Kini fafa kembali ke ruang tamu, dan melanjutkan acara nonton film kesukaannya. Namun fikirannya masih saja memikirkan hantu dinda dan juga mimpi yang dialami olehnya. Sibuk dengan fikirannya sehingga dia tidak menyadari jika diruang tamu dia tidak sendiri, disana sudah ada david dan juga sidik.
"Kamu mikirin apa si dek?" Tanya david yang duduk disebelah fafa
"Sebelum kita kerumah lia minggu lalu, aku sempat bermimpi. Didalam mimpi ku, ada anak kecil yang bermain ditengah jalan ntah kemana orang tuanya, lalu ada mobil yang melaju kencang kearah anak itu, kemudian menabrak tubuhnya hingga terpental jauh" Ucap faca dengan serius
"Terus?"
"Aku melihat darah yang keluar dari kepalanya dan sekujur tubuhnya juga banyak sekali darah, aku meminta tolong kepada orang-orang yang berada disekitar situ, tapi semuanya seakan-akan menulikan pendengarannya.. hiks, aku takut ka" fafa mulai terisak
"Kamu tau dimana dan kapan hal itu terjadi?" Kini sidik yang angkat bicara. Fafa hanya menggeleng
"Aku takut ka.. hiks, anak kecil itu meninggal di depan mata kepala ku sendiri, hiks.." Fafa semakin terisak mengingat mimpinya. David langsung mendekap tubuh adiknya itu, namun saat dirinya mendekap tubuh fafa, hidung david mencium bau yang berbeda dari tubuh adiknya itu.
"Kamu belum mandi ya dek?" Tanya david menebak. Fafa mendongak sambil nyengir kuda
"Hehe iya ka, aku belum mandi" Setelah berkata itu, david langsung menjauhan tubuh fafa
"Dasar upil badak, jorok banget jadi cewek"
"Bodo amat, daki kambing" kemudian fafa lari menuju kamarnya meninggalkan david yang sedang mengumpat. Sidik yang melihat kelakuan kakak adik itu hanya menggelengkan kepalanya.
***
Setelah 30 menit fafa habiskan untuk mandi dan rapih-rapih kamarnya, kini fafa sudah siap dengan setelan celana jeans dan kaos lengan pendek yang bertuliskan Baby Girl.
Hari ini david mengajak fafa untuk ikut jalan-jalan dengan dirinya dan juga sidik. Mereka berangkat menggunakan mobil sidik.
Ketika di tengah perjalanan, fafa merasa ada yang tak asing dengan daerah ini, seperti..
"KAK STOP--" Teriak fafa sehingga membuat sidik mengerem mendadak, david sampai terjungkal kedepan dan hampir-hampir mengenai dash board mobil milik sidik.
"Ada apa si fa, teriak-teriak segala" Tanya david. Fafa tidak menjawab, melainkan dirinya langsung keluar dari mobil.
Disana fafa melihat anak laki-laki yang tengah mengambil bola di tengah jalan, fafa memejamkan matanya dan langsung menoleh kearah kiri, disana terdapat ada sebuah mobil yang sedang melaju kencang ke arah anak tersebut, sontak fafa mebulatkan matanya. Fafa tidak bisa membiarkan mimpi itu menjadi kenyataan. Tanpa aba-aba fafa berlari menuju anak tersebut, sedangkan david yang hendak menyusul fafa ditahan oleh sidik
"Dik lepasin gue, fafa dalam bahaya dik" kata david dengan panik
"Kalo lo kesana, itu malah bikin nyawa fafa dalam bahaya, kita liat aja dulu" kata sidik dingin
"TAPI FAFA ADIK GUE SATU-SATUNYA DIK.. GUE GAK BISA BIARIN INI" Ujar david marah dan langsung memeluk tubuh sidik
Disana fafa berlari sekencang mungkin untuk cepat sampai ketempat anak tersebut. Namun tiba-tiba saja...
*Cciiiitttttt
Bughh*...
Fafa berhasil meraih tangan anak tersebut dan menariknya hingga mereka berdua jatuh ditrotoar jalan. David yang melihat itu langsung menghampiri fafa. Fafa masih mendekap tubuh anak tersebut, namun pandangannya mulai mengabur. Fafa merasa ada darah yang mengalir dari kepalanya dan juga hidungnya. Samar-samar terdengar suara orang memanggil namanya dan kemudian semuanya menjadi gelap.
***
Disinilah mereka berada, diruang UGD rumah sakit. Rumah sakit ini adalah milik keluarga Mahendra, david sudah mengabari kedua orang tuanya dan sekarang sedang dalam perjalanan. David mondar mandir didepan ruangan itu, sidik yang melihat itu mulai jengah.
"Vid, mending lo duduk dulu, tenangin fikiran lo" Ujar sidik
"Gimana gue bisa tenang dik!! Sementara adik gue didalam sana!!" David mengacak-acak rambutnya frustasi
Sidik bisa merasakan apa yang dirasakan oleh david saat ini, tapi mereka bisa apa? Tak lama kedua orang tua david sampai dengan raut wajah yang panik. David langsung memeluk tubuh sang mama.
"Maafin david ma, karena david gak bisa jagain fafa" Ucap david masih memeluk tubuh mamanya.
"Gak usah nyalahin diri kamu sendiri, fafa seperti ini karena kemauan dia kan, sekarang kita hanya bisa berdoa untuk fafa" Ujar mamanya tenang
Setelah dua jam menunggu, akhirnya dokter keluar dari ruangan UGD di ikuti oleh beberapa suster yang mendorong brangkar milik fafa. Dokter tersebut menghampiri kedua orang tua fafa.
"Frans gimana keadaan fafa sekarang?" Tanya papa yusuf
"Mas gak usah khawatir, kondisi fafa tidak cukup parah, hanya mengalami luka dibagian kepala. Sekarang dia dipindahkan keruang VVIP" jelas dokter frans. Dokter frans adalah adik dari papa yusuf, papanya david dan fafa.
"Kalau begitu aku permisi dulu mas" pamit dokter frans
Mereka semua pergi menyusul fafa keruang VVIP, terlihat fafa yang menggunakan selang oksigen dan infus ditangannya dan juga perban dibagian kepala. David yang tak tega melihat adiknya hanya terduduk lemas di kursi yang ada diruangan itu. Sedangkan sidik, dia pamit keluar untuk menghubungi teman-teman nya.
"Halo, vin. Lo lagi sama dery?"
"...."
"Yaudah mending lo sekarang kerumah sakit milik keluarganya david, fafa kecelakaan, dan jangan lupa ajak kiky juga"
"...."
Tuuttt tuuttt
Sambungan telepon terputus, sidik bergegas pergi mencari makan untuk david. Mengingat david belum makan apapun. Setelah mendapatkan apa yang dia cari, sidik langsung kembali ke kamar rawat fafa dengan membawa sekantong pelastik makanan dan minuman serta cemilan ringan.
"Mending lo makan dulu vid" Ujar sidik sambil menyodorkan kantong plastik yang berisi makanan
"Kalo liat fafa kaya gini, gue gak nafsu makan" kata david lesu
"Lo harus makan, gue gak mau pas fafa sadar nanti malah lo yang sakit. Emangnya lo mau kena omelan fafa kalo tau lo belom makan? Yaa! Gue sih ogah" celetuk sidik hingga membuat david meraih kantong plastik itu
Saat mereka sedang asik makan, terdengar suara ketukan pintu. Ternyata itu teman-teman mereka. Kiky langsung menghampiri fafa dan duduk di samping brangkar fafa.
David menoleh kearah luar disana ada orang tuanya dan sepasang suami istri dan juga anak laki- laki yang tadi sudah fafa tolong. David mengira itu adalah orang tua dari anak tersebut.
"Ngh..."
Mereka semua menoleh asal suara itu, dimana fafa sudah mulai sadar.
"Fa, lo udah sadar?" Tanya kiky
David langsung menghampiri brangkar fafa dan memeluknya erat
"Ka anak laki-laki yang aku tolong, dia selamat?" Tanya fafa penasaran
Ketika david hendak menjawab pertanyaan fafa, pintu ruang rawat fafa terbuka. Menampilkan seorang dokter yang begitu fafa kenal dan beberapa suster dibelakangnya.
"Apa ada yang sakit baby?" Tanya dokter frans
"Gak ada kok om, dan aku udah bukan baby lagi om, aku ini udah dewasa"
"Kamu memang anak yang kuat sayang" Kata dokter frans seraya mengecup kening fafa kemudian beranjak pergi dari ruangan fafa
Setelah kepergian dokter frans, kini kedua orang tua fafa masuk dan diikuti sepasang suami istri dibelakangnya dan anak laki-laki yang tadi ia tolong.
"Kaka cantik... Makasih ya ka, kaka udah nolongin ervan, gara-gara ervan! Kaka jadi sakit" Ucap ervan murung
"Kaka gapapa ko, oh iya apa kamu ada yang terluka?" Tanya fafa dengan mengulas senyumnya
"Gak ada kok ka, aku cuma luka sedikit di lututku" Ucap ervan sambil menunjuk lututnya
Kemudian fafa melirik kearah sepasang suami istri yang bisa ditebak itu adalah orang tua ervan.
"Terima kasih karena kamu telah menyelamatkan putra kami, kami gak tau harus bagaimana untuk membalas budi kamu" Ucap papa ervan
"Saya melihat ervan baik-baik saja itu juga sudah senang, memang itu sudah kewajiban saya menolong orang yang menurut saya butuh pertolongan, dan sudah menjadi takdir saya jika saya terluka" Jawab fafa tak melepas senyum ramahnya
"Kaka mau makan apa? Biar ervan suapin ya ka" Tawar ervan
"Hmm kalo kaka mau makan kamu gimana" Kata fafa sambil mencubit pipi ervan
"Ihh kaka gak boleh makan aku" Ujar ervan mengerucutkan bibirnya
Mereka semua tertawa melihat tingkah ervan dan fafa. Sidik melihat dinda di pojok ruangan, terpancar raut kesedihan. Namun sepertinya fafa tidak menyadari keberadaan dinda diruangannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Apa mungkin Dinda itu kakak nya Ervan?
2022-04-18
1
Nita Anjani
mantap Thor injot
2022-03-21
0
Nurhalimah Al Dwii Pratama
pasti dinda kurang kasih ssyank
2021-05-03
1