Ada banyak hal yang tidak diketahui oleh Rain, mulai dari dimana orang tuanya dikuburkan, apa pekerjaan kakaknya, kenapa kakaknya terus berpergian dan pasti pulangnya setelah bertahun tahun.
"Atau mungkin kita bisa mencari letak dari kuburan orang tuamu terlebih dahulu, bukankah dari dulu kamu sangat ingin mencari tau rahasia keluargamu, aku rasa ini sudah waktunya kamu keluar dari zona nyaman dan mulai membuka semuanya."ucap Alexia memegang kedua tangan Rain, ia menatap dalam mata Rain mencoba meyakinkan.
"iya, tapi aku takut dengan kenyataan yang mungkin akan lebih menyakitkan."ucap Rain lalu menunduk.
Alexia memegang kedua bahu Rain.
"Akan lebih baik kamu mengetahui dari pada terus bergelud dengan kemungkinan kemungkinan yang otak kamu berikan."
Rain kembali menatap Alexia, otaknya membenarkan apa yang dikatakan Alexia tapi hatinya seperti mencoba untuk menghalanginya.
"Jika kamu tidak mencobanya maka kamu tidak akan tau hasilnya."
Rain menarik nafas panjang dan menghembuskan, mungkin memang sudah saatnya ia mencari tau, bulan depan umurnya sudah 17 tahun dan mungkin ini akan jadi kado terindah untuk dirinya sendiri, lagi pula ia sudah mengikuti ujian Akhir sekolah sehingga ia memiliki banyak waktu untuk mencari tau.
"Baiklah, mungkin memang sudah saatnya aku mencari tau."
Rain berjalan menuju lemarinya, membuka dan mengobrak Abrik mencari sesuatu. Setelah sepuluh menit mencari akhirnya ia dapat.
Rapor Sekolah Menengah pertama miliknya, biasanya ia tidak akan memperhatikan biodata yang ada di hal pertama rapor tapi hari ini itu serasa hal yang paling penting untuknya.
Rain dan Alexia menyerngit ketika tidak ada nama ayah di rapor itu.
"Kenapa tidak ada nama Ayah mu disini, jika ayah dan ibumu meninggal karena kecelakaan pasti kakakmu tau kan nama ayah kalian."ucap Alexia.
Tidak hanya Alexia, Rain juga ikut bingung.
"Apa aku bukan adik kandung kakak ya?"pertanyaan itu tiba tiba keluar begitu saja dari bibir Rain.
"Tidak mungkin kalian tidak bersaudara sedangkan wajah kalian saja mirip."
Yang diucapkan Alexia memang benar, jika orang melihat Rain dan kakaknya Berlyn pasti orang berpikir kalau mereka adik kakak.
"Tapi, ini…"
"Kamu tidak usah berpikiran macam macam dulu, untuk saat ini kita memiliki nama lengkap ibumu dan aku akan mencari tau tentangnya."kata Alexia.
Rain hanya mengangguk saja menatap kearah Alexia sebentar lalu beralih menatap biodatanya.
'Leonard da Keylix.'
.
.
**Verona, Italia**.
Arm duduk di sebuah sofa single dengan salah satu kali berada di atas kaki yang lainnya serta kedua tangan saling menggenggam diatas lutut, menunggu sesuatu.
Dan dari balik tembok yang ada di belakangnya terdengar suara jeritan kesakitan yang begitu keras tapi meskipun begitu tidak membuatnya terkejut karena ini sudah menjadi hal yang biasa untuknya.
Setelah beberapa saat suara itu tak ada lagi dan semuanya menjadi hening.
Ceklek
pintu yang ada di belakang Arm terbuka dan keluarlah gio dari sana sambil mengelap tangannya yang berlumuran darah.
"Tak ada yang membuka mulut tapi orang yang terakhir mengatakan sesuatu tapi tidak jelas."ucap Gio lapor pada Arm.
"Apa?" Arm menatap tajam ke arah Gio.
"**Leo**, hanya itu yang dapat saya dengarkan sedangkan kata berikut yang dia ucapkan tidak jelas lagi."
Arm menghembuskan nafas pelan, jari jempol tangan kanan mengelus sebuah cincin yang ada di jari telunjuk sebelah kiri tangannya
'Leo.'
.
.
.
bersambung
salam hangat dari author 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
singa betina
ni kpan up lg thor..q menunggu mue
2022-09-01
0
ziyad keren
love it
2022-08-28
0
Baihaqi Sabani
pnuh misteri.....pas sprti genre y....lnjut thor....jgn lma2
2022-08-28
0