"Kamu tidak berkerja lagi dengan nona Zika, Amberly."ucap Gio ada Amberly di taman mansion.
Amberly mengalihkan pandangannya ke arah Gio, ia mengangkat satu alisnya tidak mengerti.
"Kamu masih di ragukan oleh tuan Arm dan untuk menjaga nona Zika di luar mansion tuan Arm tidak mengizinkannya."ucap Gio yang mengerti arti dari tatapan mata Amberly.
"Baiklah, jadi setelah ini tugasku apa?"
"Kemungkinan tugas kamu hanya menjaga mansion dan sesekali menjadi umpan untuk mengelabui musuh. Mungkin terdengar sadis tapi itulah yang sebenarnya, bodyguard wanita di mansion Altarik pasti pernah menjadi umpan misi tuan Arm karena menurut tuan Arm perempuan adalah makhluk yang bisa membuat siapa saja terkecoh."
"Tuan Arm benar, perempuan adalah penipu yang sangat handal." Ucap Amberly tersenyum smirk.
.
.
.
"Kamu apa kabar Amberly?" Tanya rose yang kemudian duduk dihadapan Amberly.
Saat ini mereka berada di meja makan sedang menyantap makanan masing masing.
"Aku baik, kamu? Lama juga ya kamu bertugas aku jadi bosan sendiri aja disini."ucap Amberly cemberut.
"Iya karna misinya diluar negri jadi harus lebih lama lagi pula cuman tiga hari kok. Oh iya, nona Zika sudah memimpin perusahaan ekspor ya?" Tanya rose sambil memakan ramennya, makan ramen malam malam benar benar kenikmatan yang sempurna.
"Iya, sehingga aku nggak ada tugas disini, aktivitas ku cuman olahraga dan sesekali membaca buku, sungguh membosankan sekali." Ucap Amberly lalu meminum air putih karena ia sudah selesai makan.
"Orang kalau kerja cuman santai santai senang kamu malah meras bosan, aneh." Ucap Rose lalu menyeruput mienya.
Amberly terkekeh mendengar ucapan rose.
"Mungkin aku tipe perempuan aneh itu."
"Ya sepertinya begitu dari awal aku bertemu kamu, aku merasa kamu memang aneh, mana ada orang yang mau jual diri kepada cowo hidung belang mungkin cuman kamu orangnya."
"Kamu salah Rose coba buka matamu, diluar sana orang melakukan segala hal untuk mendapatkan keinginannya dan menjual diri hanya hal kecil bagi mereka, yang terpenting tujuannya tercapai." Ucap Amberly lalu menghabiskan air putih yang ada di gelasnya.
Rose menghentikan menyeruput kuah ramennya, ia meletakkan mangkok itu dan mengelap mulutnya dengan tangannya.
"Ya kamu benar, aku terlalu berfikir positif terhadap segala sesuatu di luar sana. "
"terkadang aku merasa tempatku bukanlah disini tapi terkadang aku juga merasa mungkin disinilah tujuan hidupku." Setelah mengatakan itu Rose termenung menatap ke arah mangkuk ramennya.
"Jangan buat otak membuat tujuan hidupmu dan juga jadikan hati menjadi patokan hidup, hati dan pikiran adalah dua hal yang harus tetap sejalan"
Rose mengangkat kepalanya menatap Amberly menunggu kelanjutan ucapan wanita itu.
"Mungkin ada sebagian orang yang tetap mencapai tujuannya dengan mengandalkan hati tapi apakah kamu memiliki hati setegar mereka yang menerima segalanya dengan ikhlas."
Amberly tampak menghela nafas panjang setelah mengatakan hal itu.
"Hidup ini jauh lebih kejam dari yang selama ini kau lihat rose, mulut manusia lebih menyakitkan dari pada tembakan peluru yang biasa tampak di mata kita."
Setelah mengatakan itu Amberly langsung berdiri dan mengangkat mangkuk dan gelas yang dia gunakan tadi, berjalan meninggalkan rose yang masih terdiam menatap punggung Amberly yang semakin lama semakin menghilang.
Dan tanpa ada yang menyadari sebulir air mata jatuh di pipi wanita itu.
.
.
.
Bersambung
Jangan lupa like dan vote ya 🙂
Salam hangat dari author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
denisa ajja
padahal menuru aku ini karya yg bagus, tpi ko yg like sepi ya!
2022-12-29
0