"oh sial, apakah si bajingan itu memanggilku."ucap Amberly dengan suara yang kecil.
Tapi sepertinya Amberly lupa kalau ia sekarang sedang berada di antara orang orang yang telinganya dilatih untuk peka terhadap suara yang kecil.
Punggung piston yang tadi menghalangi orang orang melihat Amberly pun hilang sehingga semua mata tertuju pada perempuan berkaos hitam itu.
"Bukankah lebih menantang jika target tembakan dia."Arm berkata dengan menyeringai.
'Apakah ini akhir hidupku?oh mulut kau benar benar pembawa celaka.'batin Amberly.
Piston yang mengerti maksud ucapan tuannya pun langsung membawa Amberly masuk dan berdiri di depan papan tembakan.
"letakkan apel ini diatas kepalanya."kata Kill, teman Arm. Ia melempar sebuah apel berwarna merah kearah piston dan ditangkap langsung oleh piston.
Piston meletakkan apel itu diatas kepala Amberly setelah itu berjalan kearah belakang Arm.
"Itu terlalu muda sobat, lebih menantang dengan mata tertutup."kata Kelly meletakkan sebuah sapu tangan berwarna hitam di meja yang ada di hadapan mereka.
Jarak antara Arm dan Amberly sekitar 20 meter dan itu bisa dibilang cukup dekat untuk Arm tapi dengan mata tertutup apakah ia bisa tepat mengenai apel itu atau mengenai yang lain.
Siapa yang tau?
Amberly mencoba tetap tenang, ia menatap kearah Arm yang juga menatap dirinya.
Amberly tidak mengeluarkan suara apapun tapi jika kalian bisa mendengar suara hatinya maka kalian akan mendengan begitu banyak umpatan disana.
Arm tersenyum miring dan mengambil kain hitam itu, ia masih terus menatap Amberly sampai warna hitam menghalangi pandangannya.
Kain hitam itu sudah terikat di kepala Arm lalu lelaki itu berdiri dan mengambil pistol diatas meja dan mengarahkan kearah Amberly.
hening
'menarik.'
Dor
tepat sasaran.
Amberly tak berkedip sama sekali ia masih tetap di posisinya menatap kearah Arm sampai akhirnya manik mata kelabu itu kembali terlihat ia masih tetap menatapnya.
"Dia sedikit menarik, Arm."bisik Kill di telinga Arm.
"Pergilah."tanpa mempedulikan bisikan Kill arm berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.
'benar benar mirip.'
.
.
Dor Dor Dor
Entah sudah beberapa banyak peluru yang di habiskan oleh Amberly dan dia tidak juga mengenai titik merah itu bahkan hanya berjarak sepuluh meter darinya.
"Apakah kau akan menghabiskan semua peluru nona."kata seseorang pria yang bernama Riko dengan nada mengejek.
"Bahkan dengan jarak yang tidak terlalu jauh."lanjut Riko lagi.
Tatapan tajam Amberly langsung menoleh kearah Riko.
"Urus saja urusanmu."kata Amberly dan kembali berlatih menembak.
hingga setengah jam berjalan, di tembakan terakhir barulah mengenai titik merah itu. Amberly meletakkan pistolnya dimeja dan mengurut dahinya yang terasa pusing.
"Ayo."Piston yang sedari tadi memperhatikan Amberly pun berdiri dan berjalan keluar, Amberly menghela nafas lelah tapi tetap mengikuti Piston.
Kembali Piston menjelaskan ruangan ruangan yang ada di lantai tiga tersebut, hingga mereka sudah berada diujung lorong tersebut.
Piston membuka pintunya, mata Amberly membulat melihat pemandangan yang ada di dalam sana.
Ada tiga orang satu perempuan dan dua laki laki dengan tangan dan kaki mereka diikat, lalu mereka didorong ke sebuah kolam renang yang Amberly pikir itu sangatlah dalam.
"Ini benar benar keterlaluan."kata Amberly.
Piston berbalik dan menatap dalam Amberly.
"Di dunia hitam ini ada satu yang harus kau ingat, membunuh atau dibunuh , berhasil hidup atau gagal mati."
.
.
.
bersambung
salam hangat dari author 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Tatik Wae
dunia mafia...
2024-04-28
0
Baihaqi Sabani
mmyeramkn.....
2022-08-28
0