Panggilan Sayang

Wajah mereka terlalu dekat, hingga setiap hembusan nafas mereka menerpa wajah didepan nya.

Semakin lama, Edo semakin tak bisa mengontrol hasrat yang sejak tadi dibendung. Dia semakin merapatkan tubuh mereka, wajah nya bergerak semakin mendekat. Hingga satu detik kemudian, Elma dapat merasakan benda kenyal nan lembut menempel sempurna di bibir ranum nya.

Elma membelalakkan matanya, menatap tak percaya pada Edo yang tiba-tiba mencuri ciuman pertamanya.

Brukk

Sekuat tenaga Elma mendorong tubuh Edo hingga jatuh ke lantai.

"Apa yang kamu lakukan?!" Elma menatap marah Edo yang tiba-tiba mencium bibir nya tanpa meminta izin terlebih dahulu.

"Hanya mencium mu, memangnya apa masalahnya?" Edo benar-benar menjawabnya dengan sangat santai, membuat Elma semakin kesal karena ekspresi wajahnya yang menunjukkan sangat biasa.

"Maksudku, kenapa tiba-tiba kau mencium ku?! Kau sudah mencuri ciuman pertama ku!" Elma mengacungkan jari telunjuk nya di depan wajah Edo dengan aura menggebu-gebu. Dia sangat tidak terima saat ciuman pertamanya dicuri begitu saja tanpa meminta izin darinya.

"Oh, ya? Itu berarti aku yang mendapatkan first kiss mu? Aku orang pertama yang mencium mu?"

Ternyata Edo semakin senang mendengarnya. Padahal, Elma pikir laki-laki itu akan merasa bersalah karena telah ciuman pertama tanpa persetujuan darinya tetapi justru hal sebaliknya yang ditunjukkan Edo. Dia sangat senang dan wajahnya begitu antusias menatap Elma.

"Kenapa kau menyebalkan sekali!"

Elma terlihat frustasi, dia menyugar rambut nya kasar.

"Apa alasan mu mengatakan aku menyebalkan?" Tanya Edo yang sudah mulai merubah ekspresi wajah nya menjadi datar.

"Jelas kau menyebalkan, tiba-tiba mencium ku tanpa meminta izin!" Perkataan Elma terdengar sangat menggebu-gebu.

"Apa aku harus meminta izin untuk menyentuh mu? Bukankah kau sudah menyetujui untuk menjadi wanita pemuas ku?"

Edo sengaja mengingatkan dengan memberi pertanyaan, karena sepertinya Elma lupa dengan kesepakatan yang baru saja mereka buat.

Benar dugaannya, Elma bungkam seribu bahasa. Kali ini dia sudah menyadari kalau tubuh nya saat ini bukan lagi miliknya. Tetapi sudah menjadi milik Edo Lincoln, seorang laki-laki dewasa yang berprofesi sebagai dokter ahli jantung di rumah sakit milik ayahnya sekaligus pewaris rumah sakit besar di kota ini.

"Kenapa diam, hm?" Tangan Edo meraih dagu Elma dan mengarahkan wajah Elma yang sedang menatap ke sembarang arah itu menatap kearah nya.

"Apa sekarang kau sudah ingat? Aku sudah membeli tubuh mu ini. Jadi, apapun yang ku lakukan pada tubuh ku, kau tak berhak menolak perintah ku. Apa kau mengerti?"

Tiba-tiba saja Edo berubah menjadi sosok manusia dingin dan menakutkan bagi Elma. Edo benar-benar mengatakan nya dengan suara yang begitu mencekam, terlebih tatapan matanya yang sangat tajam dan tak menerima penolakan membuat Elma semakin dibuat takut. Yang bisa dilakukan Elma hanyalah diam, dan menuruti semua kemauan Edo, karena itu adalah cara yang aman menurutnya.

"Apa sekarang kau sudah mengerti, sayang?"

Edo sengaja mengembuskan napas nya di depan wajah Elma, hingga terpaan nafas itu tepat mengenai kulit wajah serta leher Elma.

Mendapatkan perlakuan seperti itu, Elma hanya bisa memejamkan mata seraya menahan nafas, terlebih saat tubuh Edo semakin mendekat dan merapat kearah nya.

"Jawab aku, sayang. Jangan diam saja." Suara Edo terdengar serak, Dia memang berbicara lirih, tapi mempu membuat bulu-bulu halus di kulit Elma meremang hebat.

"A-aku ahh ... me-ngerti." Elma benar-benar tak konsentrasi menjawab nya. Bagaimana bisa konsentrasi, bila salah satu tangan Edo sudah memegang salah satu gun-dukan besar dan menonjol di tubuh Elma? Ah tidak-tidak! bukan hanya memegang, lebih tepatnya mere-mas dan menekan tepat di atas pucuk gun-dukan itu.

Edo semakin bersemangat menggoda Elma saat menyadari gelagat Elma yang sudah terpancing gai-rah akibat ulahnya.

"Bagus, sayang. Anak pintar." Edo melepaskan tangan yang tadi berada di bagian tubuh Elma, lalu beralih mengelus puncak kepala Elma penuh sayang.

"Mulai saat ini kau harus tinggal bersama ku dan melayani semua kebutuhan ku, termasuk urusan ranjang dan perut. Apa kau mengerti?"

Perkataan yang dilontarkan Edo tidak bisa disebut sebagai sebuah pertanyaan, lebih tepatnya sebuah penekanan. Karena dari caranya berbicara sangat menunjukkan kalau Edo tak mau dibantah.

Sekali lagi, Elma hanya mampu menuruti perintah Edo. Dia hanya bisa mengangguk pasrah, berharap dengan semua pengorbanan yang dia lakukan benar-benar membuahkan hasil. Dia berharap, mami nya sembuh, kehidupannya menjadi lebih layak, dan yang paling utama adalah, dia bisa membalas dendam pada laki-laki brengsek yang sudah menghancurkan kehidupan keluarganya.

"Sekarang, kita pulang ke apartemen ku. Jangan khawatirkan mami mu, karena disini akan ada perawat yang menjaga mami mu selama 24 jam." Tegas Edo.

Elma benar-benar sudah seperti robot yang hanya bisa dikendalikan oleh tuannya, dia menuruti semua perintah Edo.

"Sebelum kita pergi, apakah aku boleh berpamitan pada mami sebentar saja?" Tatapan mata Elma menunjukkan ketidakberdayaan nya pada Edo. Membuat Edo kesal karena tatapan mata itu, tatapan mata yang membuat Edo tak bisa untuk tak bisa mengasihani nya.

"Ya, sudah. Aku beri waktu 5 menit untuk pamitan pada mami."

Meski berdecak kesal, tetapi dia tetap memberikan izin.

"Terimakasih." Elma mengembangkan senyum ceria sembari berlari keluar dari ruangan, dia tak ingin membuang waktu yang diberikan Edo. Karena itu, secepat mungkin dia harus sampai ke ruangan mami nya untuk berpamitan.

Saat tiba di ruangan, ternyata mami nya sedang tidur nyenyak. Tentu Elma tak tega bila harus mengganggu tidur nya.

Dia melihat ada dua perawat yang duduk di sofa. Ternyata apa yang dikatakan dokter Edo bukan lah suatu bualan. Mami Elma benar-benar dijaga oleh perawat, bukan hanya satu tetapi dua sekaligus. Elma menjadi tenang untuk meninggalkan mami nya disini.

"Tolong jaga mami ku, bantu mami kalau membutuhkan sesuatu. Dan, tolong sampaikan pada mami, aku ada urusan diluar jadi tidak bisa menemaninya tidur. Terimakasih."

Elma mengatakan nya dengan terburu-buru karena takut bila kelamaan disini maka Edo akan marah.

"Baik, nona. Akan kami jaga dengan baik, nyonya Aline."

Elma hanya mengangguk, tak menanggapi panggilan mereka yang memanggilnya nona, dan maminya nyonya. Padahal biasanya mereka hanya memanggil mbak pada Elma.

"Sayang, cepatlah. Waktu mu sudah habis."

Suara dibalik pintu ruangan itu benar-benar mengagetkan orang di dalamnya, kecuali mami Aline yang masih nyenyak dalam tidur nya.

Elma membelalakkan matanya lebar-lebar saat menyadari panggilan Edo padanya. Dia takut kalau para perawat di sana mengetahui hubungan nya bersama Edo.

"Sayang, cepat lah. Aku sudah menunggu dari tadi."

Elma semakin tak bisa berkutit saat Edo yang tiba-tiba masuk mengulangi panggilan "sayang."

"I-iya." Elma buru-buru berlari keluar dan menyeret Edo dari sana. Dia benar-benar takut orang-orang di rumah sakit akan menggosipkan nya, karena berhubungan dengan anak dari owner rumah sakit.

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

sabar Elma

2023-01-11

0

༄༅⃟𝐐🦂⃟ᴘᷤɪᷤᴋᷫᴀᴄʜᴜ💙

༄༅⃟𝐐🦂⃟ᴘᷤɪᷤᴋᷫᴀᴄʜᴜ💙

waaahhh kenapa jari telunjuk?? harusnya jari tengah elma biar mantap 🙃

2022-10-26

4

#manusiabiasa

#manusiabiasa

wah Edo dapat ciuman pertama dari Elma

2022-10-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Obat Perangsang
2 Bab.2 Mulai Berubah
3 Kekhawatiran Orang Tua Lea
4 Mencari Lea
5 Hamil
6 Ke Apartemen
7 Pengakuan John 1
8 Pengakuan John 2
9 Awal Kehidupan Elma
10 Kondisi Mami
11 Tawaran Dokter Edo
12 Menyetujui Kesepakatan
13 Panggilan Sayang
14 Surat kontrak
15 Perdebatan
16 Mengenal Belut Listrik
17 Tugas kedua
18 John Mayer
19 Perintah Edo
20 Hampir Saja
21 Kemampuan Telepati
22 Meminta Izin
23 Tidak Bisa Melupakan Begitu Saja
24 Panggilan Telepon
25 Permintaan Tuan Richard
26 Rencana Pindah
27 Penjelasan Edo
28 Tempat Tinggal Baru
29 Cemburu
30 Nasib Arasya
31 Jangan Rubah Takdirku, Tuhan!
32 Perlakuan Dingin Elma
33 Bertemu John
34 Keputusan Edo
35 Rencana Elma
36 Kangen?
37 Semakin Salah Faham
38 Wawancara
39 Sakit Hati
40 Elma Juga Mencintainya!
41 Ungkapan Cinta
42 Malu
43 Di dalam Pesawat
44 Kesal
45 Bertemu Mami
46 Kedatangan Tamu
47 Rencana Pernikahan
48 Kekhawatiran yang Berujung Penyiksaan
49 Aksi Gila Edo
50 Kemarahan Mama Edo 1
51 Kemarahan Mama Edo 2
52 Status Baru
53 Kebahagiaan
54 Perlakuan Manis Elma
55 Jadwal Kembali
56 Rencana Elma
57 Permintaan Edo
58 Tidak Akan Memberi Maaf
59 Kembali Tergoda
60 Perubahan Elma
61 Meminta Hadiah
62 Pulang Lebih Awal
63 Pulang lebih Awal 2
64 Bab. 63 Ajuan Gugatan Cerai
65 Anniversary
66 Pernyataan Cinta
67 Ke Rumah Sakit
68 Positive Hamil
69 Pertengkaran
70 Kesepakatan
71 Lupa Kesepakatan Perjanjian
72 Membuatkan Nasi Goreng
73 Rencana John & Siasat Edo
74 Tangisan Pilu Elma
75 Pengumuman
76 Bekas Bibir di Kemeja
77 Pergi
78 Mencari Elma
79 Diculik
80 Hasutan John
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab.1 Obat Perangsang
2
Bab.2 Mulai Berubah
3
Kekhawatiran Orang Tua Lea
4
Mencari Lea
5
Hamil
6
Ke Apartemen
7
Pengakuan John 1
8
Pengakuan John 2
9
Awal Kehidupan Elma
10
Kondisi Mami
11
Tawaran Dokter Edo
12
Menyetujui Kesepakatan
13
Panggilan Sayang
14
Surat kontrak
15
Perdebatan
16
Mengenal Belut Listrik
17
Tugas kedua
18
John Mayer
19
Perintah Edo
20
Hampir Saja
21
Kemampuan Telepati
22
Meminta Izin
23
Tidak Bisa Melupakan Begitu Saja
24
Panggilan Telepon
25
Permintaan Tuan Richard
26
Rencana Pindah
27
Penjelasan Edo
28
Tempat Tinggal Baru
29
Cemburu
30
Nasib Arasya
31
Jangan Rubah Takdirku, Tuhan!
32
Perlakuan Dingin Elma
33
Bertemu John
34
Keputusan Edo
35
Rencana Elma
36
Kangen?
37
Semakin Salah Faham
38
Wawancara
39
Sakit Hati
40
Elma Juga Mencintainya!
41
Ungkapan Cinta
42
Malu
43
Di dalam Pesawat
44
Kesal
45
Bertemu Mami
46
Kedatangan Tamu
47
Rencana Pernikahan
48
Kekhawatiran yang Berujung Penyiksaan
49
Aksi Gila Edo
50
Kemarahan Mama Edo 1
51
Kemarahan Mama Edo 2
52
Status Baru
53
Kebahagiaan
54
Perlakuan Manis Elma
55
Jadwal Kembali
56
Rencana Elma
57
Permintaan Edo
58
Tidak Akan Memberi Maaf
59
Kembali Tergoda
60
Perubahan Elma
61
Meminta Hadiah
62
Pulang Lebih Awal
63
Pulang lebih Awal 2
64
Bab. 63 Ajuan Gugatan Cerai
65
Anniversary
66
Pernyataan Cinta
67
Ke Rumah Sakit
68
Positive Hamil
69
Pertengkaran
70
Kesepakatan
71
Lupa Kesepakatan Perjanjian
72
Membuatkan Nasi Goreng
73
Rencana John & Siasat Edo
74
Tangisan Pilu Elma
75
Pengumuman
76
Bekas Bibir di Kemeja
77
Pergi
78
Mencari Elma
79
Diculik
80
Hasutan John

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!