Setelah persetujuan dari Gilang, Gita langsung menghubungi Fara dan Anita. Mereka akan menyelidiki tentang Bayu yang sebrnarnya.
Dan weekend tiba mereka sudah bersiap untuk pergi ke jogja.
"Ajakin Vian nggak nih?" tanya Fara.
"Nggak usah, nanti dia ngadu sama Kak Gilang sama Raka." Ujar Gita.
"Benar juga, jadi ingat masalah kita mau dugem sebelum menikah." Kata Fara.
"Kalian kenapa nggak masuk. Jadi nggak nih?" Kata Raka.
"Iya..iya.'
Mereka berenam langsung berangkat malam agar bisa melihat sunrise, Gita yang masih ngantuk langsung tidur nyender di bahu Gilang.
"Udah ngantuk ya?" Bisik Gilang sembari mengusap rambut Gita.
"Iya. Makasih ya." kata Gita dengan mata yang sudah mulai terpejam rapat.
"Sama-sama."
Perjalana yang sangat panjang, mereka semua terlelap tidur. Hanya Pak Beni yang terjaga di temani sama Vian dan bergantian dengan yang lain.
Kumandang subuh sudah bergema, mereka sampai di depan hotel.
"Ayo...ayo... Kita turun." Kata Vian. Semua mata langsung terbuka kecuali Gita. Dia masih nyaman di pelukan Gilang.
"Sayang, udah sampai turun yuk." Bisik Gilang. Gita menggeliat, perlahan dia membuka matanya.
Mereka pun langsung ke kamar masing-masing. Gilang merebahkan tubuhnya yang sangat pegal selama perjalaan memjadi sandaran Gita.
Gita pun sama, meskipun sepanjang perjalanan tidur dia pun masih merasa ngantuk. Tubuhnya sama pegalnya, namun sebelum tidur kembali dia mengganti pakaiannya dengan daster yang lebih nyaman dipakai.
Mereka yang sengaja datang lebih awal untuk bisa melihat sunrise, nyatanya tak ada satu orang pun yang bangun. Mereka bangung ketika matahari sudah meninggi.
Gita menggeliat saat perutnya merasa lapar. Dia mulai mengerjapkan matanya, cahaya sudah sangat cerah.
"Eh.. Maraharinya udah nongol aja."
"Sayang bangun." bisik Gita di telinga Gilang. Gilang menggeliat dan membuka matanya lebar-lebar.
"Ada apa sayang?" Gilang memeluk Gita dengan memejamkan matanya kembali.
"Mataharinya udah tinggi." katanya.
"Eh.." Gilang melepas pelukannya lalu bangun. Dia melihar keluar yang langsung ke pantai.
"Nggak jadi nonton sunrise dong kita, mataharinya nongol nggak ngomong-ngomong." Gita berusaha bangun tapi kesusahan.
“Nggak apa-apa, masih bisa lihat besok. Nanti saja kita lihat sunset di pantai.”
“Baiklah, Sayang aku lapar.” Kata Gita sambil mengelus perutnya.
“OK, mau makan di luar atau disini?” Tanya Gilang sembari mendekati Gita.
“Di luar. Kak Bantuin Gita bangun susah banget.” Katanya
sambil berusaha bangun sendiri.
“Iya sayang,” Gilang membantu Gita bangun.
“Hah.. sebentar lagi sepertinya baby kita akan rilis.” Gita nyengir saat turun dari tempat tidur sembari memegangi perutnya.
“Sini biar aku pegangin?”Gilang memeluk Gita sebari sedikit
mengangkat perut Gita.
“Eh, mau bantuin apa modus nih?” Gita mencolek hidung Gilang.
“Beneran bantu loh, yuk makan.” Gilang melepaskan pelukannya lalu menggandeng tangan Gita.
Mereka keluar mencari makan, Gilang menarik kursi mempersilahkan duduk. Dia memesankan makanan kesukaan Gita.
“Gita..” Panggil Fara sambil menggendong Rafa.
“Hai.. sini-sini sayang.” Gita meminta Rafa untuk di gendongnya.
“Tadi jadi lihat sunrise?” tanya Fara.
“Nggak, baru bangun juga.”
“Wah.. sama dong. Capek banget, bangun-bangun karena perut
laper.”
“Sayang, makan ya tante suapin.” Gita menyuapi bubur milik
Rafa.
“Git, Vian sama Anita mana? Belum bangun mereka?” tanya Fara
sembari tengok kanan-kiri.
“Entah, gue belum lihat.” Gita masih sibuk menyuapi Rafa.
“Rafa dudukin di stoler aja Ta, Kita makan dulu.”
Mereka berempat lanjut sarapan meskipun sudah pantas jika disebut makan siang.
"Kemana nih si jomblo, kok nggak nongol apa masih tidur?" tanya Raka.
"Entah, coba aja telpon." saran Gilang.
Baru saja Raka menempelkan ponsel di telinganya, Vian dan Anita berjalan ke arah mereka.
"Halo, gue otw." Katanya sambil tersenyum saat Raka mengumpat karena melihatnya mendekat.
"Kalian darimana?" tanya Gita.
"Jalan-jalan." Kata Anita sembari duduk.
"Kok nggak ngajakin gue sih, percuma tahu nggak berangkat malam-malam biar bisa lihat sunrice di jogja eh malah keterusan."
"Nggak ngajak gimana, lihat noh panggilan di hp lo berapa." Vian ngegas.
"Lo telpon gue?" Kata Gita tanpa wajah berdosa.
"Cek aja hp lo."
"Hehehe... hp gue di kamar." Gita meringis.
"Ini terus mau kemana?" tanya Gilang.
"Ke pantai aja, habis itu kita shopping." Kata Fara.
"Gue setuju." Kata Gita.
"Gimana kalau berangkatnya sorean aja, ini panas banget." Vian menolak jika pergi di siang bolong.
"Gimana sayang?" tanya Gilang.
"Iya nggak apa-apa, kita rebahan aja atau jalan-jalan kecil di sekitaran sini." Kata Gita.
"Gue mau tidur dulu lah masih ngantuk juga." Vian memilih untuk tidur.
"Iyalah, gue juga mau tidur dulu. Masih nagntuk." Ujar Raka.
"Iya deh, kalian tidur saja dulu kita mau jalan-jalan di sekitaran sini saja." kata Fara sembari mengkode Anita sama Gita.
"Iya sayang, habis makan kamu tidur lagi saja. Nanti sore aku bangunin biar kamu fresh." Gita mengusap wajah Gilang yang masih terlihat sangat lelah.
"Iya sayang, kalau mau kemana-mana bilang."
"Iya sayang, palingan kita cari makan atau ke mall terdekat." Kata Gita.
"Fara, Anita jagain Gita ya, kalau capek atau apa telpon gue langsung."
"Benar tuh, takutnya brojol di jalan itu bayi."
"Siap komandan." jawab Fara dan Anita.
Setelah selesai makan para cowok langsung kembali ke kamarnya. Sedangkan cewek-cewek masih stay di tempat makan.
"Gimana kalau beraksinya sekarang. mumpung mereka pada tidur, dan Rafa juga tidur.' kata Fara.
"Boleh, kita naik taksi saja takutnya kalau sama Beni nanti ngadu lagi sama Kak Gilang." Ujar Gita.
"Ah..benar juga. Ayo sekarang siap-siap."
"Gue taruh Rafa ke kamar dulu ya." Fara bergegas ke kamar untuk menitipkan Rafa ke papanya.
Dia ingin beraksi tanpa kerepotan ngurus baby. Biar dia bisa bergerak bebas kalau seandainya harus adu jotos.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
PRSAHABATAN SEJATI...
2024-02-09
0
Uthie
seru 👍😂😂😂
2023-06-16
1
Sitihasanah Titi
Jangan2 bayu dah nikah lagi
2022-09-30
0