Mata kelabu milik Arm bergerak kekiri dan ke kanan membaca setiap kata yang ada pada kertas digenggamannya.
"ini seperti sebuah kebetulan yang tidak di sengaja."uca Arm mengambil sebuah foto dalam map yang ada di atas meja kerjanya.
"Apa hubungan aku dengan dia dan mengapa dia selalu hadir dalam mimpi ku?"tanya Arm pada dirinya sendiri karena yang ada di dalam ruang kerjanya hanya dia sendiri.
Arm menatap foto itu lama hingga akhirnya ia meletakkan foto itu ke dalam map.
Ada banyak hal di dunia ini yang semakin lama akan hilang di ingatan kita dan ketika kita ingin mengingatnya ia hanya terletak di sudut ingatan di tempat yang usang dan mungkin sudah berdebu karena sudah terlalu lama tidak di ingat.
.
.
.
Semilir bunyi angin yang bergesekan dengan dedaunan mengantarkan nyanyian pagi di tepi danau, bau tanah yang masih segar di padukan dengan kicauan burung yang seperti alarm pagi disana.
Di sebuah tempat duduk yang berada tepat di tepi danau itu duduk lah seorang gadis dengan mata menengadahkan kepalanya ke atas.
Bagai benang kusut yang di luruskan kembali tapi bagaimanapun mencoba benang itu tetap saja tidak akan kembali ke bentuk semula.
setetes cairan bening mengalir dari mata gadis itu.
Putaran masa lalu bagai flim rusak yang terus berputar tak pernah habis hanya berputar di situ atau bahkan tidak berlanjut lagi.
Kenyataan yang harus di terima ternyata lebih menyakitkan dari pada khayalan khayalan yang selama ini ia pikirkan.
ya! sangat menyakitkan.
"Terkadang pemikiran kita yang membuat kita menjadi bodoh di dunia ini."suara seorang pria tiba tiba terdengar dari samping gadis itu.
Tanpa ia sadari ada seseorang yang duduk di sampiisedaei tadi dan mungkin menatap ia yang menangis.
"Ibu ayam saja tak membiarkan bahaya mendekati anaknya, ia pasti akan mematuk bahkan mungkin mengejar orang yang ingin mencelakakan anak anaknya."ucap lelaki itu lagi.
"Banyak orang berfikir pendek tentang seseorang yang membuat dia merasa sakit akan pemikiran dia sendiri."lelaki itu seperti berbicara tentang keadaan gadis di sebelahnya.
Rain membuka matanya. manik kelabu dengan warna marah mengelilinginya mungkin karena sudah lama menangis.
"Dan tidak semua orang bisa memahami perasaan orang lain, dia tidak tau sesakit apa yang dirasakan orang itu."ucap Rain.
"Kau tidak kuat, kau terlalu lemah dengan kehidupan mu sendiri, kau tidak mau berjuang untuk mendapatkan kebahagian kamu sendiri, kamu selalu saja mengandalkan takdir yang diberikan Tuhan tanpa kamu sadari takdir itu bisa berubah jika kamu berusaha."
Rain mengalihkan pandangannya ke arah danau merasa ucapan orang di sampingnya memanglah benar.
"Kamu tidak akan mendapatkan apapun jika kamu tidak berusaha, seperti ke danau ini saja, jika kamu tidak bangun pagi dan berjalan ke danau ini, pasti kamu tidak akan bisa merasakan indahnya danau ini dikala pagi kan?"
"Dalam hidup ini ada perjuangan harus di barengi dengan pengorbanan baik itu pengorbanan berupa waktu, harta, atau diri sendiri dan lain lain."ucap lelaki itu.
Rain menatap kembali mata lelaki itu semakin lama ia menatap ia semakin merasa berbeda dan....
brukk
tubuh Rain ambruk di tubuh lelaki itu.
"**Dan dalam perjuangan ibumu, kaulah yang menjadi korbannya**."
.
.
.
bersambung
jangan lupa like dan vote ya 🙂
salam hangat dari author 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments