Seorang gadis menggeliat dari tidurnya, dia meraba-raba sisi sampingnya karena merasa seperti ada yang membelit tubuhnya. Kepalanya terasa sangat pening, dia mencoba menyesuaikan matanya dari cahaya yang sedikit mengganggu penglihatannya.
Sekujur tubuhnya terasa sakit, apa yang terjadi dengannya? Lea masih belum mengingat dengan kejadian yang baru saja terjadi. Lea sedikit mengernyit mencoba mengingat-ingat apa yang baru saja terjadi, kepingan-kepingan ingatan mulai muncul.
Deg.
Seketika Lea membelalakkan matanya setelah berusaha mengingat-ingat tindakan yang baru saja ia lakukan.
Pandangannya mulai menyapu pada ruangan di sekitarnya.
Deg.
Hatinya bergejolak tak karuan saat menyadari bahwa dirinya berada di dalam sebuah kamar namun bukan miliknya.
Lalu pandangannya tertuju lagi pada laki-laki yang sedang membelit tubuhnya.
Deg.
Dunianya seakan-akan runtuh setelah berhasil mengingat aktifitas yang baru saja ia lakukan. Lea telah melakukan perbuatan terlarang yang seharusnya tidak pernah ia lakukan sebelum waktunya.
Air matanya mulai menetes jatuh mengaliri pipi tanpa suara. Apa yang baru ia lakukan?
Dia sudah melakukan kesalahan besar. Mungkin bagi sebagian orang tak terlalu mementingkan keperawanan, tetapi Lea tetap menjaga baik hal itu.
Tapi akibat kecerobohan nya, dia kehilangan hal paling berharga dalam hidupnya.
Dia sungguh tak pernah mengira dengan apa yang baru saja terjadi.
Ini bukan salah John, dia masih ingat dengan jelas saat mereka melakukannya adalah karena kemaunnya sendiri.
Entah mengapa tubuhnya tiba-tiba terasa panas dan bereaksi tidak wajar. Dia sangat membutuhkan sentuhan dari seorang pria, maka dari itu dia meminta John menyentuhnya, bahkan Lea sendiri sampai menggoda John.
"Astagaaaa ... Ya Tuhan, apa yang telah ku lakukan? Bagaimana cara ku mengatakan hal ini pada orang tua ku? Mereka pasti sangat kecewa bila mengetahui hal ini. Apa aku lebih baik menyembunyikan hal ini dari mereka?" Lea terus bergumam sendiri sembari menimang-nimang langkah tebaik yang harus diambilnya.
"Ya, lebih baik aku harus menyembunyikan hal ini dari mereka. Aku tidak ingin membuat mereka kecewa." Putus Lea mantap.
Dia tidak ingin terlalu berlarut-larut dalam kesedihan, dia terus menguatkan hati agar mencoba ikhlas dengan apa yang baru saja dilakukannya.
Tidak apa kehilangan mahkota ku, toh yang ambil juga orang yang paling aku cintai. Gumam Lea dalam hati untuk menyemangati diri sendiri.
Seiring dengan pergerakan Lea, orang yang tadi membelit tubuhnya menggunakan tangan kekarnya itu menggeliat, Lea berhasil mengusik tidur laki-laki itu.
"Hai, sayang. Sudah bangun?" Sapa John dengan suara serak khas bangun tidur.
John menampilkan senyum manis pada Lea lalu mengecup bibir semerah ceri itu lalu berkata. "Thanks ... udah kasih sesuatu yang paling berharga buatku." Kata-kata yang di lontarkan John bagaikan seorang pemuda baik-baik yang baru saja mengambil mahkota seorang wanita dan siap bertanggung jawab. Cih, benar-benar pembohong yang ulung!
Lea menampilkan senyum palsu, meski bibirnya tersenyum tetapi tak dapat dipungkiri dia merasa menyesal dengan apa yang baru saja perbuat. Karena perbuatannya kali ini sangat berdampak bagi masa depannya.
"Ada apa? Apa kamu menyesal?" Tanya John lembut. Rupanya laki-laki itu tahu kegundahan yang dialami kekasihnya saat ini.
Lea memilih diam, tak menjawab sepatah kata pun, dia terlalu ragu untuk mengatakan kalau dirinya menyesal telah melakukannya. Disisi lain dia tak ingin membuat kekasihnya marah apalagi sampai menjauhinya.
"Sayang, jangan bersedih seperti itu. Aku akan bertanggung jawab dengan perbuatan ku, aku janji." Kata John terlihat bersungguh-sungguh. Tangannya meraih satu tangan Lea untuk digenggamnya lalu memberikan beberapa kecupan di sana.
Lea tak bisa menyembunyikan senyum, dia bahagia mendengar penuturan sang kekasih. Akhirnya dia bisa hidup bersama John selamanya.
"Janji akan tanggung jawab?" Tanya Lea memastikan. Jari kelingkingnya ia acungkan di depan John.
"Hm ... I'm promise." Kata John sembari menautkan kelingkingnya pada Lea. John menatap lembut Lea, membuat wanita itu sangat bahagia mendengarnya.
.
.
.
Hari-hari berlalu, hubungan Lea dan John semakin mesra. Mereka sering melakukan hubungan intim dan Lea pun tak menolaknya.
Seperti layaknya pasangan suami-istri, namun sayangnya mereka belum memiliki ikatan apapun selain sebatas sepasang kekasih.
Janji manis yang sering dilontarkan John, membuat Lea semakin percaya bahwa John adalah laki-laki bertanggung jawab dan setia padanya.
Namun terkadang pula Lea dibuat takut dengan sifat keras John. Selama ini John sering memaksa Lea untuk berhubungan intim bila dia sedang menginginkannya tak peduli di mana pun tempatnya.
Mau tak mau Lea menuruti keinginan sang kekasih karena takut membuat kekasihnya marah apalagi sampai meninggalkannya.
Sebulan berlalu, hubungan antara John dan Lea masih sama. Namun tidak tahu kenapa, lea merasa akhir-akhir sifat John berubah menjadi lebih dingin.
Biasanya John meminta Lea untuk untuk memenuhi hasratnya setiap hari lebih dari satu kali. Tapi entah mengapa sudah tiga hari ini John tak memintanya.
Lea berusaha menepis perasaan takut dalam hatinya. Dia tidak ingin terlalu mencurigai John, karena Lea tahu John sangat tidak menyukai wanita yang posesif padanya.
Lea membiarkan John bersenang-senang dengan teman-temannya asal masih dalam batas wajar. Dan yang selama ini Lea tahu, John biasa-biasa saja bila bertemu teman-teman nya.
Dia tidak akan melakukan hubungan intim pada wanita lain, itu yang Lea tahu.
Tetapi kali ini Lea merasa ada yang berbeda, sejak tadi pagi dia belum melihat John. Bahkan selama tiga hari ini dia jarang sekali berinteraksi dengan pacarnya.
Lea khawatir terjadi sesuatu dengan kekasihnya.
Kebetulan sekali, jam menunjukkan waktu istirahat pertama. Guru yang sejak tadi berbicara di depan white board sudah keluar. Lea buru-buru memasukkan alat tulisnya lalu keluar kelas.
Tujuan pertamanya yaitu menuju kelas John yang terletak di seberang gedung. Jalanan tampak ramai karena saat ini sudah menunjukkan waktu istirahat.
Lea terus menyusuri lorong itu dengan langkah sedikit lebar supaya cepat sampai ke ruangan John.
Kelas demi kelas ia lewati hingga dia berhenti tepat di depan pintu bertuliskan Twelfth grade(seniors).
Lea tampak ragu untuk masuk, kepalanya sedikit menyembul untuk melihat anak-anak di dalam.
Kelas itu tampak sepi, sepertinya para siswa juga sedang pergi ke kantin.
Saat ingin berbalik, tiba-tiba saja Indra pendengarannya menangkap suara desaahan di dalam kelas.
Lea tak ingin melihat, tetapi saat pandangan matanya kembali masuk ke dalam kelas dia seperti mengenal sosok laki-laki yang sedang membelakanginya. Terlebih jaket denim yang di pakai laki-laki itu benar-benar mirip milik kekasihnya.
Jantung Lea bergemuruh hebat saat menyadari laki-laki yang sedang bermain dengan anak perempuan di atas bangku adalah kekasihnya.
Ingin sekali dia berlari maju untuk menghentikan kegiatan mereka, tetapi Lea terlalu lemah. Dia takut John akan marah dan meninggalkannya. Sedangkan masa depannya hanya bergantung padanya, laki-laki yang sudah mengambil mahkota berharganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Dewi Zahra
hati hati sama Jon Lea
2023-01-10
0
maya
aku mampir nih, terimakasih udah mau berteman dengan aku Thor. ceritanya cukup bagus Thor, semangat terus 😁😁😁
2022-12-26
0
𝐂𝐋𝐈𝐅𝐅💋🅁🄸🄽🄰👻ᴸᴷ
bru pacaran sdh main kasar aplg sdh menikah bahaya😔
2022-12-22
0