Kedatangan Brian tentu saja membuat riuh seisi kelas, penampilan Brian yang dibilang sempurna tentu saja menarik perhatian siswa perempuan.
" Mbun, tu anak baru cakep baget. Bisa nyegerin mata nih." Dewi berkata dengan penuh semangat, tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok Brian.
" Kamu tu gak bisa lihat yang kinclong dikit ya, sapi didandanin juga pasti diembat juga.hahaha." Goda Embun pada Dewi.
Dewi yang mendapat ledekan pun langsung memukul lengan Embun. Embun ingin membalas pukulan Dewi, tapi terhenti karena mendapat teguran dari bu Tika.
" Embun, Dewi kalian berdua kalau mau ribut silakan keluar dari kelas saya!" Suara bu Tika membuat seisi kelas terdiam, begitu juga dengan Embun yang menyenggol lengan Dewi.
" Gara-gara kamu tuh, kita jadi diomelin kan." Gerutu Dewi dengan memasang wajah cemberut. Embun sendiri cuma membalas gerutuan sahabatnya dengan senyuman.
Bu Tika menyuruh Brian menempati bangku kosong di belakang Embun. Setelah Brian duduk, Embun menoleh ke belakang dan menyapa Brian. Tapi sayangnya tidak dibalas oleh Brian, dia hanya menatap Embun dengan tatapan yang tajam.
" Nyesel aku tanya ma anak baru tuh Wi, dasar kulkas 2 pintu." Bisik Embun pada Dewi, sayangnya perkataan Embun masih bisa didengar oleh Brian. Brian menendang kursi Embun, Embun yang kaget spontan berteriak.
" Eh ayam ayam ayam." Embun yang memang latah membuat seisi kelas tertawa.
" Embun, sekali lagi kamu membuat keributan ibu suruh kamu berlari keliling lapangan." Bu Tika dengan muka sangarnya membuat kelas menjadi hening.
Bu Tika pun melanjutkan kata-katanya " Oke anak-anak kalian buka halaman pertama, untuk Brian kamu bisa pinjam buku dulu ke Embun nanti pas jam istirahat silakan ke kantor guru untuk mengambil buku."
" Baik bu." Jawab Brian.
Setelah mendengar perkataan Bu Tika, Embun pun memberikan bukunya pada Brian. Brian menerima buku dari Embun, dengan tatapan yang tidak bersahabat dan itu membuat Embun hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan teman barunya itu.
...********...
Saat jam istirahat tiba, Brian pun mengembalikan buku tanpa mengucapkan terima kasih. Embun pun berkata " Terima kasih ya, udah ngembaliin buku aku." Sindir Embun.
Brian yang mendengar sindiran Embun berlalu begitu saja, tanpa menoleh sedikit pun ke arah Embun.
" Huh dasar kulkas 2 pintu, kalo bukan perintah bu Tika malas aku minjemin buku." Gerutu Embun.
" Udah-udah, keriputnya nambah lho marah-marah terus." Kata Dewi menenangkan Embun.
" Enak aja, siapa yang punya keriput. Muka kinclong kaya ubin masjid gini kok. Yuk ke kantin dah laper baget nih." Ajak Embun.
" Berarti kalau kamu ubin masjid boleh dong tak injek Mbun,hehehe." Dewi berkata sambil berlari menghindari amukan Embun.
Embun yang mendengar perkataan Dewi, langsung berlari mengejar sahabatnya itu.
Saat berlari mengejar Dewi, tidak sengaja dia menabrak Raka.
" Aduhhh, maaf ya gak sengaja." Kata Embun tanpa mengetahui yang dia tabrak adalah Raka.
" Makanya gak usah lari-lari, lagi dikejar satpol PP apa?" Kata Raka sambil menyentil dahi Embun.
" Raka!! Sakit tau. Kalau dahi aku jadi jenong tanggung jawab." Kata Embun sambil mengusap dahinya.
Raka tertawa mendengar perkataan Embun " Tau gak, ikan lohan tu kan harganya mahal kalau punya jenong besar."
" Enak aja nyamain aku kaya ikan lohan." Kata Embun yang tidak terima dengan perkataan Raka.
" Lha emang, coba kamu ngaca dulu sana." Raka pun pergi setelah puas menggoda Embun.
Embun yang kesal dengan perkataan Raka, menghentak-hentakan kakinya ke lantai dan berjalan ke kantin.
" Awas ya Raka, tunggu pembalasanku." Sungut Embun.
Tanpa Embun sadari, ada beberapa pasang mata yang mengawasi interaksi mereka berdua tadi.
" Kalian tau kan apa yang mesti dilakukan? Kata orang tersebut kepada teman-temanya.
" Tenang saja, kita eksekusi sepulang sekolah." Jawab temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
🦋𝖀𝖓𝖓𝖎𝖊 𝕰𝖛𝖎🍀
Penasaran apa yang akan terjadi pada Embun.
2022-10-27
0