Tak terhenti sampai disitu, sekarang mereka menemani nona Zika menonton film yang entah putaran ke berapa ini, karena dari tadi mereka terus memutar ulang flim itu.
Jika flim romansa yang menceritakan kisah cinta yang berakhir bahagia mungkin tak apa, tapi masalahnya ini flim ber-genre horor yang bahkan akhir flimnya hanya satu tokoh utama yang hidup.
Sehingga beginilah Amberly jadinya, duduk paling belakang sambil menyelimuti tubuhnya dengan selimut yang ada di kamar nona Zika.
Dan untuk keempat kalinya flim itupun tamat.
"Eh tadi warna pagar rumahnya apa ya? siapa tadi nama pamannya ya? Rudi nggak sih namanya, Rose?"Ucap nona Zika sambil bertanya kepada Rose yang ada di sebelahnya.
"Iya nona."rose hanya mengangguk saja.
"iya nggak sih, Amberly?"tanya Nona Zika lagi karena masih ragu.
'Demi menara Pisa yang masih miring, Aku sudah lelah dengan pertanyaan semacam ini sedari tadi, kenapa dia harus seteliti itu kalau menonton film.'batin Amberly ingin menangis.
"Bukankah sekarang waktunya tidur nona, lihatlah sudah pukul sepuluh. kata tuan Arm kemarin anda harus tidur pukul sepuluh nona."bukannya menjawab Amberly malah mengalihkan topik agar nona muda Altarik itu bisa berhenti menonton film sialan ini.
"Benarkah kakak mengatakan itu? kenapa dia tak mengatakan langsung kepadaku? dia sudah lama tak mengobrol denganku."ucap Nona Zika diawal ucapannya ia tampak antusias tapi diakhir kalimatnya ia sedikit sedih mengingat kesibukan kakak satu satunya itu.
Perbedaan umur antara nona Zika membuat keduanya sudah untuk mengobrol. Saat nona Zika lahir umur Tuan Arm sudah 17 tahun dan sekarang umur Arm sudah 37 tahun.
Bahkan nona Zika saja baru bertemu dengan tuan Arm sekitar tiga tahun yang lalu, saat ia ulang tahun di umur 17 tahun. Hal itu disebabkan karena kesibukan Arm dalam mengurus bisnis dan juga memimpin organisasi mafia yang diturunkan pada Arm oleh ayahnya.
"Iya… dia mengatakan nona Zika harus selalu menjaga kesehatannya, jangan terlalu banyak nonton film karna merusak mata dan jangan selalu bergadang kata tuan Arm."ucap Amberly menyakinkan.
"Oh baiklah, karena ini perintah kakak aku akan segera tidur, kalian pergilah."
Lima orang bodyguard yang ada di ruangan itu langsung menghela nafas lega dan buru buru keluar.
"Akhirnya bisa keluar juga dari ruang penyiksaan itu."
.
.
Seperti biasa Amberly akan menghabiskan satu jam untuk menikmati suasana malam di taman dengan sebatang rokok untuk menghangatkan dan juga merilekskan tubuhnya.
'bagaimana keadaan mu saat ini sayang? percayalah aku melakukan semua ini demi kamu.'lirih batin Amberly menatap kearah bulan.
Ada banyak hal yang tak perlu diceritakan dalam hidup dan mungkin menyimpannya dengan rapi menjadi alternatif yang bagus agar tak ada yang merasa tersakiti atau menyakiti.
"Apakah pelangi sudah berpindah tempat?"ucap seseorang dari belakang Amberly sambil menyentuh rambut pelanginya.
(anggap saja dengan latar di sebuah taman)
Amberly membalikkan badannya dan menatap Arm dengan tatapan tajam.
"Kamu tau ini semua karena adik mu yang sangat sangat baik itu, lihatlah rambutku yang hitam bagus berubah menjadi seperti ini, lihat apakah ada orang yang akan hidup dengan rambut seperti ini, benar benar buruk."gerutu Amberly sangat sangat kesal.
Arm hanya tersenyum tipis melihat itu.
.
.
.
bersambung
salam hangat dari author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments