Kedua tangan Amberly terikat kuat begitu juga dengan kakinya, saat ini dia berada ditepi kolam renang dengan dua orang laki laki di sampingnya persis seperti yang dia lihat tadi.
Debaran jantungnya benar benar menggila memikirkan kemungkinan yang terjadi.
"Latihan ini melatih kecepatan berfikir dan gerak tubuh kalian juga melatih daya tahan kalian di dalam air."ucap Piston dari belakang.
"Saat kalian bertugas di luar kita tidak tau apa yang bisa dilakukan musuh terhadap kita karena itulah kecepatan berfikir sangat dibutuhkan."lanjut piston.
"Tiga."
"Dua."
Amberly memejamkan matanya mencoba tetap tenang.
"Satu."
Ketiga orang itu langsung didorong ke dalam Air.
Mata Amberly langsung terbuka saat ia sudah berada di dalam air, ia mencoba membuka ikatan tali ditangannya tapi sekeras Amberly mencoba ikatan itu tak juga lepas.
Jika ikatan itu berada didepan mungkin masih bisa tapi masalahnya tangannya diikat dipunggung membuat dia merasa kesusahan.
Satu menit berlalu.
kedua lelaki yang di sebelah Amberly sudah naik kepermukaan, karena sudah terlatih makanya mereka dapat menyelesaikan dengan cepat.
Dua menit berlalu
Semua yang ada ditempat itu mulai menatap kearah kolam.
Tiga menit berlalu
Piston langsung melompat kedalam air mencari Amberly dan dapat terlihat jika Amberly sudah pingsan.
.
.
Makan malam sudah selesai dan waktunya untuk para bodyguard untuk beristirahat, tapi tidak untuk Amberly.
Saat ini wanita itu sudah berada di taman yang terletak di lantai dasar mansion tersebut.
Amberly mengambil sebatang rokok dan meletakan diujung bibirnya lalu mulai menghidupkan korek api tapi sudah beberapa kali ia mencoba itu tak kunjung mengeluarkan api.
Rokok itu berpindah ke antara jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan Amberly.
"Tidak bisakah kesialan ini hilang dihidupku."kata Amberly kesal.
Tiba tiba sebuah tangan yang memegang korek api tiba dihadapannya, sekali tekan korek api itu langsung mengeluarkan api.
Amberly langsung mendekatkan ujung rokoknya ke api itu.
Amberly kembali meletakan ujung rokoknya ke bibirnya dan tak lama ia melepaskannya kepulan asap mulai keluar dari mulut mungil dan juga hidung itu.
"Waktu aku pertama kali disini Aku juga mengalami hal yang kamu rasakan." lelaki itu mulai berbicara.
"hmmm." Amberly kembali menyesap nikotin itu.
"Setelah sebulan kamu akan terbiasa dengan ini."lanjut lelaki itu.
"Kau tau Gio, selain kesal aku juga merasakan sakit hati disini, begitu banyak hal yang tidak biasa bagiku."ucap Amberly.
"Ya tapi jika kau sudah masuk aku rasa kau akan susah untuk keluar karena disini tidak disediakan jalan keluar." Gio menatap kearah bulan yang tampak begitu sempurna malam ini.
Amberly terkekeh mendengar ucapan Gio. Gio yang mendengar Amberly ketawa pun langsung menatap kearah Amberly.
"Bukankah masih bisa lewat pintu masuk."kata Amberly sambil tersenyum.
Gio tersenyum lalu menunduk mendekatkan wajahnya kearah Amberly karena tubuh Amberly hanya sebahunya.
Sedangkan Amberly menengadahkan kepalanya sehingga wajah mereka terlihat sangat dekat.
"Tuan Arm sedang melihat kita di jendela di arah pukul lima."kata Gio.
Amberly terkekeh mendengarnya lalu ia semakin mendekatkan wajah mereka sehingga hanya berjarak beberapa senti saja.
"Jadi haruskah kita berciuman sekarang."
.
.
.
Arm mengepalkan tangannya saat melihat kepala bodyguardnya sedang berduaan dengan perempuan yang semalam dia bawa.
Ia langsung pergi saat melihat kedua orang disana berciuman.
.
.
.
bersambung
salam hangat dari author 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Baihaqi Sabani
hihihihihi....tuan arm kyy cmburu nih😆😆😆😆
2022-08-28
0