" Ada apa dengan dua bulan Are?" Tanya Erald.
" Jika dalam dua bulan aku gagal membuat Mas Al jatuh cinta padaku, maka aku akan mundur Kak, aku akan pergi meninggalkannya." Sahut Are.
" Jika itu keputusanmu aku akan mendukungmu Are, tapi aku selalu berdoa semoga kau berhasil dengan misimu, kau mampu mencuri dan meluluhkan hati Alvin sampai dia mencintaimu dan kalian berdua hidup bahagia selamanya." Ucap Erald.
Entah mengapa hati Erald merasa berat dengan ucapannya sendiri namun Ia tidak mau ambil pusing.
" Semoga Kak." Sahut Are.
" Kalau boleh Kakak tahu, kenapa Alvin marah sama kamu?" Tanya Erald.
" Entah apa yang Rena adukan kepada Mas Al hingga membuat Mas Al marah begitu Kak." Sahut Are.
" Memang apa yang terjadi denganmu dan Rena? Apa kalian bertemu?" Erald bertanya lagi.
" Iya Kak, tadi aku bertemu dengan Rena di minimarket, terus dia nyindir nyindir aku gitu, dia bilang kalau aku pelakor yang sudah merebut tunangannya, terus dia bilang kalau aku matre hanya mau memanfaatkan kekayaan Mas Al saja, pokoknya dia ngehina hina aku gitu Kak." Terang Are.
" Terus?" Tanya Erald.
" Nah kebetulan ada ibu ibu yang katanya sih tetangga Mami, dia bilang kalau Rena cewek nggak bener, Rena sengaja mendekati Mas Al hanya karena uangnya, ibu ibu itu juga bilang kalau Mami Valen nggak suka sama dia makanya Mas Al di jodohin sama aku Kak, kan pasti malu banget tuh si Rena ketahuan belangnya, mana pengunjungnya banyak banget lagi Kak, terus dia langsung pergi begitu aja." Ucap Are.
" Ha ha ha.. Kakak nggak bisa bayangin betapa malunya tuh si lintah." Ucap Erald tertawa.
" Lintah?" Tanya Are mengerutkan keningnya.
" Iya lintah... Habisnya dia nempel mulu' sama Alvin dan menghisap uangnya." Ujar Erald membuat Are tertawa lepas.
" Kau semakin cantik kalau tertawa gini Re, semoga kau segera mendapatkan kebahagiaan, Alvin.... Sadarlah di sini batu permata yang selalu siap mendampingimu dalam suka dan duka." Ujar Erald dalam hati.
" Kak Er ada ada aja." Ujar Are.
" Er?" Sekarang gantian Erald yang bertanya.
" Iya... Mulai sekarang aku panggilnya Kak Er aja biar singkat." Sahut Are.
" Ok tidak masalah, senyamanmu aja yang penting masih penggalan dari nama Kakak." Ujar Erald.
" Makasih Kak Er." Ucap Are.
" Sama sama." Sahut Erald mengacak rambut Are.
" Berantakan Kak." Ucap Are.
" Sini Kakak rapiin lagi." Ujar Erald menyisir rambut panjang Are menggunakan jarinya.
Untuk sesaat keduanya menikmati denyutan jantung masing masing yang berdetak begitu kencang di sertai desiran halus dalam hati keduanya.
" Terima kasih ya Tuhan, Kau telah memberikanku kebahagiaan melalui Kak Er walau hanya sementara saja." Batin Are.
" Sekarang sudah rapi." Ucap Erald menjauhkan tangannya dari kepala Are.
" Makasih Kak." Ucap Are.
" Sama sama." Sahut Erald tersenyum manis.
Cesss...
Hati Are seperti di siram air es. Adem....
" Karena tanganmu lagi sakit, hari ini biarkan Kakak yang akan memasak untukmu." Ucap Erald mendekati kompor.
" Emang bisa?" Tanya Are.
" Bisalah... Mau di masakin apa?" Tanya Erald menatap Are.
" Rendang ayam pedas sama rica rica ayam yang pedasnya level sepuluh." Ucap Are.
" Baiklah tunggu sebentar, Kakak akan membuatkannya khusus untukmu." Sahut Erald membuka kulkas mencari daging ayamnya.
Are menatap Erald yang mulai meracik racik bumbu sambil menunggu daging ayamnya tidak membeku. Ia tersenyum membayangkan jika Alvin bisa bersikap manis seperti Erald pasti Ia akan sangat bahagia. Sayang sepertinya harapan hanya akan tinggal menjadi harapan, Are pasrahkan semuanya pada takdir Tuhan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam ini Alvin baru saja menjemput Rena dari tempat kerjanya. Ia melajukan mobilnya menuju sebuah pusat perbelanjaan dengan kecepatan sedang.
" Memang Are ngomong apa ke kamu?" Tanya Alvin.
" Dia bilang kalau aku wanita tidak tahu diri, aku pelakor yang mau merebut kamu darinya terus dia bilang kalau aku hanya memanfaatkan kamu saja, aku malu honey... Apalagi di sana banyak pengunjung yang memandangku rendah, aku hampir tidak bisa pergi dari sana karena saking malunya." Ucap Rena sedih. Tentunya pura pura sedih.
" Sialan! Beraninya dia merendahkanmu di depan orang banyak." Umpat Alvin.
" Kau akan merasakan akibat dari kebohonganku Aresha, kau akan tahu betapa berartinya diriku untuk Alvin, terima siksaan yang akan Alvin berikan kepadamu." Batin Rena tersenyum smirk.
" Aku sedih honey... Kamu tahu kan kalau aku sedih aku akan melakukan apa?" Tanya Rena menatap Alvin.
" Kau akan menguras dompetku." Sahut Alvin.
" Bolehkan?" Tanya Rena manja.
" Apapun untukmu honey." Sahut Alvin membuat Rena mengembangkan senyumnya.
Sesampainya di pusat perbelanjaan, Alvin menggandeng tangan Rena menuju stand stand yang Rena inginkan. Mulai dari stand tas dan sepatu branded, baju baju mahal hingga perhiasan yang nilainya ratusan juta rupiah. Semuanya Alvin belikan untuknya.
" Kita makan dulu apa mau langsung pulang?" Tanya Alvin setelah selesai berbelanja.
" Aku mau pulang saja, aku mau langsung tidur aku capek honey." Sahut Rena.
" Malam ini aku ada janji dengan Rendi, kalau makan dulu entar kelamaan." Batin Rena.
" Baiklah ayo kita pulang." Ucap Alvin menggandeng tangan Rena menuju pintu keluar.
Sesampainya di depan pintu Mall tiba tiba...
Jeduar.... Jeduar...
Suara petir menyambar di sertai hujan yang begitu lebat.
" Gimana honey? Hujannya sangat lebat apa tidak sebaiknya kita menunggu hujan reda dulu sambil makan malam?" Tawar Alvin.
" Tidak usah kita jalan saja, lagian kan kita pakai mobil jadi nggak bakal kehujanan." Sahut Rena.
" Tapi jarak pandang terbatas Rena, apalagi hujannya deras banget." Ujar Alvin.
" Kalau kamu mau nunggu di sini ya terserah tapi aku mau pulang, aku mau naik taksi aja." Ucap Rena.
" Eh jangan donk, ya udah ayo kita ke mobil." Sahut Alvin.
Keduanya menuju mobil mereka yang terparkir tak jauh dari sana. Setelah keduanya masuk mobil, Alvin segera melajukan mobilnya dengan kecepatan lambat karena memang hujan deras mengganggu pandangannya.
Alvin melirik ke arah Rena yang sedang memainkan ponselnya sambil tersenyum senyum sendiri. Ia merasa curiga dengan apa yang Rena lakukan.
" Chat sama siapa sih kelihatannya asyik banget." Ucap Alvin.
Rena menatap Alvin sejenak lalu kembali fokus pada ponselnya.
" Ini Rosa temenku honey." Sahut Rena.
" Owh." Gumam Alvin.
Drt.... Drt....
Ponsel Rena berdering menandakan panggilan masuk, Alvin melirik sekilas ke ponsel Rena dan melihat kontak si penelepon yang bertuliskan Sayangku dengan profile seorang pria.
" Siapa dia? Kau punya pacar lain selain aku?" Selidik Alvin menatap Rena.
" Eng.... Enggak... Aku nggak punya pacar selain kamu." Kilah Rena gugup.
" Lalu siapa 'sayangku'?" Tanya Alvin.
" I... Ini abangku." Sahut Rena.
" Abang? Abang darimana kamu punya abang? Kamu bilang kamu tidak punya siapa siapa kan di dunia ini? Siapa dia Rena? Jangan sampai kau membohongiku atau kau akan tahu akibatnya." Ucap Alvin masih fokus pada stirnya.
" Dia bukan siapa siapa aku Alvin, dia seseorang yang sudah aku anggap sebagai abangku." Kukuh Rena.
" Baiklah jika kamu tidak mau mengaku." Ujar Alvin menambah kecepatannya.
" Alvin jangan gila kamu, kurangi kecepatannya atau kita bisa mati Alvin." Teriak Rena ketakutan saat Alvin melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.
" Biarkan kita mati bersama, bukankah itu yang kamu mau? Hidup dan mati kita akan selalu bersama sesuai janjimu padaku." Ujar Alvin.
" Aku tidak mau mati Alvin, hentikan." Teriak Rena ketakutan.
Mobil terus melaju dengan cepat di bawah guyuran hujan deras. Saat sampai di persimpangan jalan tiba tiba ada sebuah truk melaju dari arah kanan tanpa Alvin sadari.
" Awas Alvin." Teriak Rena menunjuk depan.
" Aaaaaaaaaa." Alvin hilang kendali dan.....
Dan apa hayoooo????
Apakah Alvin kecelakaan atau tidak?
Temukan jawabannya di bab selanjutnya ya...
Jangan lupa untuk tetap like vote koment dan hadiahnya biar author semakin semangat...
Terima kasih untuk readers yang sudah mensuport author semoga sehat selalu...
Author sengaja tidak memberikan visual ya biar kalian berimajinasi sendiri...
Miss U All....
TBC.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Veronica Maria
biarin aja meninggal dua2nya. dasar sama2 gila kok. nah itu jg .. punya pacar jalang. pacaran lagi sm org lain, mmg renata gila
2022-11-29
1