Seperti biasa setelah menyelesaikan aktivitas rutin pagi Amberly langsung pergi menuju kamar nona Zika. Tidak seperti biasanya hari ini ia pergi sendiri karna Rose sedang melaksanakan suatu misi dengan bodyguard yang lain.
ceklek
Amberly berhenti tepat di pintu kamar Arm dan tak lama pemilik kamar itu muncul.
Mata hitam kelam milik Amberly bertatapan langsung dengan mata kelabu Arm.
"Selamat pagi tuan."ucap Amberly sedikit membungkukkan badannya.
"hmm." setelah berdehem Arm langsung meninggalkan Amberly yang masih terdiam di depan kamarnya.
.
.
"Kemarin kakak menyuruhku untuk mulai belajar memimpin perusahaan karna umurku sudah dua puluh tahun dan kakak rasa aku harus bisa memimpin perusahaan."ucap nona Zika curhat bersama dengan para bodyguard nya.
Amberly sedikit termenung mendengar ucapan nona Zika.
"Mungkin yang tuan Arm bilang itu benar, nona harus mulai belajar memimpin perusahaan karena tuan Arm pasti tidak akan bisa terus menghandle seluruh perusahaan ditambah lagi perusahaan keluarga Altarik sangat banyak cabangnya."ucap salah seorang bodyguard.
"Kalau menurut kamu gimana Amberly, karena kamu yang paling tua disini bagaimana pendapat kamu tentang ini?"tanya nona Zika pada Amberly yang sedari tadi hanya diam.
Diantara para bodyguard nona Zika memang Amberly lah yang paling tua, umur Amberly tahun ini sudah masuk tiga puluh lima tahun.
"kalau menurutku pun sama, mau tak mau anda akan tetap berubah dan kalau tidak sekarang suatu saat nanti anda juga akan berubah menjadi lebih dewasa serta diberi tanggung jawab."ucap Amberly.
"Kalian benar juga, mungkin sudah saatnya aku berhenti bermain main aku harus belajar lebih dewasa dan mulai untuk belajar memimpin perusahaan."ucap Nona Zika yang mulai semangat.
"Tapi kamu harus selalu mengikuti aku ya Amberly, kamu akan tetap jadi bodyguard aku dimana pun aku berada atau mungkin kamu jadi asisten aku saja."
Nona Zika sangat menyukai Amberly, walau pun Amberly baru menjadi bodyguardnya seminggu tapi ia sudah menyukai Amberly dan menganggap Amberly seperti kakaknya sendiri.
"Kalau tuan Arm izinkan maka saya akan tetap di samping nona."ucap Amberly kalem walau dihatinya sebenarnya ia ingin lepas dari nona Zika.
.
.
.
Arm menatap sekilas ada tuan Adrian lalu kembali melihat ke papan catur yang ada di tengah tengah mereka.
"Kamu yakin perempuan itu tidak akan membuat masalah di mansion?"ucap Tuan Adrian lalu ia meletakan bidak ratunya paling ujung di sebelah kiri wilayahnya.
"Dia tidak akan membuat masalah disini."ucap Arm menjalankan kudanya.
"Kau tau Arm ketika salah satu bidak musuh masuk ke wilayah mu meskipun dia cuman anak bidak kamu harus tetap hati hati karena kamu tidak tau apa yang ada dibelakangnya dan kamu tidak tau apa yang dipikirkan oleh orang yang menjalankan bidak ini semua."ucap Tuan Adrian lalu ia mengalihkan pandangannya ada Arm yang juga menatapnya.
"Baiklah aku akan mencari tau lebih dalam tentang dia dan aku akan pastikan apakah dia musuh kita atau tidak."ucap Arm lalu berdiri dari duduknya.
"Ayah dapat melanjutkan permainan ini dengan paman Sam karena aku harus ke perbatasan sekarang."Arm membungkukkan badan sedikit lalu berbalik meninggalkan tuan Adrian yang masih menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.
.
.
.
bersambung
jangan lupa like dan vote ya 🙂
salam hangat dari author 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments