" Sebenarnya aku sudah punya kekasih."
Jeduar......
Bagai di sambar petir di siang bolong tubuh Are mendadak menjadi kaku.
" Apa?" Pekik Are tidak percaya.
" Alvin." Bentak Mami Valen membuat Are tersadar dari keterkejutannya.
Beruntung tamu sudah tidak seramai tadi. Jadi mereka tidak akan menjadi sorotan.
" A... Apa kamu bilang Mas? Kamu sudah punya kekasih? Kenapa kamu tidak mengatakannya padaku sebelumnya?" Tanya Are menatap Alvin.
" Kau tidak perlu tahu alasannya." Sahut Alvin.
"Jika memang kamu sudah punya kekasih kenapa kamu menerima pernikahan ini? Harusnya kamu menikah saja dengan kekasihmu itu bukannya menikahiku kan." Ujar Are menatap Alvin.
" Sudah aku bilang kamu tidak perlu tahu alasannya, dan kamu tidak tahu apa apa, jadi diamlah." Ketus Alvin.
" Kenapa kamu membuat aku menjadi orang ketiga dalam hubungan kalian? Kau membuat masalahku semakin rumit saja." Lirih Are.
" Masalahku dengan dia saja belum selesai, ini malah timbul masalah lagi." Batin Are.
" Tidak Are jangan bilang seperti itu, kamu bukan orang ketiga di sini, kami memilihmu menjadi istri Alvin karena memang kau pantas mendampinginya." Ucap Mami Valen.
" Lalu apa sebutan untukku Mi? Apa sebutan untuk wanita perebut pacar orang? Kenapa Mami tidak mengatakannya kepadaku tentang masalah ini? Apa Mami memang sengaja mau membohongiku supaya aku menerima perjodohan ini?" Tanya Are.
" Bukan begitu maksud Mami sayang, Mami akui Alvin memang dekat dengan seorang wanita, tapi Mami tidak menyukai wanita itu, Mami tidak akan pernah memberikan restu Mami untuk Alvin dan wanita itu." Ujar Mami Valen.
" Sudahlah Are, pernikahan sudah terjadi, Mami mohon jangan bahas wanita itu lagi, dia tidak berarti apa apa dalam keluarga ini, sekarang kamu istri sah dari Alvin dan Mami mohon jangan sampai kamu menyerah hanya karena hubungan Alvin dengan wanita itu, jika dia masih berhubungan dengan Alvin maka yang pantas di sebut pelakor adalah dirinya, jadi mulai sekarang buatlah Alvin mencintaimu agar Alvin melupakan wanita tidak tahu malu itu." Ucap Mami Valen.
" Di sini aku yang pelakor Mi, aku merebut Mas Al darinya." Sahut Are sedih.
Sebagai sesama wanita Ia bisa merasakan apa yang saat ini pacar Alvin rasakan.
" Tidak sayang kamu bukan wanita seperti itu, kamu wanita baik baik dan terhormat, jangan menyalahkan dirimu untuk semua ini, sekarang pembahasan tentang wanita itu stop sampai di sini, Mami tidak mau mendengarnya lagi kau paham kan." Ujar Mami Valen.
" Tapi Mi." Sahut Are.
" Stop! Tidak ada pembahasan orang yang tidak penting untuk kita bahas titik." Tegas Mami Valen.
" Baik Mi, maaf." Sahut Are.
" Mami benar sekarang Alvin adalah milikku, bagaimana pun caranya aku harus berusaha mempertahankan milikku dari siapapun, sungguh hadiah yang mengejutkan, di awal pernikahan sudah di terpa badai duluan.... Kau harus kuat Are, demi tujuan utamamu." Gumam Are dalam hati.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam hari Alvin membawa Are ke rumahnya. Ia berjalan menuju kamarnya di ikuti Are dari belakang. Are mengedarkan pandangannya menatap rumah berlantai dua yang terlihat begitu bersih membuatnya terheran.
" Siapa saja yang tinggal di sini Mas?" Tanya Are sambil menaiki tangga.
" Kenapa?" Tanya Alvin dingin.
" Aku ingin tahu saja siapa yang tinggal di rumah sebesar ini." Sahut Are.
" Aku dan Bang Erald, dan ya jadi orang jangan norak, terlihat kampungan dan tidak berpendidikan." Cibir Alvin.
Deg.....
Hati Are mencelos mendengar ucapan Alvin.
" Saat ini aku memang bukan siapa siapa, tapi kau akan lihat beberapa tahun lagi Alvin, aku akan membuatmu malu menatapku." Batin Are.
Ceklek...
Alvin membuka pintu kamarnya namun Ia tidak masuk ke dalam membuat Are mengerutkan keningnya.
" Masuklah." Ucap Alvin.
" Kamu mau kemana Mas?" Tanya Are saat Alvin hendak meninggalkannya.
" Aku mau menemui kekasihku, kenapa?" Tanya Alvin menatap Are.
" Bukan ini yang aku mau Mas, jika kamu lebih memilih kekasihmu kenapa kamu menerima perjodohan ini?" Are balik bertanya.
" Aku sama sepertimu kan? Aku menerima perjodohan ini karena warisan, dan aku yakin kau menerima perjodohan ini karena uang." Ucap Alvin memandang rendah Are membuat harga diri Are terluka.
" Kalau aku menolak perjodohan ini Mami sama Papi akan mencoret namaku dari daftar pewaris keluarga Ardiansyah, dan itu artinya aku tidak akan mendapatkan apa apa, mau di kasih apa coba kekasihku kalau aku tidak punya uang." Sambung Alvin.
Are memejamkan matanya mencoba meredam emosinya. Ia harus bersabar menghadapi suaminya. Ia berjanji kepada dirinya sendiri akan membuat Alvin mencintainya, walaupun Ia juga tidak mencintai Alvin namun Ia hanya ingin menikah sekali dalam hidupnya. Entah itu akan terwujud atau tidak biarlah takdir yang menentukannya.
" Mas menjalin hubungan dengan wanita lain di saat kamu sudah menikah hukumnya dosa Mas." Tutur Are.
" Dia bukan wanita lain, kamu yang hadir di antara kami Are, jadi sadar diri dan jangan banyak bertingkah kalau kamu tidak mau aku berbuat kasar sama kamu, urusi urusanmu sendiri dan jangan pernah mencampuri urusanku." Ucap Alvin tidak terima.
" Dan ingat! Walaupun aku menerima perjodohan ini namun bagiku pernikahan ini tidak ada artinya, kau tidak berarti bagiku dan aku tidak akan pernah mrnganggapmu sebagai istriku, karena yang aku cintai hanya Rena kekasihku, kau paham." Tekan Alvim mencengkram kuat dagu Are.
" Argh sakit Mas." Keluh Are.
" Aku akan berbuat lebih kasar kalau kau berani bertanya ataupun mencampuri urusanku." Ucap Alvin menarik kasar tangan Are lalu mendorong tubuh Are hingga terjengkang di atas ranjang.
Alvin berjalan keluar dan...
Brak...
Alvin menutup pintu dengan kasar. Are menatap nanar pintu yang sudah tertutup rapat. Ia menggenggam kelopak bunga yang berada di atas ranjangnya.
Seharusnya malam ini menjadi malam bersejarah dalam hidupnya, seharusnya malam ini menjadi malam yang indah seindah ranjang yang sudah di hias begitu cantiknya. Namun takdir berkata lain. Are harus menerima pil pahit kehidupannya.
" Beginikah suami yang aku percaya bisa menjadi imam dalam rumah tanggaku? Apakah ini sikap suami yang aku percaya bisa menjaga dan melindungiku? Jangankan mencintaiku, Ia justru mempunyai wanita lain dalam hidupnya, bahkan di malam pengantin kami Ia lebih memilih menghabiskan waktu bersama kekasihnya di bandingkan dengan aku istri sahnya.... Ya Tuhan apakah ini takdir hidupku yang harus aku jalani, ini semua terjadi karena ibu tiri kejam sepertinya, Nenek lampir itu tega mengirimku kepada pria dingin seperti Alvin." Monolog Are.
" Heh ibu tiri.... Dia bahkan tidak menganggapku sebagai seorang anak, dia hanya peduli pada harta Papaku saja selama ini, sejak Papa meninggal dia memperlakukanku dengan buruk, sekarang kau bisa tertawa menikmati harta warisanku tapi aku tidak akan diam saja, aku akan merebut semua milikku suatu hari nanti Nyonya Sarita." Ucap Are tersenyum smirk.
Ya selama ini Are tinggal bersama ibu tirinya. Ibu tiri yang hanya mencintai harta Papanya saja. Perusahaannya hampir bangkrut dan dia butuh suntikan dana, itulah sebabnya Nyonya Sarita menerima tawaran Mami Valen untuk menjodohkan Are dengan Alvin. Dan membuat Are berakhir di sini.
Tanpa mau berpikir terlalu dalam, Are berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai Ia naik ke atas ranjang lalu memejamkan matanya berharap bisa melupakan semua kesedihannya.
" Hah kenapa aku nggak bisa tidur ya?" Ujar Are menatap langit langit kamarnya.
" Sepertinya aku lapar nih, sedari pagi kan memang aku nggak makan apa apa." Ujar Are.
Are turun dari ranjang lalu keluar menuju dapur. Ia membuka kulkas yang berisi macam macam bahan makanan, namun karena Ia malas memasak akhirnya Ia hanya memasak mie instant saja.
Lima menit mie instant yang Are masak sudah siap di santap. Ia duduk di meja makan lalu memulai acara makan malamnya.
" Miris sekali.... Pengantin baru di tinggal pergi sama suami, makan malam cuma pakai mie instant, ya ampun nasibku sama buruknya saat tinggal dengan nenek lampir itu." Gerutu Are.
" Suamiku menghabiskan malam bersama wanita lain, di sini aku sendirian hanya di temani oleh semangkuk mie instan yang akan melelapkan tidurku." Gumam Are.
" Hah untuk apa aku memikirkan suami nggak ada akhlak itu, itu tidak penting Are... Memangnya kenapa kalau dia menghabiskan malam bersama kekasihnya? Toh aku juga tidak peduli dengan apa yang akan dia lakukan, aku juga tidak mencintainya, aku menyetujui pernikahan ini juga karena menghindari si nenek lampir itu, aku akan menyusun rencana untuk mendapatkan hakku kembali, dan kamu Alvin.... Aku sumpahin kamu bakal kena karmanya karena sudah mencampakkan aku di hari pertama pernikahan kita, kamu sepuluh aku sebelas, kamu selingkuh aku balas, aku juga bisa melakukan seperti apa yang kamu mau Alvin brengsek." Gerutu Are sambil menyeruput kuah mienya.
" Jangan keseringan makan mie instant."
Uhuk... Uhuk.... Uhuk....
Siapakah yang datang? Kira kira Alvin bukan ya?
Untuk part awal enteng enteng aja dulu ya....
Puncak konfliknya di tengah tengah aja...
Jangan lupa like koment vote dan hadiahnya biar author semangat....
Terima kasih untuk readers yang sudah memberikan suportnya untuk author semoga sehat selalu...
Miss U All....
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Iqlima Al Jazira
erald pasti
2022-07-26
1