Uhuk... Uhuk.....
" Nih minum." Ucap Erald menyodorkan segelas air putih.
Are menerimanya lalu segera meminumnya.
" Makasih Kak." Sahut Are.
" Sama sama." Sahut Erald duduk di depan Are.
" Kenapa malam malam keluyuran ke dapur? Lapar?" Tanya Erald menatap Are.
" Iya Kak, apa Kakak mau?" Tawar Are menatap Erald.
" Emangnya enak?" Tanya Erald membuat Are mengerutkan keningnya.
" Emang Kakak nggak pernah makan mie instant?" Tanya Are.
" Tidak." Sahut Erald menggelengkan kepalanya.
" Lalu kenapa ada mie instant di sini?" Are bertanya lagi.
" Itu biasa di masak sama pak satpam di sini, kalau kamu mau memasakkan untukku, aku mau mencobanya." Ujar Erald.
" Baiklah aku habiskan dulu punyaku, setelah itu aku akan memasak untukmu." Ucap Are kembali memakan mienya sampai habis.
Setelah menghabiskan mienya Are segera memasak mie lagi untuk Erald.
" Are." Panggil Erald.
" Iya Kak." Sahut Are membalikkan badannya menatap Erald.
" Alvin kemana? Sepertinya dia tidak ada di rumah, dari tadi Kakak tidak melihatnya." Ucap Erald.
" Dia pergi ke rumah pacarnya Kak." Sahut Are enteng.
" Apa? Ke rumah pacarnya? Bagaimana bisa dia melakukan itu?" Tanya Erald tak percaya.
" Iya Kak." Sahut Are kembali sibuk dengan kegiatannya di depan kompor.
" Mau apa lagi dia ke sana? Kenapa dia tidak mendengarkan ucapan Mami sih." Gerutu Erald.
" Jangan terlalu di pikirkan Kak, mungkin Mas Al mau mengakhiri hubungannya dengan pacarnya dan memulai hubungan baru denganku." Ujar Are meletakkan semangkuk mie instant kuah di depan Erald.
" Daripada pusing mikirin Mas Al, mendingan makan dulu Kak." Sambung Are kembali ke tempat duduknya.
" Tapi tidak seharusnya dia bersikap seperti itu Re, dia meninggalkanmu di saat malam pengantin kalian dan malah pergi ke rumah pacarnya lhoh, dia benar benar keterlaluan." Ujar Erald menyeruput kuah mienya.
" Tidak masalah Kak, lagian tidak ada yang bisa kami lakukan saat berdua kan, kami dua insan yang baru bertemu tanpa saling mengenal terlebih dulu, tanpa adanya cinta kami tidak bisa melakukan hal layaknya pasangan suami istri yang saling mencintai Kak." Ujar Are.
" Kau benar Are, tapi seharusnya Alvin bisa menghargai perasaanmu, pernikahan bukan untuk main main, pernikahan adalah janji kita kepada Tuhan Are, dan ada kewajiban di dalamnya untuk saling menjaga perasaan satu sama lain, apalagi perasaan istri kita, tapi sayangnya Alvin tidak memiliki pemikiran seperti itu." Sahut Erald menghela nafasnya pelan.
" Iya Kak, tapi tidak pa pa aku memakluminya Kak, kalau aku berada di posisinya aku mungkin akan melakukan hal yang sama Kak." Ucap Are.
" Kak." Panggil Are.
Erald menatap ke arah Are.
" Ada apa?" Tanya Erald.
" Kalau boleh aku tahu, siapa sih pacar Mas Al dan bagaimana orangnya sampai sampai Mami nggak merestui hubungan mereka." Ucap Are.
" Dia wanita naif Re, namanya Renata... Dia mendekati Alvin hanya untuk memanfaatkan uangnya saja, tapi Alvin tidak menyadarinya, kami sudah berulang kali mencoba memberi pengertian kepada Alvin namun Alvin tidak percaya dia buta akan cintanya kepada wanita itu." Terang Erald.
" Lalu tujuan kalian menikahkan aku dengan Mas Al apa Kak?" Tanya Are.
" Kami semua berharap besar kepadamu Re." Sahut Erald.
" Harapan? Harapan apa Kak?" Tanya Are memastikan.
" Kami ingin kamu bisa merubah Alvin menjadi laki laki yang lebih baik, tolong kami Are! Buatlah Alvin berpaling dari wanita itu, buatlah Alvin mencintaimu Re, jika sampai Alvin menikahi wanita itu maka keluarga kami akan hancur, Kakak mohon padamu." Ucap Erald menggenggam tangan Are.
Deg... Deg....
Jantung Are berdetak sangat kencang.
" Ada apa dengan jantungku? Kenapa aku nervous begini? Apakah aku.... Ah tidak tidak... Tidak Are... Jangan sampai kau menyukai kakak iparmu sendiri." Batin Are segera menarik tangannya.
" Ah maaf, Kakak tidak sengaja." Ucap Erald.
" Tidak pa pa Kak." Sahut Are.
" Gimana Are? Apakah kamu bisa berjanji kepada Kakak untuk membuat Alvin jatuh cinta sama kamu dan melupakan Rena?" Tanya Erald penuh harap.
" Aku tidak bisa berjanji Kak tapi aku akan berusaha sekuat mungkin, tapi jika aku tidak berhasil maka jangan paksa aku untuk tetap bersamanya." Ujar Are.
" Terima kasih, apapun keputusanmu nanti kami akan menghargainya." Sahut Erald.
" Terima kasih Kak." Sahut Are.
" Kakak udah selesai makannya kan? Kalau udah aku mau kembali ke kamar Kak." Sambung Are.
" Baiklah silahkan." Sahut Erald.
" Selamat malam Kak." Ucap Are.
" Malam Re." Sahut Erald.
Are beranjak meninggalkan Erald.
" Re." Panggil Erald membuat Are menghentikan langkahnya.
" Iya Kak." Sahut Are menatap Erald.
" Mimpi indah ya." Ucap Erald.
" Thank you Kak." Sahut Are kembali melanjutkan langkahnya.
Erald tersenyum manis menatap kepergian Are.
" Kamu harusnya bersyukur memiliki istri seperti Are Al, tapi kenapa kamu malah melukainya, semoga kamu segera menyadarinya sebelum terlambat." Monolog Erald.
...----------------...
Pagi hari Alvin pulang dalam keadaan mabuk. Ia berjalan sempoyongan menuju kamarnya.
Brak brak brak...
Alvin menggedor pintunya dengan keras membuat Are yang baru saja selesai mandi berlari ke arah pintu.
Ceklek.....
Are membuka pintunya. Alvin langsung menerobos masuk ke dalam menabrak tubuh Are.
" Awh." Pekik Are.
Alvim berbalik menatap Are dengan tatapan tajam.
" Kau." Ucap Alvin menekan leher Are dengan tangannya.
" Gara gara kau kekasihku jadi marah padaku." Bentak Alvin semakin menekan tangannya membuat nafas Are terasa tercekik.
" Wanita sepertimu seharusnya tidak aku biarkan hidup, seharusnya aku membunuhmu sebelum kau mengacaukan semuanya, kau membuatku kehilangan kekasih yang paling aku cintai." Ucap Alvin dengan nada tinggi.
" Perempuan mata duitan, tidak tahu diri, dan tidak berpendidikan... Cih... Benar benar kelas rendahan." Cibir Alvin.
Erald yang sempat mendengar kegaduhan mendekati kamar Alvin. Dan betapa terkejutnya Ia saat melihat Alvin sedang mencekik leher Are.
" Alvin." Bentak Erald.
Brugh...
Erald mendorong keras tubuh Alvin hingga tersungkur ke lantai.
Uhuk.. Uhuk.... Uhuk....
Are terbatuk batuk menahan rasa sesak di dadanya. Erald segera mengambilkan minum untuk Are.
" Minum dulu Re." Ucap Erald.
Tanpa berkata apa apa Are segera meminumnya hingga tandas.
" Terima kasih Kak." Ucap Are setelah nafasnya lega.
" Apa yang terjadi hmm?" Tanya Erald lembut.
" Sepertinya Mas Al mabuk." Sahut Are.
" Astaga Alvin... Kamu mabuk." Ucap Erald menghampiri Alvin yang masih tersungkur di lantai.
" Kenapa bisa seperti ini Al, sudah tahu kamu tidak bisa minum masih nekat aja, untung kamu sampai rumah... Dan ya Abang tidak suka sikapmu yang kasar kepada istrimu sendiri, seharusnya kamu itu menjaganya, melindunginya bukan malah menyakitinya Al." Ujar Erald membantu Alvin berdiri, Ia memapah Alvin sampai ke ranjangnya.
" Hah... Wanita itu." Ucap Alvin menunjuk Are.
" Dia wanita pembawa sial... Gara gara aku menikahinya Rena marah padaku, dia mengancam akan meninggalkan aku Bang, aku tidak bisa kehilangannya, aku sangat mencintainya Bang." Racau Alvin.
" Ingatlah Alvin kau sudah memiliki istri." Ucap Erald.
" Dia bukan istriku, hanya Rena yang akan menjadi istriku Bang." Sahut Alvin.
" Kamu benar benar...
" Sudahlah Kak, percuma bicara sama orang mabuk." Ujar Are memotong ucapan Erald.
" Maafkan Alvin ya Re." Ucap Erald.
" Iya Kak." Sahut Are.
" Biar aku saja Kak." Ucap Are saat Erald hendak melepas sepatunya.
" Baiklah, Kakak keluar dulu kalau dia berbuat macam macam sama kamu, teriaklah! Kakak pasti akan menolongmu." Ucap Erald.
" Makasih Kak." Sahut Are.
" Sama sama." Ucap Erald mengacak rambut Are. Setelah itu Ia keluar dari kamar Alvin lalu menutup pintunya.
Are membuka sepatu Alvin dengan pelan. Ia menatap wajah Alvin yang terlihat begitu rapuh.
" Maafkan aku Mas jika aku menjadi penghalang untuk hubungan kalian, aku juga tidak menginginkan semua ini, rasanya aku ingin pergi begitu saja saat ini, tapi aku sudah berjanji pada Mami dan Kak Erald untuk membuatmu menjauhi wanita itu, aku akan berusaha membuatmu jatuh cinta kepadaku, aku berjanji jika dalam beberapa bulan ini aku tidak berhasil, maka aku akan pergi menjauh darimu." Monolog Are menatap Alvin yang sudah memejamkan matanya.
Mampukah Are membuat Alvin jatuh cinta?
Terus like koment vote dan hadiahnya untuk penyemangat author ya...
Terima kasih untuk readera yang sudah memberikan suportnya kepada author, semoga sehat selalu...
Miss U All...
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Umi Umi
buat sm erald aja thor kasihan are udh disiksa sm ibu tirinya skr sm alvin kasihan thor bikin ku nyesek seharian nasibnya
2022-12-13
2