Selama perjalanan ke pesawat, kekuatan Katsura masih tetap aktif, membuat nya dapat melindungi diri dari serangan segala arah.
"Hei apakah kita masih jauh dari pesawat?" tanya Katsura loyo.
"Sebentar lagi sih, kira-kira sekitar 8 menit lagi kita akan sampai, kenapa kau loyo begitu?" balas Arizawa.
"Ah tidak apa-apa, mungkin ini pertama kalinya tubuhku dalam kondisi seperti ini, aku tak percaya aku memiliki sihir selama ini" ucap Katsura sambil melihat ke telapak tangannya.
"Apa kau baik-baik saja dalam kondisi itu? sudah beberapa jam kau seperti itu" tanya Arizawa.
"Ya mungkin itu penyebab aku loyo dan lemas begini" balas Katsura.
Tak lama kemudian Katsura dan Arizawa sampai di kapal, dan mereka memulai perjalanan pulangnya, mereka semua mulai duduk di bangku pesawat sampai Arizawa menyalakan mesin nya.
"Duduk sih duduk, t-tapi mengapa aku harus disebelah Katsura?!" ujar Feria dalam hati.
"Hei Fer-"
"D-diamlah!!" balas Feria.
"Hah apasih, aku kan belum ngomong sama sekali" Katsura kecewa.
"Pokoknya diam saja dulu!" ucap Feria sambil memalingkan muka dengan wajah yang memerah.
Pesawat pun mulai terbang, dan melewati ruang angkasa, sembari perjalanan, mereka membicarakan soal anggota yang telah tiada.
"Aku tak percaya kita akan kehilangan Korga, Cezo, Tooru, Felix, Toshi dan bahkan anggota baru, Herald" ucap Azashi.
"Aku tidak bisa menyangkalnya, ini misi terburuk dan terparah yang pernah kita alami" ungkap Homura.
"K-k-korga telah t-tiada? HUAAAAAA" tangis Raiha di dalam pesawat.
"Hey Raiha apa kau baik baik saja?" tanya Hosura
"TIDAK SAMA SEKALI, HUAAAA" ujar Raiha lagi.
"Bersabarlah Raiha, tidak hanya kau yang kehilangan orang terdekat, aku pun juga sama" balas Katsura mencoba menenangkan Raiha.
Arizawa memukul dinding pesawat dengan keras lalu berkata dalam hati, "Dasar adik yang bodoh.. bagaimana kau bisa mati secepat itu"
"Kak Arizawa? kenapa menangis?" kata Homura yang sedang satir.
"Berisik bodoh!" balas Arizawa.
"Hei kalian, tidak ada niatan untuk mengecek keatas ya?" ucap seseorang dari atas pesawat.
"Hah? siapa diatas?" tanya Aizo.
Setelah di cek keatas, ternyata sumber suara itu adalah Cezo yang masih bertahan hidup dengan keadaan yang sangat mengenaskan.
"CEZO?!? BAGAIMANA BISA KAU MASIH HIDUP?" seru Zeldris terkaget.
"Selagi aku masih mempunyai kaki, aku tidak akan menyerah untuk mati. Ceritanya aku yang tergeletak di gedung yang setengah hancur, aku memanfaatkan arus angin yang dikeluarkan Katsura untuk mendorong batu melayang dari robot untuk ke kalian."
"Memang butuh waktu lama, pada akhirnya aku pun berhasil, lalu aku pun pingsan dan baru terbangun sekarang" jelas Cezo.
"Angkat dia, Homura" suruh Yubino.
Setelah Cezo dibawa masuk pun, Katsura langsung mencoba sihirnya pada Cezo.
"Hey-hey apa yang kau lakukan?" tanya Cezo kepada Katsura.
"Diamlah aku sedang mencoba sesuatu" balas Katsura.
Tak dipercaya, sihir Katsura masih aktif setelah sekian lama menyala, dan jari-jari Cezo tumbuh kembali.
"A-apa ini? tak bisa dipercaya"
"Aku tak percaya kau mempunyai kekuatan tersembunyi, Katsura" ucap Homura yang terkagum.
"Aku sendiri pun tidak tahu menahu tentang kekuatan ini, diluar nalar memang" balas Katsura sambil tersenyum.
"Hey Katsura, terimakasih ya, aku tak menyangka akan disembuhkan seperti ini" balas Cezo.
"Ya sama-sama"
"Gila! Katsura keren sekali! aku jadi ing- eh TIDAK TIDAK-TIDAK, MENGAPA JUGA AKU HARUS BERSAMA DIA? pikirkanlah lagi bodoh" ucap Feria dalam hati sambil memukul kepalanya.
"Hei Feria ada apa denganmu? kau bersikap aneh sekali hari ini" Katsura mendekati Feria.
"HEI JANGAN MENDEKAT!!" balas Feria.
"Loh kenapa sih, aneh sekali"
"Haha, liat tuh Feria sampai malu-malu begitu" bisik Yukichi kepada Suizei.
"HEI KALIAN DIAM YA! AWAS SAJA KAU YUKICHI!" ujar Feria dengan nada kesal.
"Ampun mbak" balas Yukichi.
Lalu Katsura tiba-tiba teringat tentang sesuatu di pertempuran tadi. Dia mengingat setelah dia mengaktifkan kekuatannya itu, Herald yang terpental keluar gedung adalah ulahnya.
Badan Herald seperempat hancur dikarenakan dia ada di dalam lingkup area sihir Katsura, dikarenakan kendali sihirnya yang masih abnormal saat itu.
"I-ini tidak mungkin kan?" ucap Katsura dengan wajah pucat.
"Hei Katsura ada apa denganmu? bertahanlah!" ucap orang-orang disekitar situ.
Pengelihatan Katsura mulai buram dan pikirannya pusing sekali.
"KATSURA! BERTAHANLAH" teriak Feria sambil berlari.
"Mengapa aku?" ucap Katsura dalam hati sambil terjatuh ke lantai, dan Katsura pun pingsan.
Hari pun berlalu, sudah 3 hari lamanya dari semenjak Katsura pingsan di pesawat, dia bangun ada di ruangan kesehatan.
"Agh aku dimana ini? terang sekali" Katsura terbangun dari tidur nya.
Tiba-tiba pintu terbuka dan seseorang berlari dan memeluk Katsura, ternyata itu adalah Feria.
"KATSURAAA KUKIRA KAU AKAN PERGI JUGAA, HUUAA" ucapnya sambil memeluk Katsura.
"Hei aku tidak mati kok" kata Katsura sambil tersenyum.
"Kau pingsan lama sekali, aku khawatir tahu!" balas Feria.
"Kau se khawatir nya itu padaku, ya?" tanya Katsura.
"Eh? EH? BUKANNYA AKU PEDULI PADAMU YA! AKU HANYA MENGKHAWATIRKAN DIRIMU SAJA TAHU!" balas Feria dengan tersipu malu.
"Iya-iya, aku kembali."
Lalu Katsura berganti baju dan berniat mencari Cezo. Setelah berjalan-jalan kesana dan kemari, akhirnya dia menemukan Cezo di lorong keluar.
"Umm Cezo? bolehkah aku bertanya padamu?"
"Bertanya apa? usahakan cepat ya, aku sedang memindahkan barang-barang"
"Apakah aku sendiri yang telah membunuh Herald?"
"Kau.. mau tahu jawabannya? tentu saja bukan dirimu, itu adalah ulahnya si Dr octopus itu, aku lupa nama aslinya siapa, ahhhahahaa" balas Cezo dengan tertawa terpaksa.
"Katakan semuanya dengan jujur" ujar Katsura dengan tatapan yang tajam.
"Kau ini.. baiklah jika kau memaksa, jawabannya iya. Herald ada didalam jangkauan sihirmu, anehnya adalah aku dan Korga tidak kena, mungkin karena aku menunduk."
"Dia terjatuh dan tertimpa runtuhan bangunan dari orang yang menyandera Feria dan Tooru, tidak sepenuhnya salahmu kok" ucap Cezo.
"Tetap saja! aku yang salah! jika aku tidak membangkitkan kekuatan itu, mungkin Herald masih ada disini!" ujar Katsura kesal.
"Katsura.." ucap Feria yang mengintip dari kejauhan.
"Hei tenanglah, mungkin memang takdir kau memiliki kekuatan itu, lihat sisi positifnya, kau berhasil selamat dari Dr octopus itu" kata Cezo sambil menenangkan Katsura.
"Sudahlah, aku tak apa, terimakasih ya untuk jawabannya, aku ingin sendiri dulu" balas Katsura.
Katsura pergi meninggalkan Cezo dan pergi ke taman dekat markas, dia duduk di bangku depan air mancur, sambil merenungkan mengapa dia yang harus mempunyai kekuatan ini.
"Mengapa harus aku ya?" sesal Katsura sambil merenung di bangku."
Lalu Feria datang menemui Katsura sambil membawa es krim.
"Hei Katsura, aku membawakan es krim, ambillah satu."
"Terimakasih, tapi bisakah kau tinggalkan aku sendirian?"
Feria tak memedulikan ucapan Katsura, dan malah duduk disampingnya.
"Kau sedang sedih ya? lelaki itu harus kuat! kau tidak boleh merenung seperti itu! selama 5 bulan ini, kau bukanlah lelaki yang mudah putus asa di mataku, kau hebat, jadi relakan lah dia yang sudah pergi."
"Mau itu salahmu atau bukan, lebih baik tidak usah memperdulikan nya lagi, membuang waktu pada masa lalu bukanlah hal yang baik" kata Feria untuk menyemangati Katsura.
Katsura terkagum dengan ucapan Feria tadi, lalu Katsura mengenggam tangan Feria lalu berkata, "Kau benar, aku tidak boleh terus bersedih."
"Eh? EH EH? EHHH??" ujar Feria didalam hati.
"Herald mungkin akan marah jika aku menangisi dia terus, terimakasih ya sarannya."
"Aku sudah memutuskan untu-"
"B-BODOOOHHH!!!" ucap Feria sambil menampar Katsura dan pergi darinya.
"Dia itu kenapa sih, apa-apa kesal padaku, padahal tadi lagi baik-baik nya" ucap Katsura.
"Dia itu.. selalu saja membuatku baper untuk kesekian kalinya" kata Feria sambil berjalan.
"Yah baiklah seperti kata Feria tadi, aku tidak boleh berhenti pada masa lalu, lihat saja kekuatan sialan! aku akan mengungkap darimana asalmu, aku bersumpah akan menghilangkan kekuatan ini dari diriku!" seru Katsura bersemangat.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments