Kini fafa berada didalam kamarnya, dari semenjak pulang sekolah, fafa berdiam diri didalam kamar. Awalnya banyak pertanyaan yang dilontarkan mamanya ketika melihat kening fafa terluka, namun fafa mencoba memberi penjelasan agar mamanya itu paham.
Tok tok tok
"Fa, ayo turun makan malam" ucap mama fafa
"Iya ma sebentar" kemudian fafa langsung beranjak dari kasurnya
Saat hendak menuruni anak tangga, pandangan fafa melihat kearah dapur, disana ada sosok hantu yang tadi siang mencelakai dirinya. Namun ada yang berbeda dari hantu tersebut, pandangan matanya sendu. Fafa bisa melihat ada kesedihan yang begitu besar dalam diri si hantu. Kemudian fafa melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga, sesampainya di meja makan fafa langsung duduk disamping david.
"Ka ambilin fafa ayam itu dong" Perintah fafa, david hanya memutar bola matanya malas
Pandangan fafa kembali melihat kearah dapur, dan masih ada dia disana. Ia masa bodo dengan keberadaan si hantu, tetapi dalam hatinya fafa merasa kasihan terhadap hantu itu.
Setelah selesai makan, mereka berkumpul diruang keluarga sambil menonton film action. Fafa tiduran diatas paha david sedangkan papanya sedang berkutat di depan laptop. Pandangan fafa kini kembali melihat sosok hantu tersebut, sebenarnya fafa penasaran kenapa dia ngikutin fafa sampai kerumah segala. Tak lama sosok hantu itu menghilang dan kini muncul lah si hantu rese siapa lagi kalo bukan lia.
Lia duduk di dekat kaki fafa, fafa yang jail langsung mengangkat kakinya dan mengarahkan kehidung lia. Fafa tertawa melihat ekspresi lia yang tidak senang diganggu oleh dirinya. David merasa bingung dengan sikap fafa, kenapa dia bisa tertawa disaat adegan film lagi tegang.
"Fa, kamu gila ya, adegan film tegang kaya gini malah ketawa" tanya david heran
"Siapa yang gila si ka?, Fafa cuma lagi jailin hantu yang ada di kaki fafa" kata fafa sambil terkekeh. David hanya ber'O'ria saja.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 21.35 Wib, david melirik kearah fafa yang ternyata sudah tidur dipangkuannya.
"Pah, david mau antar fafa ke kamarnya dulu ya" pamit david kepada papanya
"Ya sudah hati- hati" ujar papa
David menggendong tubuh fafa menuju kamar adiknya itu, sesampainya dikamar, david langsung membaringkan tubuh adiknya itu hati- hati karena takut terbangun.
"Dasar badak, keliatannya doang kecil, tapi beratnya naudzubillah" david menggerutu sambil menyelimuti fafa
***
Pagi itu fafa tidak masuk sekolah, itu perintah dari kedua orang tuannya, mau tidak mau fafa harus menurutinya. Setelah sarapan fafa kembali ke kamarnya, sekarang fafa sedang duduk di balkon kamarnya sambil memandangi pemandangan di luar.
Fafa kembali memikirkan si hantu itu, ia penasaran dengan si hantu, disekolah fafa merasakan aura negatif dari hantu tersebut. Akan tetapi ketika dirumah fafa melihat sisi lain dari si hantu yang terlihat menyimpan kesedihan begitu dalam dan merasa iri ketika melihat keakraban fafa dengan david.
"Dooorr"
"Setan, monyet" Tiba- tiba lia muncul mengagetkan dirinya lantas keluar lah sumpah serapah dari bibir mungil fafa
"Yee,, santai aja dong gak usah ngegas" kata lia
"Udah santai banget!! Oh iya lia, gue boleh nanya sesuatu gak sama lo" ujar fafa
"Mau tanya apa?" Kata lia balik tanya
"Lo kok bisa meninggal?? Ehmm maksud gue, lo meninggal karena apa?" Tanya fafa dengan hati- hati, takut menyinggung perasaan lia
"Aku meninggal karena kecelakaan, hari itu adalah hari ulang tahun pernikahan orang tua aku, dan aku adalah anak satu- satunya. Saat itu aku sedang pergi ke toko kue, ketika aku mau menyeberang jalan tiba- tiba ada sebuah motor yang melaju sangat kencang, tubuhku terpental dan kepalaku membentur trotoar. Entah mengapa saat itu tubuhku kaku, dan arwahku keluar dari badanku. Aku bisa melihat darah yang mengalir di kepalaku, kemudian orang- orang langsung berdatangan untuk melihat kondisiku. Aku dinyatakan sudah meninggal ditempat dan orang yang menabrak ku katanya kritis. Aku sempat tidak menyangka takdirku bisa seperti ini tapi lama kelamaan, aku bisa menerimanya" kata lia panjang lebar
"Terus kenapa kamu masih ada disini?" Tanya fafa lagi
"Aku belum sempat mengucapkan selamat kepada kedua orang tuaku, dan..." Ucapannya terhenti, fafa melihat air mata yang jatuh dipipi lia
"Dan apa?"
"Dan irfan kekasihku belum bisa menerima kalo aku udah engga ada" kata lia perau
Fafa menggenggam tangan lia, mencoba memberi kekuatan padanya. Fafa tau betul apa yang dirasakan oleh lia. Dirinya menatap lia dengan perasaan iba
"Apa yang bisa gue bantu?" Kata fafa, lia menatap mata fafa terlihat disana ada ketulusan yang fafa pancarkan
"Kamu yakin mau bantu aku? Mengingat kondisi kamu yang sekarang ini tidak memungkinkan" kata lia sambil menunduk
"Gue yakin bakal bantu lo, masalah kondisi gue, lo gak usah khawatir"
"Kamu serius fa?" Tanya lia, fafa merasa gemas dengan sikap lia
"Dua ribu rius malah" kata fafa dengan senyuman yang menampilkan deretan giginya
"Tapi aku harus pinjam raga kamu"
"Cuma pinjem raga gue doang kan!!" Kata fafa
"Tapi aku gak mau kalo sampe kamu kenapa- kenapa, kondisi kamu lagi kaya gini fa" kata lia memberi pengertian
Fafa tersenyum "Gue yakin, gue gak bakalan kenapa- kenapa, lo bisa pegang omogan gue" kata fafa penuh keyakinan, setelah itu lia pergi menghilang.
***
Fafa Pov
Setelah gue memutuskan untuk membantu lia, gue langsung masuk ke dalam kamar. Siang ini rencananya gue mau membaca novel yang baru gue beli, tapi sebelum itu, gue pergi ke dapur untuk sekedar mengambil cemilan. Saat gue sedang asik- asiknya baca novel ponsel gue berdering, disana terlihat ada panggilan masuk dari nomor tidak diketahui.
"Halo" Terdengar suara laki- laki
"Siapa?" Tanya gue langsung
"Manusia" ucap laki- laki tersebut
"Iya gue tau manusia, tapi siapa namanya"
"Wiss santai dong,, bensinya full tank ya, sampe- sampe ngegas gitu" Kata laki- laki disebrang sana
"Mau lo apa sih? Gak usah sok akrab sama gue" kata gue kesal
"Kalo kenyataannya gue akrab sama lo, kenapa?" Tanya balik orang itu
"Gak usah bertele- tele, lo ini siapa?" Gue menghembuskan napas kasar
"Sidik.. Sidik Pramudi Wijaya"
"Oh sidik.." kata gue sambil manggut- manggut "What k...ka sidik?"
Bruukk
gue yang menyadari itu langsung terjungkal kebelakang dari kursi tempat gue duduk
"Faa,, fafa lo gapapa? Fafa" Panggil ka sidik dari seberang sana
"Eehh.. I..iya ka, gue gapapa" kata gue menahan rasa sakit di badan akibat jatuh dari kursi
"Itu tadi suara apa? Kaya ada benda jatuh" kata ka sidik curiga
"Bukan apa- apa kok ka, itu tadi buku fafa jatoh" ujar gue berbohong
"Oh gitu, gimana keadaan lo? Udah baikan?"
"Iya udah ka, besok juga masuk sekolah"
"Ya sudah, kaka tutup dulu ya telponnya soalnya udah bel masuk, dadah.. see you" kata sidik
Tuttt tuttt
Setelah sambungan telpon terputus, gue berjingkrak kegirangan mendapatkan telepon dari ka sidik. Lalu gue berhambur ke kasur untuk merebahkan diri
"Mimpi apa gue semalam, sampe- sampe ka sidik nelpon gue" kata gue sambil memeluk boneka panda yang ada di atas kasur
Gue meraih ponsel yang tadi gue letakan diatas nakas, gue mencari satu nomor dan langsung menelponnya
"Ha-.."
"Ya ampun fafa, lo kok gak ngabarin gue sih kalo gak sekolah, gue sendirian disini"
"Ya kan ini gue mau ngabarin lo" kata gue sambil terkekeh
"Lo telat ngabarinnya, setelah gue tau dari kaka lo, dan lo baru ngabarin" Ucap kiky sebal
"Hehe maaf" kata gue cengengesan
"Lo tau gak.. tadi gue dikantin sendirian, ka david sama yang lain gak kekantin"
"Uuuhhh kacian"
"Tau ah, sebel gue sama lo" kata kiky merajuk
"Oh iya, lo tau gak.. tadi ka sidik nelpon gue" ucap gue girang
"Oh" jawab kiky singkat
"Yaelah begitu doang ngambek, udah gak usah ngambek, besok gue traktir deh" kata gue merayu
"Janji ya, awas aja kalo ingkar, gue bakal bilang ke ka sidik kalo lo sering ceritain tentang dia" ancam kiky
"Iya iya, yaudah gue tutup ya telponnya. Bye, cobatku mmuuuaaahhh" gue terkekeh mendengar sumpah serapah dari kiky
Fafa Pov End
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nurhalimah Al Dwii Pratama
ciee Fafa suka sma sidik
2021-05-03
2
Tiara Holika
punya teman sekarang
2020-10-30
4
bulan
seruuuuuu
2020-10-02
0