Hot Duda Bagian 12
Oleh Sept
Di sebuah rumah sakit, ruang VIP. Seorang pria terbaring dengan lemah, wajahnya pucat. Begitu juga dengan bibirnya, kering dan pecah-pecah. Rupanya kehilangan pasangan hidup, membuat Anggara semakin terpuruk. Pagi tadi ia ditemukan pingsan oleh salah satu office girls di kantornya.
Beberapa saat yang lalu, Lisa yang panik melihat sang bos jatuh tergeletak di atas lantai, gadis itu kemudian langsung berteriak panik keluar ruangan untuk minta tolong dan bantuan. Dua karyawan yang sudah datang pagi itu, langsung bergegas membawa Anggara ke sebuah rumah sakit bersama Lisa.
Gadis itu tanpa sadar langsung naik saja ke mobil ikut memegangi tubuh Anggara. Dan ketika Anggara sedang ditangani, ia hanya bisa menunggu di depan ruangan. Sampai Anggara akhirnya dipindahkan ke sebuah ruangan khusus.
Lisa dan salah satu karyawan yang tadi mengantar langsung didatangi sekretaris Anggara beberapa saat kemudian. Pak Rio mengucapkan rasa terima kasih pada keduanya karena sudah menolong Anggara dengan cepat, karena jika terlambat sedikit saja, mungkin sesuatu yang buruk akan menimpanya.
"Terima kasih," ucap pak Rio selaku kaki tangan Anggara selama ini.
Karyawan pria yang datang bersama Lisa pun pamit, ia akan kembali ke perusahaan. Sedangkan Lisa, baru saja dia akan pamit tapi pak Rio memintanya menunggu sebentar. Karena ia akan mencari dokter pribadi Anggara.
"Bisa tinggal di sini sebentar? Saya akan menghubungi dokter pribadi pak Anggara," titah sekretaris Rio.
Lisa pun mengangguk. Ia lalu duduk di depan ruang VIP tersebut. Saat Rio telah pergi untuk mencari dokter pribadi Anggara, Lisa penasaran, ada suara benda jatuh dari dalam. Penasaran, ia pun masuk ke dalam ruangan. Dilihatnya Anggara melepaskan selang infus yang masih menancapp pada punggung tangannya.
"Pak!" seru Lisa yang panik. Dia langsung berlari mendekat.
"Kenapa kamu di sini?" tanya Anggara dengan sinis, kakinya sudah turun sebelah. Ia mau meninggalkan ruangan tersebut.
"Tunggu, Bapak mau ke mana? Bapak masih sakit!" cegah Lisa.
Anggara hanya menjawab dengan tatapan yang dingin.
"Siapa yang menyuruhmu di sini? Kamu karyawan di perusahaan. Jangan ikut campur, atau akan aku pecat sekarang!" ujar Anggara marah sembari matanya mengamati seragam yang dikenakan oleh Lisa. Itu adalah seragam office girls di perusahaan Montana Group. Ada logo MG besar dan tebal di bahu Lisa.
Dibentak seperti itu, Lisa pun hanya menundukkan wajahnya. Dia hanya karyawan biasa, pekerjaan sampingan di laundry sudah hilang, masa pekerjaan yang ini hilang juga. Akhirnya ia hanya diam saat melihat Anggara keluar kamar dengan lesu dan lemah.
"Pak!" ucap Lisa saat melihat Anggara hampir jatuh.
Anggara terus saja berjalan dengan tidak tentu arah. Ia menyusuri lorong rumah sakit yang panjang, hampir saja menabrak beberapa orang yang sedang berpapasan dengannya. Seolah tidak peduli, ketika salah satu orang yang ia tabrak marah-marah. Pria itu tetap berjalan dengan tatapan kosong.
Sedangkan Lisa, ia terus saja mengikuti dari belakang. Ia jadi ingat berita kemarin. Di mana gosip yang beredar, kemarin istri pak Anggara yang telah lama koma, katanya meninggal dunia. Tiba-tiba Lisa merasa merinding campur iba.
'Apa dia sangat mencintai istrinya? Mengapa cinta yang tulus seperti itu tidak bertahan lama? Pasangan yang serasi itu ternyata tidak bertahan lama ... pria dingin itu terlihat sangat menderita sekarang. Beruntungnya wanita yang ada di hatinya. Semoga pak Anggara segera bisa melewati masa sulit ini!' batin Lisa yang mengamati dari belakang.
Brukkkkkk
Lisa langsung berlari, dilihatnya Anggara kembali jatuh pingsan. Kali ini kepalanya membentur sesuatu.
"Suster! Tolong ... Suster!" teriak Lisa panik sambil memangku kepala Anggara.
Suster yang memegang map, langsung meletakkan benda yang tadi ia pegang. Dia langsung teriak, meminta bantuan pada siapa saja yang waktu itu ada di sana.
Beberapa saat kemudian. Di luar ruang rawat inap.
"Saya minta kamu menjaganya! Mengapa malah membiarkan dia keluar?" sentak pak Rio marah pada Lisa.
Lisa yang masih lemas karena terkejut, ia hanya bisa diam saat sekretaris Anggara tersebut marah padanya.
"Ya sudah! Kamu balik ke perusahaan!" usir Rio dingin.
Lisa hanya bisa mengangguk, tapi ia sempat menoleh sesaat ke pintu di mana Anggara sedang ditangani.
Tap tap tap
Dua orang wanita datang setengah berlari.
"Rio! Apa yang terjadi pada Angga?"
Baru datang, nyonya Claudia langsung melayangkan pertanyaan pada sekretaris putranya.
"Pak Anggara jatuh pingsan."
"Kok bisa!" ucap Jessica yang tadi datang bersama dengan nyonya Claudia.
"Kenapa bisa pingsan?" tanya nyonya Claudia.
"Iya, why?" sela Jessica yang ikut bicara.
"And you! Siapa ini?" tambah Jessica sambil menatap Lisa sinis.
"Dia pegawai perusahaan yang membawa pak Anggara ke rumah sakit tadi!" jawab Anggara lalu mengedipkan sebelah matanya, memberikan kode pada Lisa agar segera pergi.
Dasar Lisa tidak mengerti dikasih kode, ia masih saja berdiri, hingga Jessica mulai berceloteh kembali.
"Kenapa bisa pingsan? Apa yang kamu lakuin pada mas Angga?" cecar Jessica yang negative thinking.
Jelas Lisa bingung, tidak mengerti maksud dari wanita cantik di depannya itu.
"Lisa tidak tahu apa-apa, Nona. Dan kamu Lisa, kamu pasti banyak pekerjaan di perusahaan. Cepat kembali lakukan tugasmu!" titah pak Rio.
Barulah Lisa paham, bahwa Jessica ini manusia aneh. Akhirnya ia pun permisi.
"Saya permisi, pak Rio."
"Hey! Saya belum selesai bicara sama you!" sela Jessica sombong.
"Sudah, Jess!" ucap nyonya Claudia.
Jessica sekarang merasa di atas angin setelah kematian Adinda. Ia seolah menjadi kandidat satu-satunya pengganti Adinda di sisi Anggara. Jadi, ia akan sangat over protective pada perempuan manapun yang dekat dengan calonnya, meskipun hanya office girls.
***
Malam harinya.
Anggara dibuat masam karena sejak dia membuka mata, ia harus melihat Jessica. Sikap Jessica yang terlalu kentara, membuatnya risih.
"Makan ya, Mas. Dikit aja!" Jessica sudah mengulurkan sendok, siap menyuapi Anggara. Pria itu jelas langsung menatap sinis pada nyonya Claudia.
Kuburan sang istri belum kering, tapi sang mama dengan gencarnya menyuguhkan wanita untuknya. Jelas dia sangat marah.
"Bisa kalian tinggalkan aku sendiri?" tanya Anggara dengan dingin dan penuh sindiran.
"Kamu gak boleh ditinggal, Jessica akan menemani malam ini. Mama capek, besok harus rapat, jadi Mama harap kamu tidak mengusir Jessica. Sudah cukup kamu mendorongnya selama ini!" ucap nyonya Claudia yang merasa bebas tanpa rasa bersalah atau tidak enak. Setelah Adinda meninggal, ia malah merasa sangat lega. Setidaknya tidak ada lagi batu sandungan bagi Anggara untuk memulai hidup normal. Memiliki istri yang sempurna.
"Maa!" protes Anggara. Akan tetapi nyonya Claudia sama sekali tidak peduli.
Wanita yang selalu tampil elegan itu, kemudian pergi. Sambil berpesan sesuatu pada calon mantu idaman.
"Tante titip Anggara!"
Bibir Jessica langsung merekah, mengangguk dengan tidak tahu malu.
"Iya, Tante."
Sedangkan Anggara, ia harus menelan ludah dengan kesal.
***
Sepanjang malam Jessica menunggu Anggara di dalam satu ruangan yang sama. Jessica yang sudah lama menaruh hati pada Anggara, sama sekali tidak keberatan menunggu Anggara yang sedang sakit. Ini malah kesempatan baginya untuk lebih dekat lagi dengan pria yang sudah lama ditaksir.
"Kamu lebih baik pulang saja!" ujar Anggara, meskipun matanya terpejam.
"Mas masih bangun? Kirain sudah tidur!" ucap Jessica kemudian tangannya menyentuh lengan Anggara. Ia ingin memijatnyaa.
"Jangan sentuh aku!" Mata Anggara terbuka sempurna. Ia tidak suka tubuhnya dipegang oleh Jessica.
"Aku cuma mau pijitinn, Mas!"
Anggara yang hatinya sudah sangat kacau, langsung saja membentak Jessica.
"Kamu ini perempuan! Apa kamu gak punya harga diri?" tanya Anggara sinis.
Jessica langsung menundukkan wajah, pura-pura terluka oleh ucapan Anggara.
"Apa mencintai seseorang akan melukai harga diri?" tanya Jessica, dengan suara lirih dan wajah yang masih tertunduk. Dia adalah drama Queen. Paling bisa berakting.
Anggara mendesis kesal, sulit sekali mengusir Jessica dari sisinya. Wanita ini seperti lem alteco yang susah untuk dilepaskan. Akhirnya ia memilih untuk tidur.
***
Pagi hari, saat Jessica pamit pulang untuk mandi, sekretaris Rio gantian yang masuk ke dalam ruangan. Dia sedikit kaget ketika Anggara menelpon dan mengatakan agar segera datang padanya.
"Kau tahu office girls yang kemarin?"
"Ya, Pak."
"Suruh dia ke sini sekarang."
Sekretaris Rio langsung tertegun. Untuk apa Lisa disuruh datang ke rumah sakit?
BERSAMBUNG
IG Sept_September2020
Fb Sept September
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
komalia komalia
ooh awal mula
2024-02-13
0
komalia komalia
ooh awal mula
2024-02-13
0
канف
heuleuh lisa planga plongo aja
2023-07-03
0