Takdir Cinta Kakak Ipar
Aresha Angelista gadis berusia dua puluh dua tahun yang sering di sapa Are baru saja resmi menjadi istri dari seorang pria bernama Alvin Valentino Ardiansyah.
Alvin merupakan putra kedua dari Nathan Ardiansyah dan Valentina Ardiansyah. Alvin bekerja sebagai CEO di perusahaan AV Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman.
Keduanya menjalani pernikahan akibat perjodohan yang di sepakati oleh kedua orang tua mereka. Tanpa adanya cinta keduanya menerima perjodohan dengan maksud dan tujuan masing masing.
Dengan dekorasi mewah yang di sewa dari WO ternama membuat rumah Ardiansyah nampak terlihat begitu megah dan tentunya tidak kalah dengan ballroom hotel berbintang lima yang sering di sewa untuk acara pernikahan.
Setelah acara ijab qobul selesai tiba saatnya acara resepsi di mana kedua pengantin duduk bersanding menerima ucapan selamat dan doa restu dari para tamu undangan.
Nampak sahabat dari Are berjalan menghampiri kedua mempelai untuk memberikan ucapan selamat dan doa restu untuk kebahagiaan keduanya.
" Are." Ucap Naya langsung memeluk Are yang berdiri di depannya.
" Selamat Are ku sayang, selamat atas pernikahan lo, gue nggak nyangka secepat ini lo bakal ninggalin kita, gue doakan semoga lo hidup bahagia bersama pria yang sekarang menjadi suami lo, dan cepat berikan ponakan untuk gue." Ucap Naya melepas pelukannya.
" Amin... Makasih ya Nay lo udah datang di hari bahagia gue." Ucap Are.
" Harus donk, masa' sahabat nikah gue nggak datang sih." Ujar Naya yang di balas senyuman oleh Are.
" Happy wedding say, semoga lo bahagia dan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah." Ucap Yola.
" Amin terima kasih Yo." Ucap Are.
" Selamat Are, samawa ya." Ucap Nadin.
" Amin makasih Nad." Ucap Are.
" Oh ya kenalin ini suamiku, namanya Mas Alvin, Mas kenalkan mereka bertiga sahabatku." Ucap Are menunjuk Alvin yang sedari tadi diam saja.
" Selamat atas pernikahan kalian Kak, kami titip Are ya, tolong jaga dan bahagiakan dia, jangan pernah kamu melukai hati sohib kami karena kami tidak akan tinggal diam." Ujar Naya menyalami tangan Alvin.
" Hmm." Gumam Alvin menarik tangannya.
" Ckk dingin amat." Cibir Naya.
" Ar kalau lo nggak bahagia dengan pernikahan ini, lo bilang sama gue ya, gue akan bantu lo lepas dari pernikahan ini." Ujar Naya melirik Alvin.
" Apa maksud dari ucapanmu?" Tanya Alvin menatap tajam ke arah Naya.
" Ya barang kali Are nggak bahagia hidup sama pria dingin macam lo Kak, gue bakal bawa Are pergi jauh dari sini." Ucap Naya membuat Alvin melotot ke arahnya.
Dari ketiga sahabat Are, memang Naya lah yang paling dekat. Ia bisa merasakan apa yang sedang Are rasakan saat ini.
" Tenang saja say, jangan khawatirkan gue! Lo tahu gue bisa jaga diri kok." Ucap Are.
" Tentu lah Are kami kan kuat sekuat baja." Sahut Naya di sambut tawaan dari Are, Yola dan Nadin.
" Ya udah kami ke sana ya Ar, sekali lagi selamat buat pernikahan lo." Sambung Naya.
" Makasih guys." Sahut Are.
Are dan Alvin kembali duduk di kursi pengantin. Alvin menatap ke arah Are yang terlihat begitu cantik dengan make natural membuat hatinya berdesir.
" Kenapa temanmu bisa berbicara seperti itu? Apa yang kamu ceritakan kepada dia?" Tanya Alvin.
Are menatap ke arah Alvin membuat tatapan keduanya bertemu. Are segera membuang tatapannya ke arah lain.
" Aku tidak menceritakan apa apa kepada mereka tentang pernikahan kita, Naya memang orangnya seperti itu, dia sahabat yang paling dekat dan bisa mengerti apa yang sedang aku rasakan saat ini, tapi kamu tenang saja, tidak perlu di pikirkan Mas." Sahut Are lembut.
" Aku memang tidak memikirkan itu, lagian juga tidak penting bagiku kau mau mengadu pada siapapun aku tidak peduli." Sahut Alvin.
Are menghela nafasnya pelan sambil memejamkan mata menahan sesak dan emosi yang melebur menjadi satu di dalam hatinya.
Mami Valen menghampiri Are dan Alvin di ikuti Papi Nathan dan Erald di belakangnya membuat kedua pengantin kembali berdiri.
" Maaf sayang kami baru kemari, tadi ada client Papi yang datang jadi kami harus menemui mereka dulu." Ucap Mami Valen menatap keduanya.
" Tidak pa pa Mi." Sahut Alvin.
" Selamat atas pernikahan kalian berdua sayang, semoga kalian berbahagia dan Mami harap kamu bisa sabar menghadapi sikap Alvin ya, kalau dia salah tegurlah dia, jangan sungkan sungkan karena itu merupakan salah satu kewajiban seorang istri." Ucap Mami Valen memeluk Are.
" Iya Aunti terima kasih, doakan semoga Are bisa membawa kebahagiaan untuk Mas Al." Sahut Are.
" Jangan panggil Aunti lagi donk, sekarang kan kamu sudah menjadi putri Mami jadi panggil aku Mami seperti Alvin memanggil Mami" Ujar Mami Valen.
" Ah iya Mi maaf." Ucap Are.
" Tidak pa pa sayang, doa terbaik untukmu." Sahut Mami Valen.
Mami Valen beralih memeluk Alvin sang putra tercinta.
" Selamat sayang, sekarang kamu sudah punya tanggung jawab penuh kepada istrimu, Mami harap kamu bisa berubah menjadi lebih baik, dan kalian berdua bisa hidup bahagia tanpa adanya orang ketiga." Ucap Mami Valen melepas pelukannya.
" Terima kasih Mi." Sahut Alvin.
" Dan ingat jangan pernah kamu sia siakan batu permata dan lebih memilih batu kali yang tidak ada harganya, atau kau akan menyesal selamanya dan di saat itu Mami tidak akan mau membantumu." Bisik Mami Valen membuat Alvin mengepalkan tangannya.
Mami Valen meninggalkan mereka berdua, sekarang gantian Papi Nathan yang mengucapkan selamat kepada mereka.
" Sayang selamat ya, Papi berharap kamu bisa hidup bahagia bersama wanita pilihan kami, yakinlah jika pilihan kami tidak akan salah, jaga dia sebelum kamu menyesal karena kehilangannya." Ucap Papi Nathan membuat Are mengerutkan keningnya.
Are merasa ucapan Papi Nathan begitu ambigu dan mengisyaratkan ada sesuatu yang mereka tutupi darinya. Tapi apa? Are bertanya tanya dalam hatinya.
" Iya Pi." Sahut Alvin.
Papi Nathan beralih menyalami menantunya.
" Selamat sayang dan selamat datang di keluarga Ardiansyah, semoga kau selalu bahagia." Ucap Papi Nathan.
" Terima kasih Pi." Sahut Are.
" Selamat adikku sayang, semoga berbahagia." Ucap Erald memeluk Alvin.
" Jagalah istrimu dan terimalah dia sebagai jodohmu, jangan pernah kau menyakitinya, Abang akan mengawasimu selama satu tahun ini." Bisik Erald.
" Aku nggak peduli Bang, dan jangan pernah memaksa aku untuk menuruti apa kemauan kalian karena aku sudah menuruti permintaan kalian dengan menikahinya." Alvin membalas bisikan Erald.
Ingin rasanya Erald meninju wajah adiknya yang keras kepala itu nemun Ia memilih untuk meninggalkan keduanya karena Ia tidak mau merusak acara pernikahan Alvin.
" Bukankah dia Kakakmu?" Tanya Are menunjuk punggung Erald.
" Iya." Sahut Alvin singkat.
" Kenapa dia tidak memberikan selamat kepadaku? Apa dia tidak menyukaiku?" Tanya Are lagi.
" Tidak perlu banyak bertanya, sekarang kita bergabung saja bersama keluargaku." Ucap Alvin turun dari pelaminan.
" Mas." Panggil Are membuat Alvin menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke belakang menatap Are yang hanya berdiri saja.
" Ckk manja." Decak Alvin.
Alvin menghampiri Are lalu menggandengnya turun dari atas pelaminan. Are tersenyum melihat perhatian kecil dari Alvin.
" Terima kasih." Sahut Are.
Mereka berjalan menghampiri keluarga Ardiansyah yang sedang berkumpul di meja vvip.
" Nah ini pengantin barunya ke sini." Ucap Tante Cia adik dari Papi Nathan.
" Halo Tante." Sapa Are.
" Hai sayang, sini duduk." Ucap Tante Cia.
Are duduk di kursi sebelah Tante Cia, sedangkan Alvin duduk di sebelahnya.
" Tante ucapkan selamat untuk kalian berdua, semoga kalian bisa hidup bahagia seperti Tante, dulu kami menikah juga tanpa adanya cinta di antara kami, namun kami saling membuka hati untuk menerima satu sama lain, dan alhamdulillah kami bisa hidup bahagia sampai saat ini." Ucap Tante Cia menggenggam tangan Om Irvan suaminya.
" Insya allah aku menerima Mas Alvin dengan sepenuh hati Tante, aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk Mas Al." Sahut Are.
" Tuh dengerin Al, istrimu saja bisa menerima kamu juga harus bisa menerimanya donk, dan mulai sekarang lupakan Ren....
Ucapan Tante Cia terhenti saat Om Irvan menyenggol tangannya.
" Sayang jangan gitu." Ucap Om Irvan.
" Ah iya maaf Mas." Sahut Tante Cia.
" Kenapa Tan? Mas Al harus melupakan Ren, Ren siapa? Apa Mas Al sudah mempunyai kekasih?" Selidik Are.
" Ah tidak...." Sahut Tante Cia membuat Are semakin yakin jika ada yang mereka sembunyikan darinya.
" Kak Are umurnya berapa sih? Kok keihatannya kita seumuran ya?" Tanya Vebby, anaknya Tante Cia.
" Dua puluh dua." Sahut Are.
" Owh pantesan Kakak terlihat masih sangat muda ternyata kita seumuran." Sahut Vebby menganggukkan kepalanya.
" Oh ya Kak, berarti Erald akan tinggal bersama mereka begitu?" Tanya Tante Ria membuat semua orang menatap Erald.
" Iya tapi hanya satu tahun saja, aku menyuruh Erald untuk mengawasi Alvin supaya dia tidak berulah, jika sudah bisa di pastikan Alvin sudah berubah maka Erald akan ke luar negeri mengurus bisnisnya yang ada di sana." Sahut Mami Valen.
" Mami sebentar, kenapa sedari tadi kalian bilang Mas Al harus berubah, memastikan Mas Al tidak berulah, terus Tante Cia bilang Mas Al harus melupakan Ren, ini apa ya Mi maksudnya? Kenapa sepertinya kalian menyembunyikan sesuatu tentang Mas Al dariku? Katakanlah sebenarnya ada masalah apa dengan Mas Al Mi?" Tanya Are menatap Mami Valen.
Mami Valen menatap Alvin dan Are bergantian. Are mengerutkan keningnya menatap mama mertuanya untuk menanti jawabannya.
" Sebenarnya aku......
Aku apa hayo?????
Tebak di kolom komentar ya...
Jangan lupa untuk like koment vote dan hadiahnya biar author semangat ya....
Terima kasih untuk readers yang sudah memberikan suportnya untuk author...
Semoga sehat selalu....
Miss U All...
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Iqlima Al Jazira
first..
2022-07-26
1