Setibanya di rumah, apa yang dikuatirkan Andien, akhirnya terjadi juga. Ibunya tidak pernah menanyakan alasan setiap kali Andien telat pulang sesuai jam yang sudah ditentukan oleh ibunya. Ibunya selalu serta merta mengeluarkan kata-kata sumpah serapah setiap kali putrinya ini membuat kesalahan.
"Begini ya kelakuan kamu kalau mama belum tiba di rumah?" Mau jadi apa kamu, kalau setiap kali kamu punya kesempatan untuk bersenang-senang dengan teman-temanmu hingga lupa waktu." Sindir ibunya dengan kata-kata kasar.
"Maaf mama!" Tadi aku...?" Ucapan Andien terhenti karena ibunya langsung menimpali perkataannya.
"Jangan banyak alasan, masuk ke kamar dan tunaikan sholat ashar." Titah nyonya Yuni pada putrinya.
Andien menuruti perintah ibunya tanpa ingin memberitahukan kelanjutan alasannya. Gadis ini menghubungi saudara kembarnya untuk membawa pulang motor miliknya yang masih ada ditempat parkiran pusat perbelanjaan yang ada di kotanya.
"Reyhan!" Tolong ambil motor kakak di tempat parkiran motor di Mall Lestari." Tulis Andien dengan berbagai alasan tentang motor itu.
Tidak lama kemudian, Andien mendapatkan pesan dari nomor yang tidak ia kenal.
"Siapa ini..?" Andien mengernyitkan dahinya dan membaca pesan itu.
"Andien, apakah kamu selamat pulang sampai di rumah?" Aku sangat mencemaskan keadaan kamu. Pasti ibumu mengamuk lagi kepadamu." Tulis Reza dalam pesannya.
"Dia ibuku, apapun yang dia katakan kepadaku, itu semua demi kebaikanku. Aku harap anda jangan terlalu ikut campur karena aku dan kamu tidak memiliki hubungan apapun." Andien mematikan ponselnya karena sedang mengisi baterai saat ini.
Ia pun mengambil wudhu dan menunaikan sholat ashar lalu melanjutkan kegiatannya yang lain, yaitu membaca buku yang baru saja ia beli untuk persiapan UN yang sebentar lagi akan berlangsung.
Sementara itu, Reza begitu gemas dengan Andien yang selalu jutek kepadanya setiap kali ia mencoba memberikan perhatian pada gadis desa yang sangat membuatnya penasaran.
"Kurangajar!" Selama ini, aku tidak pernah mendapatkan penolakan dari gadis manapun yang ingin aku kencani. Tapi, mengapa kota sekecil ini dengan satu gadis cantik saja sudah membuatku naik darah bila berhadapan dengannya.
Gadis itu terlalu jual mahal, padahal barusan aku sudah menyelamatkan dia dari amukan ibunya." Reza mengingat kebaikannya pada Andien yang tidak dibalas dengan baik oleh gadis cuek itu.
Reza kembali membaur dengan teman-temannya untuk menyusun acara perpisahan mereka dengan pak kades dan juga para remaja karang taruna. Disela-sela kesibukan mereka, temannya yang bernama Wildan, menanyakan urusan asmara Reza yang belum tercapai sampai saat ini.
"Reza, apakah kamu sudah mendapatkan hati gadis incaranmu itu?"
"Gadis itu terlalu angkuh dan sangat mahal untuk di rengkuh. Mungkin memang ia tidak menyukai aku, hingga ia tidak ingin melibatkan perasaan padaku demi memenuhi ambisi ibunya." Ucap Reza sambil mengetik laporan tugas KKN untuk di kumpulkan diakhir kegiatan mereka itu.
"Aku yakin gadis itu menyukaimu Reza, hanya saja dia tidak berani memperlihatkan perasaannya padamu karena begitu takut pada ibunya.
Setelah kita meninggalkan kota ini, dia akan merasakan kehilangan kamu dan disitulah hatinya diuji, apakah dia mencintai kamu atau tidak. Untuk membuktikan itu semua, kamu harus mengirimkan sesuatu yang sangat ia sukai dan selipkan sepucuk surat untuknya agar hatinya tergugah dengan perasaannya padamu. Itulah cara bagaimana kamu mengetahui perasaan gadis itu." Ucap Wildan memberikan solusi terbaiknya pada Reza.
"Wah, keren bro idenya!" Ternyata kamu mahir juga dengan urusan asmara." Ucap Reza yang tidak menyangka Wildan sangat jeli melihat permasalahan yang saat ini sedang dipikirkan Reza dalam memikat seorang wanita.
"Tapi, ingat Reza!" Aku tidak ingin kamu mempermainkan hati gadis itu. Hatinya memang keras bukan karena angkuh, tapi karena keadaan yang membuatnya enggan jatuh cinta padamu." Ucap Wildan.
Reza lupa kalau Wildan adalah calon sarjana psikologi.
"Maaf bro!" Aku lupa kamu mengetahui seluk beluk jiwa manusia. Terimakasih man untuk nasehatnya." Ucap Reza kemudian.
"Sama-sama bro!" Wildan menepuk pelan pundak Reza lalu ia pun keluar rumah untuk mencari makan malam.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Seminggu berlalu, Reza tidak ingin menyerah pada cintanya, terus menerus mengirim pesan untuk Andien melalui ponselnya. Namun gadis itu sedikitpun tidak bergeming dengan curahan hati pria tampan itu.
Reza mengingat pesan Wildan tentang barang yang sangat disukai Andien. Ia pun buru-buru ke pusat perbelanjaan untuk membelikan Andien sebuah jam tangan cantik.
Setelah mengantongi Jam tangan itu dengan bungkusan kado cantik dan tidak lupa Reza sudah menyelipkan surat di dalam bungkusan kado tersebut lalu ia berikan kepada sahabat Andien yaitu Rani.
"Rani!" Apakah Abang bisa minta tolong kepadamu?" Tanya Reza sambil memegang paper bag.
"Apakah itu untuk Andien?" Tebak Rani.
"He..he..!" Kamu tahu aja." Ucap Reza malu-malu.
"Untuk Rani ada nggak?" Canda Rani tersipu malu.
"Kalau Abang Reza berhasil mendapatkan Andien, nanti Abang akan mengirimkan kamu ponsel terbaru." Ucap Reza membuat Rani terhenyak.
"Benarkah..?" Tanya Rani dengan wajah yang berbinar.
"Tentu saja, karena kamu adalah adik terbaikku," Ucap Reza.
"Ok, bang Reza, tapi Rani harus menelpon Andien dulu, karena gadis itu selalu saja ketiduran kalau sudah baca buku kelamaan." Ucap Rani lalu mengambil ponselnya.
Rani mengantar kado itu ke rumah Andien setelah membuat janji dengan gadis pendiam itu.
"Nih, dari pengagum kamu!" Rani menyerahkan paper bag itu kepada Andien.
"Dari siapa..?" Tanya Andien bingung.
"Buka dulu kadonya, nanti kamu baru tahu dari siapa. Makanya kalau memiliki wajah cantik, kudu pakai jilbab supaya nggak ada yang berani menggodamu." Ucap Rani menasehati sahabatnya ini.
"Nanti saja kalau hatiku sudah siap, lagian kamu sendiri kenapa nggak pakai jilbab?" Seloroh Andien.
"Tidak ada yang naksir kepadaku karena wajahku yang pas-pasan, Andien." Ucap Rani terkekeh sendiri.
"Setidaknya kamu terlahir normal dan hidupmu juga sangat nyaman bukan?" Timpal Andien.
"Iya sih, ya sudah aku pulang dulu ya." Rani sengaja pulang lebih cepat untuk memberikan waktu untuk sahabatnya membuka kado dari Reza, sebelum ibunya Andien pulang.
Andien mengunci pintu kamarnya lalu membuka kado dari seseorang yang tidak diketahuinya. Ketika melihat nama pengirimnya, ternyata itu dari Reza yang membuat hati Andien berdebar kencang.
Andien menemukan sepucuk surat yang direkatkan di kotak kado itu, ia lalu membaca surat dari Reza.
"Dear Andien, cantik!"
Mungkin ini terakhir kalinya aku mengirim surat untukmu karena sebelumnya kamu tidak pernah membalas pesan dariku. Aku harap kamu mau menerima barang yang menjadi kenangan terakhirku untuk gadis pujaan yang selama ini menghiasi bunga tidurku. Gadis yang membuat aku semangat menjalani tugas kuliahku selama KKN di sini.
Aku tahu, aku bukan lelaki baik untukmu, tapi aku berharap aku adalah lelaki yang mampu melindungimu dan menghibur dikala rasa sepimu.
Dua hari lagi kali akan meninggalkan kota ini, jika kamu memiliki perasaan cintamu kepadaku, aku menunggumu di toko buku jam tujuh malam. Aku. sangat mengharapkan kedatanganmu." Tulis Reza.
Andien membuka kado itu dengan perasaan sedih. Ia mengambil jam tangan dan melihatnya sesaat dan di jam tangan itu tertulis nama dirinya dan Reza dengan inisial AR.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Ida Lailamajenun
emak Andien disiplin Krn Andien anak perempuan satu" nya yg kudu dijaga ketat apalagi bpknya pegawai pemerintah trus emak nya kepala sekolah.mesti jaga nama klg tapi kayaknya Andien jebol gawang sblm wkt nya nih si Reza mgkn hanya mau naklukin Andien Krn Andien suka cuek padanya bukan sungguh" cinta
2023-01-31
2
Nanda Lelo
aduh masuk jebakan Batman nih kyknya andien
2022-09-08
3
Widi
Ini Rani sama Reni beda orang kah? atau othor nya typo?
2022-09-05
3