamu kenapa si, biasanya juga kita pulang sendiri?" Embun merasa aneh dengan sikap sahabat masa kecilnya ini.
Raka juga bingung kenapa dia jadi begini, tapi dia merasa tidak tenang meninggalkan Embun.
" Udah deh, sekarang kamu pulang sana. Kan hari ini kamu mesti ikut bimbel." Kata Embun sambil mendorong pelan punggung Raka menyuruh agar cepat pergi.
" Ya udah aku pergi, tapi kalau ada apa-apa kamu cepat hubungin aku ya." Jawab Raka.
" Iya-iya, dah sana pergi. Aku mau cari Dewi dulu." Jawab Embun berlalu meninggalkan Raka.
Raka melihat Embun yang pergi dengan perasaan yang tidak menentu. Dia akhirnya pergi ke parkiran mengambil motornya dan pergi meninggalkan sekolah.
...**********...
Sedangkan Embun masih mencari keberadaan Dewi. Dia mencari ke penjuru sekolah, tapi tidak menemukan keberadaanya temannya. Embun pun mengambil handphonenya dan menghubungi Dewi, tapi telefonnya tidak tersambung. Embun pun mengirim pesan menanyakan keberadaan Dewi, tapi sayang pesannya hanya centang satu.
" Kemana ni anak, ngajak jalan malah gak bisa dihubungi." Embun memasukkan handphone ke tas dengan wajah yang kesal.
" Pulang saja lah, besok tak buat perhitungan ma tu anak." Kata Embun berjalan meninggalkan sekolah. Tapi sebelum sampai gerbang sekolah, Embun sudah dihadang beberapa siswa perempuan.
" Hei, mau kemana kamu? aku mau ngomng sama kamu!!" Kata salah satu anak yang Embun tahu bernama Siska.
Embun dengan tenang menjawab perkataan Siska " Aku mau pulang, kamu mau ngomng apa? ngomng aja sekarang?"
Siska memberi aba-aba pada teman-temannya untuk menyeret Embun ke belakang sekolah. Embun yang diseret, berusaha untuk melepaskan diri. Tapi sayang usahanya gagal, karena dia kalah jumlah.
Setelah sampai di belakang sekolah, mereka melepaskan Embun.
" Apa mau kalian hah?beraninya keroyokan, sini kalau berani lawan satu!" Teriak Embun yang tidak terima diperlakukan begitu.
" Hei, kamu masih gak tau kesalahan kamu apa hah?! aku udah peringatin kamu berkali-kali, jauhin Raka. Raka itu milik aku." Siska berkata dengan wajah sinisnya.
" Dengar ya, aku ma Raka itu cuma temen. Kalau Raka nolak kamu, berarti dia masih waras. Gak mungkin dia mau ma cewek kaya kamu."
Kata-kata Embun itu, membuat Siska naik pitam. Siska langsung menarik rambut Embun. Embun pun tak mau kalah, dia juga menarik rambut Siska. Karena tarikan Embun yang kuat, membuat beberapa helai rambut Siska rontok.
Teman-teman Siska, yang mengetahui itu berusaha membantu. Salah satu dari mereka berusaha untuk memukul Embun, tapi Embun menangkis serangan itu dan menyekal serta memelintir tangan teman siska ke belakang.
Teriakan pun terdengar dari teman Siska karena perbuatan Embun itu. Dia merasakan nyeri pada tangan yang dipelintir Embun. Melihat hal itu, Siska dan teman-temannya sedikit ngeri melihat perbuatan Embun pada teman mereka.
Mereka berusaha mendekat bersamaan untuk menolong temannya. Namun gerakan mereka terhenti oleh suara dari arah belakang mereka.
prok prok prok
Terdengar suara tepukan tangan yang membuat semua orang menoleh ke arah suara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments