"Para pengunjung sekalian, selamat datang di semesta kami. Jadi apakah yang kalian inginkan sampai menyelinap masuk kesini?" ucap Dr Otto sambil menepuk tangannya.
"Tidak akan kami jawab!" balas Korga tegas.
"Oh begitu ya? kalau begitu kau tidak memberikan ku pilihan.." ucap Dr Otto.
"Ah begitu, kalian kemari karena ingin memata-matai semesta ini, tujuan yang bagus.. bagus sekali" ucapnya lagi.
"Apa? bagaimana kau tahu!?" tanya Cezo terkejut.
"Hahahaha, aku bisa melihat isi pikiran mu." ucap Dr Otto sambil tertawa.
"Apa? sampai bisa membaca pikiran? bajingan!" ucap Herald kesal.
"Wow wow, mulutmu itu kasar sekali, apa kau tidak pernah dididik oleh ibumu?" balas Dr Otto.
"Jangan pernah membahas tentang ibuku sialan! tahu apa kau!" ucap Herald dengan nada kesal.
"Yahh, maaf deh, jadi mari kita lihat, darimana kah kalian semua berasal?" ucap Dr Otto.
"Bumi ya.. bukan jawaban yang kuinginkan, kalian dari semesta lain, aku ingin tahu nama alam semesta kalian" ucapnya lagi.
"Sepertinya kalian memang tidak tahu apa-apa, maaf sekali aku harus memakai cara ini" katanya sambil membawa kursi.
"Nah silahkan duduk disini" ucapnya lagi sambil tersenyum jahat.
"Tidak akan! kau pasti merencanakan sesuatu!" bantah Korga.
"Penjaga, bawakan dia kemari." suruh Dr Otto.
Lalu Korga dan Cezo dibawa ke kursi dan diikat, lalu Dr Otto mengeluarkan gunting yang sangat besar.
"Hoi hoi untuk apa gunting itu?" tanya Katsura dengan raut wajah pucat.
"Kau akan segera tahu, jadi darimana asalmu? jawab dengan jujur ya.." ucap Dr Otto sambil memotong jari Korga.
Korga berteriak kesakitan, namun dia berkata, "Apapun yang terjadi, kami tidak akan memberi tahu asal kami."
"Oh begitu ya, jadi kau tidak masalah jika kami terus memotong jarimu ini? baiklah akan ku teruskan" ucap Dr Otto sembari menggunting jari lainnya.
"Brengsek kau!! hentikan itu!" ujar Katsura dengan nada marah.
"Kau tidak punya hak untuk memerintahku, selanjutnya adalah kau dan teman mu satu lagi itu." ucap Dr Otto.
Di sisi lain terlihat anggota Viper yang sedang dibelakang robot raksasa itu, mengendap masuk ke dalam gedung.
"Aku baru ingat, kalian pergilah duluan aku akan pergi kesana untuk mengambil sesuatu" kata Suizei sambil berlari.
`Target Terdeteksi`
"Sial! dia bisa mengetahui tanpa menengok!, semua merunduk!" teriak Arizawa.
Robot itu meluncurkan 3 rudal kecil yang mengarah ke para Viper, namun berhasil dihindari dan membuat rudal itu meledakkan gunung dibelakang mereka.
"Sedahsyat itu ya?" kata Homura.
"Awas dibelakang mu!" teriak Azashi
Tangan robot itu mementalkan Homura sampai ke pohon besar, tangan itu terus mengincar anggota Viper, bukan ingin memukul, namun ingin menangkap.
Terlihat Hosura yang membawa bom tempel, lalu dia menempelkannya di jari jempol robot itu. seketika meledak dan menimbulkan kerusakan.
Zeldris menggunakan senapan energi untuk mengincar kepala robot, namun tidak berhasil dikarenakan besi yang kuat.
Lalu robot itu memancarkan sinar laser dari matanya, dan mengarah ke arah tanah, tanah itu menjadi panas dan setelah dihentakkan tanah itu pun terbelah dan melayang disekitaran tubuh robot itu.
Di beberapa bebatuan ada anggota Viper yang terjebak disana, diantaranya ada Aizo, Yubino, Yukichi, Raiha dan Feria.
"Sial bagaimana kita turun dari sini" ucap Yukichi.
"Aku phobia ketinggian, tinggi sekali dari sini" ucap Feria sambil menunduk kebawah.
"Cepat kita harus menghindar, laser itu datang kemari!" teriak Yubino.
Laser itu menembak ke arah bebatuan yang melayang, anggota Viper yang ada disana mulai menghindari laser itu dengan cara melompat ke bebatuan yang lain.
"Woi kalian! lompatlah kebawah!" teriak Pasukan musuh dari bawah gedung.
"Tch kita dikepung ya" kata Aizo.
Situasi berpindah ke dalam gedung, disana terlihat Cezo yang sedang disiksa, namun tetap enggan memberi tahu asal nya.
"Mau sampai mati pun aku akan tetap berpegang teguh pada pendirianku! aku tidak akan memberi tahu asal kami!" teriaknya sembari kesakitan.
Lalu di lantai bawah terlihat Tooru yang sedang diikat tangannya dari atas, sembari dicambuk oleh bawahan Dr Otto.
"Dia sudah tidak berguna lagi! lepaskan dia, biarkan dia mati secara tersiksa dengan kehabisan darah."
Giliran Katsura dan Herald yang diikat di kursi, lalu Dr Otto memulai kekejamannya.
"Hei Asu! kemari lah, aku butuh bantuanmu, tolong guntingi yang satu lagi ya, aku ingin cepat." ucapnya
"Baik tuan!" balas Asu
"Woi apa yang kau lakukan sialan? lepaskan aku!" ujar Herald.
"Kau ini berisik sekali, akan ku perban mulutmu."
"Apapun yang terjadi, pikirkanlah hal yang lain selain asal kita!" teriak Cezo yang tak berdaya.
"Tch sial, kelemahan pembaca pikiran ini adalah ketika sang korban memikirkan hal yang lain" ucap Dr Otto.
Herald merintih kesakitan, namun karena di perban jadi tidak terdengar jeritannya.
"HENTIKAN ITU SEKARANG JUGA KEPARAT!" teriak Katsura kepada Dr Otto.
"Kau berisik sekali, langsung saja bungkus, Asu." balas Dr Otto.
Lalu Asu mulai memotong 2 jari tangan Katsura.
Situasi berpindah ke anggota Viper yang terdesak. Suizei yang muncul sambil membawa Energy Sword, dan mulai mengisi energi.
"Tahanlah teman-teman! ini butuh waktu sekitar 2 menitan!" ujar Suizei. Feria yang diatas terjatuh kebawah karena ditembak oleh musuh, dan berhasil didapatkan oleh musuh.
"Brengsek, dia mendapatkan Feria juga, maafkan aku tidak bisa menolongmu." ucap Yubino.
Feria dibawa oleh pasukan ke ruangan yang sama dengan Tooru.
"Bagian paling atas hanya untuk tahanan laki-laki, bawahnya adalah perempuan, ayo cepat naik" ucap seorang petugas di gerbang.
Suizei yang sedang mengisi energi, akhirnya penuh juga dan siap ditembakkan.
"Hei Kalian! Menyingkir dari sana! aku siap menembak!" teriak Suizei kepada mereka.
Energi yang telah penuh itupun ditembakkan ke kepala robot tersebut dan membuat kepala robot itu hilang.
"Berhasil!" teriak Suizei ceria.
Situasi berpindah ke lantai paling atas, terlihat Korga dan Cezo tak berdaya, sementara Katsura memalingkan pandangannya kebawah.
"Apa ini kau sudah siap untuk mati ya? baguslah meringankan bebanku" ucap Asu.
Lalu percikan energi warna hijau muncul dari badan Katsura, seketika membuat Asu terkejut dan reflek lari.
Percikan energi hijau tersebut menjadi lingkaran hijau yang meluas sangat jauh, dan membuat ruangan Katsura saat ini terpotong, membuat matahari mengenai tempat nya saat ini.
"Apa itu..? seluruh dinding ini melayang.. OTTO CEPAT MENYINGKIR DARI SITU!" teriak Asu panik.
Lalu Katsura meninju muka Dr Otto sampai ke tepi gedung, sehentak membuat Herald terpental hingga keluar gedung.
"Apa itu? dia seperti membuat waktu dinding itu ke titik awal sebelum dinding itu diciptakan" kata Dr Otto keheranan.
"Dan lagi dia meregenerasi jari dia yang terpotong? jangan jangan itu adalah.. SIHIR WAKTU!" seru Dr Otto terkejut.
Penjaga yang ada disekitar ruangan itupun menghilang tanpa jejak, kembali menjadi debu.
"Darimana dia mendapatkan itu!?" ucapnya lagi dengan kesal.
Katsura terheran dengan keadaan nya saat ini sambil berkata "Apa ini? aku tidak peduli, aku akan memanfaatkan kondisi ini secepat mungkin"
Lalu dia berdiri di tepi gedung dan berkata kepada Dr Otto, "Hei bajingan, lihat kemari"
Dan dia memukul Dr Otto sampai tembus 4 gedung jauhnya.
"Katsura? itukah kau?" ucap Aizo diatas batu.
Katsura dengan cepat menghampiri Dr Otto lalu mencekiknya.
"Jangan sombong hanya karena kau mendapat sihir tingkat atas!" ucap Dr Otto kesal.
"Oh begitu ya? matilah dengan tenang.. Brengsek" balas Katsura sambil membanting Dr Otto ke dasar gedung, lalu dia membuat penyangga gedung itu kembali ke titik dimana penyangga itu belum dibuat.
Kemudian gedung itupun runtuh, bersamaan dengan Dr Otto dibawahnya, mengantisipasi agar dia tidak hidup kembali, dia membuat gedung infinity kembali pada titik saat sebelum dibuat.
"Tch gedung atas hancur, jika melanjutkan maka akan sia sia kita membawanya ke atas, pasti wanita ini akan direbut kembali! akan ku lempar saja disini!" ucap pasukan yang membawa Feria.
Feria pun terjatuh kebawah, dengan ketinggian yang sangat tinggi, dan dibawahnya ada bebatuan yang tajam siap menunggu.
Feria berkata dalam hati "mungkin ini akhirnya.. terimakasih semuanya" sambil menutup mata.
Namun tak terduga, datang Katsura menerobos dari gedung sebelah, dan menggendong Feria sampai ke bawah.
"Eh? aku masih hidup?"
"Feria! Apa kau baik baik saja? kau terjatuh dari atas sana tadi."
"E-eh? aku digendong?" ucapnya dalam hati dengan raut wajah senang.
"B-bodoh kenapa kau menggendong ku" ucap Feria.
"Eh? tapi kan kau sedang jatuh tadi" balas Katsura.
"Ya t-tapi kan.. t-terimakasih ya" ucapnya lagi dengan muka yang memerah.
"Kenapa mukamu merah?" tanya Katsura.
"D-diamlah!" balas Feria sambil memalingkan muka.
"Ya sudah aku mau pergi dulu, kau pergilah duluan" kata Katsura sambil menurunkan Feria."
"Ya hati hati ya" ucap Feria.
Setelah itu Katsura selagi dia bisa terbang, dia menyelamatkan teman temannya yang ada diatas batu. lalu dia mencari Herald.
Setelah beberapa jam dicari tidak ketemu juga, namun terlihat sebuah tangan dibawah batu, setelah dihempaskan bebatuannya, ternyata itu adalah Herald dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
"HERALD! KAU TAK APA?" ucapnya khawatir
"Tidak.. sepertinya aku sebentar lagi akan mati... tubuhku telah hancur" ucapnya lemas.
"JANGAN BERKATA BEGITU! AKU BISA MENYEMBUHKAN MU!" ucap Katsura.
"Tidak usah... aku memang ingin menyusul ibuku. Katsura, Terimakasih ya telah menjadi temanku, aku bersyukur mempunyai teman sepertimu, jaga dirimu baik baik saja.. ya?" ucapnya dengan lemas.
"Tidak-tidak, aku akan tetap menyembuhkan mu, takan kubiarkan kau mati disini!"
"Katsura.. ini adalah permintaan terakhirku, jikalau aku selamat pun aku akan terus bersedih akan kematian ibuku. Aku ingin bebas dari semua belenggu." ucap Herald yang semakin lemas tenaganya.
"J-jaga dirimu ya, jangan menyusul terlalu cepat" ucap Herald untuk terakhir kalinya.
Dan Herald dinyatakan tiada.
Hujan pun turun menghujani area pertempuran.
Badannya semakin dingin, dan mukanya mulai pucat.
"Ini tidak mungkin terjadi kan?... BRENGSEKKK!!!!" teriak Katsura.
"Hei Katsura, ayo kembali sebelum musuh memanggil bala bantuan, aku turut sedih teman masa kecilmu tiada" ucap Arizawa.
Katsura lalu berdiri perlahan dan berkata, "Bagaimana dengan Feria? apakah dia baik baik saja?"
"Ah Feria ya? dia baik-baik saja, kok. Dia sudah bersama anggota yang lain, untuk apa kau mengkhawatirkan nya?" balas Arizawa.
"Tidak apa, aku senang dia juga selamat" ucap Katsura.
"Nah ayo pergi. kita tinggalkan yang lain disini, kita akan membuat kuburan untuk anggota yang telah tiada, setidaknya kita sukses misi ini walau hanya 60% nya." kata Arizawa sambil berjalan ke hutan.
"Baiklah. Aku pergi ya Herald, semoga kau bahagia disana." ucap Katsura sambil meninggalkan mayat Herald.
Beberapa menit kemudian setelah Katsura dan Arizawa pergi ada 2 orang misterius datang ke tempat kejadian.
"Wah-wah lihat ini, sangat berantakan."
Lalu mereka mendatangi mayat Herald.
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments