Andien mencoba memakai jam tangan yang diberikan Reza untuknya. Tapi, ia kembali melepaskannya karena jam tangan itu terlihat sangat mahal dengan brand yang sangat terkenal.
"Ibu akan membanting jam tangan ini, jika mengetahui aku mendapatkan dari seorang lelaki. Ia akan berpikir kalau aku sudah menjual diriku pada lelaki untuk mendapatkan barang mewah. Tidak!" Sebaiknya aku mengembalikan saja jam tangan ini pada Reza karena ini terlampau mahal untukku." Ucap Andien lirih.
Andien memasukkan lagi jam tangan itu ke kotaknya. Ia juga bingung mencari cara untuk bisa bertemu dengan Reza.
"Ya Tuhan, bagaimana ini?" Ucapnya bingung dan juga rindu.
Tidak lama kemudian terdengar ponselnya berbunyi, ia lalu mengambilnya dan ternyata ada panggilan masuk dari Reza. Lagi-lagi Andien begitu takut untuk menjawabnya. Ia mengabaikan panggilan itu lalu mematikan ponselnya.
Di kost milik Reza, lelaki tampan ini makin kesal dengan sikap Andien yang tidak pernah menghargai dirinya. Tapi makin ia dicuekin oleh Andien, makin rasa penasarannya begitu besar pada gadis itu.
"Andien!" Aku tahu kamu menyukai aku juga, hanya saja kamu begitu pengecut untuk menerima aku karena ibumu. Ternyata kamu adalah seorang anak yang baik juga. Tapi, kamu memiliki hidupmu sendiri, kenapa kamu tidak berusaha berontak jika kebebasan kamu terlalu dikekang." Reza bermonolog.
Dua hari kemudian, semua teman-teman Reza mulai berkemas untuk meninggalkan kost mereka menuju Jakarta. Begitu pula dengan Reza yang sudah merapikan barang-barang bawaannya dan masukkan semua ke bagasi mobilnya.
Reza mengemudikan mobilnya menuju toko buku untuk bertemu dengan Andien walaupun ia tahu, gadis itu tidak memiliki akses untuk bisa bertemu dengannya. Namun hati Reza tetap berharap gadis itu bisa nekat untuk menemuinya malam ini.
Untuk berjaga-jaga, jika kemalaman, Reza sudah membooking hotel terlebih dahulu, kalau ia malas untuk pulang ke Jakarta dengan mobilnya.
Setibanya di toko buku, Reza berdiri di depan konter buku itu sambil melihat pengunjung yang masuk.
Sudah puluhan orang yang dilihatnya, keluar masuk toko buku itu, namun sosok Andien belum datang juga.
Ia melirik jam tangannya sudah pukul sembilan malam, itu berarti Andien tidak berani datang menemuinya. Reza bergegas kembali ke mobilnya menuju hotel yang sudah ia booking sebelumnya.
Ketika Reza menuju tempat parkir, Andien yang baru tiba di toko buku tersebut mencari sosok Reza di setiap sudut rak buku yang berbaris rapi di dalam toko tersebut.
"Apakah dia sudah pulang ke Jakarta?" Gumam Andien sambil menahan air matanya yang sudah memenuhi ruang kelopak matanya yang indah.
Gadis itu melangkah dengan gontai menuju lobi pasar raya, untuk memesan taksi. Beruntunglah, Rani membantunya untuk menjemput Andien di rumahnya dengan alasan ada tugas kelompok.
Andien berdiri cukup lama di lobi, tapi setiap taksi sudah ada penumpangnya. Ia pun memutuskan untuk menemui tukang ojek yang mangkal di luar pasar raya tersebut.
Tidak lama kemudian, gerimis mulai turun membasahi bumi, Andien mempercepat langkahnya dan melewati portal, di mana mobil keluar dari pasar raya tersebut.
"Andien!" Ujar Reza begitu melihat Andien yang sedang melewati mobilnya ketika portal terbuka.
Reza menyembunyikan klason mobilnya agar langkah Andien terhenti. Andien yang tidak mengerti terus saja berjalan menuju pangkalan ojek yang biasa mangkal.
Reza menepikan mobilnya dan nekat keluar mengejar Andien yang sedang berlari menghindari hujan yang tiba-tiba deras.
"Andien!" Panggil Reza langsung menangkap pergelangan tangan Andien.
Andien tersentak seraya melihat wajah orang yang memegang tangannya.
"Mas Reza!" Panggil Andien lalu spontan memeluk tubuh Reza begitu erat.
"Maafkan aku mas!" Aku tidak bisa datang tepat waktu untuk menemuimu." Ucap Andien sambil menangis.
"Sayang!" Aku mengerti keadaanmu, makanya aku memutuskan untuk pulang karena kamu tidak akan datang. Tapi ternyata kamu datang juga, itu membuatku sangat bahagia." Ucap Reza lalu mengajak Andien masuk ke mobil karena hujan sudah membasahi baju mereka berdua.
Reza mematikan AC mobilnya saat melihat Andien menggigil kedinginan.
"Andien, apakah kamu mau mampir ke hotel sebentar, sambil menunggu hujan berhenti. Kebetulan aku sudah booking kamar hotel, untuk berjaga-jaga kalau aku kemalaman menunggumu di sini." Pinta Reza.
"Tapi mas Reza... Aku takut kalau ibuku mencariku." Ucap Andien merasa keberatan untuk mampir ke hotel.
"Aku akan meminta Rani, untuk menolong kita. Biarkan Rani meminta ibumu agar kamu menginap di rumahnya karena hujan sangat deras saat ini. Bukankah ini malam Minggu?" Ucap Reza meremehkan perasaan Andien.
"Tapi, aku tetap pulangkan?" Tanya Andien gugup.
"Kamu kira aku akan membawa kamu kabur ke Jakarta?" Atau kita kabur saja dan langsung menikah?" Canda Reza membuat Andien tersipu malu.
Tidak terasa mobil Reza sudah tiba di hotel. Keduanya berjalan menuju kamar milik Reza setelah keluar dari lift.
Reza mempersilahkan Andien masuk ke kamarnya, namun gadis ini tetap berdiri ditempatnya.
"Maaf mas Reza!" Aku belum pernah berduaan dengan lelaki sendirian di manapun itu kecuali dengan muhrimku." Ucap Andien mempertahankan harga dirinya.
"Hei!" Siapa yang mau mengajak kamu tidur?" Tanya Reza lalu menarik tangan Andien agar masuk ke kamarnya.
Andien makin gemetar ketakutan lalu duduk dekat pintu kamar agar mudah kabur dari Reza.
"Astaga!" Ternyata gadis ini begitu lugu. Ternyata apa yang diceritakan Rani benar adanya. Ia tidak pernah dekat dengan lelaki manapun, berarti akulah lelaki pertama yang mampu menyentuh hatinya." Ucap Reza dengan bangga.
"Andien, apakah kamu mau ganti baju sayang?" Tanya Reza seraya mengajak Andien duduk di sofa.
Bersamaan dengan itu, gemuruh Guntur menggelegar begitu kencang hingga membuat Andien spontan memeluk tubuh Reza karena kilat yang masuk ke kamar hotel itu karena gorden kamar itu masih terbuka.
Reza sangat senang melihat Andien yang saat ini sedang berlindung didadanya yang bidang.
Wajah keduanya nampak berdekatan dengan nafas memburu menahan hasrat. Reza meraih dagu wanitanya dengan lembut dan mengecup bibir Andien sekejap.
Andien memejamkan matanya dan meresapi kecupan lembut bibir hangat pria tampan yang sudah membuatnya jatuh cinta.
Karena tidak ada perlawanan dari Andien, Reza nekat memagut bibir Andien lebih dalam dan Andien mencoba membalas ciuman Reza.
Andien mulai tersadar dari buaian ciuman itu ketika kedua tangan Reza merambah ke belahan dadanya.
"Tidak mas Reza!" Jangan lakukan itu!" Andien bergegas bangkit dan mencoba keluar dari dari kamar hotel itu.
"Andien, aku adalah pria dewasa yang siap bertanggungjawab atas dirimu. Aku memiliki segalanya dan bisa menikahimu karena aku memiliki perusahaan." Ucap Reza dengan merayu Andien agar gadis ini mau menyerahkan kehormatannya.
"Kalau begitu, kenapa tidak menunggu hari itu tiba, aku tidak mau melakukan hal yang memalukan ini, tanpa ada pernikahan." Ucap Andien menolak ajakan Reza untuk meniduri dirinya malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Sukliang
sayang andien mau turutin reza ke hotel
2022-10-19
1
Nanda Lelo
mau mau aja nemuin laki kyk gtu,,
kalau emang dia suka suruh dia datang k rumah,, ini d tawarin k hotel mau aja si Andien nya,, seribu kali cinta pun jgn mau lah,, setan tu godaan ny kuat bgt,, kebablasan ntar nyesel seumur hidup loh ndien,,
2022-09-08
5
Enung Samsiah
udah pnggil sayang reza
2022-09-05
3