"Andien!" Aku sangat mencintaimu!" Percayalah padaku, setelah aku kembali ke kotaku, aku akan mengajak orangtuaku meminang dirimu." Ucap Reza sambil memeluk tubuh Andien agar gadis itu tidak keluar dari kamarnya.
"Aku tidak percaya kalian orang kota, apalagi aku tidak mengetahui siapa kamu dan juga alamat rumahmu, aku tidak akan menerima begitu saja setiap janjimu, mas Reza." Andien berusaha melepaskan diri dari pelukan pria tampan ini.
"Andien, percayalah padaku, aku akan menikahimu, kamu boleh melanjutkan kuliahmu hingga strata tiga, aku sangat bangga akan semangatmu. Ijinkan aku menyentuhmu, Andien." Reza melancarkan rayuannya dengan berbagai acara untuk mendapatkan kehormatan Andien.
"Aku tahu kamu sangat mencintaiku, tapi aku tidak bisa lakukan itu, orangtuaku akan membunuhku, jika aku tidak menjaga amanah yang mereka berikan kepadaku." Ucap Andien sambil menangis.
"Apa yang kamu kuatirkan, bukankah aku akan bertanggungjawab, hmmm?"
Reza mendorong tubuh Andien di kasur empuk itu. Ia tidak bisa lagi mengendalikan syahwatnya. Baju Andien dirobek dengan paksa. Rok milik Andien ditarik hingga tubuh itu terekspos dengan begitu indah.
Reza menindih tubuh wanitanya lalu melancarkan aksinya biadabnya dengan cepat karena birahinya sudah mencapai ubun-ubun.
Karena tidak memiliki kekuatan lagi untuk melawan kekasihnya itu, akhirnya tubuhnya dinodai oleh Reza dengan merenggut harta satu-satunya yang ia pertahankan selama ini.
Aksi bejat Reza ini, bisa dibilang seperti pemerkosaan karena Andien berusaha berontak sekuat tenaga, namun Reza tidak iba sedikitpun pada rengekan kekasihnya ini.
"Lepaskan aku mas Reza!" Pintanya sambil terisak.
Andien merasa sangat menyesal karena nekat menemui lelaki tampan ini, yang ia kira akan melindunginya.
"Tidakkkk!" Teriak Andien merasakan kesakitan yang luar biasa pada miliknya ketika, milik Reza sudah memasuki dirinya.
"Akkkhhh!" Pekik Reza saat menjebol kesucian Andien dengan penuh kepuasan.
"Kamu jahatttt!" Teriak Andien histeris. Andien melihat darah kesuciannya membekas di seprei putih itu. Hatinya benar-benar hancur saat ini. Harga dirinya terhina dalam sekejap. Namun penyesalan selalu datang belakangan untuk disesali.
Iapun menangis terisak di sudut tempat tidur sambil menutup tubuhnya dengan selimut. Reza yang melihat Andien yang tidak merelakan dirinya telah dinodai oleh dirinya, tertegun dengan sikap Andien yang terlihat murka pada dirinya. Lelaki bejat ini, terus membujuk Andien agar tidak ragu dengan niat baiknya.
"Sayang!" Aku akan bertanggung jawab, jangan takut akan hal itu. Jika kamu hamil, datanglah padaku, entah itu di kampus maupun rumahku.
Aku akan memberikan kartu namaku agar kamu tahu dan yakin akan keseriusanku untuk menikahi dirimu. Aku mencintaimu, Andien." Ucap Reza sambil mengusap punggung Andien yang begitu lembut.
Andien mendorong tubuh lelaki yang telah menodai dirinya." Kamu tidak lebih dari lelaki bejat. Jika aku tahu, kalau hanya tubuhku saja menjadi incaranmu, aku tidak sudi menemuimu. Dasar lelaki iblis." Ucap Andien dengan nada sengit.
"Hei, sayang!" Aku melakukannya karena cinta dan sebentar lagi akan menikahimu, mengapa kamu malah memaki diriku?" Tanya Reza pura-pura bingung.
"Lelaki sialan!" Bajingan tengik!" Teriak Andien yang tidak bisa kompromi dengan seorang dengan pengakuan Reza yang ingin bertanggungjawab setelah mendapatkan kesuciannya.
Andien kebingungan sendiri saat mendapati bajunya yang sudah sobek yang tergeletak di lantai. Reza mengambil salah satu kaos miliknya lalu memberikan kepada Andien yang terlihat panik lagi gemetar karena aksi bejatnya.
Andien mencoba berjalan normal sambil meringis kesakitan. Andien, aku akan mengantarmu pulang sayang." Ucap Reza.
"Mengantar aku pulang?" Lihat jam berapa sekarang ini?" Apakah pantas gadis sepertiku pulang di tengah malam seperti ini, layaknya seperti wanita penggoda lelaki hidung belang?" Teriak Andien dengan kasar.
"Baiklah, kalau begitu, apakah kamu mau menginap disini sambil menunggu waktu subuh baru aku antar pulang?" Tanya Reza kewalahan menghadapi kemarahan Andien kepadanya.
Andien berpikir keras saat ini, antara pulang takut tapi nggak pulang urusannya juga makin runyam.
"Baiklah, aku menginap di kamar ini tapi tidak denganmu, aku minta kamu pesan lagi kamar lain dan biarkan aku tidur di sini hingga menjelang subuh, itu lebih baik." Ucap Andien sinis.
"Sial!" Aku tadi sudah senang ia menginap di sini bersamaku, tapi aku yang malah diusir dari kamarku sendiri." Gerutu Reza menahan kecewanya pada Andien.
"Tunggu apa lagi?" Aku minta kamu keluar dari kamar ini!" Andien mengusir Reza dengan bentakan membuat nyali Reza menciut seketika.
"Iya...iya!" Galak banget kamu." Ucap Reza sambil mengenakan pakaian tidur miliknya.
Andien menutup pintu kamar itu dengan kencang mewakili perasaan sakitnya pada perlakuan Reza atas tubuhnya.
Sepeninggalnya Reza dari kamarnya, gadis itu berteriak histeris di keheningan malam. Ia sedang meratapi kebodohannya karena nekat melanggar aturan keluarganya.
"Beginikah hukuman bagi anak durhaka sepertiku?" Betapa galaknya ibuku, itu semua demi menjaga kehormatanku, tapi apa yang kudapatkan setelah berkorban untuk lelaki bejat itu, hanya kecewa dan penyesalan terhadapnya." Andien bermonolog.
Andien membersihkan tubuhnya dengan perasaan jijik. Ia sangat muak dengan wajah Reza saat membayangi lagi lelaki itu menggerayangi tubuhnya dengan kasar.
Andien naik ketempat tidur dengan menggunakan baju milik Reza dan roknya ia jemur di bawah AC supaya cepat kering agar bisa di pakai lagi setelah ia cabut dari hotel saat memasuki waktu subuh.
"Aku harus secepatnya tiba di rumah sebelum ayah dan ibu bangun menunaikan sholat subuh." Gumam Andien berusaha untuk tidur.
Ketika memasuki waktu subuh, Andien sudah meninggalkan kamar hotel tanpa pamit pada Reza. Ia ingin cepat tiba di rumahnya sebelum orangtuanya bangun. Saudara kembarnya Adam dan Agam yang sudah menunggu kakaknya itu, dengan cepat membukakan pintu pagar sambil memberikan mukena untuk kakaknya.
"Terimakasih Adam, Agam!" Maafkan kakak sudah merepotkan kalian," ucap Andien sambil mengenakan mukenanya.
Di saat bersamaan, ibu mereka membuka pintu rumah dan mendapati anak kembar tiganya sedang bersiap-siap berangkat ke mesjid.
"Ibu mau berangkat ke mesjid bareng mbak Andien?" Tanya Adam menetralisir suasana yang sempat memegang diantara mereka.
"Kalian bertiga jalan saja duluan, ibu dan ayah akan menyusul." Ucap Nyonya Yuni.
Andien menghembuskan nafasnya yang terasa sesak saat ini. Ia pun berjalan berjajar dengan dua saudara kembarnya menuju mesjid.
Sekitar pukul sepuluh pagi, Reza mengerjapkan matanya dan melihat sekitarnya dan ternyata, hari sudah siang.
"Astaga!" Andien." Ucapnya buru-buru ke kamar gadis yang ia tinggalkan tidur seorang diri karena prinsip Andien yang tidak bisa diganggu gugat.
Ting..tong!" Reza memencet bel kamar berkali-kali, namun tidak ada suara dari dalam kamar yang ditempati Andien.
"Maaf tuan!" Sepertinya teman anda sudah meninggalkan kamar itu dari subuh." Ucap petugas hotel itu pada Reza.
"Apa...?" Sentak Reza lalu pura-pura terlihat normal lagi." Astaga!" Aku lupa kalau dia ketinggalan barangnya di rumah temannya." Ujar Reza lalu meminta kunci duplikat dari petugas hotel itu untuk membuka pintu kamar yang ditempati Andien karena semua barangnya ada di kamar itu.
Ketiganya bersandiwara seakan-akan mau berangkat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Sukliang
syg sekali anfien
2022-10-19
1
Sri Lestari
reza bejad klu cinta lamar andien jangan diperkosa
2022-09-03
7