"A-apa? memata-matai alam semesta lain? apakah itu mungkin? aku hanya tahu itu dari game dan komik saja" tanya Katsura terkejut sambil mengangkat tubuh Herald yang pingsan tergeletak di jalan.
"Tentu saja bisa, hanya saja kalian masih terlalu muda untuk ini, datanglah setelah lulus kelas 11 atau setelah lulus SMA juga tidak apa" ucap Homura.
"Dah ya, aku ingin pulang ke markas, repot juga kalau telat aku bisa bisa dimarahi ketua lagi, sampai jumpa!" Homura tertawa dan kabur dari Katsura.
Lalu Katsura mulai menggendong Herald sampai kerumahnya, dia berniat untuk menginap di rumah Herald malam ini, setelah sampai di rumah Herald, Ibunya pun teriak terkejut melihat anaknya pingsan dengan luka di perut.
"Oh anakku, apa yang kamu lakukan di sekolah tadi" ucap sang Ibu sambil menangis, Katsura merasa bersalah jadi dia tidak memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Herald.
"Nak Katsura, apakah kamu tahu kenapa Herald bisa jadi seperti ini? kamu kan yang bersamanya tadi pulang?" tanya sang Ibu khawatir.
"Emm ahh itu tadi saat di sekolah dia berkelahi dengan kakak kelas karena dipaksa, lalu aku menggendongnya sampai kesini" ucap Katsura terengah-engah.
Lalu dalam hati ia berkata "Aggh sial aku tidak terlalu bisa berbohong, apa aku kasih tahu saja ya?, ah tidak tidak, pasti akan terjadi masalah jika kuberi tahu, ah biarkan saja lah, lagipula ibunya mungkin akan percaya saja."
"Begitu ya, dasar kakak kelas yang tidak sopan, akan Ibu laporkan ke kepala sekolah" ucap Ibu kesal.
"Oh ya Katsura" panggil Ibu Herald. Katsura menjawab, "Iya bu? ada apa ya?"
"Maukah kamu menginap disini semalam, Ibu akan berangkat kerja sebentar lagi, sekalian kamu yang merawat dia ya selagi Ibu tak ada" kata sang Ibu.
"Ah iya bu aku tidak keberatan (memang niatku begitu sih) ucapnya dalam hati.
"Dah ya, ibu pergi dulu" sang Ibu pergi meninggalkan rumah.
"Iya selamat jalan" balas Katsura.
Lalu malam pun tiba, Herald terbangun dengan kondisi badan pegal pegal lalu dia berkata, "Ah aku dimana ini, pusing sekali rasanya, badanku sakit semua."
"Ah jangan bangun dulu, lukamu belum sembuh, sebaiknya kau tiduran lagi saja" kata Katsura sambil menahan Herald untuk bangun.
"Oh itu kau ya Katsura, apa yang terjadi tadi sore? terakhir aku ingat aku ditendang dengan sangat kencang" kata Herald.
"Ah ya hmm, darimana aku menjelaskannya ya, oh aku tahu. Pertama si tukang pos itu menginginkan kita masuk ke organisasinya karena kurang orang."
"Organisasi apa?" tanya Herald.
"Organisasi itu bernama Viper, tugasnya adalah memata-matai sesuatu, namun misi kali ini adalah memata-matai alam semesta lain."
"Dia membutuhkan kita yang tertarik dengan dunia luar angkasa, ditambah kemampuan berkelahi kita dinilai lumayan oleh dia, dia menyerang kita karena ingin tahu kemampuan kita sudah sampai mana, jadi begitulah ceritanya" jelas Katsura.
"Hmm semuanya jelas sekarang, namun dari sekian banyak orang yang tertarik astronomi, mengapa hanya kita yang diundang?" tanya Herald sambil memalingkan badan ke samping.
"Mungkin kita saja lah yang belum direkrut, aku ingin mengikuti misi itu, apakah kamu bersedia juga?" ajak Katsura.
"Misi ya, hmmm aku akan ikut jika itu masih lama, kita ini masih sekolah, jangan mengikuti organisasi itu dahulu, pendidikan itu penting lho" Ucap Herald.
"Dia bilang masih ada waktu 5 tahun lagi, dia menyarankan kita untuk bergabung setelah lulus sma ataupun naik ke kelas 12" jawab Katsura.
"Baiklah, aku ikut, sepertinya disana ada bahan inspirasi bagus untuk ku menulis sebuah novel." kata Herald.
"Oh ya aku baru ingat, aku akan menceritakan ini kepadamu, mungkin kau tahu sesuatu soal ini" ucap Katsura sambil berdiri.
"Ceritakan lah itu, aku penasaran" balas Herald dengan penasaran.
"Ya, jadi didalam mimpiku aku berada di dunia yang aneh dan penuh kekacauan. Kebakaran dimana-mana dan aku mendengar suara orang berteriak sangat kencang, bagaikan mimpi buruk bagiku." jawab Katsura sambil berjalan ke arah jendela.
"Lalu apa salahnya, mungkin hanya mimpi buruk biasa" Herald bangun dari tidurnya.
"Tidak, bukan itu yang menarik perhatian ku, setalah itu ada pria berbaju seperti dokter mendekatiku dan berkata, "Katsura, kau harus hidup, gunakanlah kemampuan ini untuk menjaga dirimu, aku turut sedih karena tidak bisa melihatmu tumbuh dewasa, selamat tinggal, Anakku." kemudian pria itu pun jatoh tergeletak.
"Apakah dia mati?" tanya Herald. Katsura menjawab, "Sepertinya iya, namun aku merasa janggal dengan mimpi itu, biasanya mimpi yang ku alami akan menjadi kenyataan nantinya, misal saat aku bermimpi melihat ular besar di taman, lalu beberapa bulan kemudian menjadi kenyataan."
"Atau saat aku bermimpi diberi hadiah pistol mainan olehmu saat ulang tahunku, dan itupun benar-benar terjadi saat ulang tahunku, aku merasa ini pasti akan terjadi, tapi bukan pada masa ini" ucap Katsura sambil menyentuh kaca jendela.
"Memang apa yang membuatmu berpikir begitu?" tanya Herald kebingungan.
"Ya, kau tahu kan bahwa aku tidak memiliki Ayah? bagaimana bisa itu terjadi nanti bila aku tidak memiliki sosok Ayah dalam hidupku, aku tidak pernah melihatnya sama sekali waktu kecil" ucap Katsura sambil mengepalkan tangannya di kaca.
"Yah mungkin itu hanya mimpi random biasa, aku juga sering menemukan mimpi ku terjadi di dunia nyata, mungkin itu bukanlah salah satu yang akan terwujud nantinya, intinya santai saja Katsura."
"Yah mungkin kau benar" kata Katsura sambil menoleh ke belakang dengan tersenyum. lalu Herald pun bangun dan berkata, "Apakah kau lapar? aku mempunyai banyak makanan di kulkas, ayo makan bersama" ajak Herald dengan tulus.
"Iya, aku sudah lapar, ayo makan" Jawab Katsura.
Waktu pun berlalu hingga masa masa akhir kelas 11.
Di pagi hari di sekolah SMA 6, Katsura sedang menunggu bel masuk sekolah di taman dekat air mancur, sambil berpikir kejadian apa yang akan dia lalui hari ini, karena firasat dia mengatakan bahwa akan ada hal menarik nantinya. lalu Herald pun datang menghampiri.
"Woi sedang apa kau disitu melamun sendirian" Herald menepuk pundak Katsura dari belakang.
"Hey kaget tahu, aku sedang memikirkan sesuatu". ucap Katsura dengan raut wajah kaget
"Memikirkan apa? menikah atau bagaimana?" tanya Herald bercanda.
"Kau bodoh ya, mana mungkin aku memikirkan pernikahan di masa ini, aku sedang memikirkan hal yang tidak penting, lupakan saja lah" bantah Katsura.
Lalu bel pun berbunyi. situasi berpindah di kelas dimana Katsura duduk di tengah pojok kiri dekat kaca, sambil melihat ke arah keluar.
"Ah membosankan sekali seperti biasa, sepertinya aku memang bukan ahlinya pada bidang sejarah."
Lalu Katsura pun melihat jendela lalu melihat seorang tukang pos biasa sedang mengirimkan surat pada satpam. "Eh tunggu dulu, aku teringat sesuatu dengan seragam itu."
Bel pulang pun berbunyi, lalu Katsura menemui Herald di depan kelas, "Hei, Kesini lah sebentar, aku ingin berbicara" ajak Katsura.
"Berbicara apa?" tanya Herald.
"Aku sudah menentukan, besok kita akan pergi ke markas Viper!" Ucap Katsura tegas.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
StrosaR
Wow, bentar lagi ke markas Viper🤯😁
2023-05-08
0
StrosaR
Buset, baru diajak makan, tiba-tiba udah timeskip ke masa-masa akhir kelas 11 aja😅
2023-05-08
0