Hot Duda Bagian 3
Oleh Sept
Hanya yang memiliki KTP yang boleh melanjutkan membaca. Terima kasih.
***
Sudah malam, tapi Lisa masih terjaga. Tidak bisa tidur, ia lantas turun dari ranjang. Tangannya membuka pegangan laci, kemudian menariknya sedikit. Ia ambil selembar koyo cabe lalu ia gunting jadi dua. Lisa menyibak pundaknya, kemudian menempelkan satu sama di kedua pundaknya.
Lama-lama terasa hangat, mungkin Lisa kecapekan seharian ini. Membuat badanya pegal-pegal sampai tidak bisa tidur. Karena setelah ditempel koyo, ia akhirnya bisa tidur. Tentunya tidak bisa nyenyak seperti biasanya. Dalam tidurnya ia terlihat gelisah, dahinya mengkerut, benar-benar jauh dari kata tidur yang nyenyak.
Di malam yang sama, di tempat yang berbeda. Jauh berbeda dengan kamar kecil nan sederhana milik Lisa. Di sebuah kamar hotel kelas atas, sepasang manusia sedang beradu. Malam ini adalah malam di mana keduanya akan menghabiskan malam sampai pagi.
Aljero International Hotel, presidential suite.
Mata elang Anggara tidak henti-hentinya menatap pemandangan di depannya. Ini adalah kali pertama dia menyaksikan secara langsung. Sesuatu yang cukup membuat hantinya berdesir dan membuat jantungnya berdegup dengan kencang.
Tubuh di bawahnya mengeliat, tatkala jemari Anggara mulai berkelana. Ia juga yakin, bahwa Adinda pun merasakan hal yang sama. Ia bisa merasakan degup jantung yang sama ketika kedua kulit mereka bertemu. Ya, Anggara kini memeluk tubuh Adinda yang terasa begitu hangat.
Dengan sekali gerakan, mereka bertukar posisi, sekarang Adinda sudah di atasnya. Adinda yang semulai dibuat bergidik, sekarang ganti ia yang mulai beraksi. Meskipun canggung, jarinya yang lentik mulai berani merambat pada bidang yang berbulu tipis tersebut. Mungkin gemas, Adinda sampai mencubit pucuk yang seperti kismis itu. Sampai Anggara hampir menjerit karena kaget.
Keduanya malah terkekeh, sampai sesaat kemudian, Adinda berhenti tak bersuara karena Anggara langsung meraih wajah dan menempelkan bibirnya.
CUP
'Tenang Dinda, jangan terlalu kaku!' batin Adinda yang merasa kembali gugup.
Sementara itu, Anggara sudah mulai rileks, meskipun tetap ada ketegangan yang ia rasakan. Malam ini harus berhasil, ia pun bertekat akan melakukan misi sampai selesai. Dimulai dengan pemanasan yang mulai terasa hangat. Ya, sesapan yang ia lukukan, ternyata membuat wajahnya menjadi hangat.
"Aku suka wangimu!" bisik Anggara, ganti ia memberikan sedikit jejak di leher jenjang Adinda. Sembari tangannya menyibak rambut panjang wanitanya.
Adinda tidak berkutik, karena tubuhnya seperti tersengat listrik. Jarak mereka cukup dekat, sama-sama bisa merasakan hembusan napas, serta degup jantung yang memburu.
"Aku matikan lampunya," ucap Anggara yang ingin suasana kamar berubah.
Klik
Lampu kamar seketika langsung padam, tapi berganti dengan cahaya temaram dari lampu tidur yang Anggara nyalakan barusan. Ia ingin malam ini berjalan dengan sempurna. Di bawah sinar temaram, mereka kembali melakukan aktifitas olah raga malam, penuh keringat dan akan diiringi suara-suara lirih yang mungkin akan membuat semakin bergidik.
Sudah berjalan beberapa saat, tapi Anggara terlihat gelisah. Dahinya dipenuhi bulir keringat karena tidak berhasil masuk. Ya, ia kelihatan kesusahan saat harus menerobos gawang lawan.
Sedangkan Adinda, ia kini terbaring sambil mengigit bibir bawahnya. Sejak tadi mereka pemanasan, tapi Anggara belum juga berhasil. Pria itu malah terlihat sangat gelisah, Adinda bisa merasakan akan hal itu.
"Kenapa, Mas?" tanya Adinda hati-hati.
Ini adalah harga diri sekarang laki-laki, jelas Anggara tidak mengatakan apa yang terjadi. Ia hanya meraih wajah Adinda lagi, lalu menyesapp bibir yang menggoda itu. Hingga membuat Adinda harus merasakan kebas di bibirnya.
"Ish!" Adinda mendesis, Anggara telah mengigit lidahnya.
Sebenarnya Anggara hanya ingin membuat tubuhnya kembali terbakar, karena sejak tadi belum bisa menembus, entah karena apa. Yang pasti, susah sekali untuk masuk.
Seperti tahu akan masalah yang dihadapi oleh suami barunya itu, kini tanpa canggung, Adinda langsung saja meraih tongkat sakti tersebut. Jelas Anggara sangat terkejut, ini kali pertama Adinda menyentuhnya.
Sambil menelan ludah, Anggara pun memejamkan mata. Ia menahan napas ketika Adinda mulai membuatnya sesak. Ada sesuatu yang ingin keluar, padahal baru dimainkan sebentar oleh Adinda. Panik, sudah pasti. Anggara lantas mencari wajah di mana seharusnya harus keluar.
"Stop ... cukup sayang!" lirih Anggara seperti menahan sesuatu.
Adinda yang tegang, malah tiba-tiba tidak bisa menahan bibirnya untuk tersenyum. Ia tahu, suaminya akan keluar. Langsung saja mereka bertukar posisi dan BERSAMBUNG.
IG Sept_September2020
Fb Sept September
Yuk, follow Sept nanti aku kasih sendal jepit hehehheh ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
AsriMaesya
haha
2023-09-04
1
Dewi Zahra
semangat kak
2023-05-26
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓫𝓲𝓴𝓲𝓷 𝓹𝓪𝓷𝓪𝓼 𝓪𝓹𝓪 𝓵𝓪𝓰𝓲 𝓫𝓪𝓬𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓮𝓴𝓮𝓽 𝓴𝓸𝓶𝓹𝓸𝓻🤭🤭🤭🤭🤭
2022-11-01
0