Disini lah mereka, didalam kamar milik lia. Fafa yang belum sadarkan diri akibat meminjamkan raganya untuk lia, dia rela berkorban untuk teman hantunya itu. Sidik yang sedari tadi duduk di meja belajar lia, berjalan mendekat ke kasur dimana fafa berada, sidik duduk di pinggiran kasur sambil memperhatikan fafa. Wajah fafa begitu tenang terlihat tanpa beban, tangannya terulur mengusap rambut fafa.
'Kenapa lo ngelakuin ini fa?, Lo tau ini berbahaya bagi kesehatan lo! Tapi tetap saja lo melakukannya' kata sidik dalam hati
Sidik merasa ada yang memperhatikannya dari sudut kamar. Benar saja disana nampak sosok hantu lia yang menatap tubuh fafa dengan tatapan sendu dan mereasa bersalah.
"Ini semua salah aku, gara-gara aku fafa jadi kaya gini" kata lia mulai berbicara
"Lo gak usah nyalahin diri sendiri, toh ini semua atas kemauan fafa kan" ujar sidik sambil memperhatikan fafa
"Andai aku gak ketemu sama fafa, pasti fafa gak akan kaya sekarang" kata lia sambil menunduk
"Berhenti nyalahin diri lo, fafa ngelakuin ini tulus" kata sidik ketus
Kemudian lia kembali menghilang, suasana diruangan itu kembali sunyi. Sidik menggenggam tangan fafa tanpa mau melepaskan
"Cepat sadar fa, lo gak boleh lemah" ujar sidik yang masih menggenggam tangan fafa, lama kelamaan rasa ngantuk menyerang sidik, dia pun tertidur di tepian kasur.
***
David dkk dan juga irfan menunggu diruang tamu, mama dan papanya lia sedang keluar membeli makanan
"Gue mau liat fafa dulu ya" pamit david kepada yang lain
Ceklek
Pintu kamar lia terbuka menampakkan dua orang remaja yang sama-sama memejamkan matanya, namun ada yang janggal di pengelihatan david, dirinya melihat tangan sidik yang menggenggam tangan adiknya itu. Kemudian dirinya mendekat kearah kasur, tangan david membelai puncak kepala fafa
"Kamu baik dek" ujar david pelan, "Tolong jaga adik gue, gue percaya sama lo" kini pandangannya teralih ke sidik dan menepuk kepala sidik, kemudian pergi meninggalkan mereka berdua lagi
Tak lama david keluar, fafa tersadar dari pingsannya, fafa merasa ada yang menggenggam tangannya
"Ka sidik" ujar fafa terkejut karena yang menggenggam tangannya itu buka kakanya david melainkan sidik, sidik yang merasa namanya dipanggil hanya menggeliat dalam tidurnya. Fafa tersenyum melihat sidik yang begitu enaknya tidur dengan posisi duduk di atas lantai dan kepala diletakkan di tepian kasur
"Ka sidik" panggil fafa
Sidik membuka matanya dan langsung duduk ditepian kasur. Tangannya masih menggenggam erat tangan fafa. Fafa merasa salah tingkah sendiri mengetahui tangannya di genggam oleh sidik. Mungkin sekarang pipi fafa sudah memerah
Sidik yang menyadari itu dengan jailnya mengusap puncak kepala fafa. Hal tersebut membuat pipi fafa semakin memerah
"Ciee blushing" Goda sidik
"Apa sih kaka ih" Kesal fafa sambil memukul lengan sidik. Yang dipukul tertawa terbahak-bahak
"Udah dong kak, jangan gitu" Rengek fafa, Sidik menghentikan tawanya
"Oke oke, sebentar ya kaka mau panggil david dan yang lain" Lalu sidik beranjak keluar kamar meninggalkan fafa sendirian
Suasana dikamar ini sangat hening, fafa mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar itu.
'Lia gimana ya? Apa dia sudah kembali? Maafin gue lia, gue cuma bisa bantu lo sampe sini aja' Gumam fafa pelan
Tak lama munculah david dan yang lain dari luar kamar, begitu juga dengan mama papanya lia dan satu orang laki-laki yang tidak fafa kenal.
"Fa, kamu gapapa?" Tanya david khawatir
"Fafa gak apa-apa ka, tenang aja" Ucap fafa enteng
Lalu kedua orang tua lia menghampiri fafa dan memeluknya
"Makasih ya nak, karena bantuan mu, kami bisa bertemu dengan lia lagi, maaf kalo kamu sampe kaya gini" ujar tante adis
"Iya tan, gapapa aku ikhlas nolongin lia" Kata fafa tulus, lalu pandangannya beralih pada laki-laki yang berjalan mendekatinya
"Kenalin, gue irfan" kata irfan seraya mengulurkan tangannya, "Makasih juga ya, karena bantuan lo, gue bisa mengikhlaskan lia" lanjut irfan
"Iya sama-sama. Lagian memang sepatutnya lo itu harus mengikhlaskan dia bukan?, Jadi jangan terlalu larut dalam kesedihan, kalo lo sedih terus kasihan lia-nya juga, dia juga ikutan sedih"
Fafa melihat lia yang berada di pojok kamar langsung tersenyum.
"Selamat jalan lia, semoga lo tenang ya" Kata fafa. Dia lega akhirnya dirinya bisa membantu teman hantunya itu.
"Oh iya, sebelum kalian pulang, sebaiknya kalian makan dulu, tante udah belikan makanan untuk kalian" ujar tante adis
Mereka semua turun ke ruang makan, fafa berjalan paling belakang. Ketika sudah berada di pintu, fafa berbalik melihat sekeliling kamar milik lia.
"Selamat jalan lia, maaf gue cuma bisa bantu sampe sini aja, dan semoga segera hadir lia kecil" Ujar fafa pelan
"Fafa, ayo turun! Nanti makanan lo diabisin sama ka dery nih" Teriak kiky
Kemudian fafa langsung menutup pintu kamar lia rapat-rapat dan menyusul kebawah.
Setelah selesai makan mereka berpamitan pulang, mengingat hari sudah mulai gelap. Fafa berpamitan dengan kedua orang tua lia
"Tante jaga kesehatan ya, jangan terlalu capek" Kata fafa sambil mencium tangan tante adis
"Om juga jaga kesehatan, tolong jaga tante adis sama calon lia kecil ya om" lanjut lia, kini beralih kepada om ferdi
"Iya om akan jaga tante sama calon anak kami" ucap om ferdi seraya menepuk kepala fafa
Mereka semua meninggalkan pekarangan rumah lia, sesekali fafa menoleh kebelakang dan menatap jendela kamar lia, ternyata lia ada disana, lia melambaikan tangannya kepada fafa, dan fafa juga membalasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
✨Tabassam✨
sedih banget 😭😭
2020-10-22
9
Djibor
aq merinding bacanya 😥😥😥
2020-08-26
3
Aisyah Wachs
kok ceritanya mirip aku ya ? apa aku juga indigo ?
2020-08-22
1