Hari hari berlalu begitu saja, tak terasa dua bulan sudah pernikahan Alvin dan Are namun sikap Alvin kepada Are semakin buruk. Selama ini Alvin tidak mempedulikan kehadiran Are, bahkan Ia tidak segan segan menyiksa Are saat Are melakukan kesalahan menurut pandangan matanya. Fisik dan batin Are benar benar terluka dan tersiksa tanpa sisa namun Ia berusaha untuk bertahan. Ia selalu menyemangati dirinya sendiri dengan kata kata " Sebentar lagi".
Sering kali Erald ingin mengadukan sikap Alvin kepada Maminya namun lagi lagi Are melarangnya membuat Erald tidak bisa berbuat apa apa. Ia hanya bisa menolong Are jika Alvin berbuat kasar kepadanya. Dan semua itu membuat Are dan Erald semakin dekat tanpa ketiganya sadari.
Mami Valen dan Papi Farhan berada di luar negeri selama satu bulan terakhir membuat keduanya tidak bisaengunjungi Are maupun Alvin. Keduanya percayakan urusan Alvin dan Are kepada Erald sepenuhnya. Mereka percaya jika semua akan baik baik saja dan berjalan sesuai rencana tanpa mereka tahu kejadian yang sebenarnya.
Seperti hari ini, Alvin melempar minuman yang di buat oleh Are hanya karena aduan dari Rena kekasihnya. Rena mengadu jika Are telah berkata kasar kepadanya saat bertemu tadi pagi.
" Apa yang kamu katakan kepada Rena hah sehingga membuatnya menangis Are?" Bentak Alvin membuat tubuh Are berjingkrak kaget.
" Aku tidak mengatakan apa apa Mas." Sahut Are.
Ya... Are dan Rena tadi pagi bertemu di sebuah minimarket. Awalnya Rena ingin mempermalukan Are namun niatnya justru berbalik mempermalukan dirinya sendiri. Ia merasa tidak terima itulah sebabnya Rena mengadu domba Are dengan Alvin.
" Kau sudah berani membohongi aku Are." Ucap Alvin menjambak rambut Are.
" Tidak Mas, aku tidak berbohong kepadamu, aku berkata yang sebenarnya, wanita itu yang sudah berkata bohong kepadamu." Ujar Are.
" Beraninya kau mengatakan itu! Kau memang wanita tidak tahu di untung, aku sudah membiarkanmu hidup bebas di sini namun kau selalu saja berulah." Ucap Alvin mendorong Are hingga jatuh ke lantai.
" Kalau sampai kau menyakiti Rena, aku akan benar benar membunuhmu Are." Ancam Alvin.
" Aku tidak melakukan apapun Mas, percayalah padaku." Ujar Are.
" Aku lebih mempercayai Rena kekasihku daripada kamu yang bukan siapa siapa aku." Ucap Alvin.
" Aku istrimu Mas." Ujar Are.
" Kau hanya istri jika di depan Mami, tapi di belakangnya kau hanya wanita rendahan yang bermimpi ingin bersanding sejajar denganku." Ucap Alvin menyayat hati Are.
Are tidak punya pilihan lain selain bertahan. Untuk pergi Ia tidak punya uang dan tempat tinggal. Ia bertekad untuk meluluhkan hati Alvin dan merebut kembali perusahaannya. Dengan begitu Ia akan hidup nyaman dan bahagia. Namun naas... Sepertinya dewi fortuna tidak berpihak kepadanya. Bukannya luluh namun Alvin semakin menjadi.
Melihat pecahan gelas yang berserakan di lantai, Are segera memungutinya dengan jarinya namun Alvin menginjak jari jari Are hingga membuat Are terluka.
" Awh Mas sakit." Keluh Are meneteskan air matanya.
" Sakit kan? Makanya jangan macam macam sama aku dan ya kerja yang becus jangan cuma numpang makan sama tidur aja." Ketus Alvi menekan kakinya.
Darah mengalir dari sela sela jari Are.
" Mas jauhkan kakimu dari tanganku, ini sakit sekali." Rintih Are.
" Aku tidak akan melakukan apa yang kamu mau, ini hukuman untukmu karena kamu sudah membuat wanitaku menangis." Ucap Alvin.
" Maafkan aku Mas." Ucap Are.
Erald yang baru saja masuk ke dapur membulatkan matanya dengan mulut menganga melihat perlakuan sadis Alvin kepada istrinya.
" Alvin." Bentak Erald membuat Alvin menjauhkan kakinya dari tangan Are.
" Astaga Al.... Apa yang kamu lakukan kepada Are? Kenapa kamu menjadi monster jahat seperti ini?" Tanya Erald menatap Alvin tidak percaya.
Are berdiri lalu Ia langsung memeluk Erald dengan erat.
" Kakak." Ucap Are.
Deg....
Jantung Erald berpacu dengan kencang. Sudah satu bulan ini Erald merasa berdebar jika di dekat Are. Ia merasakan gelenyar aneh dalam hatinya. Ia berpikir jika dirinya jatih cinta kepada Are namun Ia segera menepisnya.
" Ckk selalu saja ada pahlawan." Cebik Alvin meninggalkan keduanya di dapur.
" Are apa kamu masih kuat menahan semua ini?" Tanya Erald melepas pelukannya. Ia menatap wajah Are yang terlihat sembab.
" Aku akan berusaha sebentar lagi Kak." Sahut Are.
" Jika kau sudah tidak sanggup, katakan pada Mami Re." Ujar Erald.
" Iya Kak." Sahut Are.
" Sepertinya aku harus mengikhlaskan perusahaan ayah untuk nenek lampir itu dari pada aku terus tersiksa seperti ini." Ujar Are dalam hati.
" Sekarang Kakak obati lukamu dulu ya." Ujar Erald. Are menganggukkan kepalanya.
Erald menuntun Are menuju wastafel. Ia mengucuri tangan Are dengan air kran.
" Shhhh." Desis Are menahan perih.
" Tahan sebentar ya, kita harus membersihkan lukamu dulu baru di obati." Ucap Erald mencabut beling kecil yang menancap pada telapak tangan Are.
" Awh Kak sakit." Keluh Are.
" Ini harus di ambil Are biar nggak infeksi." Ujar Erald.
" Sekarang duduklah, Kakak akan mengambil kotak p3k dulu." Sambung Erald mendudukkan Are pada kursi yang ada di samping meja makan.
" Terima kasih Kak." Sahut Are.
Erald mengambil kotak p3k pada rak paling atas. Setelah itu Ia mulai mengobati tangan Are.
" Sh perih Kak." Desis Are saat Erald meneteskan povidone iodine pada luka Are.
Erald meniup tangan Are berharap perihnya bisa hilang. Are menatap Erald yang kebetulan Erald sedang menatapnya. Jantung keduanya terasa berdetak dua kali lipat.
" Ya Tuhan jantungku." Batin Erald.
" Perlakuanmu begitu manis kepadaku Kak membuat hatiku tersentuh, salahkah aku jika aku menyimpan rasa untukmu? Tapi aku harus apa? Aku adik iparmu, apa kamu akan menerimaku jika nanti akhirnya aku akan berpisah dengan Alvin?" Tanya Are dalam hati.
" Are.... Kau terlihat begitu manis walaupun wajahmu sembab membuat jantungku berdetak kencang, apakah aku menyimpan rasa untukmu? Seandainya saja iya, bisakah kita bersatu sedangkan kau adalah istri dari adikku?" Tanya Erald dalam hati.
" Awh." Pekik Are saat Erald tidak sengaja menggenggam tangannya.
" Ah maaf maaf Kakak tidak sengaja." Ucap Erald sadar dari lamunannya.
" Iya Kak nggak pa pa, Kakak melamun sih." Sahut Are.
" Iya kah? Sepertinya tidak deh." Ucap Erald.
" Iya lah orang aku pandangi Kakak dari tadi kok." Ucap Are keceplosan.
" Ups." Are menutup mulutnya dengan tangan kirinya. Ia merutuki kebodohannya yang tidak bisa mengerem mulutnya.
" Owh jadi kamu memandangi Kakak to, gimana Kakak ganteng nggak?" Tanya Erald menatap Are.
" Apasih Kak." Ujar Are.
" Gantengan Kakak atau Alvin?" Tanya Erald menaik turunkan alisnya.
" Emmm gantengan mana ya????" Ujar Are berpikir.
" Gantengan Kakak lah... Baik hati lagi." Sahut Are.
" Tapi kamu cintanya sama Alvin kan?" Canda Erald.
" Enggak juga sih." Sahut Are.
" Maksudmu kamu nggak cinta gitu sama Alvin?" Tanya Erald.
" Maybe yes maybe no." Sahut Are.
" Selesai." Ujar Erald mengikat perban di tangan Are.
" Lhoh kapan Kakak masang perbannya? Kok aku nggak menyadarinya sih." Ucap Are.
" Kamunya sibuk memandangi Kakak sih." Ujar Erald.
" Ah Kakak." Ucap Are.
" Apa Re?" Tanya Erald.
" Tau ah." Ucap Are mengerucutkan bibirnya.
" Kenapa tuh bibirnya? Mau di perban juga?" Goda Erald.
" Ih Kak Erald gitu mah... Goda mulu dari tadi." Ujar Are.
" Biar kamu bisa tertawa Re, biar kamu bisa lupain lukamu walau sesaat." Sahut Erald.
" Makasih ya Kak, Kakak selalu mensuport dan membantuku, aku tidak tahu apakah aku akan sekuat ini atau tidak kalau tidak ada Kak Erald." Ucap Are menatap Erald dengan tatapan sendu.
" Jangan bersedih lagi, Kakak yakin kamu pasti bisa melewati semua ini, kamu sendiri kan yang bilang kalau kamu akan memberikan waktu selama Alvin mau." Ujar Erald.
" Iya Kak, untuk saat ini aku belum mau menyerah, aku masih mau berusaha lebih keras lagi, beri aku waktu dua bulan lagi." Ucap Are.
" Dua bulan lagi? Apa maksudmu Are?" Tanya Erald menatap Are.
Apa hayooo maksud Are????
Bantu jawab donk di kolom koment
Jangan lupa like koment vote dan hadiahnya untuk author....
Terima kasih untuk readera yang sudah memberikan suport untuk author...
Semoga sehat selalu...
Miss U All...
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Adila Senja Zakeisha
katanya mami Valen bisa tau segalanya, anaknya berbuat kasar sama istrinya dia gak tau. pergi aja re pergi jauh gak usah lagi kembali benci banget sama Alvin 😡😡
2022-07-28
1