"Tidak akan kembali, maksudmu apa?" tanya Katsura dengan penuh penasaran.
"Seperti omonganku tadi, dia tak akan kembali. Mungkin dia akan merencanakan untuk hidup diluar angkasa sana, sebenarnya dia memiliki kekesalan terhadap kita yang kurang gigih melaksanakan misi"
"Karena banyak yang mati, Dia merasa bersalah akan hal itu, karena dia juga yang mengambil misi ini dari menteri" jelas Cezo.
Arizawa melihat jam dan dia tiba tiba panik, lalu pergi meninggalkan Viper.
"APA? SUDAH JAM SEGINI? AKU PERGI DULU" ucapnya dengan tergesa-gesa.
"Arizawa kenapa pergi?" tanya Raiha.
"Sebagai pemimpin Viper, dia mendapat panggilan khusus dari menteri, untuk melihat apakah misi ini sukses atau tidak, karena kemajuan kita pada misi ini hanya 60% saja" jawab Homura.
"Menteri ya.. aku baru ingat kalau ini adalah misi negara, memang misi untuk apa?" tanya Katsura lagi.
"Kau.. rahasiakan ini dari semua orang selain anggota Viper oke?" ucap Homura.
"Baiklah, memangnya kenapa?"
"Jadi begini, negara kita ini membuat organisasi yang sangat rahasia, terbentuklah Viper ini. tujuan dibentuknya organisasi ini adalah untuk memata-matai sesuatu, misal kepemerintahan di negara lain, atau bahkan mengintip sistem hukum yang berlaku di negara lain."
"Baru kali ini kita mendapatkan misi menyelidiki alam semesta lain, dan saat mendengar itu Suizei langsung menerima permintaannya, jadi sebab itu dia merasa bersalah."
"Dan lagi, tujuan negara kita memata-matai sesuatu adalah untuk mengikuti kemajuan di daerah lain, contoh seperti Jepang dan Amerika Serikat, warga di sana sangat patuh hukum, dan teknologi nya juga bukan main."
"Namun, sudah beberapa kali diterapkan oleh Perdana Menteri dengan memasukan hukum yang berlaku di negara lain, namun warga kita tetap tak patuh juga, makannya kali ini dia melibatkan kita di semesta lain"
"Dan jika Perdana Menteri tahu kita gagal, mungkin kita akan dibubarkan" jelas Homura.
"Sepertinya ada yang salah dari cara Perdana Menteri mengaturnya, jika kita ingin menerapkan hukum yang ada di negara lain, kita harus melihat sisi dari warganya juga, jadi lebih baik kita menjadi warga di sana dan menanyakan warga seputar pemerintahan" lontar Katsura.
"Masuk akal juga idemu, jadi apakah kita akan kesana?" celetuk Aizo yang sedang minum.
"Entahlah, kita hanya bisa menunggu kabar dari Arizawa" ucap Homura.
...****Arizawa berada di depan kantor Menteri****...
"Silahkan masuk, bapak Menteri sudah menunggu" ucap penjaga di depan gerbang.
*Arizawa mengangguk dan masuk kedalam.
*tok tok tok
Arizawa mengetuk pintu dimana Menteri berada.
"Masuklah" ucap nya.
"Permisi, dengan kehendak apa anda memanggil saya?" ucap Arizawa sambil berlutut.
"Dengan Arizawa Munako, ya?"
...『 Johan Nicholas...
...51 Tahun...
...Menjabat Sebagai...
...Menteri Selama 8 Tahun 』...
"Iya, pak" ucap Arizawa.
"Bagaimana kelangsungan misi yang kuberikan? kudengar kau sudah kembali beberapa minggu yang lalu"
"Baik pak, Saya melaporkan. Mohon maaf yang se besar besarnya, tapi hanya sekitar 60% kemajuan yang berhasil kami raih, kami ada beberapa kendala disana."
"Kendala seperti apa?"
"Pertama, mereka dapat menyadari kami yang sedang menghilang, kedua mereka dapat menculik beberapa anggota, ketiga mereka mempunyai sihir"
"Ini memang keputusan Saya sendiri, saat 5 anggota Kami tertangkap, Saya memutuskan untuk menyelamatkan mereka dan langsung pergi kembali kesini"
"Berapa total korban jiwa yang kau alami?"
"Ya pak, total hanya ada 5. 3 orang meninggal dunia, 2 nya tidak diketahui"
"Namun dari sekian banyak kegagalan, saya mendapatkan beberapa informasi tentang kemajuan teknologi dan hukum disana"
"OH YA? BERIKAN SEKARANG JUGA!"
"Baik, pak. Pertama memiliki teknologi untuk membangkitkan orang mati maupun menunda kematian. Kedua mereka mempunyai teknologi untuk membaca pikiran seseoarang. Ketiga mereka memiliki senjata plasma."
"Hanya segitu yang dapat Saya sampaikan, maaf jika hanya sedikit"
"60% katamu? KEMAJUAN INI KURANG DARI 50%!" gertak Johan penuh amarah.
"SIA-SIA KUKIRIMKAN KALIAN KESANA, PERGILAH KESANA LAGI! AKU TAK MAU TAHU, HARUS ADA 100% KEMAJUAN SELANJUTNYA! ATAU TIDAK KALIAN AKAN DIBUMI HANGUSKAN!" teriak Johan sambil memukul Meja berkali kali.
Arizawa berkeringat, namun tetap bersikap profesional.
"M-mohon maaf pak, tapi saya mendapatkan 1 informasi lagi tentang kepemerintahan disana, dan bagaimana warganya sangat taat kepada petingginya." ucap Arizawa panik.
"CEPAT BERI TAHU!" teriak Johan lagi.
"Mereka memiliki raja, namun raja mereka sangatlah kuat dan memiliki kekuatan. Kekuatan itu lah yang membawa warganya dalam kedamaian."
"Kekuatan? (Jika aku bisa mengkudeta presiden, mungkin aku akan mendapatkan hal itu juga)"
"Baiklah, tuntutan misi mu ku setujui, misimu sukses."
"B-BENARKAH PAK?"
"Iya, cepatlah pergi dari sini sebelum aku berubah pikiran lagi."
"B-BAIK PAK, TERIMAKASIH BANYAK" ucap Arizawa lalu pergi ke luar.
"(Akhirnya.... selesai juga)" ucap Arizawa dalam hati.)"
...****Di Markas Viper****...
Katsura sedang berada di kantin, lalu dia didatangi oleh Yubino.
"Hei Katsura, apakah kau ada waktu? aku ingin berbicara sebentar" ucap Yubino.
"Tentu, ada apa?" balas Katsura.
"Kudengar dari Feria, katanya kau ingin menghilangkan kekuatanmu, memangnya kenapa? bukankah ini keren? ini memudahkan kita melakukan sesuatu" ucap Yubino.
"Aku tidak ingin menggunakan kekuatan yang telah membunuh temanku, rasanya seperti hina, namun disaat yang bersamaan aku juga butuh." ucap Katsura.
"Lalu mengapa kau tetap menggunakan kekuatan nya? bukankah kau akan mencari cara untuk menghilangkannya?" tanya Yubino sambil memakan donat.
"Guruku mengatakan kepadaku, jika kau ingin membereskan suatu masalah, dalami dulu inti dari masalah itu, baru bisa diselesaikan. Begitulah"
"Jadi begitu, baiklah aku paham sekarang, terimakasih ya!" ucap Yubino lalu pergi.
Feria pun datang menghampiri Katsura yang sedang ingin masuk ke kamar, dan berkata
"Katsura.. aku ingin menanyakan sesuatu.."
"Ya? ada apa?"
"Apakah.. saat malam itu kau serius mengatakannya?"
"Mengatakan apa?"
"Soal kau.. menyukaiku.." ucap Feria dengan malu.
"Oh? soal itu? tentu. aku tak bisa mengabaikan sikapmu yang imut itu"
"Eh..?"
"Maaf.. walaupun aku menyukaimu juga.. aku tetap masih bimbang untuk menerimamu atau tidak.. maaf ya" lirih Feria dengan muka yang kemerahan.
"Tidak apa kok, aku akan menunggumu sampai kau bisa menerimaku, bahkan jika harus menunggu 1.000 tahun sekali pun"
"Kamu.. jangan membuatku semakin jatuh kedalam hatimu dong.." ucap Feria lalu lari pergi meninggalkan Katsura.
...**** Kondisi Nico****...
"Cepatlah berfungsi.. apakah bisa mengirim sinyal?"
"BISA!"
"Semoga saja sinyal ini sampai ke sana, sinyal ini takkan bertahan lama, semoga ada yang menangkapnya lalu langsung pergi kesini"
Nico kemudian mengecek bahan bakar pesawat nya.
"Nol ya.. haduh.. apakah ada yang menjual bahan bakar pesawat angkasa model Senct-761?" gumam Nico.
"Aku bisa memanfaatkan pohon disekitar sini, tapi bahan bakar nya hanya bisa untuk sekali lompatan cahaya.. tch jalan buntu ya, aku hanya bisa menunggu bala bantuan kemari"
...**** Di Markas Viper****...
Hari sudah menjelang sore, para anggota Viper sedang bersiap untuk makan malam.
"Hoaahh aku sudah lapar, cepatlah sedikit" keluh Cezo.
Di dapur ada Homura, Raiha, Azashi dan Feria sedang memasak.
"Wah ternyata kau bisa masak juga ya.. bagus deh kalau begitu" ucap Katsura yang sedang melihat Feria.
"Hehe terimakasih, tapi bagus untuk apa?" balas Feria sambil membalikkan daging.
"Bagus untuk anak kita nanti"
"B-BODOH, JANGAN GOMBALI AKU DISINI"
"Eh? tapi kan aku tidak sedang menggombal"
"B-BERISIK, DIAM ATAU TIDAK KUSAJIKAN MAKANAN"
"Galak sekali, maaf ya hehe"
"Lihat tuh, Katsura sekarang jadi penggombal handal, belajar darimana dia?" ucap Cezo kepada Yukichi dari kejauhan.
Arizawa datang, dan berlari ke kantin.
"SEMUANYA!!" ucap Arizawa tergesa-gesa.
"Ada apa?" tanya Homura.
"MISI KITA.. DILULUSKAN!!" seru Arizawa.
"APA? HORREEE!!!" sontak semua anggota Viper.
"Jadi kita berpesta ya?" ucap Yukichi.
"Tentu dong, nah ayo kita makan, sepertinya sudah siap itu" ucap Homura.
"AKU SUDAH LAPAR! BERIKAN AKU 2 PIRING!" seru Cezo sambil berlari ke dapur.
"Berisik tahu, kau akan ku kasih setengah piring saja" ucap Raiha.
...**** Di Kantor Menteri ****...
"Hmm kekuatan ya? mungkinkah ini saatnya aku beraksi? presiden sekarang kerjaannya hanya wawancara saja, tak ada kinerja sama sekali." ucap Johan melihat ke arah jendela sambil memegangi figur patung.
"Mungkin sekarang bukan saatnya Viper untuk memata-matai, tapi aku yang memata-matai mereka."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments