Hot Duda Bagian 18
Oleh Sept
Beberapa saat yang lalu, Anggara harus datang ke Montana Group. Pria itu harus hadir dalam sebuah pertemuan penting dengan beberapa investor. Anggara kini harus fokus dengan perusahaan, meskipun ia masih dirundung rasa duka. Ini karena beberapa dewan sudah bersiap menggulingkan pria itu dari kursinya.
Awalnya ia ragu meninggalkan Tiara hanya dengan pembantu di rumah. Tapi karena ada Jessica, ia yang sedang kepepet akhirnya pergi ke kantor. Mungkin baru pergi beberapa saat, Tiara langsung menangis dalam gendongan Jessica. Jessica yang panik, langsung membelakangi CCTV yang ada di dalam rumah itu. Ia timang Tiara dengan keras agar bayi itu diam.
Tidak berselang lama, Lisa datang, kemudian disusul oleh nyonya Claudia yang memang ingin ke sana dalam rangka mendekatkan Jessica dengan Anggara sekaligus ingin melihat cucunya.
Nyonya Claudia jelas tidak suka, ketika melihat Lisa. Ia lebih suka sang cucu dirawat oleh calon menantunya. Melihat penampilan Lisa yang kelewat sederhana, membuat wanita kaya raya itu memandang Lisa dengan sebelah mata.
"Kamu beresin cucian sana!" usir nyonya Claudia saat Lisa ingin menggendong baby Tiara.
"Iya, sana! Aura you sangat buruk untuk baby. Mana bauk lagi!" celetuk Jessica.
'Idih ... iya, kok bau? Bau apa ini? Oh My God!' batin Jessica menjerit tak kala merasakan bau kecut, apek, aneh, campur jadi satu.
"Tante! Baby nya pupp!" ucap Jessica lirih dengan wajah menahan mual.
"Letakkan di ranjang, kamu ganti dulu. Tante mendadak pusing," ucap nyonya Claudia yang memilih kabur saat cucunya buang air besar.
"Tan ... astaga ... oh, No!" Jessica mengeryit, kemudian membekap mulutnya sendiri.
"Hey! You!" sentaknya menahan mual. Ia menatap Lisa dengan wajah pucat.
Lisa mendekat, kemudian Jessica menarik tangan Lisa, sedangkan ia sendiri langsung lari keluar kamar tersebut. Jessi tidak tahan dengan aroma pupp baby Tiara. Wanita yang memang belum pernah memiliki anak itu seketika kabur saat Tiara buang air besar.
Berbeda dengan Lisa, gadis itu menahan senyum melihat tingkah dua wanita kaya raya tersebut. Apa mereka tidak pernah buang air besar? Kenapa mereka terlihat sangat jijikkk?
"Ish!"
Tiara yang menangis, seketika diam saat Lisa mengganti popok bayi kecil tersebut.
"Nah, udah wangi ... udah cantik baby sultan," gumam Lisa kemudian tersenyum menatap wajah imut Tiara.
Beberapa saat berlalu, Jessica dan nyonya Claudia kembali masuk ke dalam kamar.
"Kamu boleh pergi dari sini, nanti saya panggil!" ucap nyonya Claudia yang ternyata mengakui ia butuh Lisa untuk menangani hal-hal seperti itu.
Sedangkan Jessica, ia pura-pura sayang pada baby Tiara. Setelah melihat baby Tiara anteng tidur sambil minum dot, ia ikut rebahan di sebelahnya.
"Bagaimana Tante, kami serasi kan?" tanya Jessica sambil mengambil gambar lewat smartphone miliknya, kemudian ia kirim ke Anggara, dengan caption sweetheart.
Nyonya Claudia sih senyum-senyum saja. Karena merasa akan mendapat menantu sesuai harapan, lulusan luar negri, cantik, good looking, smart, pokoknya bibit super. Cocok lah kalau menjadi istri Anggara selanjutnya.
***
Montana Group
Anggara yang sedang meeting, melirik sekilas ponselnya, ketika ada sebuah notifikasi masuk. Ada pesan gambar yang dikirim oleh Jessica. Sebenarnya ia malas, tapi ketika melihat baby Tiara nyenyak di samping Jessica, Anggara langsung membatin.
"Di mana anak itu?" gumamnya pelan. Sambil tetap mendengarkan orang bicara di depannya, ia mengirim pesan pada Rio.
[Apa anak itu sudah kembali?]
Tidak butuh waktu lama, Rio yang memang masih di kediaman Anggara, langsung membalas pesan bosnya.
[Sudah, Pak. Beberapa saat yang lalu]
Anggara malah tidak fokus meeting lagi, ia malah mengirim pesan teks sekali lagi.
[Lalu di mana dia? Mengapa anakku masih bersama Jessica, kau paham kan? Aku tidak menyukai wanita itu?]
Rio mulai panik, dari nada ketikan saja sudah tergambar jelas kalau bosnya sedang gusar. Buru-buru dia masuk ke dalam, mencari Lisa.
"Lisa ... Lisa!"
KLEK
Saat dibuka kamar bayi, hanya ada Jessica, nyonya Claudia dan Tiara yang sudah lelap.
"Maaf, Nyonya. Di mana Lisa?"
"Mungkin di belakang," jawab nyonya Claudia malas.
Rio pun bergegas mencari ke belakang.
"Lisa! Kau sedang apa?" sentak Rio.
Lisa yang malah mengepel langsung dimarahi Rio.
"Jangan membuat pak Anggara marah, kamu dibayar bukan untuk menjadi pembantu. Ingat tugas utama dalam perjanjian!" ujar Rio tegas. Sebelum dimarahi Anggara, Rio memarahi Lisa terlebih dahulu.
"Tapi ... nyonya Claudia yang minta, Pak."
"Lisa, yang gaji kamu pak Anggara, bukan ibunya."
Lisa hanya bisa menelan ludah, ini salah, itu salah. Di rumah ini semua menjadi serba salah. Mungkin ini resikonya gaji yang banyak itu.
"Sekarang, telpon pak Anggara!"
"Sekarang?"
"Besok!" ucap Rio jengkel.
"Ini, bicara sama pak Anggara!" tambah Rio sembari mengulurkan ponselnya.
***
Lisa berjalan beberapa langkah, manjauh agar Rio tidak menguping. Sebab ia pasti malu, karena yakin Anggara akan marah-marah seperti yang sudah-sudah.
"Hallo, Pak. Ini Lisa."
"Bagaimana?"
"Sudah, Pak."
"Sudah tanda tangan semuanya?"
"Sudah, Pak."
"Sudah kamu baca?"
"Sudah, Pak."
"Lalu kenapa kau biarkan Tiara lama-lama bersama wanita itu?" sentak Anggara keras, Rio yang ada di tempat yang agak jauh langsung memalingkan wajah saat Lisa menatap ke arahnya.
Lisa kembali kesusahan menelan ludah, "Lalu saya harus bagaimana, Pak?"
"Kamu suruh saya yang mikir? Saya gaji kamu mahal untuk memikirkan hal itu!" cetus CEO Montana Group. Sampai ia tidak sadar, beberapa peserta meeting kini menatapnya aneh. Membuat Anggara langsung mendesis kesal.
Dibentak, Lisa hanya memejamkan mata sambil menjauhkan ponselnya dari telinga. Baru sebentar sudah terasa panas.
"Iya, Pak. Baik," ucap Lisa kemudian memberikan ponselnya pada Rio.
"Ini, Pak."
Rio menerima ponselnya dengan senyum meledek.
"Jangan kaget, ini belum seberapa!" gumamnya tapi terdengar jelas di telinga Lisa.
'Apa? Belum seberapa? Astaga, bisa mati muda!' Lisa menghela napas dalam-dalam.
***
Beberapa jam kemudian, Tiara menangis. Lisa yang sedikit mulai paham merawat bayi, langsung membuatkan sufor untuk baby Tiara yang seperti haus dan lapar.
"Sini!" Jessica merebut paksa dot yang dibawa oleh Lisa.
Dengan sok keibuan dia menimang baby Tiara, tapi anak itu tidak mau minum. Malah gumoh, malah memuntahkan isi dalam perutnya ke baju mahal Jessica.
"Ish ... No."
Jessica hampir meletakkan Tiara dengan kasar di dalam box, tapi sadar di dalam sana ada nyonya Claudia, ia pura-pura sabar.
"Sayang ... kenapa sayang."
Jessica mengusap perut tiara lembut, tapi matanya melotot ke arah bayi tanpa dosa tersebut. Begitu Lisa mendekat, Jessica pura-pura manis kembali.
"You ... ganti bajunya, I mau ganti juga!" Setelah mengatakan itu, Jessica langsung ngibrit. Kesempatan, ia langsung ke kamar utama. Tapi dikunci, alasan mau pinjam baju lama Adinda, akhirnya bibi memberikan kunci cadangan.
Sedangkan Tiara, ia selalu kembali tenang saat Lisa yang menyentuhnya. Di sudut kamar, nyonya Claudia terus memperhatikan.
"Siapa gadis ini? Kenapa Tiara terlihat tenang bila bersamanya? Dia hanya pembantu! Wajarlah pembantu dekat dengan anak majikan!" gumam nyonya Claudia yang mulai gelisah ketika melihat Lisa begitu luwes bersama cucunya.
***
Sore hari, Lisa dan Tiara ada di kamar bayi. Sedangkan Jessica dan nyonya Claudia sedang menyiapkan makanan untuk menyambut kedatangan Anggara. Setelah ditunggu sekian lama, akhirnya suara mobil pun terdengar juga. Anggara pulang, begitu masuk rumah dia terlihat sangat marah.
"Lepaskan baju itu!" sentak Anggara yang murka.
BERSAMBUNG
Bayangin, lama-lama mas duda darah tinggi. hehehe
Fb Sept September
IG Sept_September2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
komalia komalia
bikin tambah ilfil ni perempuan kaya engga ada harga diri banget
2024-02-13
0
Bunda Aish
ini Nini-nini ga sayang sama cucunya yaaa.... nilai orang hanya dari casing nya bagus ga tau apa isi didalamnya udah pada karatan...
2023-06-09
0
Dewi Zahra
semangat Lisa
2023-05-28
0